TANG6 0,596
0,361 Valid
TANG7 0,679
0,361 Valid
Sumber: Data primer diolah 2012 Berdasarkan hasil uji validitas instrument pada Tabel III. 2,
menunjukkan bahwa 30 item memiliki koefisien Corrected Item-Total Correlation
bernilai positif dan lebih dari r-tabel = 0,361 yang berarti valid, sedangkan dua item diantaranya memiliki Corrected Item-Total Correlation
kurang dari 0,361 yang berarti tidak valid. Sehingga dua item yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian sesungguhnya. Koefisien Corrected
Item-Total Correlation yang diperoleh berkisar antara 0,386-0,784.
b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas konsistensi internal menggunakan Cronbach’s
Alpha . Kriteria yang digunakan adalah koefisien Cronbach’s Alpha harus
diatas 0,60 untuk dianggap mempunyai reliabilitas yang dapat diterima Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2001: 42.
Hasil uji reliabilitas instrument kualitas pelayanan disajikan pada Tabel berikut:
Tabel III. 4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Dimensi Cronbach’s Alpha
Keterangan
Reliability 0,779
Reliabel Responsiviness
0,796 Reliabel
Assurance 0,771
Reliabel Empathy
0,789 Reliabel
Tangibles 0,754
Reliabel Sumber: Data primer diolah 2012
Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel III. 3 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha pada instrumen
kualitas pelayanan, lebih besar dari 0,60 yang berarti reliabel. Nilai koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh berkisar antara 0,754-0,796.
Dengan demikian item pertanyaan dalam instrumen penelitian yang layak digunakan sebagai kuesioner untuk mengukur variabel kualitas
pelayanan terdapat 30 item, sedangkan dua item yang tidak layak yaitu ASSR6 dan TANG5 tidak digunakan dalam kuesioner untuk penelitian
sesungguhnya.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Arithmetic Mean Rata-rata Hitung Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata untuk setiap item
pertanyaan, tujuannya agar objek wisata Candi Prambanan dapat mengetahui item- item mana saja yang perlu ditinjau kembali. Analisis dilakukan pada masing-
masing item pertanyaan dalam 5 dimensi kualitas jasa. Rumus yang digunakan adalah:
=
Keterangan: = rata-rata mean
Σx = jumlah nilai N = jumlah subjek
Sumber: Partino, 2009: 60 Untuk mengetahui penilaian wisatawan terhadap kinerja pelayanan, dapat
ditunjukkan dengan memasukkan nilai rata-rata yang diperoleh dengan interval di bawah ini dengan dasar Skala Likert:
Interval
=
Kelas Jarak sebaran
= 5
5-1
= 0,08
Jadi interval untuk menilai rata-rata penilaian konsumen terhadap kinerja objek wisata Candi Prambanan adalah:
Tabel III. 5 Interval rata-rata penilaian responden terhadap kinerja objek wisata Candi
Prambanan Interval
Kinerja
1-2,61 2,62-3,42
3,43-5 Buruk
Sedang Baik
Keterangan: a. Buruk = Tidak ada harapan wisatawan yang terpenuhi dalam kelima dimensi
kualitas pelayanan. b. Sedang = Hanya beberapa harapan wisatawan yang terpenuhi dari dimensi
kualitas pelayanan. c. Baik = Hampir semua harapan wisatawan terpenuhi dari dimensi kualitas
pelayanan. 2. Uji-t One Sample t-test
Untuk menjawab pertanyaan nomor dua, tiga, dan empat menggunakan uji-t one sample t-test. Analisis tersebut digunakan untuk melihat apakah ada
perbedaan penilaian terhadap dimensi kualitas pelayanan objek wisata Candi Prambanan ditinjau dari jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Siregar,
2010: 258.
66
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA CANDI PRAMBANAN
A. Sejarah Pembangunan Taman Wisata Candi Prambanan
Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks Candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa
pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks Candi ini adalah Siwagrha bahasa sansekertayang bermakna: ‘Rumah Siwa’, dan
memang di garbagriha ruang utama Candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menunjukkan bahwa di Candi ini dewa
Siwa lebih diutamakan http:id.wikipedia.orgwikiCandi_Prambanan. Perpindahan pusat kerajaan Mataran ke Jawa Timur pada akhir abad
ke-10 masehi mengakibatkan tidak terawatnya candi-candi di daerah Prambanan tersebut. Disamping itu, terjadinya gempa bumi serta meletusnya
gunung Merapi pada masa itu menjadikan Candi Prambanan tinggal puing- puing batu yang berserakan.
Usaha pemugaran candi-candi telah dilakukan pada tahun 1885-1942 oleh pemerintah Hindia Belanda tetapi belum sampai selesai. Pembangunan
dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan presiden Soekarno. Pembangunan dimula pada bulan Desember 1946 dengan
mengerahkan sebanyak 50 orang. Pemugaran Candi Siwa sempat beberapa kali terhenti karena
masuknya balatentara Jepang dan perang merebut kemerdekaan. Namun, berkat kerja keras Dinas Purbakala Indonesia pada waktu itu, akhirnya
pemugaran Candi Siwa dinyatakan selesai seluruhnya pada tanggal 20 Desember 1953. Purna pugar, Candi Siwa yang luar biasa mengagumkan itu
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama, yaitu Ir. Soekarno. Pemugaran Candi Brahma dimulai pada bulan April 1977 dengan biaya dari
dana APBN. Pemugaran ini dikerjakan oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala DIY. Pada bulan Maret
1987, secara resmi Candi Brahma dinyatakan selesai dipugar dan diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan Prof. Dr. Harjati Soebadio. Pemugaran Candi Wisnu
dibiayai dana Pelita Tahun anggaran 19821983. Proyek pemugaran Candi Wisnu berlangsung hampir sepuluh tahun. Proyek ini dinyatakan selesai pada
tanggal 22 Februari 1991 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto Maryanto, 2007.
Pembangunan Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan dilahirkan dari sebuah gagasan luhur dan agung yang dilandasi kesadaran
berbudaya. Untuk menumbuhkan dan memelihara warisan budaya ini perlu diciptakan kawasan lingkungan yang mendukung kelestariannya.
Secara resmi, situs Candi Prambanan dikelola sebagai objek wisata sejak tahun 1980. Secara yuridis Candi Prambanan dikelola sebagai objek
wisata oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan berdasarkan Akte Notaris: Soeleman Ardjasasmita, S. H. Nomor 19 tanggal 15 Juli 1980.
Kemudian pada tahun 1992. Kewenangan pengelolaan didukung dengan Keppres Nomor: 1 tahun 1992 tanggal 2 Januari 1992. Dalam
perkembangannya, kawasan Ratu Boko pada tahun 1994 dijadikan sebagai bagian dari pengelolaan Taman Wisata dan secara yuridis berganti nama
menjadi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko berdasarkan Akta Notaris: Soekaimi, S. H. Nomor 15 tanggal 3 Agustus 1994
Soebiarso, 2003 dalam Riyanto, 2007. Candi Prambanan dikembangkan sebagai objek wisata melalui
serangkaian studi sejak tahun 1973 hingga 1979 dengan bantuan teknis dari pemerintah Jepang. Menurut Setyastuti 2005 dalam Riyanto 2007, studi
ini melalui 3 tahapan, yaitu: 1. Regional Master Plan Study pada tahun 1973-1974 yang merupakan studi
pengembangan kepariwisataan dalam skala regional dan mencakup dua wilayah, yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Studi ini
dilakukan oleh The Overseas Technical Cooperation Agency OTCA dan di dalamnya termasuk studi tentang Proyek Taman Purbakala Borobudur,
Prambanan dan Dieng. 2. Project Feasibility Study pada tahun 1975-1976, yaitu studi untuk
menyusun Rencana Induk master plan Taman Purbakala Nasional Borobudur dan Prambanan. Studi ini dilakukan oleh sebuah tim dari
Japan International Cooperation Agency JICA bersama tim dari
Indonesia. Sasaran dalam studi ini adalah konsep-konsep yang menyeluruh berkenaan pengembangan taman purbakala.
3. Review tahun 1977-1979 yang juga meliputi studi sosial ekonomi di area taman.
Dalam studi tersebut dihasilkan tiga konsep dasar pengembangan Taman Wisata yang menjadi landasan operasional dan pengembangan aspek
lain yang terkait. Ketiga konsep dasar dimaksud adalah, Riyanto, 2007: 1. Taman secara permanen diperuntukkan bagi pelestarian monumen Candi
2. Sebagai pusat penelitian arkeolog di Indonesia 3. Pusat pendidikan generasi muda
B. Motivasi dan Fungsi Pembangunan Taman Wisata Candi Prambanan
1. Motivasi dari pembangunan Taman Wisata Candi Prambanan
adalah:
a. Ikut serta melestarikan peninggalan budaya yang tidak ternilai harganya.
b. Menggunakan situs purbakala yang sangat penting artinya dari segi arkeolog.
c. Pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang percandian. d. Pengembangan wilayah.
e. Pengembangan daerah wisata. f. Peningkatan taraf hidup penduduk, pengrajinan, dan pedagang
setempat. g. Peningkatan devisa negara.
2. Fungsi dari pembangunan Taman Wisata Candi Prambanan
a. Menjalankan fungsi perdana terhadap serbuan pengunjung Candi yang setiap tanhunnya berjumlah jutaan orang.