keseluruhan  sebagai  hasil  pengalaman  individu  itu  sendiri  dalam  interaksi  dengan lingkungan.”
9
Berdasarkan  definisi  menurut  para  ahli  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa Pengalaman  adalah  suatu  pembelajaran  yang  sangat  berharga  dalam  menunjang
perubahan  di  dalam  diri  manusia.  Perubahan  yang  terjadi  dalam  diri  manusia disebabkan  oleh  pengalaman.  Jadi  pengalaman  hidup  sehari-hari  dalam  bentuk
apapun  yang  manusia  lakukan,  itu  diartikan  sebagai  belajar. “Belajar  bukan  suatu
tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. ”
10
“Belajar  berarti  proses  perubahan  tingkah  laku  sebagai  hasil  pengalaman. Dapat  juga  diartikan  sebagai  proses  usaha  individu  untuk  memperoleh
sesuatu  yang  baru  dari  keseluruhan  tingkah  laku  sebagai  hasil  dari pengalamannya.  Tingkah  laku  individu  itu  dapat  diklasifikasikan  ke  dalam
jenis-jenis berikut:
a. Kognitif, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan pengenalan atau
pemahaman  tentang  diri  dan  lingkungannya  fisik,  sosial,  budaya,  dan agama.  Dengan  demikian  tingkah  laku  ini  merupakan  aspek
kemampuan  intelektual  individu,  seperti  mengetahui  sesuatu,  berpikir, memecahkan masalah, mmengambil keputusan, menilai dan meneliti.
b. Afektif, yaitu tingkah laku yang mengandung penghayatan suatu emosi
atau  perasaan  tertentu.  Contohnya:  ikhlas,  senang,  marah,  sedih, menyayangi, mencintai, menerima, menyetujui, dan menolak.
c. Konatif, yaitu tingkah laku yang berkaitan dengan dorongan dari dalam
dirinya untuk mencapai suatu tujuan sesuatu yang diinginkan, seperti: niat, motif, cita-cita, harapan dan kehendak.
d. Motorik,  yaitu  tingkah  laku  yang  berupa  gerak-gerik  jasmaniah  atau
fisik,  seperti:  berjalan,  berlari,  makan,  minum,  menulis,  dan berolahraga.
”
11
2. Teori-Teori Pokok Belajar
Ada  beberapa  teori  belajar  dikemukan  oleh  para  ahli,  yang  dapat  membuat  kita bisa lebih memahami tentang belajar. Diantara teori itu adalah sebagai berikut:
a.
Teori Conditioning
9
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara, 1998, hlm. 02
10
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001, hlm. 29
11
Syamsu  Yusuf,  Psikologi  Belajar  Agama  perspektif  agama  islam,  Bandung:  Pustaka  Bani Quraisy, 2005, hlm. 9-10
“Teori ini dikemukakan oleh Paplov, bahwa segala tingkah laku manusia adalah hasil  Conditioning,  yakni  hasil  dari  latihan  atau  kebiasaan  mereaksi  terhadap
syaratperangsang tertentu yang dialaminya di dalam kehidupan. ”
12
Menurut  teori  ini  yang  terpenting  dalam  belajar  adalah,  manusia  harus  sering banyak  melakukan  latihan  secara  terus  menerus.  Untuk  menjadikan  seseorang  itu
belajar  haruslah  kita  memberikan  syarat-syarat  tertentu.  Teori  ini  lebih mengutamakan belajar itu terjadi secara otomatis.
b.
Teori belajar Thorndike
“Teori  yang  dikemukakan  oleh  Thorndike  mengenai  hubungan  antara stimulus dan respon, Thorndike dengan teorinya menyusun hukum-hukum
belajar  seperti  law  of  effect  hubungan  itu  diperkuat  atau  diperlemah tergantung  pada  kepuasan  dan  ketidasukaan  yang  berkenaan  dengan
penggunaannya.  The  law  exercise  apabila  hubungan  itu  sering  dilatih maka  ia  akan  menjadi  kuat  dan  the  law  of  readiness  siap  untuk  berbuat
memberi kepuasan sebaliknya tidak siap akan merasa tidak puas.
”
13
c.
Teori Gestalt
“Teori  ini  dikemukakan  oleh  Koffka  dan  Kohler  dari  Jerman.  Teori  ini  sering disebut  Organism  Psychology  atau  Field  Psychology  atau  Insight  Full  Learning.
Teori ini berpenderian bahwa keseluruhan itu lebih penting dari bagian-bagianunsur- unsurnya.
”
14
Menurut  pandangan  teori  ini  manusia  adalah  organisme  yang  aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak atas berbagai pengaruh baik
dari dalam maupun dari luar diri individu. Oleh karena itu, menurut teori gestalt, belajar bukan hanya sekedar proses antara
stimulus dengan respon yang diperkuat dengan latihan-latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada pemahaman.
12
Ngalim Purwanto, psikologi pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000, hlm.91
13
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001, hlm. 39
14
Oemar Hamalik, proses belajar mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001, hlm. 40