59 pengujian hipotesis pretest terlihat bahwa
�
ℎ�����
berada di daerah penerimaan �
artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kemudian hasil perhitungan posttest, penulis sajikan dalam bentuk
Tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest.
10
Statistik Posttest
�
ℎ�����
1.87 �
�����
1.66 Keputusan
� ditolak
Dari Tabel 4.10, menunjukkan hasil pengujian hipotesis posttest menunjukan bahwa t
hitung
berada didaerah penolakan �
pada taraf signifikansi 5. Artinya terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan
LKS berbasis keterampilan generik sains sebagai kelas eksperimen dengan yang tidak menggunakan LKS berbasis sebagai kelas kontrol. Berdasarkan data hasil
pretest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas eskperimen dan kelas kontrol
sama. Posttest yang telah dilakukan, memberikan nilai kemampuan kognitif
siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama mengalami perubahan. Namun, kelas eksperimen menghasilkan nilai lebih unggul dibandingkan dengan
nilai kelas kontrol. Nilai lebih unggul tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
10
Lampiran 3C, h.189
60 mean siswa kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis KGS
dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan LKS tidak berbasis KGS. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 71.06 sedangkan kelas
kontrol memperoleh nilai 67.29. Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dilakukan uji-t dengan taraf signifikasi 5 dan db 66 terhadap rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari uji-t yang dilakukan di
dapatkan hasil nilai �
ℎ�����
= 1.87 sedangkan �
�����
= 1.66, sehingga �
1
dapat diterima karena nilai
�
ℎ�����
�
�����
, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains
terhadap hasil belajar siswa pada konsep Archaebcateria dan Eubacteria. Lembar kerja siswa berbasis keterampilan generik sains yang digunakan
dalam pembelajaran telah memberikan dampak yang cukup baik, karena rerata pencapaian nilainya tergolong tinggi 83.2. Dari kelima keterampilan generik
sains tersebut dapat dilihat bahwa, pencapaian indikator keterampilan generik sains dengan kriteria paling tinggi yang dimiliki siswa adalah keterampilan
pengamatan langsung 91 , hubungan sebab akibat 85 dan inferensia logika 87, namun pada indikator kesadaran akan skala besaran 79 dan
pemodelan 74 masih dalam kriteria sedang. Hal ini dapat disebabkan karena siswa kurangnya pemahaman mengenai perbandingan ukuran benda yang
sesungguhnya dengan ukuran benda tiruannya, serta siswa kurang dapat mengungkapkan fenomena dalam bentuk sketsa, gambar dan tabel.
Data hasil belajar tersebut didukung dengan hasil lembar observasi aktifitas siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan bahwa langkah
pembelajaran generik sains pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Pada kelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 92.8 Sangat Baik,
sedangkan pada kelas kontrol memperoleh persentase 79.7 Baik. Langkah pembelajaran generik sains telah melibatkan siswa dalam kegiatan belajar.
Sehingga siswa dapat berperan aktif dalam menggali keterampilan dan memperkaya pemahan terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Kemudian LKS
yang digunakan siswa dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran,
61 sehingga siswa lebih mengerti dan mengerjakan LKS dengan baik dan benar.
Akan tetapi pada kelas kontrol, LKS yang digunakan siswa tidak dapat membimbing dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga siswa kurang mengerti
dalam mengerjakan LKS. Pada kegiatan praktikum, siswa diberi kebebasan untuk menemukan sendiri materi yang akan dipelajari dengan mengamati suatu objek
secara langsung, menggambarkan hasil pengamatan objek, menjelaskan karakteristik objek, kemudian memberikan kesimpulan dari hasil kegiatan
praktikum. Data lain yang mendukung adalah data hasil angket respon siswa yang
menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran penggunaan lembar kerja siswa LKS berbasis keterampilan generik sains KGS pada konsep
Archaebacteria dan Eubacteria memperoleh persentase sebesar 73.5 baik. Jadi dapat dinyatakan bahwa penggunaan lembar kerja siswa LKS berbasis
keterampilan generik sains KGS konsep archaebacteria dan eubacteria dapat diterima oleh siswa. kelebihan utama dari Lembar Kerja Siswa LKS berbasis
keterampilan generik sains ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan erat dengan materi yang dipraktikumkan. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian Sunyono yang berjudul “Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kesetimbangan Kimia”.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tidak lagi cenderung
mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
11
Kemudian hal tersebut juga sejalan oleh penelitian Tina Yuni Astuti, yang berjudul “Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa yang Diajar Melalui
Metode Praktikum Dengan Metode Demonstrasi Pada Konsep Jamur”. Hasil penelitian menyatakan berdasarkan pengujian hipotesis statistik uji-t yang
diperoleh �
ℎ�����
3.79 �
�����
2.02 dengan kesimpulan bahwa keterampilan
11
Sunyono, Pengembangan Model Lembar Kerja Siswa Berorientasi Keterampilan Generik Sains Pada Materi Kestembingan Kimia, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan
Kimia Solo : Universitas Lampung, 2010, h.467
62 generik sains siswa yang diajarkan melalui praktikum lebih unggul dibandingkan
dengan metode demonstrasi.
12
Hal ini didukung oleh Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto. Dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa LKS Berbasis
Keterampilan Generik Sains KGS Materi Tekanan“ bahwa penelitian ini adalah kegiatan yang ada pada LKS secara langsung dapat melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, memudahkan siswa dalam melakukan percobaan kerena LKS sudah tersusun secara runtut, memudahkan siswa dalam merumuskan
kesimpulan. Dan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan LKS dapat menuntaskan tujuan pembelajaran.
13
Walapun terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam penggunaan LKS
berbasis KGS yang masih tergolong dalam kriteria sedang, harus tetap dilatih dengan KGS. Kemampuan merupakan hasil interaksi kompleks antara
pengetahuan dengan keterampilan sehingga untuk menguasainya diperlukan interaksi yang berulang kali dan waktu yang relatif lama.
14
Sehingga diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk melatih keterampilan tersebut. Peran guru dalam
memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan penggunaan metode praktikum dan mengisi lembar kerja siswa sangat besar peranannya bagi
peningkatan keterampilan generik sains. Hasil perbandingan posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam menggunakan LKS berbasis KGS.
12
Tina Yuni Astuti. Perbedaan Keterampilan Generik Sains Siswa Yang Diajar Melalui Metode Praktikum Dengan Metode Demostrasi. Skripsi Jakarta : Program Studi Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,2013, hal ii
13
Nurrohman, Agus Suyatna, Chandra Ertikanto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains KGS Materi Tekanan, Pendidikan Fisika FKIP unila, h.
64
14
Taufik Rahman, dkk, Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan Generik P3BKG dan Profil Pencapaiannya,Studi Deskriptif pada Praktikum Fisiologi Tumbuhan Calon
Guru Biologi, h. 194. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol, II No.2,Juli 2008
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN