Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan yang paling di rasa saat ini adalah mengenai mutu pendidikan. Masalah tersebut adalah belum adanya peningkatan mutu pendidikan yang dialami pada pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam IPA khususnya bidang biologi. Hal ini terbukti dengan nilai ulangan harian siswa pada pelajaran biologi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria tahun ajaran 2013 pada jenjang Menengah masih jauh dari harapan. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memperbaiki kegiatan belajar mengajar. Tetapi, harus memperhatikan terlebih dahulu hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Terdapatnya banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, baik dari diri siswa itu sendiri maupun faktor dari luar. Salah satu faktor dari luar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah cara guru dalam menyajikan materi pembalajaran di kelas. 1 Umumnya guru menyajikan materi pembelajaran hanya melalui buku sumber paket. Guru juga menyampaikan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pembelajaran dalam bentuk ceramah. Pembelajaran hanya berlangsung satu arah dengan menonaktifkan siswa. Guru juga tidak memberikan kesempatan kepada siswa melakukan praktikum dikarenakan guru menganggap bahwa praktikum banyak menyita waktu serta alat yang digunakan terbatas. Hal ini dapat membosankan siswa karena siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga materi yang telah disampaikan oleh guru pun hanya bertahan dalam memori siswa akibat yang mengandalkan proses menghafal tanpa melalui pengolahan potensi yang ada pada diri siswa. 1 Maulana,Peranan Lembar Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Aritmatika Sosial Berdasarkan Pendekatan Realistik, Studi Deskriptif Di Kelas 1-C Sltp Negeri 27 Bandung, h.2 2 Melihat dari permasalahan-permasalahan di atas, salah satu solusi untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan bahan ajar yang menarik, mudah dipahami namun dapat mengaktifkan siswa untuk belajar mandiri dan mampu untuk mengembangkan keterampilan siswa melalui praktikum. salah satu bahan ajar yang memenuhi kriteria tersebut adalah Lembar Kerja Siswa LKS. Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. 2 Lembar Kegiatan Siswa LKS merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang tepat bagi peserta didik, karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. 3 Penggunaan LKS dapat mengoptimalkan sumber daya siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Beberapa keuntungan spesifik dari pemanfaatan LKS dalam pemebelajaran adalah dapat menumbuhkan kemandirian siswa, dapat menumbuhkan aktivitas, kreativitas, serta motivasi belajar siswa, menghemat waktu, dan memberi kesempatan yang lebih banyak bagi guru untuk melakukan bimbingan individu ataupun kelompok. 4 Berdasarkan pendapat ahli tersebut, LKS merupakan salah satu bahan ajar yang cocok untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Lembar Kerja Siswa yang baik adalah LKS yang mampu menjadikan pembelajar mempunyai keinginan untuk beraktivitas sesuai dengan instruksi. 5 LKS juga dikatakan baik apabila LKS yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemandirian belajar siswa. 2 Poppy, Kamila Devi, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Guru SMP, Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009, h. 32 3 Fitra Mayasari, Pendesain LKS Matematika Interaktif Model E-learning Berbasis Web di kelas X SMA Negeri 3 Palembang, Skripsi 2009, h.1 4 I Gusti Ngurah P, Implementasi Pendekatan Matematika Realistik dengan Metode PQ4R Berbantuan LKS dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 4 Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. TH XXXVIII,Desember 2005, h. 782 5 Ibid., h. 781 3 Penyusunan LKS sebaiknya dilakukan sendiri oleh seorang guru, karena berdasarkan informasi dengan beberapa siswa SMA, LKS yang beredar di sekolah kurang sesuai dengan kebutuhan siswa. LKS yang biasa digunakan di sekolah tidak dibuat sendiri oleh guru. LKS yang hanya berisi materi dan soal membuat siswa kurang mengerti terhadap materi pembelajaran. LKS yang digunakan kurang membuat siswa menyukai pembelajaran karena siswa tidak diajak untuk melakukan eksperimen atau praktikum. LKS tidak sesuainya dengan keadaan lingkungan sekolah. LKS seperti ini pada akhirnya akan membuat siswa sulit untuk memahami suatu konsep biologi, akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah. LKS pada umumnya dibeli bukan dibuat sendiri oleh guru, padahal LKS sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan agar lebih menarik dan kontekstual dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah peserta didik. 6 Penyajian LKS dapat dikembangkan dengan berbagai inovasi. Terdapat berbagai macam inovasi baru yang dapat diterapkan dalam penulisan LKS diantaranya memadukan LKS dengan memberikan tugas untuk melakukan eksperimen atau praktikum. Kegiatan eksperimen atau praktikum sangat diperlukan dalam pembelajaran biologi untuk membantu siswa lebih memahami konsep-konsep yang telah dipelajari serta menuntun siswa untuk terampil dan memiliki nilai ilmiah. Karena itu, LKS yang digunakan berbasis Keterampilan Generik Sains. Keterampilan Generik Sains adalah keterampilan yang dihasilkan dari kemampuan intelektual yang dipadukan dengan keterampilan psikomotorik sehingga menghasilkan sikap yang akan melekat sepanjang hayat. 7 Keterampilan Generik Sains yang ditingkatkan adalah : keterampilan melakukan pengamatan, kesadaran akan skala besaran, menghubungkan sebab akibat, pemodelan dan inferensia logika. Karena itu, Keterampilan Generik Sains memberikan siswa pengalaman dan memperkaya pengetahuan dengan mengeksplorasi lingkungan 6 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Agar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2011, h. 204 7 Iwan Permana Suwarna, Mengembangkan Keterampilan Generik pada matakuliah IPBA Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Prosiding Seminar Nasional IPA., h. 3 4 dengan proses pembelajaran yang sesuai, sehinga siswa mampu menerapkan pada konsep nyata bukan hanya sekedar teori. Berdasarkan karakteristik untuk meningkatkan keterampilan generik sains, konsep yang dipilih pada penelitian ini adalah konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Konsep Archaebacteria dan Eubacteria merupakan salah satu konsep biologi yang memerlukan keterampilan untuk menganalisis melalui kegiatan praktikum di laboratorium. Praktikum yang dilakukan adalah pengamatan bentuk- bentuk bakteri. Untuk praktikum pengamatan bentuk-bentuk bakteri, siswa mengamati, mengklasifikasikan bentuk-bentuk bakteri, menafsirkan hasil pengamatan dan mengkomunikasikan. Melalui kegiatan tersebut siswa mampu menemukan dan memahami konsep yang ditanamkan oleh guru berdasarkan konsep yang telah dimiliki, mengembangkan cara berpikir logis, sistematis, kritis, terbuka, serta dapat menumbuhkan keterampilan dan kecakapan dalam melakukan kegiatan praktikum. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin menerapkan penggunaan LKS berbasis Keterampilan Generik Sains untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi siswa. Untuk mendapatkan jawaban yang telah diuraikan diatas, maka penulis melakukan penelitian dan menuliskan dalam skripsi yang berjudul : ” Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa LKS Berbasis Keterampilan Generik Sains Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria” 5

B. Identifikasi Masalah