2.1.5 Prinsip Profesionalitas Perawat Pendidik
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 7 bahwa profesi guru dan profesi dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas yaitu 1 memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealism,
2 memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, 3 memiliki kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas, 4 memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, 5 memiliki tanggung jawab
atas pelaksanaan tugas keprofesionalan, 6 memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, 7 memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat, 8 memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan dan 9 memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru Rosyidi, 2006. a.
Memiliki bakat. Bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir dimana
kemampuan itu jika diberikan kesempatan untuk berkembang melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata Sunaryo, 2004. Bakat dapat
dikatakan sebagai keahlian yang dimiliki guru secara alamiah muncul dalam diri seorang guru atau perawat pendidik sehingga kemampuan dan
keahlian dalam bidang tertentu tersebut tersimpan dalam diri seorang guru
Universita Sumatera Utara
Bakat seorang guru dapat dikembangkan melalui pengembangan potensi diri dan pada akhirnya membentuk potensi diri yang unggul. Seorang guru
dalam menjalankan tugasnya harus memiliki rasa panggilan jiwa yaitu rasa keterpanggilan seorang dosen untuk memasuki profesi kependidikan
Ramdhani, 2012. Menurut Guilford ada 3 dimensi fungsi bakat yaitu: 1 dimensi
perseptual yaitu kemampuan didalam melakukan persepsi yang mencakup kepekaan indra, perhatian, orientasi ruang dan waktu dan kecepatan
persepsi, 2 dimensi psikomotor mencakup kekuatan implus, kecepatan, gerak, kecermatan dan koordinasi, 3 dimensi intelektual mencakup
ingkatan, pengamatan, berpikir dan evaluatif Sunaryo, 2004 b.
Memiliki komitmen Komitmen adalah keteguhan dan tekad yang mantap dan janji
untuk melakukan atau mewujudkan sesuatu yang diyakininya Supriyadi Triguno, 2006. Setiap organisasi, terutama organisasi nonprofit seperti
organisasi kependidikan, memerlukan komitmen dari para anggotanya. Komitmen menurut Shaw, Delery Abdulla dalam Alifuddin, 2012
adalah hasil dari investasi atau kontribusi terhadap organisasi, atau suatu pendekatan psikologis yang menggambarkan suatu hal yang positif,
keterlibatan yang tinggi, orientasi intensitas tinggi terhadap organisasi. Secara konseptul komitmen merupakan resulante sinergis dari
keterampilan dengan keyakinan. Seseorang dikatakan profesional apabila seseorang tersebut mempunyai komitmen pribadi yang tinggi dalam
Universita Sumatera Utara
menjalankan pekerjaannya, bekerja secara tuntas dengan hasil dan mutu yang sangat baik, bertanggung jawab atas pekerjaannya serta tidak
merugikan pihak lain Keraf, 1998. Komitmen dapat dipahami dalam tiga bentuk kelekatan individu
terhadap organisasi atau profesinya. Kelekatan ini dapat termanifestasi ke dalam tiga dimensi komitmen yaitu: 1 komitmen normatif adalah
kelekatan individu terhadap profesinya karena sudah merasa tugas yang diemban adalah tugas yang sangat penting bagi profesinya sebagai
gurudosen, 2 komitmen afektif yaitu kelekatan seseorang terhadap organisasi atau profesi karena guru merasa memiliki nilai-nilai yang
selaras dengan nilai-nilai dari organisasi atau profesi tersebut 3 komitmen berkelanjutan adalah kelekatan individu pada pekerjaannya
karena mempertimbangkan untung dan ruginya apabila seorang guru atau dosen tetap mengikatkan diri terhadap organisasi dan profesinya
Ramdhani, 2012. Seorang guru yang tidak memiliki komitmen akan bekerja apabila
diperintah, diawasi, dan kalau perlu dihukum jika tidak menjalankan tugas dengan baik. Guru sebagai satu profesi harus harus bisa mengawasi diri
sendiri tanpa pengaruh dari luar dirinya. Guru sejati bekerja bukan karena disuruh, diperintah atau ditakut-takuti, tetapi bekerja karena rasa tanggung
jawab yang lahir dari dalam diri sendiri. Komitmen dilahirkan atas adanya keterampilan yang tinggi dan keyakinan yang bulat didalam batin seorang
guru Sembiring, 2009
Universita Sumatera Utara
c. Memiliki kualifikasi akademik
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan
atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang- undangan Kunandar, 2007.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 46 bahwa: 1 kualifikasi
akademik dosen diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian, 2 d
d. Memiliki kompetensi
osen memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister untuk program
diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program pascasarjana, 3 setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar
biasa dapat diangkat menjadi dosen Rosyidi, 2006.
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan Ramdhani, 2012.
Kompetensi dosen meliputi 1 kompetensi pedagogik merupakan kompetensi mengelola pembelajaran peserta didik 2 kompetensi
kepribadian merupakan berkejiwaan mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik. 3 kompetensi profesional
penugasan materi pembelajaran secara luas dan mendalam 4 kompetensi
Universita Sumatera Utara
sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungannya tanpa adanya diskriminatif Surakhmad, 2009.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 37 Tahun 2009 tentang dosen pasal 26 bahwa: 1 dosen memperoleh
kesempatan meningkatkan kompetensi, akses ke sumber belajar, akses ke sumber informasi, akses ke sarana dan prasarana pembelajaran, serta
kesempatan melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan tinggi atau
satuan pendidikan tinggi, organisasi profesi, danatau masyarakat sesuai dengan kewenangan masing-masing, 2 kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi meliputi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan lanjut, mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar, lokakarya, serta kegiatan
lain. e.
Memiliki tanggung jawab Tanggung jawab adalah kesedian menanggung sesuatu, bila salah
wajib memperbaiki atau dapat dituntut dan diperkarakan Supriyadi Triguno, 2006. Tanggung jawab pendidik adalah mendidik individu
supaya memiliki kecerdasan intelektual dan moral, mendidik supaya memiliki perasaan peka terhadap lingkungan sosialnya, dan memdidik
masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksanakan kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan. Tanggung
jawab itu bukan hanya sebatas tanggung jawab moral seorang pendidik terhadap peserta didik, tetapi lebih jauh dari itu. Pertanggungjawaban atas
Universita Sumatera Utara
segala tugas yang dilaksanakannya kepada dirinya sendiri sebagai manusia yang bermoral Yuwono, 2011.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 60 bahwa dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban: 1 melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, 2 merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, 3 meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 4 bertindak
objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi
peserta didik dalam pembelajaran, 5 menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan
etika, 6 memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. f.
Memperoleh penghasilan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen pasal 16 penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen dalam bentuk finansial sebagai imbalan
melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru atau
dosen sebagai pendidik profesional.
Universita Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 37 Tahun 2009 tentang dosen pasal 30 bahwa gaji adalah hak yang diterima
oleh dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi dalam bentuk finansial secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 51 bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak: memperoleh penghasilan di atas
kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Pasal 52 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen juga menerangkan bahwa penghasilan dosen di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji,
serta penghasilan lain yang berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, tunjangan kehormatan, serta maslahat
tambahan yang terkait dengan tugas sebagai dosen yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
g. Kesempatan mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat Belajar sepanjang hayat merupakan suatu perbuatan manusia
secara wajar yang dalam prosesnya tidak selalu memerlukan kehadiran guru. Oleh karena itu, belajar sepanjang hayat menekankan pada kegiatan
belajar yang berkesinambungan sepanjang hayat setiap orang yang menjalaninya Kartakusumah, 2006.
Universita Sumatera Utara
Belajar sepanjang hayat merupakan suatu fenomena alamiah dalam kehidupan individu, kelompok dan masyarakat. Belajar sepanjang hayat
termasuk didalamnya self learning dengan demikian merupakan sesuatu kegiatan yang penting dan menentukan dalam setiap kehidupan manusia
Terdapat beberapa alasan pokok tentang penting dan menentukannya kegiatan belajar sepanjang hayat dalam kehidupan manusia yaitu
mencakup 1 adanya kebutuhan belajar pada setiap orang, 2 adanya kebutuhan pendidikan dan 3 adanya kebutuhan dalam hidup
Kartakusumah, 2006. h.
Memiliki jaminan perlindungan hukum Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen pasal 75 ayat 3 bahwa perlindungan hukum adalah mencakup perlindungan terhadap tindakan kekerasaan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakukan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi dan pihak lain.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 37 Tahun 2009 tentang dosen pasal 22 bahwa 1 dosen berhak mendapat
perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara
pendidikan tinggi atau satuan pendidikan tinggi, organisasi profesi, danatau masyarakat sesuai dengan kewenangannya, 2 rasa aman dan
jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas melalui perlindungan
Universita Sumatera Utara
hukum, perlindungan profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 37 Tahun 2009 tentang dosen Pasal 23 1 dosen berhak mendapatkan perlindungan
hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pimpinan perguruan tinggi,
mahasiswa, orang tua mahasiswa, masyarakat, birokrasi, danatau pihak lain, 2 dosen berhak mendapatkan perlindungan profesi terhadap
pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam
menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya, 3 dosen berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari penyelenggara pendidikan tinggi
atau satuan pendidikan tinggi terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan
lingkungan kerja, dan risiko lain. i.
Memiliki organisasi profesi Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah
para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka
laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu. Tenaga profesional dalam profesi yang sama membentuk suatu organisasi profesi untuk
Universita Sumatera Utara
mengawal pelaksanaan tugas-tugas profesional melalui tridarma organisasi profesi, yaitu: 1 ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi profesi,
2 meningkatkan mutu praktik pelayanan profesi, dan 3 menjaga kode etik profesi. Organisasi profesi ini secara langsung peduli atas realisasi
sisi-sisi objek praktik spesifikasi profesi, keintelektualan kompetensi dan praktik pelayanan, komunikasi, kode etik, serta perlindungan atas
anggotanya Prayitno, 2009. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 37
Tahun 2009 tentang dosen pasal 30 bahwa dosen memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi atau organisasi profesi keilmuan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kebebasan untuk berserikat tidak mengganggu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang
menjadi tanggungjawab keprofesionalan.
1.6 Kinerja 2.2.1 Definisi Kinerja