Kinerja Karyawan Pengaruh kepemimpinan spiritual terhadap Learning Organization dan kinerja karyawan pada PT. Kanisius.
45
penempatan kinerja sebagai jaminan, baik untuk pribadi maupun kolektif dikarenakan setiap karyawan mempunyai hasil kerja yang berbeda.
Pemahaman tentang kinerja juga diungkapkan oleh McCloy et al 1994. Menurut McCloy et al 1994, kinerja adalah tindakan atau kegiatan yang
terintegrasi dengan organisasi. Baik-buruknya, maju-mundurnya, bertahan- matinya organisasi sangat ditentukan oleh kinerja karyawannya. Dalam hal ini,
kinerja tidak menunjuk pada hasil atau konsekuensi, melainkan per se merujuk pada tindakan atau kegiatan itu sendiri yang terintegrasi dalam organisasi.
Menurut Rivai dan Basri 2005, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seorang karyawan selama periode tertentu dalam melaksanakan
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama. Mathis dan Jackson 2006 menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan.
Menurut Amstrong 1999 dikutip dalam Mathis dan Jackson 2006, kinerja merupakan hasil kerja dari aktivitas yang dilakukan. Dalam hal ini,
Amstrong 1999 mengaitkan antara kinerja dan pelaku kerja, yakni manusia yang bekerja. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kinerja merupakan
aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya. Baik-buruknya kinerja terkait erat dengan karakteristik
pelaku kerja, manusianya.
46
Menurut Mangkunegara 2005, ada enam ciri manusia berkinerja tinggi, yakni: 1 memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2 berani
mengambil dan menanggung risiko yang dihadapi, 3 memiliki tujuan yang realistis, 4 memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasi tujuannya, 5 memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya, 6 mencari kesempatan untuk
merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Menurut James et al 1995, kinerja pada dasarnya adalah kombinasi
antara waktu dan peluang. Peluang tanpa waktu tidak mungkin menghasilkan karena tidak tersedia kesempatan untuk meraih peluang tersebut. Waktu tanpa
peluang juga merupakan kesia-sian belaka karena tidak ada nilai tambah yang bisa dihasilkan. Pemikiran James et al 1995 terkait kinerja sebagai perpaduan
antara peluang dan waktu bisa implementatif dalam konsep kerja cerdas karyawan. Konsep ini merangkum unsur efektivitas dan efisiensi dalam bekerja
sehingga waktu yang tersedia bisa dimanfaatkan untuk meraih peluang. Dari gagasan yang diungkapan James et al 1995 ini pula, konsep
tentang manajemen kinerja dapat dipahami secara lebih mudah. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
karyawan yang berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Dengan manajemen kinerja, kerja cerdas untuk memanfaatkan waktu dalam meraih
peluang secara efisien dan efektif dapat diwujudnyatakan.
47
Kinerja karyawan dalam perusahaan tidak bisa berdiri sendiri. Kinerja terkorelasi dengan ragam faktor yang memengaruhi. Terkait dengan faktor-faktor
yang memengaruhi kinerja, Timple 2006 membagi faktor-faktor tersebut dalam dua faktor yang berbeda, yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal adalah faktor-faktor dari luar diri yang memengaruhi kinerja karyawan. Faktor-faktor ini berasal dari lingkungan sekitarnya, misalnya perilaku, sikap,
dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pemimpin, fasilitas kerja dan iklim organisasi, sedangkan faktor internal adalah faktor yang berhubungan
dengan sifat-sifat seseorang karyawan. Sebaik apa pun kinerja karyawan, tidak akan bisa dilihat dan dievaluasi
apabila tidak disertai dengan pengukuran kinerja yang baik. Pengukuran kinerja merupakan langkah yang harus dilakukan untuk memacu kinerja organisasi.
Melalui pengukuran ini, tingkat pencapaian kinerja dapat diketahui. Pengukuran merupakan upaya membandingkan kondisi pekerjaan dengan alat ukur.
Pengukuran kinerja merupakan suatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, proses, output, outcome,
benefit maupun impact. Young 1997 dikutip dalam Mangkunegara, 2005 mendefinisikan
pengukuran kinerja sebagai tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam perusahaan. Hasil pengukuran tersebut digunakan
sebagai umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi, pelaksanaan suatu rencana, dan apa yang diperlukan perusahaan dalam melakukan
48
penyesuaian dan pengendalian. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi dan misi organisasi. Atkinson et al 1995 dikutip dalam Mangkunegara, 2005
mengemukakan tiga ciri pengukuran kinerja, yakni: 1 merupakan suatu aspek dari strategi perusahaan, 2 menetapkan ukuran kinerja melalui ukuran
mekanisme komunikasi antartingkatan manajemen, 3 mengevaluasi hasil kinerja secara terus-menerus guna perbaikan pengukuran kinerja pada kesempatan
selanjutnya. Menurut Dessler 2003 dikutip dalam Mangkunegara, 2005, penilaian
kinerja didefinisikan sebagai prosedur yang meliputi: 1 penetapan standar kinerja, 2 penilaian kinerja aktual karyawan dalam hubungan dengan standar-
standar, 3 pemberian umpan balik kepada seluruh karyawan dengan tujuan memberikan motivasi untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau semakin
berkinerja lebih tinggi lagi. Menurut Gomes 2003 dikutip dalam Mangkunegara, 2005, penilaian
kinerja merujuk pada cara mengukur kontribusi-kontribusi dari masing-masing pribadi sebagai anggota organisasi kepada organisasinya. Dengan demikian,
penilaian kinerja diperlukan untuk menentukan tingkat kontribusi pribadi terhadap organisasi. Penilaian kinerja memberikan mekanisme penting bagi
manajemen untuk digunakan dalam kinerja sebelumnya, dan untuk memotivasi
49
perbaikan kinerja pada waktu yang akan datang. Pada umumnya, penilaian kinerja mencakup semua aspek dari pelaksanaan pekerjaan.
Dari ragam definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai kinerja
karyawannya. Adapun yang menjadi tujuan penilaian kinerja adalah untuk memberikan umpan balik kepada karyawan. Dengan demikian, karyawan dapat
memperbaiki kinerjanya yang pada akhirnya berdampak ada peningkatan produktivitas perusahaan.