42 Purworejo. Sembilan sekolah dasar tersebut adalah SD Negeri Girigondo, SD
Negeri Sigenuk, SD Negeri Kembang Kuning, SD Negeri Luweng Lor, SD Negeri Pekacangan, SD Negeri Brengkol, SD Negeri Kalijering, SD Negeri
Sambeng, MI Al Huda Karanggetas.
C. Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono 2009: 216 subjek penelitian dapat diartikan dengan
orang-orang pada situasi sosial tertentu yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Sebjek dalam penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang
darinya dapat memberikan gambaran mengenai hal yang akan diteliti. Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disebut dengan informan. Pada
penentuan subjek penelitian dilakukan dengan beberapa cara salah satunya purposive
yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini subjek yang akan dijadikan sumber informasi adalah
15 guru SD se Gugus Diponegoro yang dipilih berdasarkan kehadiran minimal tujuh kali pertemuan di kegiatan KKG tahun ajaran 20132014.
Selanjutnya subjek penelitian ini akan ditriangulasikan dengan hasil observasi, wawancara serta dokumentasi.
D. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong 2009: 157 menyebutkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
43 berkaitan dengan hal tersebut pada jenis data dibagi menjadi kata-kata dan
tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
Data yang diperoleh adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian maka
cukup jelas bahwa sumber data dalam penelitian kualiatatif adalah berupa kata- kata, gambar dan sumber data tertulis lainya yang bukan merupakan angka.
Sugiyono 2009: 225 menyebutkan bahwa pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Dengan rincian
sebagai berikut. 1.
Sumber data primer Sumber data primer dalam penelitian kualitatif adalah sumber data yang
secara langsung memberikan informasi kepada peneliti, sumber data primer yang digunakan adalah hasil pengamatan dan wawancara. Pengamatan
digunakan sebagai informasi secara tertulis berdasarkan pengamatan yang terjadi selama pelaksanaan KKG berlangsung. Sedangkan wawancara
bertujuan untuk mendapatkan informasi secara lisan dari guru tutor serta guru peserta KKG untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dari
pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Diponegoro.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder ini diperoleh dari gambar, foto, dokumentasi, presensi kehadiran guru, serta RPP dan Silabus. Sumber data sekunder ini
secara tidak langsung akan memberikan dampak yang berfungsi untuk memperkuat dari hasil sumber data utama sehingga didapatkan informasi
yang saling mendukung dan seimbang.
44
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi atau data-data yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Pengertian ini diperkuat oleh J am’an Satori dan
Aan Komariah 2011: 103 yang menyebutkan bahwa pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian.
Selanjutnya dalam buku lain Sugiyono 2009: 225 menyebutkan bahwa teknik pengumpulan data yang paling sering dilakukan adalah observasi
berperan serta participan obeservation, wawancara mendalam in dept interview
, dokumentasi. Sehingga dalam penelitian ini beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
Nana Syaodih 2006: 2016 menyebutkan bahwa interview atau wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono 2010: 72 menyebutkan bahwa
wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melalukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Untuk itu dapat disimpulkan
bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara lisan dan bertatap muka secara langsung untuk mendapatkan informasi yang lebih
mendalam.
45 Dja
m’an Satori dan Aan Komariah 2011: 130 menyebutkan bahwa wawancara yang mendalam in-dept interview adalah suatu proses
mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara daialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan informan atau yang
memberi informasi dalam konteks observasi partisipasi. Menurut Esterberg dalam Sugiyono 2009: 233 menyebutkan bahwa beberapa
macam wawancara
diantaranya adalah
wawancara terstruktur,
wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam
dengan cara wawancara semi terstruktur yang maksudnya dalam Sugiyono 2009: 233 menyebutkan tujuan dari wawancara jenis ini
adalah untuk menemukan masalah secara terbuka, dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Sebelum
melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan instrumen wawancara untuk disampaikan pada guru tutor serta guru yang secara aktif mengikuti
kegiatan Kelompok Kerja Guru sehingga diperoleh jawaban secara fokus pada permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini yaitu
tentang manfaat kegiatan KKG di Gugus Diponegoro. 2.
Observasi Nasution dalam Sugiyono 2009: 226 menyatakan bahwa observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Nana Syaodih 2006: 220 menyebutkan bahwa
46 observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Sehingga dapat diketahui bahwa
observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati kenyataan yang terjadi di lapangan untuk mendapatkan
informati atau data. Nana Syaodih 2006: 220 menyebutkan cara dalam observasi
sebagai berikut. Observasi dapat dilakukan dengan cara partisipasif ataupun
dengan nonpartisipasif. Observasi partisipasif adalah pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat sebagai
peserta rapat. Observasi non partisipasif adalah pengamat tidak ikut dalam kegiatan, dia hanya berperan dalam mengamati kegiatan, tidak
ikut dalam kegiatan.
Secara struktur menurut Djama’an Satori dan Aan Komari 2011: 114 menyebutkan bahwa observasi terdiri dari observasi terstruktur dan tak
terstruktur, yang mengacu pada panduan atau daftar ceklis yang digunakan untuk menagamati aspek perilaku yang sedang sedang dicatat.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan karena peneliti datang hanya sebagai pengamat untuk mencatat dan
menuliskan semua yang terjadi dalam pelaksanaan KKG untuk dianalisis dan membuat kesimpulan manfaat KKG dalam menunjang kompetensi
pedagogik guru SD se Gugus Diponegoro tanpa melakukan suatu tindakan ataupun ikut serta dalam pelaksnaannya. observasi yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi tersruktur yaitu dengan panduan yang sudah disiapkan oleh pengamat sehingga
47 pengamatan ini tidak melebar dan fokus pada permasalahan yang sedang
diteliti. 3.
Dokumentasi Sugiyono 2009: 240 dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
berbagai dokumentasi yang dimiliki dalam kegiatan KKG di Gugus Diponegoro dalam berbagai bentuk diantaranya adalah video pelaksanaan
KKG, daftar kehadiran guru, RPP, silabus, catatan guru serta catatan kegiatan KKG.
F. Instrumen Penelitian