Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan model Make A Match pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didiik kelas IV SD 3
Panjunan Kudus.
C. Kerangka Berpikir
Pada masa kini pembelajaran IPS sangat diperlukan dan harus dikembangkan oleh siswa sejak dini karena dengan pembelajaran IPS siswa mempunyai pengetahuan
tentang hidup bermasyarakat, masalah-masalah sosial terutama perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan.
Seperti yang telah diungkapkan pada Bab 1 bahwa banyak ditemukan masalah dalam proses pembelajaran IPS yang peneliti lihat di SDN Keniten. Penggunaan model
pembelajaran ceramah di kelas berdampak pada siswa yang cenderung pasif, diam dan kurang inisiatif. Siswa yang mengajukan diri dengan tunjuk jari dalam menjawab
pertanyaan guru dan yang berani mengemukakan pendapat serta mengajukan pertanyaan pada guru masih sangat kurang. Sehingga diindikasikan dapat berimbas pada hasil
belajar yang rendah. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, diketahui bahwa karakter siswa SDN Keniten kelas IV lebih menyukai pembelajaran dengan menggunakan media
berupa kartu bergambar atau dengan media multimedia video. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar diperlukan model
pembelajaran yang inovatif, menarik, dan interaktif. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan sebagai
teknik diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pembelajaran IPS. Langkah
– langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2.
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. 3.
Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya. 4.
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. 5.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi nilai. 6.
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan temannya tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban akan mendapatkan hukuman yang telah
disepakati bersama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya, demikian seterusnya. 8.
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran
.
Model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan sebagai teknik yang diterapkan dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa seperti pada penelitian sebelumnya. Menurut Arbangatun Fitria Ningrum2012 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh model Cooperative Learning
teknik Make a Match terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV. Maria Ulfa 2014 penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada pembelajaran IPS
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV SD 3 Panjunan Kudus. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah
tradisional
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka dapat diajukan hipotesis bahwa :
1. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan untuk
meningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Keniten Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Keniten Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang.
2
4
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam
kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganailisis
setiap pengaruh dari perlakuan tersebut Sanjaya,2011: 25.
Gambar 1. Siklus Penelitian menurut Kemmis dan Taggart 1998
Menurut Hopkins dalam Sanjaya, 2011: 30 satu siklus dalam PTK terdiri dari 4 tahap yaitu, 1 perencanaan 2 Aksi 3 Observasi 4 Refleksi.
1. Perencanaan Plan
Perencanan yakni tindakan yang disusun sebelum kegiatan dimulai Sanjaya 2011: 57. Pada kegiatan perencanaan ini peneliti menyusun rancangan seluruh aspek
yang terkait dengan PTK antara lain seperti identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan diberikan, kemudian peneliti akan
membuat perencanaan aksi setiap siklusnya.
OBSERVE PLAN
ACT REFLECT
SIKLUS II
ACT REFLECT
PLAN OBSERVE
SIKLUS I