Tahap lanjutan Tahapan Penelitian

bundar, halus, cembung dengan diameter 2-3 mm di permukaan media, berwarna keabuan sampai hitam pekat, terkadang dengan zona terang off-white di sekelilingnya zona opak dengan atau tanpa zona terang clear zone. f Pengujian kapangkhamir Bacteriological Analytical Manual BAM 2009 Sampel ditimbang sebanyak 50 g dan dimasukkan ke dalam wadah steril kemudian ditambahkan 450 mL larutan Buffer Peptone Water BPW 0,1 steril dan dihomogenkan dengan stomacher selama 2 menit. Homogenat tersebut sebagai sampel dengan larutan pengenceran 10 -1 . Selanjutnya dipipet 1 mL larutan pengenceran 10 -1 dan dimasukkan ke dalam 9 mL Buffer Peptone Water BPW 0,1 steril untuk memperoleh larutan pengenceran 10 -2 . Dengan metode yang sama tersebut, dilakukan untuk memperoleh larutan dengan pengenceran 10 -3 sampai dengan larutan pengenceran 10 -5 Sampel dari larutan pengenceran 10 . -1 -10 -5 dipipet sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam cawan steril. Dilakukan secara duplo untuk setiap sampel larutan pengenceran. Selanjutnya ditambahkan media Potato Dextros Agar PDA steril Lampiran 19 yang telah ditambahkan asam tartarat 10 yaitu 12-15 mL yang telah didinginkan suhu 45±1 o C ke dalam masing – masing cawan steril yang sudah berisi sampel larutan pengenceran tersebut. Dilakukan gerakan cawan membentuk angka delapan agar media dalam cawan tersebut tersebar merata. Media dalam cawan tersebut didiamkan sampai padat dan selanjutnya diinkubasi pada suhu 35 o

3.4.3 Analisis proksimat

C selama 48 jam±2 jam dengan posisi cawan terbalik. Setelah diinkubasi koloni kapangkhamir dapat dihitung seperti pada penghitungan total koloni mikroba. a Analisis kadar air Association of Official Analitical Chemist AOAC 2005 Analisis kadar air dilakukan menggunakan metode oven. Cawan kosong dikeringkan dalam oven suhu 100-102 o C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu ruang dan ditimbang A. Sampel sebanyak 5 g diletakkan pada cawan tersebut B. Cawan yang berisi sampel dikeringkan ke dalam oven bersuhu 100-102 o Kadar air ditentukan dengan rumus : C selama 6 jam atau untuk produk yang tidak mengalami dekomposisi dengan pengeringan yang lama, dapat dikeringkan selama 1 malam 16 jam. Selanjutnya cawan dipindahkan ke dalam desikator sampai beratnya konstan dan ditimbang C. Kadar Air = B – C B – A x 100 Keterangan : A = Bobot cawan kosong B = Bobot cawan + contoh sebelum dikeringkan C = Bobot cawan + contoh sesudah dikeringkan. b Analisis kadar abu AOAC 2005 Cawan pengabuan disiapkan, kemudian dibakar dalam tanur, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel sebanyak 5 g ditimbang dalam cawan tersebut, diletakkan ke dalam tanur pengabuan, dibakar sampai diperoleh abu berwarna abu atau sampai beratnya tetap. Pengabuan dilakukan selama dua tahap; pertama pada suhu sekitar 400 o C dan kedua pada suhu 550 o Kadar abu = C. Selanjutnya sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Penentuan kadar abu menggunakan rumus : berat abu g berat sampel g x 100 c Analisis kadar protein AOAC 2005 Penetapan kadar protein dengan metode Kjeldahl meliput i tiga tahap yaitu dekstruksi, destilasi dan titrasi. Tahapan dekstruksi yakni sampel 0,1-0,2 g dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 50 mL dan ditambah sebanyak 2,0 mg K 2 SO 4 , 40 mg HgO dan 10 mL H 2 SO 4 . Kemudian di dekstruksi selama 30 menit hingga larutan berwarna menjadi hijau jernih. Setelah dekstruksi, sampel dibiarkan sampai dingin dan dipindahkan ke dalam labu takar 50 mL dan diencerkan dengan aquades hingga batas tera. Selanjutnya dilakukan destilasi yaitu dengan memasukkan sampel tersebut sebanyak 5 mL ke dalam destilator dan ditambahkan 10 mL NaOH 30 sampai berwarna coklat kehitaman, dan didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam Erlenmeyer 125 mL yang berisi larutan 5 mL H 3 BO 3 Kadar N dihitung berdasarkan rumus perhitungan kadar protein : dan dititrasi dengan HCl 0,02 N hingga berwarna merah jambu. Larutan blanko untuk koreksi adanya senyawa nitrogen N yang berasal dari regensia yang digunakan dianalisis seperti sampel. kadar protein = 505 x N x V HCl W x 1000 x 14,007 x FK x 100 Keterangan : Faktor 50 = Larutan contoh yang telah didekstruksi diencerkan 50 mL Faktor 5 = Banyaknya larutan contoh yang didestilasi N = Normalitas HCl yang digunakan V = volume HCl yang digunakan W = Berat sampel mg 14,700 = Berat atom Nitrogen FK = Faktor koreksi N-protein untuk ikan = 6,25. d Analisis kadar lemak AOAC 2005 Analisis kadar lemak menggunakan metode ekstraksi soxhlet. Labu soxhlet kosong dikeringkan dalam oven suhu 105 o C selama 30 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang A. Sampel ditimbang sebanyak 5 g dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan dalam labu soxhlet B. Selanjutnya kloroform atau petroleum eter sebanyak 150 mL dituangkan ke dalam labu soxhlet berisi sampel dan selanjutnya dimasukkan ke dalam extractor sochlet dan dipasang alat kondesor di atasnya dan labu lemak dibawahnya. untuk di refluks pada suhu 600 o C selama minimum 5 jam sampai pelarut yang kembali turun ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang tersisa dalam labu lemak di destilasi, setelah itu dikeringkan di dalam oven bersuhu 105 o Kadar lemak dihitung dengan rumus : C lalu didinginkan ke dalam desikator dan ditimbang C. kadar lemak = [ C – A B] x 100 Keterangan : A = Bobot labu soxhlet kosong B = Bobot labu soxhlet + sampel sebelum diuapkan C = Bobot labu soxhlet + sampel sesudah diuapkan e Analisis karbohidrat by-difference AOAC 2005 Analisis karbohidrat dilakukan dengan menggunakan metode by difference yaitu dengan mengurangi nilai 100 dengan nilai kadar protein, kadar air, kadar lemak dan kadar abu.