Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

Salah satu kelebihan model SEM yakni dapat mengukur suatu hubungan yang tidak bisa diukur secara langsung. Model ini menggambarkan hubungan antara variabel laten dengan variabel manifest sebagai model pengukuran, sedangkan model yang menggambarkan antara variabel-variabel laten dinamakan model persamaan structural. Seperti halnya dalam pengukuran kepuasan dan loyalitas terhadap kualitas jasa atau layanan juga tidak bisa diukur secara langsung melainkan melalui indikator-indikatornya. Pada penelitian ini yang digunakan sebagai variabel laten atau kualitas layanan di Restoran Pujasega adalah lima dimensi kualitas layanan yang meliputi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Penelitian yang tidak dapat dilakukan secara langsung memerlukan sebuah variabel untuk memudahkannya. Hal ini berarti pengukuran dilakukan secara langsung namun melalui variabel lain sebagai indikatornya Wijanto, 2008.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Masyarakat modern ditandai dengan aktivitas kerja yang tinggi serta adanya kesempatan yang sama untuk dapat bekerja bagi setiap orang yang mempunyai kompetensi tanpa diskriminasi. Aktivitas tersebut berdampak pada semakin banyak wanita pekerja atau karir yang menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga kesulitan dalam menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga termasuk menyediakan makanan bagi keluarga. Kelompok keluarga dengan ekonomi cukup, cenderung memilih makan di luar rumah dengan memilih tempat restoran atau cafe, selain cita rasanya lebih enak juga banyak sekali aneka menu yang ditawarkan, serta suasana yang menyenangkan. Kabupaten Garut merupakan wilayah yang dinamis, seiring dengan bertambahnya waktu, berbagai dinamika terus berlangsung, sehingga perubahan terjadi pada semua sektor termasuk industri makanan, yaitu restoran atau rumah makan. Restoran Pujasega Garut salah satu badan usaha restoran membuka usahanya pada tanggal 1 September 2002 berlokasi di Jl. Otista No. 64 A, Kecamatan Tarogong, Garut, Jawa Barat. Ditengah pertumbuhan restoran yang terus meningkat di Kabupaten Garut dan beragamnya pola konsumsi, Restoran ini mencoba masuk pada persaingan yang sudah ketat dengan merebut pangsa pasar yang sama dengan restoran lainnya di Garut. Berdasarkan hasil survey awal, ada fenomena bahwa jumlah konsumen restoran ini tiap bulannya berfluktuatif bahkan 31 mengalami jumlah pengunjung cenderung menurun. Tentunya hal ini mengakibatkan target penjualan perusahan mengalami penurunan. Perusahaan dalam hal ini Restoran Pujasega harus mempelajari apa yang diharapkan oleh konsumen dan kemudian menyiapkan tawaran yang melebihi harapan konsumen yang pada akhirnya perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dengan kualitas dan pelayanan yang baik yang pada gilirannya akan menjadi pelanggan yang loyal. Implikasinya tentu saja kenaikan penjualan dan akan meningkatkan profitabilitas. Hal ini membuat peneliti ingin menganalisis kepuasan dan loyalitas konsumen pada restoran yang bersangkutan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan manajemen mengevaluasi kinerja dalam mengelola restoran menghadapi pesaing yang makin ketat dan agresif. Konsumen yang ada di kota Garut sangat beragam dalam hal usia, adat istiadat, pendidikan, pekerjaan dan lainnya, sehingga preferensinya pun berbeda satu dengan yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diketahui bagaimana karakteristik konsumen Restoran Pujasega. Pada penelitian ini, yang digunakan sebagai variabel laten adalah lima dimensi kualitas layanan yang meliputi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Pola hubungan yang terjadi antara kualitas layanan dan kepuasan adalah positif, dimana kenaikan kualitas layanan akan mampu mempengaruhi kenaikan kepuasan pelanggan Supranto, 1997. Menurut Riyanti 2002, bahwa implikasi dari kepuasan pelanggan adalah pembelian ulang, dimana pembelian ini hanya bisa dilakukan ketika pelanggan merasakan sebuah kepuasan atas semua layanan yang disajikan penyaji jasa. Berdasarkan pemahaman ini, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan sangat menguntungkan bagi perusahaan karena bisa menjadi pemicu minat melakukan pembelian ulang ataupun kunjungan ulang ke Restoran Pujasega Garut. Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan maka dapat diketahui seberapa besar tingkat loyalitas konsumen. Untuk lebih jelasnya mengenai alur kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 32 Keterangan : : Analisis Deskriptif : Analisis SEM Struktural Equation Modeling Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional Tangibles • Fasilitas restoran • Penampilan fisik restoran • Penampilan fisik karyawan Reliability • Keramahan karyawan • Sistem pembayaran • Komitmen pelayanan • Kecepatan dan ketepatan penyajian menu Responsivenes • Kecepatan menanggapi masalah • Kesediaan memberikan informasi Assurance • Pengetahuan karyawan • Keamanan menkonsumsi makanan Emphaty • Kesungguhan manajemen dan karyawan • Tidak ada diskriminasi pelanggan 5 Dimensi Kualitas Pelayanan Karakteristik Konsumen : Jenis kelamin, umur, status pernikahan, lokasi geografi, pendapatan, pendidikan Restoran Pujasega • Persaingan yang ketat dalam industri boga khususnya restoran • Jumlah konsumen cenderung menurun Potensi restoran dan rumah makan di Garut Hasil dan Masukan bagi Manajemen Restoran Kepuasan Konsumen Loyalitas Konsumen 33

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Restoran Pujasega Garut di jalan Otto Iskandardinata No. 64 A Kecamatan Tarogong, Garut, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa restoran Pujasega merupakan salah satu restoran modern di kabupaten Garut yang menyediakan menu yang beragam mulai dari menu lokal sampai internasional dan perusahaan telah berdiri sejak tahun 2002. Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil kuesioner analisis kepuasan dan loyalitas konsumen Restoran Pujasega Garut. Pengisian kuesioner dilakukan dengan mewawancarai secara langsung responden. Data sekunder diperoleh melalui buku, internet, serta instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perpustakaan LSI IPB, perpustakaan MMA IPB, dan berbagai kepustakaan lainnya, seperti hasil penelitian terdahulu dan majalah yang relevan dengan topik penelitian.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel yang dipilih adalah non-probability sampling. Metode ini dipilih karena tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden Simamora, 2004. Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah judgement sampling Nazir, 2005 dimana peneliti terlebih dahulu memutuskan kriteria-kriteria responden, yaitu : a Konsumen yang sedang berkunjung ke Restoran Pujasega Garut b Hanya 1 orang dalam 1 keluarga c Jika muda-mudi bersama teman-teman mereka maka siapa saja yang bersedia mengisi kuesioner