Analisis Protein Metode Biuret Praira, 2008

25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Metode Lowry ini merupakan metode identifikasi protein yang cukup banyak memiliki senyawa pengganggu dibandingkan metode Biuret dan Bradford. Senyawasenyawa yang dapat mengganggu dalam metode ini di antaranya adalah gugus fenolik, lipid, deterjen, amonium sulfat, guanin, melanin, bilirubin, 4- metilumbeliferona, merkaptosistein, tris-HCl, dan RNA.

2.6.3 Analisis Protein Metode Bradford Praira, 2008

Metode bradford merupakan metode analisis protein yang menggunakan coomassie brilliant blue G-250. Metode ini lebih sensitif daripada metode Biuret dan Lowry. Metode ini baik digunakan untuk protein yang konsentrasinya 0,0- 0,02 mgml. Selain itu, metode ini juga cukup cepat, mudah, dan sedikit senyawa penggangu. Walaupun demikian, selain membutuhkan pereaksi yang cukup mahal, metode ini tidak baik digunakan untuk protein dengan bobot molekul rendah. Analisis protein dengan metode Bradford didasarkan atas pembentukan ikatan antara pewarna coomassie dengan beberapa asam amino seperti arginin dan residu asam amino hidrofobik yang ada pada protein. Pembentukan ikatan menghasilkan warna biru dan memiliki spektrum absorbansi maksimum sebesar 595 nm. Bentuk yang tidak berikatan anionik ditunjukkan oleh warna hijau atau merah. Nilai absorbansi yang diperoleh pada panjang gelombang 595 nm sebanding dengan jumlah senyawa yang berikatan, dan sebanding dengan konsentrasi protein pada sampel. Metode Bradford sedikit lebih praktis dan lebih sensitif dibandingkan dengan metode Biuret dan lowry. 26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2016 bertempat di Laboratorium Kimia Obat dan Laboratorium Penelitian II, Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting, wadah pencuci, talenan, termometer, stopwatch, batang pengaduk, cetakan gelatin, oven Memmert, timbangan analitik Kern, pengaduk magnetik, pH universal, gelas ukur, sentrifuge Hettich-EBA 20 Zentrifugen, tabung sentrifuge, pH meter F-52 Horiba, hot plate, penangas air Eyela Digital SB-1000, viskometer Brookfield, vortex, homogenizer Nissei AM 11, shaker bath, gelas piala, pipet tetes, spatula, kertas perkamen, spektrofotometer UV-Vis Hitachi U-2910, kuvet, erlenmeyer, labu ukur, kertas saring Whatmann no 1, tabung reaksi, pipet volumetrik, cawan, desikator, lemari asam, cawan pengabu, tanur Thermolyne, tissue, lemari pendingin, corong butchner, vakum filtrasi, oven, alumunium foil, penggaris.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi, natrium sulfida Na 2 S, kalsium hidroksida CaOH 2 , asam asetat 0,2 M, natrium klorida NaCl 0,3 M, aquadest, natrium hidroksida NaOH 6N, 1 M, asam klorida HCl 6 N, 3 M, minyak kedelai, minyak palm, Sodium Dodecyl Sulfate 0,1, isopropanol, larutan oksidan Chloramin T 7 wv dan buffer asetatsitrat pH 6 rasio 1:4 vv, reagen Eh rlich’s, buffer asetat-sitrat, larutan standar hidroksiprolin, gelatin standar sapi komersial Gelatin from bovine skin, Sigma Aldrich.