Komik sebagai media pembelajaran

40 KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KI 3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah 3.1 Menjelaskan pembuatan busana secara Industri 3.1.1 Menjelaskan pengertian pembuatan busana secara industri 3.1.2 Menjelaskan karakteristik pembuatan busana secara industri 3.1.3 Menjelaskan proses pembuatan busana secara industri 3.1.4 Mendiskripsikan proses pembuatan busana secara industri KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung 4.1 Mengindentifikasi karakteristik pembuatan busana secara industri 4.1.1 mengidentifikasikan karakteristik proses pembuatan busana secara industri 4.1.2 Mengidentifikasikan proses pembuatan busana secara industri Sumber: Dokumen Spektrum Busana Butik SMK N 1 Sewon tahun 2013 Salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran busana industri adalah pembuatan busana secara industri. Berdasarkan silabus pembuatan busana secara industri berada pada awal pembelajaran. Dikarenakan mata pelajaran pembuatan busana secara industri berkaitan dengan materi pelajaran berikutnya. Menurut Agustin Rinarti dan Heni Mustofani 2013:1, pembuatan busana industru adalah busana jadi dan perlengkapannya yang diproduksi secara massal menggunakan peralatan modern seperti mesin jahit highspeed, cutting machine, dan lain-lain, termasuk didalamnya ada perancangan, memproses, dan memasarkan. Karakteristik pembuatan busana secara industri yaitu Dalam industri busana satu model busana diproduksi secara massal artinya diproduksi dalam jumlah besar. Untuk satu produk bisa dibuat satu ukuran atau beberapa ukuran dengan ukuran standart S,M,L, dan XL atau dengan nomer 14, 15, 16, dan seterusnya. Dalam satu hari bisa menghasilkan baju hingga ratusan bahkan ribuan buah baju, dan memotong dalam jumlah banyak. Proses pembuatan busana secara industri dimulai dari : 41

a. Marker Layout

Marker adalah rancangan bahan yang dibuat dengan mengutip atau memindahkan lembaran-lembaran pola dari suatu desain busana diatas kertas atau bahan tekstilkain berdasarkan cutting order Agustin Rinarti dan Heni Mustofani, 2013:1. Sedangkan Aas Asmawati 2006:16, mengungkapkan marker adalah suatu proses penggabungan beberapa ukuran pola garment dalam satu proses spreading ampar. Dimana dalam satu marker bisa terdiri dari dua sampai lima ukuran garment. Dengan demikian akan menghasilkan output yang tinggi. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa marker adalah proses merancang bahan diatas kertas yang dibuat dengan menggabungkan beberapa ukuran pola garmen dalam satu proses ampar. Ada dua cara teknik membuat marker yaitu teknik membuat marker secara manual dan teknik marker dibuat secara CAD atau komputerisasi.

b. Menggelar bahan spreading

Spreading adalah menggelar kain pada meja potong, dimana jumlah lapisan kain mencapai 100 lembar atau lebih sesuai dengan jumlah order yang dipesan Agustin Rinarti dan Heni Mustofani, 2013:1. Sedangkan Aas Asmawati 2006:21 , mengungkapkan spreading atau ampar adalah proses produksi sebelum pemotongan kain, dimana dalam proses ini panjang kain yang diamparkan telah ditentukan sebelumnya oleh bagian marker, begitupun jumlah layerlapisan kain ditentukan oleh bagian marker.