12 4
Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan model pembelajaran yang membuat peserta didik bosan.
8
Dalam konteks pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model konstruktivisme ini, guru tidak dapat mendoktrinasi gagasan ilmiah supaya siswa
mau mengganti dan memodifikasi gagasan yang non ilmiah menjadi ilmiah. Dengan demikian arsitek pengubah gagasan siswa adalah siswa itu sendiri dan guru hanya
berperan sebagai fasilitator dan penyedia kondisi belajar supaya pembelajaran bisa berlangsung dengan kondusif dan memberikan kemudahan belajar bagi siswa dengan
menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Karena dengan lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar dan
dapat menunjang keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan. Jadi, belajar menurut pandangan konstruktivisme adalah proses aktif, sehingga
dalam pembelajaran siswa perlu diupayakan agar dapat mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh dengan memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Jika
pengetahuan awal tersebut tidak sesuai dengan konsep ilmiah miskonsepsi maka perlu dilakukan klarifikasi melalui kegiatan observasi, eksperimen, atau dengan
memberikan masalah yang menimbulkan konflik kognitif.
2. Model Pembelajaran Generatif
a. Pengertian Pembelajaran Generatif
Pembelajaran generatif atau generative learning terdiri dari dua kata yaitu generative dan learning. Generative is having the power of producing,
9
generatif berarti kekuatan untuk menghasilkan sedangkan learning is gaining of knowledge or
skill
10
, pembelajaran adalah peningkatan pengetahuan atau kemampuan Jadi generative learning adalah suatu proses pembelajaran yang dapat menghasilkan
pengetahuan. Artinya pengetahuan itu didapat tidak dengan sendirinya melainkan
8
E. Mulyasa, Kurikilum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-1, hal. 242
9
Thorndike Barnhart, Advanced Junior Dictionary, New York, Second Edition, h. 339
10
Ibid., h. 465
13 melalui usaha seseorang dengan menggunakan potensi yang dimilikinya dan usaha
kognitifnya karena pengetahuan bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan. Dengan demikian pengetahuan mutlak diperoleh dengan belajar yaitu dari
hasil kontruksi kognitif dalam diri seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat panca inderanya. Singkatnya, generatif learning menolak adanya transfer
pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bisa dipindahkan. Sebaliknya, kondisi ini akan
berbeda jika pembelajaran itu ditunjukan untuk menggali pengetahuan dari pengetahuan seseorang.
Parulina Hutapea dan Nuriana Thoha menjelaskan bahwa pembelajaran generatif adalah pembelajaran yang mengarah pada perubahan transformasi, yang
dapat mencakup perubahan norma atau strategi serta asumsi-asumsi yang berkenaan dengan norma organisasi.
11
Teori generative learning dikemukakan oleh Wittrock seperti dikutip Paulina Pannen, berasumsi bahwa ”siswa bukan penerima informasi yang pasif, melainkan
siswa aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan dalam mengkontruksikan makna informasi yang ada disekitarnya”.
12
Sangat penting bagi guru untuk meminta siswa to generate ”menghasilkan” sendiri makna dari informasi yang diperolehnya. Siswa
akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang akan dipelajarinya.
Belajar merupakan proses aktif dari siswa untuk membentuk makna mentah itu dari bacaan, berinteraksi dengan lingkungan ataupun pengalaman fisik. Sesuai
prinsip tersebut, maka proses pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa
memperoleh sendiri pengetahuannya.
11
Parulina Hutapea dkk, Kompetensi Plus Teori, Desain,Kasus, dan Penerapan Untuk HR dan Organisasi yang Dinamis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 110
12
Paulina Pannen, dkk, Op. Cit hal. 79
14 Seperti yang dikutip Kathleen Chamberlain, Wittrock 1974
“Find the meanings and concepts that the learner has generated already from his or her
background, attitudes, abilities, and experiences and determine ways so that the learner will generate new meanings and concepts that will be useful to him or her”.
13
Menjelaskan pengertian generatif Generatif berarti searti dengan konstruksi pengertian konstruktivisme dan dimana guru harus: “ Menemukan pengertian dan
konsep siswa yang siap untuk dihasilkan dari latar belakangnya, sikap, bakat dan pengalaman dan menentukan jalan yang siswa pengertian baru akan hasilkan dan
konsep yang akan dipergunakannya.” Pembelajaran generatif sama dengan konstruktivisme dimana siswalah yang mengkonstruk pengetahuannya sendiri.
Dalam generative learning, siswa lebih diberi tempat dari pada guru. Artinya, dalam proses pembelajaran siswa merupakan pusat pembelajaran student center.
Generative learning mendorong siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Di dalam kelas yang menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan
memberikan ceramahmengendalikan seluruh kegiatan di kelas. Menurut George Mason, ”generative learning is a theory that involves the
active integration of new ideas with learner’s existing schemata”.
14
Menyatakan bahwa dalam strategi generative lerning siswa terlibat secara aktif selama proses
pembelajaran dalam menghubungkan ide-ide baru dengan struktur kognitif pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Menurut George Mason, pembelajaran generatif dibagi menjadi 4 unsur yaitu: 1
Ingatan; siswa menggali informasi dari pengetahuan sebelumnya dengan cara pengulangan, latihan, meninjau ulang dan dengan alat bantu mengingat.
2 Penggabungan; siswa menggabungkanmenghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan sebelumnya dengan cara penguraian uraian dalam bentuk cerita, ringkasan menjelaskan dengan singkat, memecahkan persoalan, mengajukan
pertanyaancontoh dan mengajukan persamaan dan kiasan.
13
Curiculum in Primary Practice, Science 7-11 developing Primary Teaching Skills, USA dan Canada: Clive Carre dan Carrie Ovens, 1994, h. 39
14
George Mason, Strategi Generative Learning http:nasaui.ited.uidaho.edunasaspark datashar .htm. 2009 Strategi Pembelajaran Generatif.htm, 1 Januari 2011.
15 3
Pengorganisasian; siswa mengaitkan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya berupa ide dan konsep-konsep baru ke dalam metode yang berarti dengan
menganalisis ide-ide pokok, penguraian, mengkatagorikan, pengelompokkan dan peta konsep.
4 Perluasan; siswa mengembangkan materi baru kepada informasiide-ide yang
telah ada dalam ingatan siswa, dengan cara manggeneralisir gambaran jiwafisik, prosa, perluasan kalimat, mempertajam penglihatan, film dan papan buletin.
15
Secara natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan yang masuk
akal dan bermanfaat. Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian di dalam pembelajaran akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam dimana
siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran
yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan menemukan arti didalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan
menyenangkan. Siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun
pengetahuan baru. Sedangkan menurut Grouws, “generative learning is learners actively
participate in the learning process and generate knowledge by forming mental connections between concepts”.
16
Grouws berpandangan bahwa dalam pembelajaran siswa berpartisipasi aktif dalam membangun konsep-konsep dengan kemampuannya
sendiri melalui proses pembentukan mental sehingga konsep itu terbangun menjadi konsep baru.
15
Ibid.
16
Grouws, Generative, http121.ed.psu.edusuccesslessonslesson3ISCa3 L.HTM, 2009 Strategi Pembelajaran Generatif.htm, 1 Januari 2011.
16 Menurut Grouws, ada 2 jenis aktivitas generative:
1 Aktivias itu menghasilkan hubungan yang dinamis judul, rubrik, pertanyaan,
tujuan, ringkasan, grafik, tabel dan ide pokok 2
Aktivitas itu menghasilkan penggabungan hubungan antara apa yang siswa lihat, dengar atau baca dan ingatan demonstrasi, kiasan, persamaan, contoh, gambar,
aplikasi, penafsiran penguraian dan kesimpulan
17
Siswa pada semua usia memiliki konsep tentang berbagai fenomena yang dibawanya ke dalam kelas. Konsep awal ini dapat bersumber antara lain dari latar
belakang kebudayaan, keluarga dan media maupun hal-hal lain dimana siswa secara langsung mendengar, melihat dan sekaligus menggunakannya. Konsep ini sangat
membantu dalam konteks keseharian siswa. Sementara itu, konsep baru yang dipelajarisiswa di dalam kelas akan lebih mudah diterima jika dikaitkan dengan
skema pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga terjadi proses asimilasiasosiasi.
Wittrock menyimpulkan bahwa “the essence of the generative learning model is that the mind or the brain, is not a passive consumer of information. Instead, it
actively construct its own interpretations of information and draws inferences from them”.
18
Ini berarti bahwa pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh kerja otak siswa itu sendiri dan bukan diterima secara pasif dari lingkungannya. Dengan
demikian pembelajaran merupakan hasil dari usaha siswa itu sendiri dan bukan dipindahkan dari guru kepada siswa.
Dalam melaksanakan pembeljaran generatif, guru perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut :a. Menyajikan demonstrasi untuk
menantang intuisi siswa. Setelah dosen mengetahui intuisi yang dimiliki siswa, guru mempersiapkan demonstrasi yang menghasilkan peristiwa yang dapat berbeda dari
intuisi siswa. Dengan melihat peristiwa yang berbeda dari dugaan mereka maka di dalam pikiran mereka timbul perasaan kacau dissonance yang secara psikologis
17
Ibid.
18
Wittrock, Stategi Pembelajaran Generatif, http: www. stemnetnf.cadfureymetacoggenerate .html 2000Strategi Pembelajaran Generatif.htm, 1 Januari 2011.
17 membangkitkan perasaan tidak tenteram sehingga dapat memotivasi mereka untuk
mengurangi perasaan kacau itu dengan mencari alternatif penjelasan. b. Mengakomodasi keinginan siswa dalam mencari alternatif penjelasan dengan
menyajikan berbagai
kemungkinan kegiatan
siswa antara
lain berupa
eksperimenpercobaan, kegiatan kelompok menggunakan diagram, analogi, atau simulasi, pelatihan menggunakan tampilan jamak multiple representation untuk
mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Variasi kegiatan ini dapat membantu siswa memperoleh penjelasan yang cukup memuaskan. c. Untuk lebih memperkuat
pemahaman mereka maka guru dapat memberikan soal-soal terbuka open-ended questions, soal-soal kaya konteks context-rich problems dan pertanyaan terbalik
reverse questions yang dapat dikerjakan secara kelompok. Menurut Sanerya Hendrawan, generative learning adalah
“pembelajaran yang mencakup perluasan kapasitas mencipta hasil-hasil yang diinginkan.
”
19
Pada prinsipnya guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi
siswa sendirilah yang harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Guru berperan dalam membantu proses pembelajaran dengan cara-cara mengajar
yang membuat informasi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Tugas guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan menerapkan sendiri ide-
ide dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar.
b. Tahapan Pembelajaran Generatif