Permasalahan dan Kendala Kemakmuran dan Kesejahteraan Masyarakat 1.

33 demikian tingkat capaian yang diperoleh adalah 100,05 yang berarti kegiatan pembangunan dalam tahun 2011 tersebut sudah dapat mencapai target yang ditetapkan semula dalam rencana. Akan tetapi untuk tahun 2012 ternyata tingkat capaian IPM tersebut ternyata masih 99,52 karena realisasi IPM yang dapat dicapai ternyata sedikit berada dibawah target yang telah ditetapkan semula. Ini berarti bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia Provinsi Sumatera Barat tahun 2012 masih belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan semula dalam RPJMD.

2. Permasalahan dan Kendala

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa permasalahan dan kendala umum yang dihadapi Provinsi Sumatera Barat dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut: a. Masih tetap relatif rendahnya nilai tambah hasil produksi yang dapat diterima oleh para petani dan nelayan karena kegiatan usaha masih terfokus pada kegiatan budidaya. Sedangkan kegiatan pengolahan hasil agroindustri dan perdagangan, baik dalam negeri atau ekspor, sebagaimana tercakup dalam kegiatan agribisnis sebegitu jauh masih ternyata belum banyak dapat dilakukan; b. Masih sangat terbatas kegiatan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas produk lama atau menghasil produk-produk baru yang mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga peningkatan nilai tambah untuk masyarakat dalam jumlah berarti masih sulit dilakukan; c. Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengelolaan sumberdaya alam di daerah sampai saat ini masih tetap rendah. Kondisi ini selanjutnya menyebabkan peningkatan produktifitas hasil pertanian, industri dan jasa yang dilakukan di daerah menjadi tidak banyak mengalami kemajuan. 34 3. Penyesuaian Kebijakan PembangunanDaerah Untuk dapat memecahkan permasalahan dan kendala pembangunan tersebut dan sekaligus untuk dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat di daerah, maka penyesuaian kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Mendorong kegiatan agrobisnis dengan mengembangkan kegiatan pengolahan hasil produksi pertanian dalam bentuk kegiatan “agroindustries”. Sejalan dengan hal tersebut perlu pula terus dikembangkan kegiatan pemasaran hasil dengan meningkatkan kegiatan perdagangan dalam negeri dan luar negeri ekspor; b. Mendorong pengembangan kegiatan inovasi daerah melalui penerapan Sistem Inovasi Daerah SIDa Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah disusun dan ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam bentuk Road-Map Penguatan Sida; c. Mendirikan dan mengembangkan kembali Badan Penelitian, Pengembangan danInovasiDaerah Balitbangnovda untuk mengarahkan dan mengembangkan kegiatan penelitian dan pengembangan RD yang bersifat teknologi terapan di Sumatera Barat dalam rangka pengembangan inovasi dan IPTEK. d. Mendorong pengembangan usaha ekonomi kreatif yang mengandung unsur keterampilan khusus yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Barat seperti kain songket, sulaman, kerajinan perak, kuliner khas Minangkabau dan lain-lainnya. 35 BAB IV EVALUASI KINERJA KEUANGAN Evaluasi kinerja keuangan mencakup evaluasi pendapatan daerah, struktur belanja dan evaluasi kemampuan keuangan daerah, evaluasi pelaksanaan anggaran berdasarkan prioritas, dan perkiraan pendapatan pada masa datang.

4.1. Evaluasi Pendapatan Daerah