209
1. Dalam penyusunan
perencanaan pembangunan
Pengembangan Industri Olahan, Perdagangan, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi perlu koordinasi antar
instansi baik horizontal maupun vertikal, serta sinergi program antar berbagai sektor pertanian umumnya,
industry dan perdagangan.
2. Dalam penyusunan perencanaan kegiatan dalam setiap program perlu memperhatikan hendaknya didasarkan
pada evaluasi program terdahulu, sehingga jelas dasar kegiatan yang tidak berlanjut atau muncul baru.
3. Dalam penyusunan perencanaan kegiatan kedepan pada prioritas 6, perlu lebih memperhatikan perencanaan
pembangunan Pengembangan
Industri Olahan,
Perdagangan, Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi untuk percepatan pengembangan ekonomi rakyat.
4. Dalam penyusunan perencanaan kegiatan kedepan perlu lebih memperhatikan keterkaitan antar sektor pertanian
dan industri serta perdagangan, seperti; Pengembangan teknologi dan sarana pengolahan hasil pertanian,
pengembangan teknologi tepat guna, dll, serta dukungan Kementerian BUMN dan Pembangunan Daerah Tertinggal
PDT
dapat diakses
dengan penguatan
dan pengembangan kelembagaan agribisnis.
8.3. Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan Budaya
Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan Budaya adalah salah
satu kebijakan
umum dan
menjadi prioritas pembangunan daerah untuk mewujudkan Misi 4 RPJMD di
Provinsi Sumatera
Barat periode
2010-2015. Sesuai
kesepakatan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah KabupatenKota, terdapat 10 objek destinasi wisata unggulan
daerah yang direncanakan dalam RPJMD Provinsi Sumbar tahun 2010-2015, yang dikategorikan kepada kawasan wisata
keindahan alam pegunungan dan perairan kawasan pantai, air terjun, dan danau serta kawasan wisata budaya dan
210
sejarah. Objek-objek wisata tersebut berdasarkan lokasinya adalah seperti pada Tabel 8.11.
Tabel 8.11. Objek Wisata yang dikembangkan berdasarkan
RPJMD Provinsi Sumbar Tahun 2010-2015
Jenis Kawasan
Wisata
Nama Objek Wisata
Uraian Objek Wisata
Lokasi
Keindahan Alam
Gunung Padang - Aia Manih
- Pantai Air Manis - Batu Malin
Kundang Kota Padang
Panorama Baru - Taman kota
- Ruang bawah tanah peninggalan
Jepang Kota Bukittinggi
Lembah Harau - Lembah
- Air terjun - Hutan
Kabupaten 50 Kota
Kawasan Mandeh - Pantai
- Pulau Kabupaten
Pesisir Selatan Danau Kembar
- Danau Di atas - Danau Di bawah
Kabupaten Solok
Danau Maninjau - Danau
Kabupaten Agam,
Teluk Katurai - Pantai
- Menyelam Kabupaten Kep.
Mentawai Sejarah
dan Budaya
Sejarah Kawasan Tambang
- Wisata air di lokasi bekas
pertambangan batu bara
Kota Sawahlunto
Istano Pagaruyuang
- Istana Rumah Adat Kerajaan
Minangkabau Kabupaten
Tanah Datar Ulakan Tapakis
- Budaya Kabupaten
Padang Pariaman
Ada tiga sasaran yang diharapkan dicapai melalui prioritas pengembangan pariwisata dengan pemanfaatan
potensi daerah ini selama periode RPJMD tahun 2010-2015, yaitu: 1 berkembangnya wisata seni dan budaya; 2
meningkatnya jumlah dan kualitas kawasan wisata alam dan wisata budaya yang sudah tertata dengan baik; serta 3
211
meningkatnya jumlah
wisatawan nusantara
dan mancanegara.
Strategi yang
dirancang dalam
pengembangan pariwisata adalah: 1 mengembangkan wisata seni dan
budaya daerah; 2 mengembangkan kawasan wisata alam unggulan utama Sumatera Barat; 3 mengembangkan
kawasan wisata budaya unggulan utama Sumatera Barat; 4 meningkatkan kualitas promosi destinasi wisata; dan 5
meningkatkan kualitas sumberdaya pelaku usaha dan aparatur parawisata
Untuk mencapai sasaran melalui strategi yang ditetapkan, maka di dalam RPJMD Provinsi 2010-2015
ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut: 1.
Meningkatkan kualitas cagar budaya dan kapasitas sumberdaya manusia seni dan budaya daerah
2. Meningkatkan Kualitas produk wisata budaya
3. Mengembangkan kawasan wisata alam Gunung Padang
4. Mengembangkan kawasan wisata alam Mandeh
5. Mengembangkan kawasan wisata alam Panorama Baru
6. Mengembangkan kawasan wisata alam Danau Kembar
7. Mengembangkan kawasan wisata alam Harau
8. Mengembangkan kawasan wisata alam Danau Maninjau
9. Mengembangkan kawasan wisata surfing Mentawai
10. Mengembangkan kawasan wisata tambang Sawahlunto 11. Mengembangkan kawasan wisata budaya Ulakan Tapakis
12. Mengembangkan kawasan
wisata budaya
Istano Pagaruyuang
13. Meningkatkan promosi yang efektif 14. Meningkatkan sadar wisata di wilayah destinasi wisata
8.3.1.
Evaluasi Konsistensi Perencanaan Program dan Anggaran
Dari sisi dokumen perencanaan, ada 8 delapan program yang dirancang untuk mencapai 3 sasaran utama pada
Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan Budaya dalam RPJMD yang dilanjutkan ke dalam RKPD mulai tahun
2010 sampai dengan tahun 2012. Namun demikian, ada 2
212
dua program yang tidak direncanakan secara konsisten, yakni Program Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan
Program Pengembangan Diplomasi Seni dan Budaya tidak dimunculkan dalam dokumen RKPD tahun 2012, tetapi ada
dalam dokumen RKPD tahun 2011 dan 2013 lihat Tabel 8.12.
Tabel 8.12. Persandingan Program RPJMD dan RKPD tahun 2012
dan 2013 untuk Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata dan Budaya
No SASARAN
PROGRAM RPJMD 2010-
2015 RPJMD 2010-
2015 RKPD tahun 2012
RKPD tahun 2013
1 Berkembangnya
wisata seni dan budaya
Pemberdayaan lembaga-
lembaga adat, seni dan budaya
Pemberdayaan Lembaga-Lembaga
Seni Dan Budaya Pemberdayaan
Lembaga-Lembaga Adat, Seni dan Budaya
Peningkatan Diplomasi Seni
dan Budaya Pengembangan
Kelembagaan Pariwisata
Peningkatan Diplomasi Seni dan Budaya
Pengelolaan Kekayaan
Budaya Pengelolaan
Kekayaan Budaya Pengelolaan Kekayaan
Budaya Peningkatan dan
Pengembangan Produk Wisata
Budaya Minangkabau
Peningkatan dan Pengembangan
Produk Wisata Minangkabau
Peningkatan dan Pengembangan Produk
Wisata Budaya Minangkabau
2 Meningkatnya
jumlah dan kualitas kawasan
wisata alam dan wisata budaya
yang sudah tertata dengan
baik Pengembangan
Kawasan Wisata Alam
Pengembangan Kawasan Wisata Alam
Pengembangan Kawasan Wisata Alam
Pengembangan Kawasan Wisata
Budaya Pengembangan
Kawasan Wisata Budaya
Pengembangan Kawasan Wisata
Budaya 3
Meningkatnya jumlah
wisatawan nusantara dan
mancanegara Pengembangan
Pemasaran Wisata
Pengembangan Pemasaran Wisata
Pengembangan Pemasaran Wisata
Pengembangan SDM Pariwisata
Pengembangan SDM Pariwisata
Pengembangan SDM Pariwisata
Program yang tidak konsisten direncanakan tentu saja akan berdampak pada buruknya pencapaian target Wilayah
Pengembangan Pariwisata WPP, baik untuk kawasan wisata alam maupun kawasan wisata budaya. Buruknya kinerja
prioritas ini ditunjukkan oleh capaian makro dari 3 tiga indikator utama yang ditetapkan lihat Tabel 3. Hanya 1
satu dari 3 tiga indikator utama yang dapat dicapai sesuai
213
dan melebihi target, sementara 2 dua indikator lainnya memperlihatkan kinerja yang tidak maksimal, menurun,
bahkan nol.
Tabel 8.13. Capaian Kinerja Indikator Utama
Program Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan Budaya
Indikator Utama Tahun2010
Target Realisasi
Capaian Target
Realisasi Capaian
Target Tahun 2011
Tahun 2012 2013
2014 2015
Jumlah Destinasi Wisata Alam yang
dikembangkan kws
2 3
2 67
4 -
5 6
7 Jumlah
Destinasi Wisata
Budaya yang dikembangkan
kws 2
5 500
5 2
40 1
2 3
Peningkatan Wisa-tawan
Dalam dan Luar Negeri
5 5
10,8 216
10 10
100 12
15 20
Dengan kondisi yang seperti ini, dapat dikatakan bahwa sasaran prioritas ini akan terancam tidak tercapai di
akhir periode RPJMD tahun 2015, karena sampai tahun ketiga ini masih ada 2 dari 3 sasaran melalui 2 dari 3
indikator utama yang belum dapat mencapai target kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan diskusi dengan SKPD terkait,
ditemukan fakta bahwa tercapainya sasaran ke 3 sama sekali tidak ada kaitannya dengan capaian sasaran 1 dan 2. Jumlah
wisatawan dalam dan luar negeri meningkat ternyata tidak dapat
dihubungkan dengan
tidak terealisasinya
pengembangan kawasan wisata alam dan budaya sesuai RPJMD, namun karena ada acara yang dibuat untuk
merespon kondisi yang sedang berjalan saat itu, yaitu Tour de Singkarak, lomba masak rendang setelah rendang
dinyatakan sebagai makanan favorit dunia, dan bahkan juga diduga karena banyaknya kunjungan dan bantuan yang
datang ke Sumatera Barat.
214
Disisi lain, evaluasi terhadap ketersediaan anggaran memperlihatkan bahwa semua program disediakan input
pendukungnya berupa dana. Namun demikian tidak semua dana yang tersedia digunakan secara efisien oleh setiap
program. Berdasarkan data yang ada, rata-rata pada tahun 2011 dana yang dihabiskan untuk pelaksanaan prioritas ini
adalah 84 Rp. 10.951.125.660,- dari dana tersedia Rp. 10.951.125.660,- dan semakin menurun pada tahun 2012,
yakni 79 Rp.6.719.778.427,- dari dana tersedia Rp. 8.510.324.000,-.
Evaluasi konsistensi program dan anggaran dapat dikatakan kurang konsisten karena hanya 1 dari 3 sasaran
yang dapat dicapai, sementara dana telah dihabiskan melebihi 70.
8.3.2. Evaluasi Capaian Sasaran dan Program
Berdasarkan dokumen RPJMD Provinsi tahun 2010-2015, urutan program yang disusun untuk prioritas Pengembangan
Kawasan Wisata Alam dan Budaya ini adalah 8 delapan program dengan susunan sebagai berikut:
1.
Pemberdayaan lembaga-lembaga adat, seni dan budaya
2.
Peningkatan Diplomasi Seni dan Budaya
3.
Peningkatan Kekayaan Budaya
4.
Peningkatan dan Pengembangan Produk Wisata Budaya Minangkabau
5.
Pengembangan Kawasan Wisata Alam
6.
Pengembangan Kawasan Wisata Budaya
7.
Pengembangan Pemasaran Wisata
8.
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pariwisata Telah ditetapkan 3 tiga sasaran yang ingin dicapai di
dalam prioritas ini melalui program-program tersebut yaitu: 1.Berkembangnya
wisata seni
dan budaya;
2 Meningkatnya jumlah dan kualitas kawasan wisata alam dan
wisata budaya yang sudah tertata dengan baik; dan 3 Meningkatnya
jumlah wisatawan
nusantara dan
mancanegara. Data evaluasi kinerja program pembangunan untuk Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan
Budaya sesuai dengan RPJMD disajikan pada Tabel 8.14.
215 Tabel 8.14.
Capaian Program Pembangunan prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan
Budaya 3 Sasaran, 8 Program
SASARAN Program
Satuan Capaian Kinerja
Capaian Kinerja Program Kondisi
Awal Kondisi
Akhir 2011
2012 2013
2014 2015
Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target Berkembangnya
wisata seni dan budaya
Pemberdayaan lembaga-
lembaga adat, seni dan budaya
Data yang diberikan hanya untuk satuan dan capaian indikator kegiatan, sementara satuan dan indikator program tetap tidak tersedia
Peningkatan Diplomasi Seni
dan Budaya Produk
8 20
7 4
11 11
14 17
20 Pengelolaan
Kekayaan Budaya
Unit 3
7 4
4 5
5 6
6 7
Peningkatan dan Pengembangan
Produk Wisata Budaya
Minangkabau Jenis
Produk Wisata
Budaya 4
1 -
2 11
2 3
4 Meningkatnya
jumlah dan kualitas kawasan
wisata alam dan wisata budaya
yang sudah tertata dengan baik
Pengembangan Kawasan Wisata
Alam Kawasan
2 7
3 -
4 -
5 6
7 Pengembangan
Kawasan Wisata Budaya
Kawasan 3
2 1
2 3
Meningkatnya jumlah wisatawan
nusantara dan mancanegara
Pengembangan Pemasaran
Wisata 2
5 5
10 10
1 2
1 5
2 Pengembangan
SDM Pariwisata Orang
100 220
125 125-
125 120
185 220
220
Tabel 4 memperlihatkan review RPJMD berdasarkan implementasi RKPD tahun 2011 dan 2012, bahwa ada
beberapa program yang melebihi target dalam realisasi capaian kinerjanya, namun ada juga yang tidak mencapai
target dan bahkan tidak terealisasi sama sekali. Secara umum data tersebut memperlihatkan kinerja program
–program tahun 2012 terealisasi lebih baik dibanding dengan kinerja
program di tahun 2011. Apabila dibandingkan dengan kondisi awal tahun 2010, semua program sudah melampaui kondisi
awalnya, kecuali 1 satu program yang capaian kinerjanya masih tetap di bawah kondisi awal, yakni program
pengembangan kawasan wisata alam. Namun demikian, walaupun hanya 1 program, namun hal ini cukup spesifik dan
216
memprihatinkan karena Propinsi Sumatera Barat yang dikenal dengan kekayaan sumberdaya alamnya yang indah namun
setelah 3 tahun menjalankan RPJMD tetap saja belum berhasil mengembangkan kawasan wisata alam tersebut.
Evaluasi terhadap anggaran berdasarkan program yang dilaksanakan, penggunaan anggaran cukup baik, walaupun
dari angka persentasi dana yang direalisasikan tidak ada yang mencapai 100 . Namun demikian ini juga dapat dijadikan
indikasi terjadinya efisiensi dalam penggunaan anggaran dari jumlah yang disediakan. Tabel 8.15 memperlihatkan
penggunaan anggaran berdasarkan sasaran dan program untuk Prioritas Pengembangan Kawasan Wisata Alam dan
Budaya sesuai RPJMD 2010-2015 dengan persandingan persentase kinerja keuangan tahun 2011 dan 2012.
Tabel 8.15. Capaian Kinerja Anggaran Prioritas Pengembangan
Kawasan Wisata Alam dan Budaya berdasarkan Program Tahun 2011 dan 2012
No Sasaran
PROGRAM RPJMD
Program RKPD tahun
2012 INPUT Tahun 2011
INPUT Tahun 2012 Trend
DANA Rp jt
REALISASI Rp jt
DANA Rp jt
REALISASI Rp jt
1 Berkembangnya
wisata seni dan budaya
Peningkatan Diplomasi Seni
dan Budaya Program
Pengembangan Kelembagaan
Pariwisata 164
109 66,55
335 285
84,99 + 18,44
Program Pemberdayaan
Lembaga- Lembaga Seni
dan Budaya 2.483
2.415 97,25
1.135 943
83,09 -14,16
Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya 2.823
2.143 75,92
325 248
76,31 + 0,39
Peningkatan dan Pengembangan
Produk Wisata Budaya
Minangkabau Program
Pengembangan Pemasaran
Wisata 675
662 98,13
Program Pengembangan
Produk Wisata 1.851
1.734 93,72
813 792
97,39 +3,67
Meningkatnya jumlah dan
kualitas kawasan
wisata alam dan wisata
budaya yang sudah tertata
dengan baik Pengembangan
Kawasan Wisata Alam
Pengembangan kawasan Wisata
Alam 96
89 92,75
225 215
95,60 +2,85 Pengembangan
Kawasan Wisata Budaya
Program Pengembangan
Kawasan Wisata Budaya
350 284
81,37
217
Mening-katnya jumlah wisatawan
nusantara dan manca-negara
Pengembangan Pemasaran
Wisata Program
Pengembangan Promosi
Pariwisata 2.857
2.021 70,73
4.679 3.395
72,57 +1,84
Pengembangan SDM Pariwisata
6.464 555
85,90
8.3.3.
Permasalahan dan Analisis
Walaupun berdasarkan angka –angka capaian program
dan realisasi penggunaan anggarannya terlihat cukup baik, namun banyak permasalahan yang ditemukan dalam
pelaksanaan Prioritas Pengembangan Pariwisata Alam dan Budaya ini. Perencanaan yang baik adalah terdapatnya
kesesuaian indikator, target dan capaian kinerjanya setiap program. Permasalahan yang berhasil diidentifikasi dari
review prioritas ini adalah sebagai berikut:
1. Program Pengembangan Lembaga-lembaga Seni dan Budaya tidak dilaporkan sebagai kinerja program pada
prioritas ini, melainkan pada prioritas 1 Agama dan Pendidikan, akan tetapi tetapi anggarannya dilaporkan
pada Prioritas ini.
2. Program Pengembangan Lingkungan Wisata Alam tahun 2012 masuk sebagai program baru yang sebelumnya
tidak ada di dalam RPJMD, namun ternyata program ini tidak juga menyumbang kepada pencapaian target
program pengembangan kawasan wisata alam yang kinerjanya tetap nol;
3. Indikator program ternyata tidak dipahami dengan persepsi yang sama oleh penyusun rencana dan pelaksana
program SKPD sehingga satuan menjadi tidak cocok sebagai ukuran capaian kinerja; Sebagai contoh program
Pengembangan Jenis Produk Wisata satuannya adalah jenis produk. Dengan demikian, data jenis produk wisata
budaya yang menunjukkan capaian kinerja 550 dari target 2 menjadi 11 menjadi diragukan, karena ukuran
satuannya ternyata tidak dapat dijelaskan.
4. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di bawah program tertentu, ternyata tidak sesuai dengan kegiatan yang
218
direncanakan dalam program berdasarkan RPJMD. Sebagai contoh kegiatan show budaya di TMII dalam rangka tujuan
promosi budaya
diletakkan dibawah
program pengembangan kawasan wisata budaya, tidak di bawah
program Promosi Wisata Budaya. 5. Ada program yang dananya digunakan tetapi programnya
tidak terlaksana. Sebagai contoh program Pengembangan Kawasan Wisata Alam tidak terealisasi sama sekali 0
tetapi menghabiskan anggaran sebanyak Rp. 215.101.100 95,6 dari dana yang disediakan.
6. Ada asumsi yang dibuat dalam penyusunan RPJMD ternyata tidak berlaku dalam penyusunan RKPD contoh
pengembangan kawasan wisata alam tahun 2012 tidak terlaksana karena tidak ada izin dalam bentuk kegiatan
pembangun fisik. Informasi dari Kabid Ekonomi Bappeda Prop, untuk mengatasi ini pada tahun 2014 nanti
direncanakan pengembangan kawasan wisata alam untuk Kab. 50 Kota, Kab. Solok, dan Kab.Tanah Datar melalui
dana APBN.
7. Capaian indikator yang tidak berkorelasi dengan capaian indikator lain padahal dalam prioritas yang sama ternyata
tidak ada hubungan antara peningkatan jumlah wisatawan dengan pengembangan kawasan alam dan budaya
8. Perubahan nomenklatur dari Dinas Pariwisata menjadi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menjadi
persoalan tersendiri
secara kelembagaan.
Dengan demikian dalam RKPD yang akan datang akan ada
program yang akan direncanakan oleh Dinas, tetapi tidak dapat dipayungi oleh program RPJMD yang ada, yaitu
Pengembangan Ekonomi Kreatif berbasis media desain dan informasi.
9. Ada kegiatan yang menunjang program pengembangan 7 kawasan alam tetapi pelaksanaannya berada di bawah
prioritas pembangunan infrastruktur dalam program pembangunan jalan. Contoh pembangunan jalan yang
direncanakan 25 km untuk mendukung pengembangan
219
ketujuh destinasi kawasan wisata alam, dan tahun 2012 telah terealisasi sepanjang 5,19 km.
10. Penetapan angka target tahunan untuk setiap program perlu dibuat dengan pola yang sama. Dalam RPJMD yang
ada sekarang target program ditetapkan dalam dua bentuk yaitu target pertahun dan target akumulasi dari tahun
sebelumnya, sehingga menjadi rancu untuk mengukur dalam evaluasi.
8.3.4. Penyesuaian Target dan Kebijakan
1. Kebijakan yang semula ditetapkan sebanyak 14 kebijakan di dalam RPJMD ternyata ada 10 kebijakan kebijakan
dalam pengembangan kawasan wisata alam dan pengembangan kawasan wisata budaya tidak terealisasi
secara baik sampai tahun ketiga RPJMD berjalan. Sehubungan dengan itu, maka program
– program yang disusun
untuk mencapai
sasaran prioritas
yang mendukung kebijakan pengembangan kawasan wisata
alam dan pengembangan kawasan wisata budaya memerlukan rencana kegiatan dan upaya-upaya yang lebih
intensif dalam dua tahun yang tersisa. Dengan demikian diharapkan dua dari tiga sasaran dalam prioritas ini tetap
bisa dicapai pada akhir tahun kelima RPJMD. Hal ini juga untuk mendukung keberlanjutan dan hubungan kedua
sasaran dengan satu sasaran lainnya yakni peningkatan jumlah wisatawan dalam dan luar negeri.
2. Untuk mendapatkan capaian kinerja yang baik, mendekati atau sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan untuk
setiap program, perlu ditetapkan satuan output yang cocok dengan program dan target kinerja yang baru. Dengan
demikian evaluasi kinerja program dalam RKPD tahun –
tahun berikutnya dapat menjadi lebih baik karena memiliki satuan ukuran yang tepat yang dipahami sama oleh
perencana dan pelaksana program.
3. Perlu penyesuaian antara banyaknya anggaran yang disediakan dengan capaian program yang akan dicapai
agar anggaran dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya.
220
Diharapkan tidak ada lagi program yang tidak terealisasi atau tidak mencapai target kinerja tetapi tetap
menghabiskan anggaran yang disediakan.
8.4. Prioritas