Prioritas Midterm Review RPJMD 2010 2015

220 Diharapkan tidak ada lagi program yang tidak terealisasi atau tidak mencapai target kinerja tetapi tetap menghabiskan anggaran yang disediakan.

8.4. Prioritas

Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal Kebijakan umum lainnya untuk mewujudkan Misi 4 RPJMD adalah menetapkan prioritas Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran, dan Daerah Tertinggal. Kebijakan ini dilakukan dengan: 1 mengembangkan basis data penduduk miskin; 2 melakukan koordinasi program pengentasan kemiskinan; 3 meningkatkan keterampilan penduduk miskin; 4 memberikan bantuan biaya pendidikan penduduk miskin; 5 memberikan jaminan kesehatan penduduk miskin; 6 melakukan gerakan terpadu pemberdayaan fakir miskin; 7 memberi bantuan permodalan bagi usaha mikro; 8 meningkatkan perlindungan bagi keluarga miskin; 9 meningkatkan kualitas dan keterampilan tenaga kerja; dan 10 menambah lapangan usaha bagi angkatan kerja. Prioritas percepatan penurunan tingkat kemiskinan diarahkan untuk mengurangi jumlah penduduk yang menganggur dan penduduk miskin secara intensif sehingga meningkatkan laju penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan dibandingkan dari RPJMD periode sebelumnya. Dengan prioritas ini diharapkan akan terwujud: 1 Penurunan jumlah penduduk yang menganggur secara lebih tajam; 2 Penurunan jumlah penduduk miskin secara lebih tajam; 3 Perluasan lapangan kerja; 4 Meningkatnya ketersediaan lembaga penanggulangan kemiskinan; 5 Meningkatnya akses dan produktivitas usaha mikro; serta 6 Berkurangnya jumlah daerah tertinggal. Dalam pelaksanaan prioritas ini, SKPD yang terlibat cukup banyak dan tentu saja memerlukan koordinasi yang baik agar kegiatan –kegiatan di dalam program dapat terlaksana secara terintegrasi. SKPD tersebut adalah: 221 1. Dinas Sosial 2. Biro Bina Sosial 3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat 5. Bappeda 6. Dinas Prasjal Tarkim 7. Dinas Perhubungan 8. Biro Humas 8.4.1. Evaluasi Konsistensi Perencanaan Program dan Anggaran Berdasarkan review yang dilakukan terhadap dokumen RPJMD dan RKPD 2011-2012, terlihat adanya perencanaan program dalam prioritas ini yang tidak selalu merujuk kepada RPJMD. Ada 5 lima sasaran yang dituangkan kedalam 21 program dalam RPJMD.Secara umum kelima sasaran tersebut dituangkan kedalam program yang jumlahnya lebih banyak dengan memasukkan beberapa program baru dalam RKPD tahun 2011-2012, juga RKPD tahun 2013. Alasan menambahkan program baru dalam setiap sasaran adalah untuk merespon kondisi yang sedang berjalan dan memenuhi aspirasi dan pokok pikiran anggota badan legislatif. Namun demikian dapat dikatakan bahwa program – program dalam RKPD tahun 2011-2013 semuanya dalam upaya mendukung kebijakan dan tercapainya sasaran dari prioritas pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan pembangunan daerah tertinggal. Tabel 8.16 memperlihatkan persandingan program yang dicantumkan dalam RPJMD dengan RKPD tahun 2012-2013 berdasarkan SKPD pengusul dan pelaksana program. 222 Tabel 8.16. Persandingan Program RPJMD dan RKPD Tahun 2012 dan 2013 Prioritas Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal berdasarkan SKPD No SASARAN PROGRAM SKPD RPJMD 2010-2015 RPJMD 2010-2015 RKPD tahun 2012 RKPD tahun 2013 1 Terwujudnya pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Program Eks Penyandang Penyakit Sosial Program Eks Penyandang Penyakit Sosial Eks Napi, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya Program Eks Penyandang Penyakit Sosial Eks Napi, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya Dinas Sosial Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil Kat Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Pembinaan Anak Terlantar Program Pembinaan Anak Terlantar Program Pembinaan Anak Terlantar Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma Program Pembinaan Para Penyandang Cacat Dan Eks Trauma Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma Pembinaan Panti Asuhan Panti Jompo Program Pembinaan Panti Asuhan Panti Jompo Program Pembinaan Panti Asuhan Panti Jompo Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Fakir Program Pengembangan Nilai Budaya 2 Terwujudnya koordinasi bidang kesejahteraan sosial KoordinasiBidang Kesejahteraan Sosial Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial Biro Bina Sosial Pengelolaan dan Penanganan dampak Bencana Alam Program pengelolaan dan penanganan dampak bencana alam Koordinasi Perbaikan Gizi Masyarakat Program koordinasi perbaikan gizi masyarakat Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Fakir Miskin 3 Meningkatkan keterampilan, keahlian dan kompetensi tenaga kerja dan produktivitasnya Produktifitas Tenaga Kerja Program Produktifitas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Usaha Program Peningkatan Kesempatan Kerja Dan Diversifikasi Usaha Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan diversikasi usaha 223 No SASARAN PROGRAM SKPD RPJMD 2010-2015 RPJMD 2010-2015 RKPD tahun 2012 RKPD tahun 2013 Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Laboratorium Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Laboratorium Hiperkes Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Laboratorium Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem Pengawasan Tenaga Kerja Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem Pengawasan Tenaga Kerja Program Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh Percepatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur pada kawasan khusus dan tertinggal Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Usaha Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikati Usaha BPM Menurunnya tingkat kemiskinan Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan Program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan Program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun DesaNagari Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Nagari Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat PerdesaanNagari Program Penguatan Kelembagaan Dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Program Gerakan Terpadu Pensejahteraan Fakir Miskin Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 4 Berkurangnya Jumlah Daerah tertinggal Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal Program Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal Bappeda Percepatan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur pada Kawasan Khusus dan Tertinggal Program RehabilitasiPemelihara an Rutin Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Prasjal Tarkim Pengembangan Komunikasi dan Informatika Pengembangan Data Informasi dan Komunikasi Pengembangan Data Informasi dan Komunikasi Dinas Perhubungan dan Biro Humas Program Pengembangan Komunikasi dan Informatika Program Pengembangan Komunikasi dan Informatika Biro Humas Program Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Program Penyebarluasan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Program Pengembangan Data dan Informasi Program Pengembangan Data dan Informasi 224 Berdasarkan sasaran yang ditetapkan, secara umum capaian program prioritas Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal termasuk kategori kinerja kurang baik. Hal ini ditunjukkan oleh perbandingan target dan realisasi dari ketiga indikator utama penurunan tingkat kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran, dan jumlah kabupaten tertinggal yang ditetapkan RPJMD sebagaimana terlihat pada Tabel 8.17. Tabel 8.17. Target dan Realisasi Capaian Program Prioritas Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal Indikator Utama Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target Tingkat Kemiskinan 9,50 8,55 9,04 8,15 8,00 7,75 7,35 6,95 Tingkat Pengangguran 6,95 6,59 6,45 6,22 6,52 5,86 5,50 5,13 Jumlah Kabupaten Tertinggal 8 8 8 7 8 6 5 4 Pada tahun 2012 hanya realisasi indikator utama penurunan tingkat kemiskinan yang mencapai target dan bahkan melampaui target yakni dari jumlah penduduk miskin yang ditargetkan 8,15 dapat direalisasikan menjadi 8,00 dan jauh lebih rendah dari apa yang ditargetkan pada tahun 2011 8,55. Sementara 2 dua indikator utama lainnya tidak berhasil dicapai sampai tahun ketiga implementasi RPJMD. Indikator kedua menunjukkan bahwa tingkat pengangguran masih tinggi 6,52 tidak mencapai target tahun 2012 6,22 dan bahkan lebih tinggi dibanding yang telah direalisasikan tahun 2011 6,45. Indikator utama ketiga yaitu jumlah kabupaten tertinggal juga belum menunjukkan keberhasilan capaian program karena masih tetap sama dengan kondisi awal tahun 2010 dan EKPD tahun 225 2011-2012 yakni 8 kabupaten dari yang ditargetkan 7 kabupaten. Dari sisi anggaran, review terhadap ketersediaan anggaran memperlihatkan bahwa semua program disediakan input pendukungnya yaitu berupa dana. Namun demikian tidak semua dana yang tersedia digunakan oleh setiap program. Berdasarkan data yang ada, rata-rata pada tahun 2011 dan 2012 dana yang dihabiskan untuk pelaksanaan prioritas ini adalah 90. Dana tersedia tahun 2011 sebanyak Rp. 26.421.333.250,- dan direalisasikan sebanyak Rp. 23.797.870.352,-90. Sementara data tahun 2012 dan tersedia lebih banyak jumlahnya yaitu Rp. 35.863.267.460,- dan realisasi penggunaan anggaran adalah Rp. 32.386.729.642,-90. Apabila dilihat penggunaan dana per sasaran dapat dilihat bahwa hanya sasaran kelima pada tahun 2012 yang realisasinya rendah yaitu 59. Apabila disandingkan evaluasi kinerja program dengan kinerja anggaran, terlihat fakta bahwa kinerja penggunaan anggaran yang tidak konsisten dengan capaian kinerja pogram yang dibiayainya. Dari tiga indikator utama dalam prioritas ini, hanya 1 satu indikator yang memperlihatkan capaian yang baik, sementara 2 dua indikator lainnya tidak berhasil. 8.4.2. Evaluasi Capaian Kinerja Program Capaian kinerja program berdasarkan sasaran prioritas yang ditetapkan, dalam realisasi pelaksanaan program tahun 2011- 2012 adalah sebagaimana ditampilkan pada Tabel 8.18 226 Tabel 8.18. Capaian Program Pembangunan Prirotas Program Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran, dan Daerah Tertinggal Sasaran Program Satuan Capaian Kinerja Capaian Kinerja Program Kondisi awal Kondisi akhir 2011 2012 2013 2014 2015 Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target Terwujudnya pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Program Eks Penyandang Penyakit Sosial seharusnya orang 40 40 Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial seharusnya orang NA 100 70 70 80 100 85 90 100 Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya Orang NA 6.000 K Seharusnya Jenis pemberdayaan 4.500 4.691 4750 4833 5.000 5.500 6.000 Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial seharusnya orang NA 100 70 70 80 - 90 100 100 Pembinaan Anak Terlantar Jumlah Panti 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma Jumlah Panti 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Pembinaan Panti Asuhan Panti Jompo Jumlah Panti 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Terwujudnya koordinasi bidang kesejahteraan sosial KoordinasiBidang Kesejahteraan Sosial Kali seharusnya jumlah peserta rakor NA 6 6 6 6 6 6 6 6 Pengelolaan dan Penanganan dampak Bencana Alam KabKota NA 11 11 11 11 18 11 11 11 Koordinasi Perbaikan Gizi Masyarakat Kali NA 43 4 4 6 6 9 12 12 Meningkatkan keterampilan, keahlian dan kompetensi tenaga kerja dan produktivitasnya Produktifitas Tenaga Kerja maksudnya jumlah tenaga kerja yang dilatih Jumlah seharusnya orang NA 416 tahun 416 416 416 1.157 target ini masuk dari pokok pikiran DPRD 416 416 416 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Usaha mengirim tk ke Batam dan Bintan; membina usaha agar berkembang, penyuluhan Orang NA 14.100 K 2.350 879 2.500 3.460 2.750 3.000 3.500 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Usaha Orang NA 221 36 36 40 27 44 48 53 Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan NA 95 95 85 95 95 95 95 95 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Laboratorium NA 90 70 75 75 - 80 85 90 Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem Pengawasan Tenaga Kerja KabKota NA 3 3 3 8 - 14 17 19 Menurunnya tingkat kemiskinan Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan Kali Rapat NA 16 k 4 4 3 4 seharus nya 3 3 3 3 227 Sasaran Program Satuan Capaian Kinerja Capaian Kinerja Program Kondisi awal Kondisi akhir 2011 2012 2013 2014 2015 Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun DesaNagari KabKota 19 18 18 19 19 19 19 19 Berkurangnya Jumlah Daerah tertinggal Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal Jumlah Koordinasi dan kerjasama Perencanaan Pembangunan daerah tertinggal 19 15 19 19 19 - 17 17 15 Percepatan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur pada Kawasan Khusus dan Tertinggal Jumlah daerah tertinggal 8 4 8 32 7 15 6 5 4 Pengembangan Komunikasi dan Informatika 80 70 70 72 75 77 80 Paket 2 1 1 2 2 2 2 Tabel 8 memperlihatkan beberapa capaian kinerja program yang tidak sesuai dengan target berwarna merah. Hal ini mengindikasikan perlunya upaya yang lebih intensif untuk mencapai target program sehingga kondisi akhir tahun 2015 tetap dapat dicapai. Hasil review terhadap sasaran 1 yakni Terwujudnya Pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, memperlihatkan program-program yang walaupun secara angka telah mencapai target kinerja, namun secara kualitas belum menunjukkan keberhasilan capaian program. Hal ini disebabkan karena satuan yang digunakan tidak memungkinkan terevaluasinya kualitas pelayanan terhadap penyandang cacat sesuai sasaran yang diinginkan. Program Eks Penyandang Cacat dan Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial bahkan tidak terealisasi tahun 2012. Ukuran capaian kinerja yang demikian ternyata memang terbukti tidak menyumbang kepada pencapaian sasaran pengurangan jumlah dan tingkat kemiskinan. Sasaran kedua, yakni Terwujudnya Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial, didominasi oleh program-program koordinasi dengan satuan jumlah koordinasi jumlah rapat koordinasi. Ini juga tentu saja tidak sekaligus menjamin tercapainya tujuan program yang akan menyumbang kepada 228 tercapainya sasaran dengan indikator utama menurunkan jumlah angka kemiskinan. Sasaran ketiga, yakni Meningkatkan Keterampilan, Keahlian dan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitasnya, memperlihatkan kinerja program yang tidak mencapai target untuk program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Usaha pada tahun 2011 dan 2012. Sementara target program- program lainnya dalam sasaran ini secara kuantitif telah memperlihatkan angka yang mencapai target. Namun demikian, terdapat ketidakcocokan satuan dengan programnya yaitu Program Produktifitas Tenaga Kerja yang dibuat dalam satuan jumlah jumlah tenaga kerja, sehingga tidak menggambarkan produktivitas tenaga kerja yang diharapkan. Sasaran keempat,Menurunnya Tingkat Kemiskinan, memperlihatkan satuan indikator yang juga sulit dan tidak relevanuntuk menunjukkan ukuran keberhasilan kedua programnya. Satuan yang ditetapkan untuk program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan adalah jumlah koordinasi, dan satuan untuk program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun DesaNagari adalah jumlah kabupatenkota yang berpartisipasi. Kedua satuan untuk indikator ini, walaupun data memperlihatkan realisasi yang sesuai dengan target, namun tidak relevan untuk mengukur penurunan tingkat kemiskinan. Khusus untuk Program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan seharusnya dituangkan kedalam bentuk program yang mengintegrasikan beberapa kegiatan dengan koordinasi yang baik antar SKPD yang terlibat dalam prioritas ini. Namun dari dikusi kelompok terfokus diperoleh informasi bahwa koordinasi dimaksud tidak terwujud. Setiap SKPD ada 8 SKPD menjalankan programnya sesuai tugas pokok dan fungsinya dan tidak terintegrasi dalam satu capaian ukuran kinerja yang sama. Sasaran terakhir kelima, Berkurangnya Jumlah Daerah Tertinggal, juga memperlihatkan program dengan kegiatan yang tidak secara langsung dapat menggambarkan pengurangan jumlah daerah tertinggal. Ukuran satuan jumlah daerah tertinggal juga belum mendapat kesepakatan yang sama antara Bappeda sebagai koordinator kerjasama untuk 229 daerah tertinggal dengan Dinas PU yang membangun infrastruktur untuk daerah tertinggal. Bappeda mengukur jumlah daerah tertinggal berdasarkan satuan kabupaten, sementara Dinas PU mengukurnya berdasarkan satuan nagari. Review terhadap penggunaan anggaran berdasarkan program yang dilaksanakan dalam prioritas ini, menunjukkan ada beberapa program yang tidak bersesuaian antara capaian programnya dengan jumlah dana yang dihabiskan untuk melaksanakan program. Walaupun secara rata-rata semua program menunjukkan realisasi anggaran 90, namun ada program yang tidak terealisasi tidak dilaksanakan. Tabel 9 memperlihatkan dana yang disediakan dan realisasinya tahun 2011-2012 untuk setiap program berdasarkan sasaran prioritasnya. Tabel 8.19. Capaian Kinerja Anggaran Prioritas Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal Tahun 2011 dan 2012 No Sasaran PROGRAM RPJMD Program RKPD tahun 2012 INPUT tahun 2011 INPUT tahun 2012 Trend Dana Rp jt Reali sasi Rp jt Dana Rp jt Realisasi Rp jt 1 Terwujudnya pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Program Eks Penyandang Penyakit Sosial Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 141 137 97,23 146 142 96,85 -0,38 Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil Kat Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya 6.505 4.738 72,83 4.828 4.808 99,59 + 26,76 Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Pelayanan Dan Rehabilitasi Kesejahteraan 25 16 65,42 Pembinaan Anak Terlantar Program Pembinaan Anak Terlantar 3.191 3.178 99,57 4.446 4.405 99,09 - 0,48 Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma Pembinaan Para Penyandang Cacat Dan Eks Trauma 2.232 2.221 99,50 2.689 2.611 97,08 + 2,42 Pembinaan Panti Asuhan Panti Jompo Pembinaan Panti Asuhan Panti Jompo 3.524 3.481 98,77 2 Terwujudnya koordinasi bidang kesejahteraan KoordinasiBidan g Kesejahteraan Sosial Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial 1.020 933 91,50 15.600 12.685 81,31 - 10,19 230 No Sasaran PROGRAM RPJMD Program RKPD tahun 2012 INPUT tahun 2011 INPUT tahun 2012 Trend Dana Rp jt Reali sasi Rp jt Dana Rp jt Realisasi Rp jt sosial Pengelolaan dan Penanganan dampak Bencana Alam Koordinasi Perbaikan Gizi Masyarakat 3 Meningkatkan keterampilan, keahlian dan kompetensi tenaga kerja dan produktivi-tasnya Produktifitas Tenaga Kerja Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja 3.318 3.037 91,54 2.633 2.532 96,17 + 4,63 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Usaha Program Peningkatan Kesempatan Kerja 1.270 1.015 79,93 469 432 92,28 + 12, 35 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Usaha Peningkatan Kesempatan Kerja Dan Diversifikasi Usaha 722 711 98,41 221 215 97,36 - 1,05 Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Laboratorium Program Pengadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana Laboratorium Hiperkes 210 208 99,27 Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem Pengawasan Tenaga Kerja Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 702 664 94,54 814 761 93,56 - 0,98 4 Menurunnya tingkat kemiskinan Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan Program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan 1.741 1.681 96,55 2.492 2.443 98,01 + 1,46 Program Penguatan Kelembagaan Dan Pengembanga n Partisipasi Masyarakat : penilaian nagari kel berprestasi, bulan bakti goro dan sebagainya 657 638 97,05 Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun DesaNagari Seharusnya sumbangan masyarakat dalam pembangunan Peningkatan Keberdayaan Masyarakat PerdesaanNagari 1.155 1.133 98,08 1.189 1.152 96,96 - 1,12 5 Berkurangnya Jumlah Daerah tertinggal Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal gunakan indikator nagari tertinggal 241 nagari tertinggal 175 157 90,11 Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat 156 36 23,50 231 No Sasaran PROGRAM RPJMD Program RKPD tahun 2012 INPUT tahun 2011 INPUT tahun 2012 Trend Dana Rp jt Reali sasi Rp jt Dana Rp jt Realisasi Rp jt Tumbuh Percepatan Pembangunan dan Pengem- bangan Infra- struktur pada Kawasan Khusus dan Tertinggal Pengembangan Komunikasi dan Informatika 8.4.2. Permasalahan dan Analisis Dari data capaian kinerja program yang kurang baik seperti ini, perlu ditelusuri apakah kendala atau permasalahan yang menyebabkan tidak sesuainya capaian program dengan kinerja yang ditetapkan. 1. Ada program yang tidak muncul dalam RKPD sejak tahun 2010-2012; yakni Program Eks Penyandang Penyakit Sosial 2. Satuan untuk beberapa indikator program tidak cocok untuk mengukur capaian kinerja contoh: produktifitas tenaga kerja satuannya jumlah orang yang dilatih. 3. Satuan indikator program tidak realistisdengan anggaran yang disediakan dan digunakan; Contoh: Sasaran: Terwujudnya koordinasi bidang kesejahteraan sosial Program: Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial Biaya Rp. 1.020.516.750 933.806.575 91,5 15.600.313.450 12.685.220.727 81,31 Kali koordinasi 6 6 100 6 6 100 Sasaran: Berkurangnya Jumlah Daerah Tertinggal Program: Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan Biaya Rp. 1.741.869.800 1.681.736.400 96,55 2.492.742.110 2.443.087.860 98,01 Kali rapat 4 4 100 3 3 100 4. Sasaran ada yang tidak konsisten antara yang ditulis dengan indikator implementasi, contoh: berkurangnya daerah tertinggal, satuannya nagari atau kabupaten? 5. Sasaran Koordinasi antar SKPD tidak efektif karena integrasi pelaksanaan program-tidak terlaksana, sehingga keberhasilan sasaran sulit untuk dinilai; contoh: 232 a. Program wilayah strategis dan cepat tumbuh dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Propinsi dalam kegiatan land clearing , sementara SKPD lainnya tidak punya kegiatan yang mendukung program tsb. b. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Percepatan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur pada Kawasan Khusus dan Tertinggal; koordinator Bappeda Propinsi. Sementara SKPD lainnya melakukan kegiatan2 melalui RKPD-nya tetapi tidak dalam konteks program Daerah Tertinggal dan Kawasan Khusus ini. c. Program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan, ada di SKPD BPM. Kegiatannya pemberian bantuan untuk orang miskin, pemberdayaan fakir miskin, dan pemberian pembekalan melalui UMKM. Tahun I dilaksanakan oleh BPM, tetapi selanjutnya diteruskan oleh Dinas Sosial karena target program adalah orang miskin fakir miskin ternyata tidak berlanjut.

8.4.3. Penyesuaian Target dan Kebijakan

1. Satuan indikator perlu dibuat lebih tepat dan cermat agar tidak salah dalam mengukur capaian target tahunan dan target akhir tahun 2015. 2. Ada satuan indikator program yang kondisi awal dan akhirnya dipertahankan tetap sama contoh: jumlah panti jompo, sehingga tidak memperlihatkan kinerja pelayanan yang seharusnya ditunjukkan untuk diukur dan dicapai. 3. Perlu penyamaan pemahaman tentang makna interpretasi setiap satuan yang ditetapkan untuk setiap indikator. Disarankan agar program –program koordinasi tidak diukur dalam satuan output jumlah kali rapat, sementara anggaran yang disediakan sangat banyak. Hal seperti ini akan memperlihatkan tidak rasionalnya program dan anggaran yang disediakan atau dihabiskan dalam pelaksanaan program. 233 4. Perlu kebijakan yang mendukung dan menjamin tercapainya koordinasi antar institusi terkait sehingga koordinasi berjalan efektif dan pengintegrasian program pengentasan kemiskinan secara terpadu dan pengurangan jumlah daerah tertinggal dapat diwujudkan. 5. Daerah tertinggal mendapat dukungan program dari Dinas PU untuk lepas dari status daerah tertinggal, namun kinerjanya tidak dianalisis dalam prioritas ini. 6. Bappeda sebagai koordinator program perencanaan dan kerjasama untuk daerah tertinggal perlu menegaskan kembali siapa atau institusi apa yang perlu dikoordinir dan apa dan bagaimana pelaksanaan tugas masing-masing institusi yang terlibat. Tujuannya adalah agar terjalin pengintegrasian kegiatan dalam program pengurangan daerah tertinggal. Mungkin perlu juga dikaitkan dengan program yang ada di Biro Pemerintahan sebagai unit pemerintahan terkecil dalam struktur pemerintah saat ini, namun belum masuk kedalam SKPD yang akan merealisasikan prioritas Pengurangan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran Dan Daerah Tertinggal ini.

8.5 Prioritas 9: