220
Diharapkan tidak ada lagi program yang tidak terealisasi atau tidak mencapai target kinerja tetapi tetap
menghabiskan anggaran yang disediakan.
8.4. Prioritas
Percepatan Penurunan
Tingkat Kemiskinan,
Pengangguran dan
Daerah Tertinggal
Kebijakan umum lainnya untuk mewujudkan Misi 4 RPJMD adalah menetapkan prioritas Percepatan Penurunan
Tingkat Kemiskinan, Pengangguran, dan Daerah Tertinggal. Kebijakan ini dilakukan dengan: 1 mengembangkan basis
data penduduk miskin; 2 melakukan koordinasi program pengentasan kemiskinan; 3 meningkatkan keterampilan
penduduk miskin; 4 memberikan bantuan biaya pendidikan penduduk miskin; 5 memberikan jaminan kesehatan
penduduk
miskin; 6
melakukan gerakan
terpadu pemberdayaan fakir miskin; 7 memberi bantuan permodalan
bagi usaha mikro; 8 meningkatkan perlindungan bagi keluarga miskin; 9 meningkatkan kualitas dan keterampilan
tenaga kerja; dan 10 menambah lapangan usaha bagi angkatan kerja.
Prioritas percepatan penurunan tingkat kemiskinan diarahkan untuk mengurangi jumlah penduduk yang
menganggur dan penduduk miskin secara intensif sehingga meningkatkan laju penurunan tingkat pengangguran dan
kemiskinan dibandingkan dari RPJMD periode sebelumnya. Dengan prioritas ini diharapkan akan terwujud: 1 Penurunan
jumlah penduduk yang menganggur secara lebih tajam; 2 Penurunan jumlah penduduk miskin secara lebih tajam; 3
Perluasan lapangan kerja; 4 Meningkatnya ketersediaan lembaga penanggulangan kemiskinan; 5 Meningkatnya
akses dan produktivitas usaha mikro; serta 6 Berkurangnya jumlah daerah tertinggal.
Dalam pelaksanaan prioritas ini, SKPD yang terlibat cukup banyak dan tentu saja memerlukan koordinasi yang
baik agar kegiatan –kegiatan di dalam program dapat
terlaksana secara terintegrasi. SKPD tersebut adalah:
221
1. Dinas Sosial 2. Biro Bina Sosial
3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat
5. Bappeda 6. Dinas Prasjal Tarkim
7. Dinas Perhubungan 8. Biro Humas
8.4.1.
Evaluasi Konsistensi Perencanaan Program dan Anggaran
Berdasarkan review yang dilakukan terhadap dokumen RPJMD dan RKPD 2011-2012, terlihat adanya perencanaan
program dalam prioritas ini yang tidak selalu merujuk kepada RPJMD. Ada 5 lima sasaran yang dituangkan kedalam 21
program dalam RPJMD.Secara umum kelima sasaran tersebut dituangkan kedalam program yang jumlahnya lebih banyak
dengan memasukkan beberapa program baru dalam RKPD tahun
2011-2012, juga
RKPD tahun
2013. Alasan
menambahkan program baru dalam setiap sasaran adalah untuk merespon kondisi yang sedang berjalan dan memenuhi
aspirasi dan pokok pikiran anggota badan legislatif. Namun demikian dapat dikatakan bahwa program
– program dalam RKPD tahun 2011-2013 semuanya dalam upaya mendukung
kebijakan dan tercapainya sasaran dari prioritas pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan pembangunan
daerah tertinggal. Tabel 8.16 memperlihatkan persandingan program yang dicantumkan dalam RPJMD dengan RKPD
tahun 2012-2013 berdasarkan SKPD pengusul dan pelaksana program.
222 Tabel 8.16.
Persandingan Program RPJMD dan RKPD Tahun 2012 dan 2013 Prioritas Percepatan Penurunan Tingkat
Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal berdasarkan SKPD
No SASARAN
PROGRAM SKPD
RPJMD 2010-2015 RPJMD 2010-2015
RKPD tahun 2012 RKPD tahun 2013
1 Terwujudnya
pelayanan terhadap Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial PMKS
Program Eks Penyandang Penyakit
Sosial Program Eks
Penyandang Penyakit Sosial Eks Napi, Narkoba
dan Penyakit Sosial Lainnya
Program Eks Penyandang Penyakit
Sosial Eks Napi, Narkoba dan Penyakit
Sosial Lainnya Dinas Sosial
Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial Program
Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial Program
Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial PMKS Lainnya
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil Kat Dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
PMKS Lainnya Program
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas
Adat Terpencil KAT Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
PMKS Lainnya
Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan
Dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Program Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial Pembinaan Anak
Terlantar Program Pembinaan
Anak Terlantar Program Pembinaan
Anak Terlantar Pembinaan Para
Penyandang Cacat dan Eks Trauma
Program Pembinaan Para Penyandang
Cacat Dan Eks Trauma Program Pembinaan
Para Penyandang Cacat dan Eks
Trauma Pembinaan Panti
Asuhan Panti Jompo Program Pembinaan
Panti Asuhan Panti Jompo
Program Pembinaan Panti Asuhan Panti
Jompo Program Gerakan
Terpadu Pensejahteraan Fakir
Program Pengembangan Nilai
Budaya 2
Terwujudnya koordinasi bidang
kesejahteraan sosial
KoordinasiBidang Kesejahteraan Sosial
Program Koordinasi Bidang Kesejahteraan
Sosial Program Koordinasi
Bidang Kesejahteraan Sosial
Biro Bina Sosial
Pengelolaan dan Penanganan dampak
Bencana Alam Program pengelolaan
dan penanganan dampak bencana
alam Koordinasi Perbaikan
Gizi Masyarakat Program koordinasi
perbaikan gizi masyarakat
Program Gerakan Terpadu
Pensejahteraan Fakir Miskin
3 Meningkatkan
keterampilan, keahlian dan
kompetensi tenaga kerja dan
produktivitasnya Produktifitas Tenaga
Kerja Program Produktifitas
Tenaga Kerja Dinas
Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Peningkatan
Kesempatan Kerja dan Diversifikasi
Usaha Program Peningkatan
Kesempatan Kerja Dan Diversifikasi Usaha
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
dan diversikasi usaha
223
No SASARAN
PROGRAM SKPD
RPJMD 2010-2015 RPJMD 2010-2015
RKPD tahun 2012 RKPD tahun 2013
Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan
Program Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan
Program Perlindungan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Laboratorium
Program Pengadaan, Peningkatan Dan
Perbaikan Sarana Dan Prasarana
Laboratorium Hiperkes Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan Sarana
dan Prasarana Laboratorium
Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem
Pengawasan Tenaga Kerja
Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem
Pengawasan Tenaga Kerja
Program Pengembangan
Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh
Percepatan pembangunan dan
pengembangan infrastruktur pada
kawasan khusus dan tertinggal
Peningkatan Kesempatan Kerja
dan Diversifikasi Usaha
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
dan Diversifikati Usaha
BPM Menurunnya
tingkat kemiskinan
Pengendalian Terpadu
Penanganan Kemiskinan
Program Pengendalian Terpadu Penanganan
Kemiskinan Program
Pengendalian Terpadu Penanganan
Kemiskinan Peningkatan
Partisipasi Masyarakat Dalam
Membangun DesaNagari
Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Perdesaan Nagari
Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat PerdesaanNagari
Program Penguatan Kelembagaan Dan
Pengembangan Partisipasi Masyarakat
Program Gerakan Terpadu
Pensejahteraan Fakir Miskin
Program Peningkatan Partisipasi
Masyarakat Program Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan
4 Berkurangnya
Jumlah Daerah tertinggal
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Daerah Tertinggal
Program Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Daerah Tertinggal
Program Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Daerah Tertinggal
Bappeda Percepatan
Pembangunan dan Pengembangan
Infrastruktur pada Kawasan Khusus
dan Tertinggal Program
RehabilitasiPemelihara an Rutin Jalan dan
Jembatan Program
Pembangunan Jalan dan Jembatan
Dinas Prasjal Tarkim
Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Pengembangan Data
Informasi dan Komunikasi
Pengembangan Data Informasi dan
Komunikasi Dinas
Perhubungan dan Biro
Humas Program
Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Program
Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Biro Humas
Program Penyebarluasan
Informasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Program
Penyebarluasan Informasi
Penyelenggaraan Pemerintahan
Program Pengembangan Data
dan Informasi Program
Pengembangan Data dan Informasi
224
Berdasarkan sasaran yang ditetapkan, secara umum capaian program prioritas Percepatan Penurunan Tingkat
Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal termasuk kategori kinerja kurang baik. Hal ini ditunjukkan oleh
perbandingan target dan realisasi dari ketiga indikator utama penurunan
tingkat kemiskinan,
penurunan tingkat
pengangguran, dan jumlah kabupaten tertinggal yang ditetapkan RPJMD sebagaimana terlihat pada Tabel 8.17.
Tabel 8.17. Target dan Realisasi Capaian Program Prioritas
Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal
Indikator Utama Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Target
Realisasi Target
Realisasi Target
Target Target
Tingkat Kemiskinan
9,50 8,55
9,04 8,15
8,00 7,75
7,35 6,95
Tingkat Pengangguran
6,95 6,59
6,45 6,22
6,52 5,86
5,50 5,13
Jumlah Kabupaten
Tertinggal 8
8 8
7 8
6 5
4
Pada tahun 2012 hanya realisasi indikator utama penurunan tingkat kemiskinan yang mencapai target dan
bahkan melampaui target yakni dari jumlah penduduk miskin yang ditargetkan 8,15 dapat direalisasikan menjadi 8,00
dan jauh lebih rendah dari apa yang ditargetkan pada tahun 2011 8,55. Sementara 2 dua indikator utama lainnya
tidak berhasil dicapai sampai tahun ketiga implementasi RPJMD. Indikator kedua menunjukkan bahwa tingkat
pengangguran masih tinggi 6,52 tidak mencapai target tahun 2012 6,22 dan bahkan lebih tinggi dibanding yang
telah direalisasikan tahun 2011 6,45. Indikator utama ketiga yaitu jumlah kabupaten tertinggal juga belum
menunjukkan keberhasilan capaian program karena masih tetap sama dengan kondisi awal tahun 2010 dan EKPD tahun
225
2011-2012 yakni 8 kabupaten dari yang ditargetkan 7 kabupaten.
Dari sisi anggaran, review terhadap ketersediaan anggaran memperlihatkan bahwa semua program disediakan
input pendukungnya yaitu berupa dana. Namun demikian tidak semua dana yang tersedia digunakan oleh setiap
program. Berdasarkan data yang ada, rata-rata pada tahun 2011 dan 2012 dana yang dihabiskan untuk pelaksanaan
prioritas ini adalah 90. Dana tersedia tahun 2011 sebanyak Rp. 26.421.333.250,- dan direalisasikan sebanyak Rp.
23.797.870.352,-90. Sementara data tahun 2012 dan tersedia lebih banyak jumlahnya yaitu Rp. 35.863.267.460,-
dan
realisasi penggunaan
anggaran adalah
Rp. 32.386.729.642,-90. Apabila dilihat penggunaan dana per
sasaran dapat dilihat bahwa hanya sasaran kelima pada tahun 2012 yang realisasinya rendah yaitu 59.
Apabila disandingkan evaluasi kinerja program dengan kinerja anggaran, terlihat fakta bahwa kinerja penggunaan
anggaran yang tidak konsisten dengan capaian kinerja pogram yang dibiayainya. Dari tiga indikator utama dalam
prioritas ini, hanya 1 satu indikator yang memperlihatkan capaian yang baik, sementara 2 dua indikator lainnya tidak
berhasil.
8.4.2. Evaluasi Capaian Kinerja Program Capaian kinerja program berdasarkan sasaran prioritas yang
ditetapkan, dalam realisasi pelaksanaan program tahun 2011- 2012 adalah sebagaimana ditampilkan pada Tabel 8.18
226 Tabel 8.18.
Capaian Program Pembangunan Prirotas Program Percepatan Penurunan Tingkat Kemiskinan,
Pengangguran, dan Daerah Tertinggal
Sasaran Program
Satuan Capaian Kinerja
Capaian Kinerja Program Kondisi
awal Kondisi akhir
2011 2012
2013 2014 2015
Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target
Terwujudnya pelayanan terhadap
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
PMKS Program Eks Penyandang
Penyakit Sosial seharusnya
orang 40
40 Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
seharusnya orang
NA 100
70 70
80 100
85 90
100 Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat Terpencil KAT
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
PMKS Lainnya Orang
NA 6.000 K
Seharusnya Jenis
pemberdayaan 4.500
4.691 4750
4833 5.000 5.500 6.000
Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
seharusnya orang
NA 100
70 70
80 -
90 100
100 Pembinaan Anak Terlantar
Jumlah Panti 2
2 2
2 2
2 2
2 2
Pembinaan Para Penyandang Cacat dan
Eks Trauma Jumlah Panti
2 2
2 2
2 2
2 2
2 Pembinaan Panti Asuhan
Panti Jompo Jumlah Panti
2 2
2 2
2 2
2 2
2 Terwujudnya
koordinasi bidang kesejahteraan sosial
KoordinasiBidang Kesejahteraan Sosial
Kali seharusnya jumlah peserta
rakor NA
6 6
6 6
6 6
6 6
Pengelolaan dan Penanganan dampak
Bencana Alam KabKota
NA 11
11 11
11 18
11 11
11 Koordinasi Perbaikan Gizi
Masyarakat Kali
NA 43
4 4
6 6
9 12
12 Meningkatkan
keterampilan, keahlian dan
kompetensi tenaga kerja dan
produktivitasnya Produktifitas Tenaga Kerja
maksudnya jumlah tenaga kerja yang dilatih
Jumlah seharusnya
orang NA
416 tahun 416
416 416
1.157 target
ini masuk dari
pokok pikiran
DPRD 416
416 416
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi
Usaha mengirim tk ke Batam
dan Bintan; membina usaha agar berkembang,
penyuluhan Orang
NA 14.100 K
2.350 879
2.500 3.460
2.750 3.000 3.500 Peningkatan Kesempatan
Kerja dan Diversifikasi Usaha
Orang NA
221 36
36 40
27 44
48 53
Perlindungan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan NA
95 95
85 95
95 95
95 95
Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Laboratorium NA
90 70
75 75
- 80
85 90
Perlindungan Tenaga Kerja dan Sistem Pengawasan
Tenaga Kerja KabKota
NA 3
3 3
8 -
14 17
19 Menurunnya tingkat
kemiskinan Pengendalian Terpadu
Penanganan Kemiskinan
Kali Rapat NA
16 k 4
4 3
4 seharus nya 3
3 3
3
227
Sasaran Program
Satuan Capaian Kinerja
Capaian Kinerja Program Kondisi
awal Kondisi akhir
2011 2012
2013 2014 2015 Target Realisasi Target
Realisasi Target Target Target Peningkatan Partisipasi
Masyarakat Dalam Membangun
DesaNagari KabKota
19 18
18 19
19 19
19 19
Berkurangnya Jumlah Daerah
tertinggal Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Daerah Tertinggal
Jumlah Koordinasi dan
kerjasama Perencanaan
Pembangunan daerah
tertinggal 19
15 19
19 19
- 17
17 15
Percepatan Pembangunan dan
Pengembangan Infrastruktur pada
Kawasan Khusus dan Tertinggal
Jumlah daerah tertinggal
8 4
8 32
7 15
6 5
4 Pengembangan
Komunikasi dan Informatika
80 70
70 72
75 77
80 Paket
2 1
1 2
2 2
2
Tabel 8 memperlihatkan beberapa capaian kinerja program yang tidak sesuai dengan target berwarna merah.
Hal ini mengindikasikan perlunya upaya yang lebih intensif untuk mencapai target program sehingga kondisi akhir tahun
2015 tetap dapat dicapai.
Hasil review terhadap sasaran 1 yakni Terwujudnya Pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial,
memperlihatkan program-program yang walaupun secara angka telah mencapai target kinerja, namun secara kualitas belum
menunjukkan keberhasilan capaian program. Hal ini disebabkan karena
satuan yang
digunakan tidak
memungkinkan terevaluasinya kualitas pelayanan terhadap penyandang cacat
sesuai sasaran yang diinginkan. Program Eks Penyandang Cacat dan Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial bahkan
tidak terealisasi tahun 2012. Ukuran capaian kinerja yang demikian ternyata memang terbukti tidak menyumbang kepada
pencapaian
sasaran pengurangan
jumlah dan
tingkat kemiskinan.
Sasaran kedua, yakni Terwujudnya Koordinasi Bidang Kesejahteraan Sosial, didominasi oleh program-program
koordinasi dengan satuan jumlah koordinasi jumlah rapat koordinasi. Ini juga tentu saja tidak sekaligus menjamin
tercapainya tujuan program yang akan menyumbang kepada
228
tercapainya sasaran dengan indikator utama menurunkan jumlah angka kemiskinan.
Sasaran ketiga, yakni Meningkatkan Keterampilan, Keahlian dan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitasnya,
memperlihatkan kinerja program yang tidak mencapai target untuk program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi
Usaha pada tahun 2011 dan 2012. Sementara target program- program lainnya dalam sasaran ini secara kuantitif telah
memperlihatkan angka yang mencapai target. Namun demikian, terdapat ketidakcocokan satuan dengan programnya yaitu
Program Produktifitas Tenaga Kerja yang dibuat dalam satuan jumlah jumlah tenaga kerja, sehingga tidak menggambarkan
produktivitas tenaga kerja yang diharapkan.
Sasaran keempat,Menurunnya Tingkat Kemiskinan, memperlihatkan satuan indikator yang juga sulit dan tidak
relevanuntuk menunjukkan
ukuran keberhasilan
kedua programnya.
Satuan yang
ditetapkan untuk
program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan adalah jumlah
koordinasi, dan satuan untuk program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun DesaNagari adalah jumlah
kabupatenkota yang berpartisipasi. Kedua satuan untuk indikator ini, walaupun data memperlihatkan realisasi yang
sesuai dengan target, namun tidak relevan untuk mengukur penurunan tingkat kemiskinan. Khusus untuk Program
Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan seharusnya dituangkan kedalam bentuk program yang mengintegrasikan
beberapa kegiatan dengan koordinasi yang baik antar SKPD yang terlibat dalam prioritas ini. Namun dari dikusi kelompok
terfokus diperoleh informasi bahwa koordinasi dimaksud tidak terwujud. Setiap SKPD ada 8 SKPD menjalankan
programnya sesuai tugas pokok dan fungsinya dan tidak terintegrasi dalam satu capaian ukuran kinerja yang sama.
Sasaran terakhir kelima, Berkurangnya Jumlah Daerah Tertinggal, juga memperlihatkan program dengan kegiatan
yang tidak
secara langsung
dapat menggambarkan
pengurangan jumlah daerah tertinggal. Ukuran satuan jumlah daerah tertinggal juga belum mendapat kesepakatan yang
sama antara Bappeda sebagai koordinator kerjasama untuk
229
daerah tertinggal dengan Dinas PU yang membangun infrastruktur untuk daerah tertinggal. Bappeda mengukur
jumlah daerah tertinggal berdasarkan satuan kabupaten, sementara Dinas PU mengukurnya berdasarkan satuan
nagari.
Review terhadap penggunaan anggaran berdasarkan program yang dilaksanakan dalam prioritas ini, menunjukkan
ada beberapa program yang tidak bersesuaian antara capaian programnya dengan jumlah dana yang dihabiskan untuk
melaksanakan program. Walaupun secara rata-rata semua program menunjukkan realisasi anggaran 90, namun ada
program yang tidak terealisasi tidak dilaksanakan. Tabel 9 memperlihatkan dana yang disediakan dan realisasinya tahun
2011-2012 untuk setiap program berdasarkan sasaran prioritasnya.
Tabel 8.19. Capaian Kinerja Anggaran Prioritas Percepatan
Penurunan Tingkat Kemiskinan, Pengangguran dan Daerah Tertinggal Tahun 2011 dan 2012
No Sasaran
PROGRAM RPJMD
Program RKPD tahun
2012 INPUT tahun 2011
INPUT tahun 2012 Trend
Dana Rp jt
Reali sasi
Rp jt
Dana Rp
jt Realisasi
Rp jt 1
Terwujudnya pelayanan
terhadap Penyandang
Masalah Kesejahteraan
Sosial PMKS Program Eks
Penyandang Penyakit Sosial
Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
141 137
97,23 146 142
96,85 -0,38
Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil KAT
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial PMKS
Lainnya Pemberdayaan
Fakir Miskin, Komunitas Adat
Terpencil Kat Dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan
Sosial PMKS Lainnya
6.505 4.738
72,83 4.828 4.808
99,59 + 26,76
Pelayanan dan Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Pelayanan Dan Rehabilitasi
Kesejahteraan 25
16 65,42
Pembinaan Anak Terlantar
Program Pembinaan Anak
Terlantar 3.191
3.178 99,57 4.446
4.405 99,09
- 0,48 Pembinaan Para
Penyandang Cacat dan Eks
Trauma Pembinaan
Para Penyandang
Cacat Dan Eks Trauma
2.232 2.221
99,50 2.689 2.611
97,08 + 2,42
Pembinaan Panti Asuhan
Panti Jompo Pembinaan
Panti Asuhan Panti Jompo
3.524 3.481
98,77 2
Terwujudnya koordinasi
bidang kesejahteraan
KoordinasiBidan g Kesejahteraan
Sosial Koordinasi
Bidang Kesejahteraan
Sosial 1.020
933 91,50 15.600
12.685 81,31 - 10,19
230
No Sasaran
PROGRAM RPJMD
Program RKPD tahun
2012 INPUT tahun 2011
INPUT tahun 2012 Trend
Dana Rp jt
Reali sasi
Rp jt
Dana Rp
jt Realisasi
Rp jt sosial
Pengelolaan dan Penanganan
dampak Bencana Alam
Koordinasi Perbaikan Gizi
Masyarakat 3
Meningkatkan keterampilan,
keahlian dan kompetensi tenaga
kerja dan produktivi-tasnya
Produktifitas Tenaga Kerja
Peningkatan Kualitas Dan
Produktivitas Tenaga Kerja
3.318 3.037
91,54 2.633
2.532 96,17
+ 4,63 Peningkatan
Kesempatan Kerja dan
Diversifikasi Usaha
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
1.270 1.015
79,93 469
432 92,28
+ 12, 35 Peningkatan
Kesempatan Kerja dan
Diversifikasi Usaha
Peningkatan Kesempatan
Kerja Dan Diversifikasi
Usaha 722
711 98,41
221 215
97,36 - 1,05
Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan
Pengadaan, Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Laboratorium
Program Pengadaan,
Peningkatan Dan Perbaikan
Sarana Dan Prasarana
Laboratorium Hiperkes
210 208
99,27
Perlindungan Tenaga Kerja
dan Sistem Pengawasan
Tenaga Kerja Program
Perlindungan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan
702 664
94,54 814
761 93,56
- 0,98 4
Menurunnya tingkat
kemiskinan Pengendalian
Terpadu Penanganan
Kemiskinan Program
Pengendalian Terpadu
Penanganan Kemiskinan
1.741 1.681
96,55 2.492
2.443 98,01
+ 1,46 Program
Penguatan Kelembagaan
Dan Pengembanga
n Partisipasi Masyarakat :
penilaian nagari kel
berprestasi, bulan bakti
goro dan sebagainya
657 638
97,05
Peningkatan Partisipasi
Masyarakat Dalam
Membangun DesaNagari
Seharusnya sumbangan
masyarakat dalam
pembangunan Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat
PerdesaanNagari 1.155
1.133 98,08
1.189 1.152
96,96 - 1,12
5 Berkurangnya
Jumlah Daerah tertinggal
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Daerah
Tertinggal Koordinasi
Perencanaan Pembangunan
Daerah Tertinggal
gunakan indikator nagari
tertinggal 241 nagari
tertinggal 175
157 90,11
Pengembangan Wilayah Strategis
Dan Cepat 156
36 23,50
231
No Sasaran
PROGRAM RPJMD
Program RKPD tahun
2012 INPUT tahun 2011
INPUT tahun 2012 Trend
Dana Rp jt
Reali sasi
Rp jt
Dana Rp
jt Realisasi
Rp jt Tumbuh
Percepatan Pembangunan
dan Pengem- bangan Infra-
struktur pada Kawasan Khusus
dan Tertinggal Pengembangan
Komunikasi dan Informatika
8.4.2.
Permasalahan dan Analisis
Dari data capaian kinerja program yang kurang baik seperti ini, perlu ditelusuri apakah kendala atau permasalahan yang
menyebabkan tidak sesuainya capaian program dengan kinerja yang ditetapkan.
1.
Ada program yang tidak muncul dalam RKPD sejak tahun 2010-2012; yakni Program Eks Penyandang
Penyakit Sosial 2.
Satuan untuk beberapa indikator program tidak cocok untuk mengukur capaian kinerja contoh: produktifitas
tenaga kerja satuannya jumlah orang yang dilatih. 3.
Satuan indikator
program tidak
realistisdengan anggaran yang disediakan dan digunakan;
Contoh:
Sasaran: Terwujudnya koordinasi bidang
kesejahteraan sosial Program: Koordinasi
Bidang Kesejahteraan Sosial
Biaya Rp. 1.020.516.750 933.806.575
91,5 15.600.313.450 12.685.220.727
81,31 Kali
koordinasi 6
6 100
6 6
100 Sasaran: Berkurangnya
Jumlah Daerah Tertinggal
Program: Pengendalian
Terpadu Penanganan
Kemiskinan Biaya Rp.
1.741.869.800 1.681.736.400 96,55 2.492.742.110 2.443.087.860
98,01 Kali rapat
4 4
100 3
3 100
4. Sasaran ada yang tidak konsisten antara yang ditulis
dengan indikator implementasi, contoh: berkurangnya daerah tertinggal, satuannya nagari atau kabupaten?
5. Sasaran Koordinasi antar SKPD tidak efektif karena
integrasi pelaksanaan
program-tidak terlaksana,
sehingga keberhasilan sasaran sulit untuk dinilai; contoh:
232
a. Program
wilayah strategis
dan cepat
tumbuh dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
di Propinsi dalam kegiatan
land clearing
, sementara SKPD lainnya tidak punya kegiatan yang mendukung
program tsb. b.
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan
Percepatan Pembangunan
dan Pengembangan Infrastruktur pada Kawasan Khusus dan
Tertinggal; koordinator Bappeda Propinsi. Sementara SKPD lainnya melakukan kegiatan2 melalui RKPD-nya
tetapi tidak dalam konteks program Daerah Tertinggal dan Kawasan Khusus ini.
c. Program Pengendalian Terpadu Penanganan Kemiskinan,
ada di SKPD BPM. Kegiatannya pemberian bantuan untuk orang miskin, pemberdayaan fakir miskin, dan
pemberian pembekalan melalui UMKM. Tahun I dilaksanakan oleh BPM, tetapi selanjutnya diteruskan
oleh Dinas Sosial karena target program adalah orang miskin fakir miskin ternyata tidak berlanjut.
8.4.3. Penyesuaian Target dan Kebijakan
1. Satuan indikator perlu dibuat lebih tepat dan cermat agar tidak salah dalam mengukur capaian target tahunan dan
target akhir tahun 2015. 2. Ada satuan indikator program yang kondisi awal dan
akhirnya dipertahankan tetap sama contoh: jumlah panti jompo, sehingga tidak memperlihatkan kinerja pelayanan
yang seharusnya ditunjukkan untuk diukur dan dicapai.
3. Perlu penyamaan
pemahaman tentang
makna interpretasi setiap satuan yang ditetapkan untuk setiap
indikator. Disarankan agar program –program koordinasi
tidak diukur dalam satuan output jumlah kali rapat, sementara anggaran yang disediakan sangat banyak. Hal
seperti ini akan memperlihatkan tidak rasionalnya program dan anggaran yang disediakan atau dihabiskan dalam
pelaksanaan program.
233
4. Perlu kebijakan yang mendukung dan
menjamin tercapainya koordinasi antar institusi terkait sehingga
koordinasi berjalan efektif dan pengintegrasian program pengentasan kemiskinan secara terpadu dan pengurangan
jumlah daerah tertinggal dapat diwujudkan.
5. Daerah tertinggal mendapat dukungan program dari Dinas PU untuk lepas dari status daerah tertinggal, namun
kinerjanya tidak dianalisis dalam prioritas ini. 6. Bappeda sebagai koordinator program perencanaan dan
kerjasama untuk daerah tertinggal perlu menegaskan kembali siapa atau institusi apa yang perlu dikoordinir dan
apa dan bagaimana pelaksanaan tugas masing-masing institusi yang terlibat. Tujuannya adalah agar terjalin
pengintegrasian kegiatan dalam program pengurangan daerah tertinggal. Mungkin perlu juga dikaitkan dengan
program yang ada di Biro Pemerintahan sebagai unit pemerintahan terkecil dalam struktur pemerintah saat ini,
namun belum masuk kedalam SKPD yang akan merealisasikan prioritas Pengurangan Tingkat Kemiskinan,
Pengangguran Dan Daerah Tertinggal ini.
8.5 Prioritas 9: