14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan
1. Konsep Dasar Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah subyek yang telah lama menjadi perhatian dunia ini. Dulu orang beranggapan bahwa studi kepemimpinan tidak dapat dibentuk sejak
lahir, namun dalam studi empiris menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu proses pencapaian dan sangat logis untuk dipelajari, dipahami, dan pada
akhirnya ditularkan kepada orang lain. Lembaga sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi formal didalamnya senantiasa akan terdiri dari unsur tujuan,
sekumpulan orang pegawai, guru, dan siswa, serta adanya hierarki kewenangan. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan sekaligus agar dapat
menggerakkan dan memotivasi orang-orang yang terlibat dalam situasi tersebut, diperlukan adanya suatu kepemimpinan.
Menurut Terry 1997: 410, “Leadership is the relationship in wich one person, the leader, influences others to work together willingly on related task to
attain that which the leader desires ”. Kepemimpinan adalah hubungan antar orang
di mana pemimpin mempengaruhi orang lain ke arah kemauan bersama dalam hubungannya dengan tugas-tugas untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan
pemimpin. Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi
15 banyak ditentukan oleh pemimpin, karena pemimpin merupakan pengendali dan
penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan
dijalankan oleh organisasi bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pimpinan dalam organisasi tersebut.
Lunenberg dan Ornstein 2000: 114, “Leadership is a relationship between two or more people in which influence and power are unevenly distributed
”. Maksud dari pernyataan di atas adalah kepemimpinan adalah hubungan antara dua
orang atau lebih dimana pengaruh dan kekuasaan didistibusikan tidak merata. Kepemimpinan menurut Griffin 2003: 68 adalah proses sekaligus atribut.
Kepemimpinan sebagai proses, berfokus pada apa yang sebetulnya dilakukan pemimpin. Lebih lanjut Griffin mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan
penggunaan pengaruh tanpa ada paksaam untuk membentuk tujuan-tujuan organisasi, memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan
membantu mendefinisikan kultur organisasi. Kepemimpinan sebagai atribut, adalah sekelompok karakteristik yang dimiliki oleh individu yang dipandang
sebagai pemimpin. Mengacu pada pengertian di atas, apabila seorang pemimpin ingin
menggerakkan para bawahan kearah pencapaian tujuan maka pemimpin harus: 1 menghindarkan diri dari sikap memaksa, 2 pemimpin harus mampu melakukan
perbuatan dengan cara meyakinkan bawahan bahwa apa yang dilakukan adalah benar. Jadi, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang
lain tanpa harus mengandalkan kekerasan.
16 Pengertian yang sama dengan Terry, Lunenburg, dan Robbins dikemukakan
oleh Mulyasa 2006: 107 mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Pada kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan mempengaruhi dari pemimpin dan hubungan kepatuhanketaatan para
pengikut karena dipengarugi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan
pada pemimpin. Nurkolis 2006: 154,
“Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
t ujuan organisasi”. Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain kea rah tujuan
tertentu adalah sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin. Menurut Wahyudi 2009:120,
“Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja
setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan”. Kepemimpinan menurut Terry dan Ornstein memiliki persamaan. Persamaan
dari kedua pandangan tersebut adalah sama-sama menekankan pada hubungan antar orang yaitu antara pemimpin dan yang dipimpin. Orang hanya bisa
dipengaruhi apabila ada hubungan yang menyebabkan orang melakukan apa yang diinginkan pemimpin. Griffin lebih menekankan kepada proses dan atribut yaitu
apa yang harus dilakukan pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dan karakteristik apa yang dimiliki oleh individu yang dipandang sebagai pemimpin.
17 Griffin juga menekankan bahwa kepemimpinan tidak menggunakan unsur
paksaan atau tidak dengan kekerasan, sedangkan Nurkolis 2006, Mulyasa 2006, dan Wahyudi 2009 lebih menekankan pada kemampuan seseorang untuk
menggerakkan, mengarahkan, dan mempengaruhi orang lain. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela untuk mencapai tujuan.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah