Kemampuan komunikasi Matematika dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran advance organizer yang mengakomodasi pemanfaatan macromedia flash pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun aja

(1)

ABSTRAK

Fransisca Putri Wulandari, 121414003. 2016. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar siswa mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, (2) hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash, (3) kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 dengan materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, wawancara dan observasi. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang dilakukan setelah 5 kali pertemuan. Wawancara siswa dilakukan setelah tes hasil belajar untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran advance organizer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajaran advance organizer di kelas VIII B VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan, secara keseluruhan memiliki persentase sebesar 93,33%; (2) Hasil belajar siswa kelas VIII B berdasarkan tes hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 71.05% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang; (3) Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan berdasarkan tes hasil belajar menunjukan kemampuan komunikasi siswa sudah baik.

Kata kunci : model pembelajaran advance organizer, hasil belajar, kemampuan komunikasi, bangun ruang sisi datar.


(2)

ABSTRACT

Wulandari, Fransisca Putri. 2016. Mathematics Commmunication Skill and Learning Outcomes in the Learning Process with Advance Organizer Learning Model Usage Accommodate Macromedia Flash on the Topic Polyhedron of 8th Grade in SMP Pangudi Luhur Moyudan, in Academic Year 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Matematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

The lack of communication skills and student learning outcomes to encourage researchers to conduct research in the junior class VIIIB Pangudi Luhur Moyudan. This research was conducted to know: (1) the learning process using advance organizer learning model through Macromedia Flash in grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron materials, (2) the learning outcomes of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash, (3) the mathematics communication skill of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedral prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash.

The subject of this research was the students of VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. The research had been done on April to Mei 2016. The researcher employed the qualitative and quantitative-descriptive as the research method The techiques that were used while data are observations, learning outcomes and interviews. The result of test used to determine students' communication skills were done after five meetings. Student interviews conducted after the test results to see what the students learned about the advance organizer learning model with Macromedia Flash. Observations made at each meeting to determine the application of advance organizer learning model.

The research’s result showed: (1) the implementation of advance organizer learning model in grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan overall had a percentage of 93.33%; (2) the learning outcomes of grade VIII B students based on the test had reached the indicator of success with 71.05% and the number of passed students was 27 students; (3) the mathematics communication ability of grade VIII B students of SMP Pangudi Luhur Moyudan based on the test results was good.

Keywords : advance organizer learning model, communication skill, learning outcome, polyhedron


(3)

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI

PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

FRANSISCA PUTRI WULANDARI NIM : 121414003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016


(4)

i

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI

PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

FRANSISCA PUTRI WULANDARI NIM : 121414003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu

inspirasi (Ernest Newman)

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat dan kasih karunia kepadaku Kedua orang tuaku tercinta, Heri Bertus Tukino dan Maria Margarietha Budiyanti Kakak-kakaku Agustina Dewi, Veronika Dian Kumalasari, dan Tri Apriyani Sahabat-sahabatku terkasih Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 September 2016

Penulis,


(9)

vi ABSTRAK

Fransisca Putri Wulandari, 121414003. 2016. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kurangnya kemampuan komunikasi siswa dan hasil belajar siswa mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar, (2) hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash, (3) kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 dengan materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, wawancara dan observasi. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa yang dilakukan setelah 5 kali pertemuan. Wawancara siswa dilakukan setelah tes hasil belajar untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran advance organizer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajaran advance organizer di kelas VIII B VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan, secara keseluruhan memiliki persentase sebesar 93,33%; (2) Hasil belajar siswa kelas VIII B berdasarkan tes hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 71.05% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27 orang; (3) Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan berdasarkan tes hasil belajar menunjukan kemampuan komunikasi siswa sudah baik.

Kata kunci : model pembelajaran advance organizer, hasil belajar, kemampuan komunikasi, bangun ruang sisi datar.


(10)

vii ABSTRACT

Wulandari, Fransisca Putri. 2016. Mathematics Commmunication Skill and Learning Outcomes in the Learning Process with Advance Organizer Learning Model Usage Accommodate Macromedia Flash on the Topic Polyhedron of 8th Grade in SMP Pangudi Luhur Moyudan, in Academic Year 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Matematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

The lack of communication skills and student learning outcomes to encourage researchers to conduct research in the junior class VIIIB Pangudi Luhur Moyudan. This research was conducted to know: (1) the learning process using advance organizer learning model through Macromedia Flash in grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron materials, (2) the learning outcomes of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedron prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash, (3) the mathematics communication skill of the students of grade VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan on the polyhedral prism and pyramid materials using advance organizer learning model through Macromedia Flash.

The subject of this research was the students of VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan. The research had been done on April to Mei 2016. The researcher employed the qualitative and quantitative-descriptive as the research method The techiques that were used while data are observations, learning outcomes and interviews. The result of test used to determine students' communication skills were done after five meetings. Student interviews conducted after the test results to see what the students learned about the advance organizer learning model with Macromedia Flash. Observations made at each meeting to determine the application of advance organizer learning model.

The research’s result showed: (1) the implementation of advance organizer learning model in grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan overall had a percentage of 93.33%; (2) the learning outcomes of grade VIII B students based on the test had reached the indicator of success with 71.05% and the number of passed students was 27 students; (3) the mathematics communication ability of grade VIII B students of SMP Pangudi Luhur Moyudan based on the test results was good.

Keywords : advance organizer learning model, communication skill, learning outcome, polyhedron


(11)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Fransisca Putri Wulandari

Nomor Mahasiswa : 121414003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER YANG MENGAKOMODASI

PEMENFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN

TAHUN 2015/2016

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 September 2016 Yang mengatakan


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, penyertaan, karunia, dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, doa, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;

3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika;

4. Ibu Maria Suci Apriani S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis;

5. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma;

6. Bapak Drs. Yohanes Junianto selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Moyudan yang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis dalam penelitian;


(13)

x

7. Ibu Ag.Y. Dwi Ambarwati, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika SMP Pangudi Luhur Moyudan yang dengan sabar dan tulus dalam membantu dan membimbing penulis dalam melakukan penelitian;

8. Siswa-siswi kelas VIIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2015/2016 yang telah membantu sebagai subjek penelitian;

9. Orang tuaku tercinta yaitu Heri Bertus Tukino dan Maria Margarietha Budiyanti, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, dan kasih sayang untuk membantu penulis dalam bentuk apapun demi terselesaikannya skripsi ini;

10.Kakak-kakakku yang memberikan dukungan, doa, semangat dan arahan, sehingga penulis dapat selalu termotivasi untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini;

11.Teman-teman dan sahabat, Stepani Elsa, Yoanna Nungki Rianda, Benadikta Norma Enda K.H, Agnes Dwi Purnama Sary, Cindy, Andita Prastiti, Kristiyani Irawati dan Patricia Nathania Widyastuti, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pula karena telah berkenan selalu mendengarkan keluh kesah penulis serta memberikan saran-saran bermanfaat;

12.Teman-teman pendidikan matematika 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan mendukung penulis dari awal perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini;

13.Fransisca Wardani, yang telah membantu penulis dalam penulisan abstrak Bahasa Inggris;


(14)

xi

14.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik demi perbaikan di masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan dan perkembangan pendidikan.

Yogyakarta, 22 September 2016 Penulis,


(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Model Pembelajaran ... 10

B. Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12

1. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12

2. Struktur Pengajaran ... 14

C. Macromedia Flash ... 16

D. Kemampuan Komnuikasi Matematika ... 17

E. Hasil Belajar ... 19

F. Prisma dan Limas ... 20

1. Prisma ... 20

2. Limas ... 25

G. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

D. Bentuk Data ... 32

E. Perangkat Pembelajaran ... 33

F. Metode Pengumpulan Data ... 35

G. Instrumen Penelitian ... 38

H. Validitas Instrumen ... 45


(16)

xiii

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 57

BAB IV PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA ... 62

A. Profil Sekolah ... 62

B. Tahap Penelitian ... 63

C. Analisis Hasil Penelitian ... 66

1. Analisis Proses Pembelajaran ... 66

2. Analisis Hasil Belajar ... 106

3. Kemampuan Komunikasi Siswa ... 109

4. Analisis Hasil Wawancara Siswa ... 134

D. Pembahasan ... 136

1. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 136

2. Hasil Belajar ... 152

3. Kemampuan Penelitian ... 153

E. Keterbatasan Penelitian ... 161

BAB V PENUTUP ... 162

A. Kesimpulan ... 162

B. Saran ... 163


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer ... 14

Tabel 3.1 Pedoman Penyusunan LKS 1 Unsur-unsur Prisma dan Limas ... 31

Tabel 3.2 Pedoman Penyusunan LKS 2 Jaring-jaring Prisma dan Limas ... 32

Tabel 3.3 Pedoman Penyusunan LKS 3 Luas Permukaan Prisma dan Limas ... 33

Tabel 3.4 Pedoman Penyusunan LKS 4 Volume Prisma dan Limas ... 33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes ... 37

Tabel 3.6 Lembar Observasi ... 40

Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Tingkat Validasi ... 45

Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas ... 46

Tabel 3.9 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 48

Tabel 3.10 Indikator Pada Setiap Aspek ... 49

Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Soal Tes ... 50

Tabel 3.12 Pedoman Penskoran Tes ... 52

Tabel 3.13 Kategori Hasil Belajar Siswa ... 53

Tabel 3.14 Hubungan antara Instrumen Penelitian dan Analisis Data ... 55

Tabel 4.1 Jadwal Pra Observasi ... 61

Tabel 4.2 Validasi Soal Tes Berdasarkan Hasil Uji Coba di Kelas 8A ... 63

Tabel 4.3 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 71

Tabel 4.4 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 1 .... 72

Tabel 4.5 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 80

Tabel 4.6 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 2 .... 82

Tabel 4.7 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 87

Tabel 4.8 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 3 ... 89

Tabel 4.9 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 93

Tabel 4.10 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 4 .. 95

Tabel 4.11 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 99

Tabel 4.12 Data Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Pada Pertemuan 5 .. 101

Tabel 4.13 Nilai Tes Hasil Belajar ... 104


(18)

xv

Tabel 4.15 Analisis Komunikasi Matematika Siswa Aspek A ... 109

Tabel 4.16 Analisis Komunikasi Matematika Siswa Aspek B ... 121

Tabel 4.17 Perolehan Skor Pada Soal ... 128

Tabel 4.18 Hasil Wawancara Siswa ... 132

Tabel 4.19 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 1 ... 134

Tabel 4.20 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 2 ... 137

Tabel 4.21 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 3 ... 140

Tabel 4.22 Hasil Pelaksanaan Advance Organizer Pertemuan 4 ... 143


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 22

Gambar 2.2 (a) Prisma Condong Segiempat; (b) Jaring-jaring Prisma Condong Segiempat ... 22

Gambar 2.3 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga ... 23

Gambar 2.4 (a) balok; (b) prisma segitiga ABD.EFH; (c) prisma segitiga BCD.FGH. ..24

Gambar 2.5 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat... ..27

Gambar 2.6 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat... ..27

Gambar 2.7 (a) Kubus, (b) Limas Segiempat ... . 28

Gambar 4.1 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 1 ... 111

Gambar 4.2 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 1 ... 112

Gambar 4.3 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 3 ... 113

Gambar 4.4 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 3 ... 114

Gambar 4.5 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 4 ... 115

Gambar 4.6 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 4 ... 116

Gambar 4.7 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 5 ... 118

Gambar 4.8 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 5 ... 116

Gambar 4.9 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 6 ... 119

Gambar 4.10 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 6 ... 121

Gambar 4.11 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 1 ... 122

Gambar 4.12 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 1 ... 123

Gambar 4.13 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 4 ... 124

Gambar 4.14 Komunikasi Matematika Siswa Kurang Baik Soal 4 ... 126

Gambar 4.15 Komunikasi Matematika Siswa Baik Soal 5 ... 127


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 169

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 170

2. Lembar Kerja Siswa ... 195

3. Soal Tes Hasil Belajar ... 210

4. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar ... 211

LAMPIRAN B ... 215

1. Uji Validasi Isi Oleh Pakar ... 216

2. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 226

LAMPIRAN C ... 229

1. Lembar Observasi ... 230

2. Rekap Hasil Tes ... 260

3. Hasil Pekerjaan Siswa ... 263

4. Catatan Lapangan ... 270

5. Transkip Wawancara Siswa ... 280

LAMPIRAN D ... 286

1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ... 287

2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 288

3. Daftar Nama Kelompok ... 289


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di Indonesia matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi (Mulyono, 2009:253). Namun hingga saat ini, banyak siswa di setiap jenjang pendidikan menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kesulitan belajar matematika terutama disebabkan oleh sifat khusus dari matematika yang memiliki objek abstrak. Apalagi sekarang ini pembelajaran matematika di sekolah cenderung mentransfer pengetahuan saja tidak memberi kesempatan kepada siswanya untuk menemukan pengetahuan yang bermakna, akibatnya kemampuan komunikasi matematika siswa menjadi terabaikan. Siswa menjadi kurang kreatif dan cenderung pasif.

Keadaan pembelajaran seperti ini menjadikan siswa kurang komunikatif dan kurang terampil dalam mengembangkan potensi diri. Menurut Leung dan Puji dalam

http://mellyirzal.blogspot.com/2008/12/mengembangkan-kemampuan-komunikasi-dan.html mengatakan bahwa penekanan

pembela-jaran di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar (basic skill), tetapi penerapan matematika dalam kehidupan tidak ditekankan pada kemampuan komunikasi matematika secara sistematis


(22)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru mata pelajaran saat dikelas, peneliti menemukan permasalahan yaitu siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, tidak semua siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan kurangnya penyediaan alat peraga pada proses pembelajaran. Rendahnya keaktifan siswa nampak saat siswa tidak inisiatif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru tetapi guru harus menunjuk terlebih dahulu. Ketika siswa diberikan tugas oleh guru, sebagian siswa mengerjakan dengan tenang dan ada juga siswa yang tidak mengerjakan tugasnya tetapi cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya. Selain itu, penggunaan alat peraga oleh guru hanya berukuran kecil menjelaskan materi, sehingga siswa kurang maksimal dalam memperhatikan, terutama bagi siswa yang duduk di belakang.

Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru, guru memaparkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide mereka dan kesulitan dalam menulis jawaban secara sistematis. Terutama dalam proses pembelajaran, siswa mengalami kesulitan dalam menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Banyak siswa yang langsung menulis jawabannya saja tanpa menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan juga rumus yang digunakan. Banyak siswa yang mengerjakan soal dengan menerapkan rumus saja tanpa menggunakan pemahaman mengenai luas permukaan dan volume bangun ruang. Siswa banyak melakukan kesalahan dalam menghitung luas permukaan dan volume dari gabungan dua atau lebih bangun ruang yang berbeda.


(23)

Menurut National Council of Teacher of Mathematics (2006), salah satu kemampuan penting yang perlu dimiliki siswa dalam matematika adalah kemampuan komunikasi matematika. Komunikasi matematika adalah proses dalam menghubungkan dan menjelaskan suatu ide atau gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang berupa kalimat dan persamaan matematika, grafik, diagram, serta tabel. Komunikasi dalam matematika merupakan kemampuan mendasar yang harus dimiliki siswa dan guru selama proses belajar mengajar. Selain itu National Council of Teacher of Mathematics (2006), menekankan pentingnya program pembelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan siswa agar dapat menyusun dan mengkomunikasikan pemikiran matematika secara jelas dan benar kepada teman, guru dengan menggunakan bahasa matematika.

Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran matematika merupakan masalah yang kerap dialami oleh para siswa di sekolah. Siswa tidak dapat menyelesaikan masalah matematika karena siswa tersebut kesulitan dalam mengkomunikasikan ide atau gagasannya. Penyebabnya adalah kurang optimalnya proses kegiatan belajar mengajar, salah pemilihan metode, model dan strategi dalam pembelajaran yang kurang tepat, dan juga media pembelajaran yang kurang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan melaksanakan model pembelajaran yang relevan untuk diterapkan oleh guru.


(24)

Model pembelajaran Advance Organizer dirasa efektif untuk menyelesaikan masalah komunikasi matematika. Model pembelajaran ini bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru. Pada model pembelajaran ini mengajak siswa untuk berpendapat dan juga menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa matematika dalam menyelesaikan masalah matematika. Diharapkan melalui advance organizer, siswa berani untuk mempresentasikan dan juga mengkomunikasikan gagasan atau ide dalam menyelesaikan masalah matematika. Model pembelajaran advance organizer ini sekaligus memanfaatkan Macromedia Flash sebagai alat peraga untuk mengatasi kesulitan belajar siswa saat menghitung luas permukaan dan volume.

Media komputer berbasis Macromedia Flash dipilih karena program ini dapat dimanfaatkan baik dari segi visualnya. Siswa dapat melihat secara maksimal presentasi materi. Macromedia Flash merupakan salah satu program software yang mampu menyajikan pesan audio visual secara jelas kepada siswa. Di samping itu, pengadaan media menggunakan software ini tidak membutuhkan banyak biaya apabila dibandingkan dengan pengadaan alat peraga. Penggunaan multimedia dalam model pembelajaran advance organizer dapat memberikan visualisasi lebih baik bagi siswa. Oleh karena itu, diharapkan penggunaan multimedia dalam model pembelajaran advance organizer dapat digunakan secara maksimal, sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa.


(25)

Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian berjudul “Kemampuan

Komunikasi Matematika dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Advance Organizer yang Mengakomodasi Pemanfaatan Macromedia Flash pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas

VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun 2015/2016”.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitiaan ini adalah :

1. Penerapan model pembelajaran advance organizer dilihat dari tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.

2. Penerapan model pembelajaran advance organizer dilihat dari hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar.

3. Materi yang yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar limas dan prisma dikhususkan pada unsur-unsur prisma dan limas serta bagian-bagiannya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia


(26)

Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash ?

3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash ?

D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur

Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.

3. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Moyudan pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar


(27)

prisma dan limas dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash.

E. Batasan Istilah

1. Model pembelajaran advance organizer adalah suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu. Model pembelajaran advance organizer membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.

2. Komunikasi matematika dapat diartikan sebagai proses dalam mencari, memilah-milah, merumuskan, menerapkan, menghubungkan dan menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata (simbol matematika) yang sudah mempunyai arti itu dapat dipahami.

3. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.


(28)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat : 1. Untuk peneliti sebagai calon guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti sebagai calon guru dapat menggunakan model ini untuk pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika.

2. Untuk guru

Melalui hasil penelitian ini, diharapkan guru mata pelajaran matematika mampu menerapkan model pembelajaran matematika salah satunya dengan model Advance Organizer.

3. Untuk siswa

Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika terutama pada materi bangun ruang sisi datar.

G. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang memaparkan teori-teori yang menjadi landasan dalam landasan dalam penelitian. Teori-teori yang digunakan adalah


(29)

model pembelajaran, model pembelajaran advance organizer, Macromedia Flash, kemampuan komunikasi matematika, hasil belajar, prisma dan limas.

Bab III merupakan metodologi penelitian yang memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrument penelitian, uji validitas dan realibilitas penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV merupakan analisis data dan pembahasan yang memaparkan pelaksanaan penelitian, tabulasi data, hasil analisis data dan pembehasan.

Bab V merupakan penutup yang memaparkan kesimpulan yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan saran-saran penelitian.


(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Model pembelajaran

Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu, “model” dan “pembelajaran”. Menurut Suprijono (2010: 45), model merupakan interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari berbagai sistem. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologis pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Arends (dalam Suprijono, 2010: 46) mengemukakan model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan pembelajaran, tahap yang akan digunakan termasuk di dalam tujuan pembelajaran, tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolahan kelas. Model pembelajaran mencakup penerapan dari suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang dirancang dan melukis prosedur secara sistematis dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri dan prosedural pelaksanaannya. Sebelum memutuskan menggunakan model pembelajaran


(31)

yang dipilih, guru harus benar-benar telah memahami secara teoritis dan teknis model pembelajaran yang dipilih. Hal ini bertujuan agar guru dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Ada 23 model pembelajaran yang diklasifikasi ke dalam empat kelompok yang didasarkan pada sifat-sifatnya, karakteristik-karakteristiknya, dan pengaruh-pengaruhnya. Empat kelompok tersebut sebagai berikut.

1. Model-Model Memproses Informasi

Model-model ini berfokus pada kapasitas intelektual. Dimana pada model ini didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengobservasi, mengolah data, memahami informasi, membentuk konsep-konsep, menerapkan simbol-simbol verbal dan non verbal, dan memecahkan masalah.

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model berpikir induktif; (b) model pencapaian konsep; (c) model induktif kata bergambar; (d) model penelitian ilmiah; (e) model latihan penelitian; (f) model menghafal; (g) model sinektik; dan (h) model advance organizer. 2. Model-Model Personal

Model-model dalam kategori ini umumnya berkaitan dengan individu dan pengembangan diri sendiri. Model ini menekankan pada pengembangan individu untuk menjadi pribadi yang utuh, percaya diri, dan kompeten. Model-model ini juga berusaha membantu siswa dalam memahami diri sendiri dan tujuan-tujuannya, mengembangkan cara-cara mengajar diri sendiri.


(32)

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model pengajaran tak terarah dan (b) model classroom meeting.

3. Model-Model Interaksi Sosial

Model-model dalam kategori ini menekankan relasi individu dengan masyarakat dan orang lain. Sasaran utamanya untuk membantu siswa belajar bekerja sama, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik yang sifatnya akademik maupun sosial.

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: (a) model kooperatif; (b) model bermain peran; dan (c) model penelitian yuridis. 4. Model-Model Perubahan Prilaku

Model-model dalam kategori ini memiliki dasar teoritis yang sama, suatu body of knowledge yang merujuk pada teori behavioral. Model-model ini menekankan pada upaya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para siswa. Beberapa model yang termasuk dalam kategori ini antara lain : (a) model instruksi langsung dan (b) model simulasi.

B. Model Pembelajaran Advance Organizer

1. Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer

Model pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu.


(33)

Model advance organizer dapat memperkuat struktur kognitif dan meningkatkan penyimpanan informasi. Metode ini dikembangkan oleh David Ausubel. Ausubel mendeskripsikan metode advance organizer sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi pada tugas pembelajaran itu sendiri (Joyce, et al, 2009: 286). Menurut Ausebel tujuannya adalah menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya (dan juga membantu pembelajar membedakan materi baru dari materi yang telah dipelajari sebelumnya) (dalam Joyce, et al, 2009: 286).

Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah, dimana siswa mampu mengerjakan permasalahan yang autentik sangat memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata (Trianto : 38).

Advance organizer dibedakan menjadi dua jenis yaitu organizer ekspositori (expository organizer) dan organizer komparatif (comporative organizer)


(34)

a. Expository organizer menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi. Expository organizer yaitu mempresentasikan kerangka intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan informasi baru yang mereka temui. Organizer ekspositori khususnya berguna karena ia menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi yang asing atau tidak biasa.

b. Comparative organizer biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Comparative organizer yaitu untuk membedakan antara konsep baru dan kosep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antar keduanya.

2. Struktur Pengajaran

Model advance organizer memiliki tiga tahap kegiatan. Tahap pertama adalah presentasi advance organizer, tahap kedua kedua adalah presentasi tugas pembelajaran atau materi pembelajaran, dan tahap ketiga adalah penguatan pengelolaan kognitif. Tahap terakhir ini menguji hubungan materi pembelajaran dengan gagasan-gagasan yang ada untuk menghasilkan proses pembelajaran yang aktif.

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer

Tahap Tingkah laku guru

Tahap-1

Presentasi Advance Organizer

1. Mengklarifikasi tujuan-tujuan pengajaran. 2. Menyajikan organizer.

3. Mengidentifikasi karakteristi-karakteristik konklusif.


(35)

 Menyajikan konteks.  Mereview penjelasan

4. Mendorong kesadaran dan pengetahuan siswa.

Tahap-2

Presentasi Tugas atau Materi Pembelajaran

1. Menyajikan materi

2. Berusaha menjaga perhatian siswa 3. Menjelaskan aturan materi pelajaran Tahap-3

Pengelolahan Kognitif

1. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif.

2. Menganjurkan pembelajaran resepsi aktif. 3. Membangkitkan pendekatan kritis pada

materi pembelajaran.

(Sumber: Huda, 2013: 107-108) Pada tahap pertama terdiri dari aktivitas mengklarifikasi tujuan-tujuan pengajaran, menyajikan organizer, mengidentifikasi karakteristi-karakteristik konklusif, memberi contoh-contoh, menyajikan konteks, mereview penjelasan, dan mendorong kesadaran dan pengetahuan siswa. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran adalah salah satu cara untuk memperoleh perhatian siswa dan mengarahkan mereka pada tujuan-tujuan pembelajaran. Setelah presentasi organizer dalam tahap pertama, materi pembelajaran dipresentasikan pada tahap kedua dalam bentuk ceramah, diskusi, film, eksperimentasi, atau membaca.

Pada tahap ketiga adalah rekonsiliasi itegratif. Rekonsiliasi itegratif yaitu melabuhkan materi pembelajaran baru ke dalam struktur kognitif siswa yang sudah ada. Joyce, et al (2009:291) mengemukakan beberapa cara


(36)

untuk memfasilitasi rekonsiliasi integratif yaitu (1) mengingatkan siswa tentang gagasan-gagasan (gambaran yang lebih besar); (2) meminta ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran baru; (3) mengulangi definisi-definisi yang tepat; (4) meminta perbedaan-perbedaan di antara aspek-aspek materi.

Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan (1) meminta siswa untuk memasok tambahan contoh konsep dalam materi pembelajaran baru; (2) meminta siswa untuk menggambarkan bagaimana cara pembelajaran baru dihubungkan dengan aspek pengetahuan mereka atau pengalaman pribadi mereka; (3) meminta siswa untuk memberikan materi secara lisan dan menerjemahkannya ke dalam istilah mereka sendiri dan kerangka acuan sendiri.

Pendekatan kritis terhadap pengetahuan dapat dilatih dengan meminta siswa mengenali asumsi-asumsi atau kesimpulan-kesimpulan yang mungkin dibuat dalam materi pembelajaran.

C. Macromedia Flash

Macromedia Flash merupakan program grafis multimedia dan animasi yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi web interatif yang menarik (Wibawanto, 2006: 1). Kita dapat menggunakan Macromedia Flash, untuk membuat gambar animasi, game ataupun media pembelajaran sesuai keinginan kita.


(37)

Pada proses pembelajaran luas permukaan dan volume prisma dan limas, siswa perlu mendapatkan pemahaman langsung mengenai luas permukaan dan volume prisma dan limas bukan hanya menggunakan rumus saja. Adanya animasi pada media komputer berbasis Macromedia Flash materi luas permukaan dan volume prisma dan limas dapat ditampilkan lebih nyata menggunakan visualisasi sehingga siswa tidak lagi kesulitan dalam berimajinasikan materi luas permukaan dan volume prisma dan limas.

D. Kemampuan Komunikasi Matematika

Komunikasi merupakan proses dalam mencari, memilah-milah, merumuskan, menerapkan, menghubungkan dan menjadikan campuran antara gagasan-gagasan dengan kata-kata yang sudah mempunyai arti itu dapat dipahami (DePorter Bobby, 1992:150). Berkomunikasi diperlukan alat berupa bahasa. Matematika adalah salah satu alat bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Matematika merupakan bahasa yang universal dimana untuk satu simbol dalam matematika dapat dipahami oleh setiap orang di dunia.

Dalam Principle and Standards for School Matematics (NCTM, 2006: 60), dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu bagian esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Standar NCTM (Van de Walle, 2008:4) sebagai standar utama pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran dan bukti (reasoning and proof),


(38)

dan kemampuan representasi (representation). Kelima standar tersebut mempunyai peran penting dalam kurikulum matematika.

Standar kemampuan komunikasi matematika menurut NCTM (Van de Walle, 2008:5) program pengajaran dari Pra-TK sampai kelas 12 harus memungkinkan semua siswa untuk :

1. Mengatur dan menggabungkan pemikiran matematis mereka melalui komunikasi;

2. Mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka secara koheren dan jelas kepada teman, guru dan orang lain;

3. Menganalisa dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain; 4. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika

dengan tepat.

Menurut Sumarmo (dalam Bambang), komunikasi matematis merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk :

1. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika;

2. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar;

3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa dan simbol matematika; 4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;


(39)

6. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi, dan generalisasi; dan

7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.

Dalam penelitian ini, komunikasi matematika yang peneliti gunakan adalah teori menurut Sumarmo.

E. Hasil Belajar

Menurut Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatifmenetap (dalam Jihad, 2012: 14). Hasil belajar siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkat laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti hal ini disebut hasil belajar.

Hasil belajar mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran, atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman penerapan, analysis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi- reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Aspek


(40)

psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreatifitas.

Ketiga aspek ini merupakan objek penelitian terhadap hasil belajar. Diantara ketiga aspek tersebut, aspek kognitif merupakan ranah yang paling banyak dipakai oleh guru sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pada aspek kognitif berdasarkan hasil belajar siswa.

F. Prisma dan Limas 1. Prisma

a. Pengertian Prisma

Prisma adalah bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh dua buah bidang segi-n yang sejajar dan kongruen, serta dibatasi oleh sisi-sisi tegak yang berbentuk segiempat (Irawan, 2013: 195).

Berdasarkan rusuk tegaknya, prisma dibedakan menjadi dua, yaitu prisma tegak dan prisma miring. Prisma tegak adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya lurus pada bidang atas dan bidang alas. Prisma miring atau prisma condong adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak lurus pada bidang atas dan bidang alas. Pada prisma diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka prisma tersebut diberinama prisma segitiga. Jika alasnya berupa segi n beraturan maka disebut prisma segi n beraturan.


(41)

Menurut Dewi Nuharini (2008), prisma memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

(1) Titik sudut pada prisma adalah titik pertemuan tiga atau lebih rusuk pada suatu prisma.

(2) Rusuk pada prisma adalah ruas garis yang dibentuk oleh perpotongan dua bidang sisi prisma.

(3) Bidang sisi pada prisma adalah bidang-bidang yang membentuk suatu prisma.

(4) Diagonal bidang prisma adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak bersebelahan dan tidak terletak dalam satu ruas garis.

(5) Bidang diagonal prisma adalah bidang yang memuat diagonal bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar. (6) Diagonal ruang prisma adalah garis yang menghubungkan titik

sudut pada alas dengan titik sudut pada bidang atas yang tidak terletak pada sisi tegak yang sama.

b. Jaring-jaring prisma

Jaring-jaring prisma adalah suatu gambar bangun datar yang memuat semua sisi atau bidang prisma dan hubungan antara sisinya masih ada. Jaring-jaring prisma diperoleh dengan cara mengiris beberapa rusuk prisma sedemikian sehingga seluruh permukaan prisma terlihat. Berikut contoh jaring-jaring prisma segitiga dan prisma condong segiempat


(42)

Gambar 2.1 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga

Gambar 2.2 (a) Prisma Condong Segiempat; (b) Jaring-jaring Prisma Condong Segiempat

O P

N

O

N P

O

M K

L K

L

M

L L

O

E F

H

A B

G

D C

H

F E

C G

D H

E A B F E

H

G

(a) (b)


(43)

c. Luas permukaan prisma

Gambar 2.3 (a) Prisma Tegak Segitiga; (b) Jaring-jaring Prisma Tegak Segitiga

Dari Gambar 2.3 terlihat suatu prisma beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan prisma, dapat menghitung luas dari seluruh bidang pada jaring-jaring , maka.

Luas permukaan prisma segitiga di atas adalah:

Luas permukaan prisma = LNOP + LKLM + LLKNO + LKMPN + LMLOP = + + LLKNO + LKMPN + LMLOP = (2 × ) + (LK × KN) + ( KM × MP) +

(ML × LO)

= (2 × ) + [(LK + KM + ML) × LO] = (2 × Lalas) + ( × t )

= (2 × Lalas) + (Kalas × t)

O P

N

O

N P

O

M K

L K

L

M

L L

O

(a)


(44)

= (2 × La ) + (Ka × t)

Maka untuk setiap prisma berlaku rumus:

dengan : La = luas alas t = tinggi prisma

Ka = keliling alas d. Volume prisma

Gambar 2.4 (a) balok; (b) prisma segitiga ABD.EFH; (c) prisma segitiga BCD.FGH

Perhatikan Gambar 2.4, gambar (a) menunjukan balok ABCD.EFGH. Kita dapat menentukan rumus volume prisma dengan cara membagi balok ABCD.EFGH tersebut menjadi dua prisma yang ukurannya sama. Jika balok ABCD.EFGH dipotong menurut bidang

Lpermukaan prisma = (2 × La ) + (Ka × t)

F E

H

C B A

D

G

D

A B

E F

H

F G

D H

B C

(c) (b)


(45)

DBFH maka akan diperoleh dua prisma segitiga yang kongruen seperti gambar (b) dan (c)

Volume prisma = × VABCD.EFGH

= × (AB × BC × CG)

= × LABCD × CG = × t = Lalas × t = La × t

Maka untuk setiap prisma berlaku rumus:

dengan : La = luas alas t = tinggi prisma 2. Limas

a. Pengertian limas

Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang dibentuk oleh suatu segi-n sebagai alas dan sisi-sisi lain yang berbentuk segitiga yang mempunyai suatu titik persekutuan (Dewi Nuharini, 2008). Titik persekutuan itu disebut titik puncak limas. Pada limas diberi nama berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka limas tersebut diberi nama limas segitiga. Berdasarkan bentuk alas dan sisi-sisi tegaknya limas dapat dibedakan menjadi limas segi-n beraturan dan limas segi-n sebarang.


(46)

Menurut Dewi Nuharini (2008), limas memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

(1) Titik sudut pada limas adalah titik pertemuan tiga atau lebih rusuk pada suatu limas.

(2) Rusuk pada limas adalah ruas garis yang dibentuk oleh perpotongan dua bidang sisi limas.

(3) Bidang sisi pada limas adalah bidang-bidang yang membentuk suatu limas.

(4) Diagonal bidang limas adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak bersebelahan dan tidak terletak dalam satu ruas garis. Diagonal bidang limas hanya dimiliki pada alasnya saja sedangkan pada bidang tegak tidak ada diagonal bidang. Limas segitiga tidak memiliki diagonal bidang karena tidak ada dua titik sudut yang berhadapan yang dapat dihubungkan menjadi sebuah garis lurus. Dengan demikian limas segitiga tidak mempunyai bidang diagonal.

(5) Bidang diagonal limas adalah bidang yang memuat diagonal bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar. b. Jaring-jaring limas

Jaring-jaring limas adalah suatu gambar bangun datar yang memuat semua sisi atau bidang limas dan hubungan antara sisinya masih ada. Jaring-jaring limas diperoleh dengan cara mengiris beberapa rusuk


(47)

limas sedemikian sehingga seluruh permukaan limas terlihat. Berikut contoh jaring-jaring limas segiempat:

Gambar 2.5 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat

c. Luas permukaan limas

Gambar 2.6 (a) Limas Segiempat; (b) Jaring-jaring Limas Segiempat

C D

B A

T

T T

T

D C

A B

T (b) (a)

C D

B A

T

T T

T

D C

A B

T


(48)

Dari Gambar 2.6 terlihat suatu limas beserta jaring-jaringnya. Untuk mencari luas permukaan limas, berarti sama saja dengan menghitung luas dari seluruh bidang pada jaring-jaring , maka.

Luas permukaan prisma segitiga di atas adalah:

Luas permukaan limas = LABCD + LTAB + LTBC + LTCD + LTAD

= LABCD + + + + = Lalas + Jumlah Lseluruh sisi tegak

= La + Jumlah Lseluruh sisi tegak

Maka untuk setiap limas berlaku rumus:

dengan : La = luas alas d. Volume limas

Gambar 2.7 (a) Kubus, (b) Limas Segiempat Lpermukaan limas = La + Jumlah Lseluruh sisi tegak

2a 2a

2a a

T

a

2a 2a

T

(b) (a)


(49)

Perhatikan Gambar 2.7, gambar (a) menunjukan kubus yang panjang masing-masing rusuknya 2a. Terdapat empat diagonal ruang yang berpotongan tepat di satu titik, yaitu titik T, sehingga terbentuk enam buah limas segiempat yang kongruen seperi gambar (b). Jika V adalah volume limas masing-masing maka diperoleh hubungan berikut.

Volume limas = ×Vkubus

= × 2a × 2a × 2a

= × � × 2a

= × � × a

= × Lalas × t

= × La × t

Maka untuk setiap limas berlaku rumus:

dengan : La = luas alas t = tinggi limas.

G. Kerangka Berpikir

Salah satu kemampuan penting yang perlu dimiliki siswa dalam matematika adalah kemampuan komunikasi matematika. Komunikasi

Vlimas =


(50)

matematika adalah proses dalam menghubungkan dan menjelaskan suatu ide atau gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang berupa kalimat dan persamaan matematika, grafik, diagram, serta tabel. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah dengan melaksanakan model pembelajaran yang relevan.

Melalui model pembelajaran advance organizer diharapkan dapat menyelesaikan masalah komunikasi matematika. Karena model pembelajaran ini bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru. Pada model pembelajaran ini mengajak siswa untuk berpendapat dan juga menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa matematika dalam menyelesaikan masalah matematika.


(51)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskripsi yaitu menyajikan gambaran atau lukisan secara sistematis dan cermat mengenai fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu (Margono,2010:8). Penelitian kualitatif dideskripsikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka (Afrizal,2015:13). Penelitian kuantitatif yaitu bentuk data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono. 2012: 7).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif karena data yang diperoleh adalah data dalam bentuk angka dan uraian. Peneliti mendeskripsikan semua kejadian dan menginterpretasikan data dalam bentuk uraian kualitatif, dan data yang menunjukkan angka-angka akan dianalisis secara kuantitatif. Pada penelitian ini, data bentuk uraian kualitatif mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran advance organizer dengan menggunakan Macromedia Flash dan kemampuan komunikasi siswa, sedangkan data yang akan dianalisis secara kuantitatif adalah hasil belajar siswa.


(52)

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Pangudi Luhur Moyudan Yogyakarta kelas VIII B tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa pada kelas ini sebanyak 38 orang dengan jumlah siswa perempuan 18 orang dan laki-laki 20 orang. Penelitian ini melihat kemampuan komunikasi matematika dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan geometri bangun limas dan prisma dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan Macromedia Flash..

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan, Mergan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, di kelas VIII B.

2. Waktu Pengambilan Data

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 antara bulan April-Mei 2016.

D. Bentuk Data

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan catatan lapangan selama pembelajaran di kelas, hasil wawancara dengan siswa serta didukung dengan data tambahan rekaman video dan foto. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes akhir.


(53)

E. Perangkat Pembelajaran

Pada penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang digunakan yaitu Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rancangan pelaksanaan pembelajaran dibuat oleh peneliti dan digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan proses pembelajaran. RPP dibuat berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 serta disesuaikan dengan proses pembelajaran model pembelajaran advance organizer.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Penyusunan lembar kerja siswa ini sesuai dengan pedoman penyusunan masalah LKS (kisi-kisi). Berikut ini merupakan pedoman penyusunan masalah dalam LKS:

a. LKS 1 : Unsur-unsur Prisma dan Limas

Materi : Mengenal unsur-unsur prisma dan limas

Tabel 3.1 Pedoman Penyusunan LKS 1 Unsur-unsur Prisma dan Limas

No soal Kisi-kisi

1.

Menyebutkan bidang sisi, rusuk-rusuk, dan titik sudut suatu prisma.


(54)

2.

Menyebutkan bidang sisi tegak, rusuk-rusuk, dan titik sudut suatu limas.

3.

Menggambar sebuah prisma dan menentukan rusuk, bidang alas dan titik sudut prisma.

4.

Menghitung panjang kawat dengan ukuran yang telah ditentukan.

b. LKS 2 : Jaring-jaring Prisma dan Limas

Materi : Menggambar dan membuat jaring-jaring prisma dan limas Tabel 3.2 Pedoman Penyusunan LKS 2 Jaring-jaring Prisma dan

Limas

No soal Kisi-kisi

1.

Membuat model jaring-jaring dari prisma yang ditentukan.

2.

Membuat model jaring-jaring dari limas yang ditentukan.

c. LKS 3 : Luas Permukaan Prisma dan Limas


(55)

Tabel 3.3 Pedoman Penyusunan LKS 3 Luas Permukaan Prisma dan Limas

No soal Kisi-kisi

1. Menghitung tinggi prisma.

2. Menghitung luas permukaan prisma.

3. Menghitung tinggi dan luas permukaan limas.

4.

Menghitung luas permukaan dari limas yang bertumpuk dengan kubus.

d. LKS 4 : Volume Prisma dan Limas

Materi : Menghitung volume prisma dan limas

Tabel 3.4 Pedoman Penyusunan LKS 4 Volume Prisma dan Limas

No soal Kisi-kisi

1. Menghitung volume prisma

2. Menghitung volume limas

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi, observasi, tes hasil belajar, dan wawancara, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian berikut.


(56)

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2013: 137). Menurut Arikunto (1998) wawancara adalah sebuah dialog yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari narasumber.

Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas, peneliti bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa saja yang akan dikumpulkan. Wawancara ini dilakukan kepada guru sebelum penelitian untuk mengetahui apa saja kesulitan yang siswa alami dan siswa dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran advance organizer yang telah diterapkan. b. Observasi

Observasi yaitu pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Tujuan observasi yaitu untuk melihat situasi dan kondisi kelas serta mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan yaitu observasi untuk peneliti yang bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan proses pembelajaran sudah sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran advance organizer.


(57)

Data observasi adalah data yang didapatkan ketika peneliti melakukan observasi selama pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Data observasi ini digunakan sebagai data pendukung.

c. Tes

Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1989:123). Pada metode tes ini, peneliti menggunakan instrumen berupa soal tes.

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi limas dan prisma dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer. Tujuan tes hasil belajar ini, untuk mengetahi kemampuan siswa menguasai materi bangun limas dan prisma dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer. Tes hasil belajar dilaksanakan pada pertemuan akhir pembelajaran.

d. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Pada penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh video proses pembelajaran yang berlangsung. b


(58)

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau yang dipergunakan untuk mengumpulkan data (Afrizal,2015:134). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing instrumen penelitian yang digunakan.

1. Soal Tes

Tes dalam penelitian ini hanya dilakukan di akhir pertemuan. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan matematika siswa dengan soal-soal yang mengacu pada kompetensi 1, 2, 3, dan 4 yaitu mengidentifikasi sifat-sifat dan bagian-bagiannya prisma dan limas, membuat jaring-jaring prisma dan limas, menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas. Keempat kompetensi dasar ini berisi materi unsur-unsur prisma dan limas, menggambar jaring-jaring prisma dan limas, menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas.

Table 3.5 Kisi-kisi Soal Tes

No Kompetensi

Dasar Indikator Deskripsi Soal

Nomor Soal

1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, limas dan prisma 1.1 Menyebutkan unsur-unsur kubus, balok, limas, dan prisma: rusuk, bidang sisi.

1. Lukislah jaring-jaring prisma segilima ABCDE.FGHIJ dan tulislah

a. Titik sudut b. Rusuk tegak,

rusuk alas dan rusuk atap

1a, 1b. 1c dan 2a,2b,2c


(59)

c. Bidang sisi

2. Lukislah jaring-jaring limas segiempat T.ABCD dan tulislah a. Titik sudut dan

titik puncak b. Rusuk tegak dan

rusuk alas c. Bidang sisi 2. Membuat

jaring-jaring kubus, balok, limas dan prisma

2.1 Membuat jar ing-jaring kubus, balok, limas, dan prisma

1. Lukislah jaring-jaring prisma segilima ABCDE.FGHIJ dan tulislah

a. Titik sudut b. Rusuk tegak,

rusuk alas dan rusuk atap c. Bidang sisi

2. Lukislah jaring-jaring limas segiempat T.ABCD dan tulislah a. Titik sudut dan

titik puncak b. Rusuk tegak dan

rusuk alas c. Bidang sisi

1 dan 2

3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, limas, dan prisma. 3.1 Menentukan rumus luas permukaan prisma dan limas.

3. Gambar di samping merupakan prisma tegak segitiga siku-siku. Tentukan:

3a, 4a, dan 5


(60)

3.2 Mengitung luas permukaan prisma dan limas

a. Luas permukaan prisma tersebut b. Volume prisma

tersebut

4. Prisma tegak ABCD.EFGH beralaskan persegi panjang, dengan AB = 18 cm, BC = 10 cm dan AE = 30 cm. maka hitunglah a. Luas permukaan

prisma

b. Volume prisma

5. Sebuah limas yang alasnya berbentuk persegi mempunyai luas alas 144 cm2 dan

tinggi 8 cm. Tentukan luas seluruh bidang

sisi limas tersebut…

4 Menghitung luas permukaan dan volume kubus,

4.1 Menentukan rumus volume

3. Gambar di samping merupakan prisma tegak segitiga siku-siku. Tentukan:

3b, 4b, dan 6


(61)

balok, limas, dan prisma.

prisma dan limas.

4.2 Menghitung volume prisma dan limas

c. Luas permukaan prisma tersebut d. Volume prisma

tersebut

4. Prisma tegak ABCD.EFGH beralaskan persegi panjang, dengan AB = 18 cm, BC = 10 cm dan AE = 30 cm. maka hitunglah a. Luas permukaan

prisma

b. Volume prisma

6. Perhatikan jaring-jaring limas di bawah ini ! Jika ABCD sebuah persegi, EF = 13 cm dan BC = 10 cm, maka volume limas adalah

10cm

E

C D

B A


(62)

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman pengamatan peneliti. Lembar observasi berupa tabel dengan isian berbentuk checklist dengan

pilihan “Ya” dan “Tidak”. Lembar observasi ini digunakan sebagai

pedoman terjadi atau tidaknya kegiatan proses belajar yang telah direncanakan dalam RPP. Berikut ini merupakan kisi-kisi atau pedoman penyusunan lembar observasi.

Tabel 3.6 Lembar Observasi

NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN

I PRAPEMBELAJARAN

1. Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media

2. Memeriksa kesiapan siswa 3. Melakukan kegiatan apersepsi

4. Menyampaikan tujuan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

5.

Memberikan penguatan yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari (contoh bentuk limas adalah bangun piramid, dan contoh bentuk prisma adalah atap rumah )

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1. Mempresentasikan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Melaksanakan pembelajaran yang


(63)

5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

6.

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat bekerja dalam kelompok

7.

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengeksplor atau menggali materi pembelajaran secara detail.

8.

Melaksanakan pembelajaran yang memacu siswa untuk dapat berfikir aktif dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan.

9.

Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media (Alat peraga : kerangka limas dan prisma, jaring-jaring,

Macromedia Flash)

10.

Menghasilkan pesan yang menarik (penggunaan Macromedia Flash untuk menerangkan materi bangun ruang sisi datar)

11. Menggunakan media secara efektif dan efisien

12.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media (seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan unsur-unsur bangun ruang sisi datar)

13. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

14. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan guru-siswa-guru-siswa

15. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa


(64)

16.

Memantau kemajuan belajar (seperti melihat perkembangan siswa melalui soal latihan)

17. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi

18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

III PENUTUP

1. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

2. Memberikan tugas untuk pekerjaan rumah

3. Pedoman Wawancara

Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin yaitu peneliti bebas mengemukakan pertanyaan yang mendukung untuk penelitian kepada responden sesuai dengan pedoman wawancara. Tujuan wawancara ini dilakukan adalah untuk memverifikasi data. Komponen wawancara yang terkait dengan permasalahan penelitian antara lain: a. Mengetahui pendapat siswa mengenai proses pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran advance organizer.

b. Mengetahui letak kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran setiap tahap dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer.

c. Mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa dengan menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash.


(65)

d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa mengerjakan soal dalam LKS yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematika siswa.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan pengamatan selama proses pengumpulan data. Setiap di akhir pembelajaran, peneliti mencatat pokok pembicaraan, kata-kata kunci, gambar dan sketsa yang dibuat oleh siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan ini berisi deskripsi pengamatan menggunakan kata-kata yang menguraikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran melihat kembali hasil catatan dengan hasil rekaman video penelitian.

H. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dilakukan kepada pakar, setelah divalidasi oleh pakar akan dilanjutkan dengan uji coba instrument kepada siswa. Kegiatan uji coba ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas soal yang akan digunakan dan reliabilitas dari instrumen tersebut. Hal ini dilaksanakan supaya instrumen yang akan digunakan dapat berperan dengan baik.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan validitas yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 1989:136).


(66)

Pada penelitian ini, untuk menentukan validitas instrumen penelitian menggunakan validitas isi. Untuk validitas isi dilihat berdasarkan kisi-kisi pembuatan instrumen. Dalam menentukan validitas suatu instrumen tes hasil belajar matematika bentuk uraian digunakan rumus Korelasi Product Moment yaitu:

� = � ∑ − ∑ ∑

√[� ∑ − ∑ ][� ∑ − ∑ ]

Keterangan:

n = Banyak siswa x = Skor item y = Skor total siswa ∑ = Jumlah skor item ∑ = Jumlah skor total

∑ = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total � = Koefisien korelasi antara x dan y

Setelah diperoleh koefisien korelasi antara x dan y, maka dilakukan penafsiran. Penafsiran korelasi dilakukan dengan menunjukan nilai korelasi tersebut berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Tingkat Validasi

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 < � ≤ 1,00 Sangat tinggi


(67)

0,40 < � ≤ 0,60 Cukup

0,20 < � ≤ 0,40 Rendah

0 < � ≤ 0,20 Sangat rendah

(sumber: Arikunto, 1989: 207-209) 2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir instrumen. Untuk mengetahui reliabilitas pada soal tes hasil belajar, menggunakan rumus alpha sebagai berikut.

� = [ − ][ −∑ �� � ]

Keterangan :

� = Koefisien reliabilitas instrumen k = Banyak butir soal

∑ �� = Jumlah variansi skor butir soal ke-i

� = Variansi total

Setelah diperoleh koefisien reliabilitas instrumen, maka dilakukan penafsiran. Penafsiran korelasi dilakukan dengan menunjukan nilai korelasi tersebut berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabitas

Reliabilitas Interpretasi


(68)

0,60 < � ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < � ≤ 0,60 Cukup

0,20 < � ≤ 0,40 Rendah

0 < � ≤ 0,20 Sangat rendah

(sumber: Arikunto, 1989: 167) I. Teknik Analisis Data

Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana peneliti melaksanakan langkah-langkah menganalisis data dan indikator keberhasilan penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis supaya dapat menjawab pertanyaan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa dan hasil belajar siswa. Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk uraian. Transkipsi data hasil rekaman video dan wawancara digunakan untuk mengecek kembali data pada catatan lapangan. Pada teknik analisis data ini juga digunakan teknik penskoran hasil jawaban siswa dalam mengerjakan LKS maupun tes.

1. Uji Coba Instrumen Tes

Kegiatan uji coba ini digunakan untuk mengetahui tingkat validitas soal yang akan digunakan dan reliabilitas dari instrumen tersebut. Hal ini dilakukan supaya instrumen yang digunakan dapat berperan dengan baik, yaitu dapat memberikan informasi yang valid berkaitan dengan hasil belajar dan kemampuan komunikasi matematik siswa. Untuk mengetahui validitas dari tiap soal akan di analisis menggunakan rumus korelasi product moment


(69)

yaitu, � = ∑ −∑ ∑

√[ ∑ 2− ∑ 2][ ∑ 2− ∑ 2]. Untuk mengetahui reliabilitas

dari instrumen ini akan digunakan rumus Alpha yaitu, � = [

− ] [ −

∑ ��2

2 ].

2. Hasil Observasi

Data hasil observasi meliputi keterlaksanaan pembelajaran dengan model advance organizer. Adapun kegiatan pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dengan model advance organizer, peneliti menghitung berdasarkan banyaknya checklist pada kolom ya dalam lembar observasi. Setelah diperoleh skor kegiatan keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus:

Persentase Keterlaksanaan (k) = �ℎ

� � � × %

Jumlah skor yang dimaksud dalam rumus merupakan banyaknya kegiatan pada model pembelajaran advance organizer yang sudah terlaksana.

Tabel 3.9 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase (%) Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran

80 < ≤ 100 Sangat Baik

66 < ≤ 80 Baik

56 < ≤ 66 Cukup Baik


(70)

0 < ≤ 40 Tidak Baik

(Sumber: Arikunto, 2010) Keterangan:

k = persentase keterlaksanaan pembelajaran 3. Tabulasi

Pada tahap ini peneliti memberikan skor terhadap butir-butir soal dalam tes. Skor masing-masing tes tergantung jumlah soal yang diberikan dan aspek yang ingin diteliti.

Aspek komunikasi yang diamati adalah:

Aspek A : Kemampuan komunikasi siswa untuk menghubungkan soal cerita, benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.

Aspek B : Kemampuan komunikasi siswa untuk menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar.

Tabel 3.10 Indikator Pada Setiap Aspek

Aspek yang diamati Indikator

Aspek A

 Siswa mampu mengubah soal cerita dan gambar ke dalam bentuk simbol-simbol dalam matematika.

 Siswa mampu mengerjakan soal cerita dan gambar secara sistematis.


(71)

Aspek B

 Siswa mampu menjelaskan soal cerita ke dalam bentuk gambar, grafik dan benda nyata.

 Siswa mampu menjelaskan suatu situasi ke dalam bentuk gambar, grafik, dan benda nyata.

Pada tahap ini peneliti memberikan skor terhadap butir-butir soal dalam tes. Masing-masing skor setiap soal dalam tes berbeda-beda tergantung dengan aspek setiap soal yang diberikan.

Berikut ini tabel penskoran soal tes:

Tabel 3.11 Pedoman Penskoran Soal Tes

No Soal

Penilaian Maksimum Skor Tiap Soal

A B

1a - 5 5

1b 5 - 5

1c 5 - 5

1d 5 - 5


(1)

LAMPIRAN D :

1. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 3. Daftar Nama Kelompok


(2)

(3)

(4)

Daftar Nama Kelompok Kelompok 1:

1. Erisa Setianingtyas 2. Febi Ciptayani 3. Gilang Satria 4. Gregorius Gravozta

Purwantara  Kelompok 2:

1. Agustina Putri Monika 2. Bagus Kristianto

3. Philipa Dian Wahyuningsih 4. Ignatius Suprihantara  Kelompok 3:

1. Bagas Kristiandiko 2. Gabriel Nathan Wungow 3. Rebecca Nadya Wardhani 4. Reny Agatha Maylita  Kelompok 4 :

1. Andreas Satrio Wibowo 2. Andreas Bagas Setiawan 3. Elisabeth Irma Normalita 4. Elvalika S

 Kelompok 5:

1. Adetyaswening Mahanani 2. Agatha Anis Yuswanti 3. Agnes Indriyani Puspitasari 4. Nicolas Surya Pradana  Kelompok 6:

1. Silvia Dina Kristianingsih 2. Stevanus Irfan Dwi Antoro 3. Th. Sri Pramuwati

4. Titus Unang Pradana 5. Tri Ageng Gunawan  Kelompok 7:

1. Angela Marichi Lani Gayantri Kamandajatno P

2. Bernadus Bagus Saputro 3. Bonifasius Andre Satriatama 4. Gabriella Once Tyas

Pangestu

5. Veronika Santi Hastuti  Kelompok 8:

1. Iin setiani 2. Valentina Astuti

3. Pieter Theo Juan Bastian 4. Yosef Gustawan Candra

Adinata  Kelompok 9:

1. Martinus Eri Bimantara 2. Vicensius Fernando Setiawan 3. Virgilia Flori Novita Putri 4. Yuni Priyantin


(5)

Foto-foto Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan diskusi siswa dalam kerja kelompok

Kegiatan diskusi siswa dalam kerja kelompok

Presentasi siswa di depan kelas


(6)

Presentasi siswa di depan kelas

Siswa saat mengerjakan soal tes hasil belajar

Siswa saat mengerjakan soal tes hasil belajar


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar.

0 0 2

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mendiagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remediasi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi bangun ruang sisi datar.

0 2 229

Pengembangan perangkat pembelajaran mengakomodasi teori van hiele materi bangun ruang sisi datar dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Kalibawang.

0 9 258

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan mendiagnosis kesalahan dan pembelajaran remedial Kelas VIII E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar

0 1 260

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten.

0 4 322

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika topik luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar ditinjau dari sikap dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Gantiwarno.

4 30 178

Penggunaan media powerpoint dalam pembelajaran remedial pada materi bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 37 237

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk Siswa SMP Kelas VIII.

0 0 3

Jurnal – Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Macromedia Flash Pada Materi Bangun Ruang Kelas VIII SMP

0 0 10

Penerapan model pembelajaran Mind Map (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan materi bangun ruang sisi datar di kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten - USD Repository

0 0 320