3. Maksim Kemurahan dalam ilokusi direktif dan komisif
a. Maksimalkan kerugian terhadap diri sendiri.
b. Minimalkan keuntungan terhadap diri sendiri.
4. Maksim Kerendahan hati dalam ilokusi ekspresif dan asetif
a. Maksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri.
b. Minimalkan rasa hormat pada diri sendiri.
5. Maksim Kecocokan dalam ilokusi ekspresif dan asetif
a. Usahakan untuk memaksimalkan kecocokan diantara penutur dan
mitra tutur. b.
Usahakan untuk meminimalkan ketidakcocokan diantara penutur dan mitra tutur.
6. Maksim Kesimpatian dalam ilokusi asetif dan ekspresif
a. Maksimalkan rasa simpati pada orang lain.
b. Meminimalkan rasa antipati pada orang lain.
2.2.5.1 Maksim Kebijaksanaan Taxt maxim
Maksim kebijaksanaan berorientasi pada penutur. Maksim ini memiliki dua segi, yaitu segi negatif yang berupa „minimalkan kerugian pada orang lain‟
dan segi positif yang berupa „maksimalkan keuntungan pada orang lain‟. Segi keduan ini segi positif merupakan bentuk yang wajar akibar dari penerapan segi
yang pertama. Hal ini padat dijelaskan bahwa apabila penutur ingin melakukan sesuatu yang menguntungkan mitra tutur, maka penutur harus memperkecil
kemungkinan untuk tidak berkata „tidak‟ pada mitra tutur. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
1 Tutup pintunya 2 Tolong tutup pintunya
3 Sudikah Anda menutup pintu itu
Dari tiga contoh di atas, dapat dilihat bahwa tuturan 1 memiliki tingkat kesopanan yang lebih rendah dibandingkan tuturan 2 dan 3. Jadi, dapat
dikatakan semakin panjang tuturan seseorang, maka semakin sopanlah tuturannya. Apabila di dalam berbicara penutur berusaha memaksimalkan
keuntungan orang lain, maka mitra tutur juga wajib memaksimalkan kerugian dirinya, bukan sebaliknya. Fenomena seperti ini lazin disebut sebagai paradog
pragmatik. Perhatikan contoh berikut: 4 + Mari saya bawakan tas Anda.
- Jangan, tidak usah. 5 + Mari saya bawakan tas Anda.
- Ini, begitu dong jadi teman.
2.2.5.2 Maksim Penerimaan Approbation Maxim
Maksim penerimaan ini memiliki orientasi untung rugi kepada penutur sendiri. Berdasarkan maksim ini, tuturan „Saya akan meminjami Anda buku.‟
lebih sopan daripada tuturan „Saya ragu apakah saya bisa meminjami Anda buku‟. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penutur harus mengutarakan tuturan dengan
tuturan yang bersifat langsung jika bermaksud ingin memberi “biaya” bagi diri sendiri. Hal tersebut dilakukan agar tidak menciptakan kemungkinan bahwa mitra
tutur yang harus melakukan “biaya” yang seharusnya dilakukan penutur.
2.2.5.3 Maksim Kemurahan Generosity Maxim
Berbeda dengan maksim kebijaksanaan dan maksim penerimaan, yaitu orientasinya yang berpusat pada diri penutur. Maksim kemurahan orientasinya
lebih pada orang lain. Sebab, pada maksim ini yang lebih diutamakan adalah submaksim yang „minimalkan keuntungan pada diri sendiri‟. Berdasarkan maksim
ini pula, tuturan „Masakanmu sungguh enak.‟ lebih sopan dibandingkan dengan tuturan „Masakanmu tidak enak.‟
2.2.5.4 Maksim Kerendahan Hati Modisty Maxim