Kesalahan dalam Menafsirkan Maksud Mitra Tutur

keberhentiannya dari dunia iklan ketika menjadi seorang gubernur dengan berhenti karena lampu merah. Tidak relevannya tanggapan panelis Komeng dalam wacana dialog di atas sama sekali tidak terlihat ada hubungan implikasionalnya.

4.3.4 Wujud Pelanggaran Maksim Pelaksanaan

Maksim pelaksanaan menghendaki setiap peserta percakapan untuk mengutarakan ujarannya sedemikian rupa agar mudah dipahami oleh mitra tuturnya. Naum, dalam kenyataannya masih sering terjadi pelanggaran maksim plaksanaan karena cara bertutur yang ambigu dan tidak jelas. Pelanggaran maksim pelaksanaan ini juga terlihat pada tuturan dalam acara Tatap Mata di Trans 7, seperti kesalahan dalam menafsirkan maksud mitra tutur, informasi implisit tersembunyi, kesalahan dalam menafsirkan arti kata berbahasa Inggris, penghilangan dan penambahan bunyi, kesalahan substitusi bunyi, dan pengembalian stimulus. Berikut akan dibahas lebih lanjut.

4.3.4.1 Kesalahan dalam Menafsirkan Maksud Mitra Tutur

Kesalahan dalam menafsirkan maksud mitra tutur ini disebabkan oleh kesalahan penutur dalam menginterpretasikan maksud dari pernyataan mitra tutur. Kesalahan dalam menginterpretasikan maksud dari pernyataan mitra tutur ini memang disegaja oleh penutur, karena dapat menimbulkan kesan lucu pada tuturannya. Adanya informasi berupa kesalahan dalam menafsirkan maksud mitra tutur dalam dialog pada acara talk show Tatap Mata di Trans 7 digunakan untuk menciptakan humor semata. seperti terlihat pada dialog 16, 17, dan 18 di bawah ini. Dialog 16 Zeda : Jahat banget ih bapak. Nama orang digituin. Komeng : Kalau jahat udah saya rampok, bu. TMT7DY5.4.2014P Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampiakn ketika panelis perempuan Zeda menyebut panelis tersebut Komeng jahat karena memberikan nama tambahan kepada panelis laki-laki yang lain Akbar denagn nama hewan yang menjijikkan. Dialog 17 Rosiana : Kang Dede, benar atau salah? Pemilu legeslatif pertama di Indonesia adalah pada tahun 1945 Dede Yusuf : Salah. Rosiana : Salah Betul sekalai jawabannya. Yang benar apa Kang? Dede Yusuf : Kalau tidak salah dua tahun setelah kita merdeka, kalau tidak salah ya. Akbar : 1947, 1947 belum bisa Bu. Dede Yusuf : Oh sory sory, tahun lima puluh. Rosiana : Tahun lima puluh lima. Betul sekalai. Akbar : 1955. Berarti jam delapan kurang lima menit, Meng. TMT7DY5.4.2014P Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Akbar disampaikan ketika pembawa acara kepada narasumber yang hadir pada malam itu mengenai tahun pertama pemilu legislatif diadakan. Dialog 18 Rosiana : Berapa lama Kang Dede latihan? Andri : Tiga bulan kalau nggak salah. Rosiana : Baru tiga bulan tapi udah ... Andri : Udah ada dasarnya jadi jago. Rosiana : Oh iya udah takewondo ya, kang Komeng : Kalau udah tiga bulan bukannya nggak boleh gerak- gerak dulu. TMT7DY5.4.2014P Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika pembawa acara bertanya kepada patner berlatih beladiri muangtai narasumber perihal berapa lama narasumber sudah menjalani latihan beladiri muangtai tersebut. Pada wacana dialog 16 sampai 18 tampak antara panelis Komeng dan panelis Akbar melakukan kesalahan dalam menafsirkan maksud dari pernyataan mitra tutur. Dalam wacan dialog 16 panelis Komeng menyamakan maksud panelis Zeda tentang sifat panelis Komeng yang jahat dengan tindak kejahatan mengambil barang orang lain, sedangkan dalam wacana dialog 17 panelis Akbar menyamakan tahun pertama kali pemilu legislatif dilaksanakan dengan waktu dalam satuan jam. Begitu pula dalam wacana dialog 18, yaitu panelis Komeng menyamakan lama latihan narasumber Dede Yusuf dalam berlatih beladiri tekawondo dengan orang hamil yang tidak boleh banyak gerak ketika masa hamilnya memasuki usia tiga bulan.

4.3.4.2 Informasi Implisit Tersembunyi

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA “SENTILAN SENTILUN” DI METRO TV

0 3 14

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN LUM KELAR DI RADIO SAS FM

0 4 87

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA NOVEL HUMOR BUKAN 3 IDIOT KARYA BOIM LEBON Penyimpangan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan pada Novel Humor Bukan 3 Idiot Karya Boim Lebon.

0 3 17

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 3 26

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 2 13

PENDAHULUAN Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 2 4

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DITAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik)

0 2 12

PENDAHULUAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik).

0 2 7

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DI TAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik

1 3 20

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW “EMPAT MATA” DI TRANS 7.

0 1 9