3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah bertolak dari metode analisi bahasa yang dikemukakan oleh Sudaryanto 1993. Dan teknik ini kemudian
dikembangkan lagi oleh peneliti sesuai dengan objek kajian peneliti. Adapun metode analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah metode pada
ekstralingual. Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal
yang berada di luar bahasa dalam Mahsun, 2012: 120. Adapun langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut, yaitu
langkah pertama yang dilakukan setelah terkumpulnya video acara talk show Tatap Mata Trans 7 adalah mentranskrip percakapan yang terdapat di dalam acara
tersebut. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pemilahan terhadap tuturan yang memiliki unsur kelucuan dan mana yang tidak yang didasarkan pada aspek
pelanggaran prinsip dalam pragmatik. Tahapan selanjutnya adalah tahapan analisis data, yaitu peneliti akan melakukan pembandingan tuturan-tuturan yang
dihasilkan dan mengelompokkannya dengan prinsip menyamakan yang sama dan membedakan yang beda. Dan dalam hal ini unsur penentunya adalah konteks
dalam Mahsun, 2012: 122.
3.6 Teknik Validasi Data
Menurut Nugrahani 2010:140 menjelaskan bahwa keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep validitas atau kesahihan
dan reliabilitas atau keandalan data menurut versi positivisme yang disesuaikan
dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya. Dalam paradigma kualitatif untuk memperoleh keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Teknik tersebut antara lain meliputi; perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamat, dan triangulasi.
Teknik pemeriksaan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi dan informant review. Moleong dalam Nugrahani, 2010:142-143 menjelaskan bahwa
trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau
pembanding terhadap data yang bersangkutan. Menurut Moleong dalam Nugrahani, 2010:142-143 membagi teknik
trianggulasi menjadi empat macam yang digunakan yaitu: 1 terianggulasi sumber atau data, 2 trianggulasi metode, 3 trianggulasi peneliti, dan 4 trianggulasi teori.
Jenis trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi teori dan peneliti. Trianggulasi teori adalah trianggulasi yang dapat
ditempuh melalui penggunaan beberapa teori yang relevan dalam proses penelitian. Data yang dianalisis dengan teori tertentu kemudian dianalisis dengan
teori yang lainya, sehingga ditemukan simpulan yang mantap. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terkait dengan pelanggaran prinsip kerja sama dan
prinsip kesopanan sebagai wahana menciptakan humor verbal lisan dan teori lain yang relvan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.
Trianggulasi peneliti yaitu merupakan jenis trianggulasi atau teknik pemeriksaan data dengan jalan memfaatkan peneliti lain untuk mengecek
keterpercayaan data. Pemanfaatan keahlian peneliti lain sangat membantu
mengurangi ketidakcermatan dalam langkah pengumpulan data. Adapun yang menjadi tianggulatornya adalah Bapak Irsasri, S.Pd., M.Pd., beliau adalah seorang
dosen salah satu perguruan tinggi pascasarjana bahasa Indonesia di daerah Sukoharjo, yaitu Universitas Veteran Pascasarjana Bahasa Indonesia Bangun
Nusantara.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini berupa tuturan lisan antara pembawa acara, para panelis, dan narasumber yang hadir dalam acara Tatap Mata di trans 7 selama
bulan April sampai bulan Mei 2014 yang sebelumnya telah ditranskrip. Data yang terkumpul sebanyak 239 tuturan. Tuturan-tuturan yang didapatkan berupa
pelanggaran prinsip kerja sama sebanyak 178 tuturan, terdiri dari maksim kuantitas sebanyak 24 tuturan, maksim kualitas sebanyak 78 tuturan, maksim
relevansi sebanyak 29 tuturan, dan maksim pelaksanaan sebanyak 47 tuturan. Sedangkan tuturan yang melanggar prinsip kesopanan sebanyak 61 tuturan, yang
terbagi dalam maksim-maksimnya, yaitu maksim kebijaksanaan sebanyak 12 tuturan, maksim penerimaan sebanyak 29 tuturan, maksim kemurahan sebanyak 3
tuturan, maksim kerendahan hati sebanyak 2 tuturan, maksim kecocokan sebanyak 11 tuturan, dan maksim kesimpatian sebanyak 4 tuturan. Data-data
tersebut dalam dilihat pada halaman lampiran skripsi ini.
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data penelitian ini berupa deskripsi pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan beserta tuturan para pengisi acara dalam acara Tatap
Mata di Trans 7. Pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dalam acara Tatap Mata di Trans 7 meliputi pelanggaran maksim kuantitas, pelanggaran maksim kualitas,