Pada wacana dialog 38 dan 39 di atas tampak antara panelis Akbar dan panelis Komeng melakukan pelanggaran terhadap maksim kemurahan berupa
meminta sesuatu kepada narasumber, yaitu panelis Akbar meminta bertukar pendapatn dengan narasumber Jusuf Kalla setelah mengetahui jumlah
pendapatannya lebih banyak daripada dirinya 38. Sedangkan panelis Komeng meminta kepada narasumber Jusuf Kalla untuk membuatkan mie tanpa saos ketika
mengetahu bahwa apabila kita melakukan donor darah akan mendapatkan mie instan 39.
4.3.7 Wujud Pelanggaran Maksim Penerimaan
Maksim penerimaan menuntut setiap peserta percakapan untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri dan meminimalkan keuntungan bagi
diri sendiri. Akan tetapi, dalam acara Tata Mata di Trans 7, maksim ini diabagikan guna menciptakan kesan lucu sebagaimana tampak dalam upaya untuk
merendahkan status mitra tutur, mencela dan mencemooh mitra tutur, dan pemutarbalikan fakta. Berikut akan dijelasakan secara mendalam satu persatu.
4.3.7.1 Merendahkan Status Mitra Tutur
Informasi yang merendahkan status mitra tutur ini disebabkan oleh adanya ketidaksenangan terhadap pernyataan yang diberikan oleh mitra tutur.
Pelanggaran terhadap maksim ini tidak bertujuan seperti apa yang dituturkan, melainkan hanya untuk menciptakan kesan lucu semata. sebagaimana tampak
pada wacana dialog 40 dan 41 berikut ini,
Dialog 40 Rosiana
: Kang Dede, saya ingin tanya ini kang. Kang Dede ini anggota DPR, menjadi wakil gubernur Jawa Barat, lalu
mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Barat, tapi kemudian tidak terpilih. Tapi sekarang kembali lagi menjadi
caleg daerah Jawa Barat ya, kang ya? Banyak orang dengan
sinis mengatakan “Dede Yusuf karirnya tidak lagi bersinar” Bagaimana Kang Dede menjelaskan tudingan
sinis ini? Dede Yusuf
: Sebenernya mesti dipertanyakan adalah “Kang Dede kenapa setelah misalnya gagal dalam Pilkada, nggak pernah
jadi artis l agi?” dan bisa duduk di situ sama Komeng.
Akbar : Terus saya duduk dimana dong Meng?
Komeng : Elu duduk di kolong.
Zedz : Bukan duduk namanya.
Komeng : Jarang-jarang, ini acara masih hormati Elu. Segala
cleaning sevice suruh duduk di sini. TMT7DY5.4.2014PNR
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika panelis laki-laki yang
lain Akbar bertanya kepada panelis laki-laki tersebut Komeng apabila narasumber kembali ke dunia hiburan dan duduk bersama
panelis laki-laki tersebut Komeng maka panelis laki-laki ini Akbar akan duduk di mana.
Dialog 41 Rosiana
: Bukan ya? Kalau misalnya ketua dewan pembina Pak Ahok lagi
– Pak Prabowo bilang “Jangan pilih capres yang peni
pu” gitu? “yang suka menipu Katanya mau menyelesaikan lima tahun, tapi ternyata nyapres”
Zeda : Mengingkari janji.
Rosiana : Mengingkari janji. Gimana tuh?
Ahok : Aku yang kena dong, akau juga nggak pernah nyelesaiin
kerjaan tuh. Jadi bupati 16 bulan. Vincent
: Kenapa begitu, harus diselesaikan dong Maaf pak, maaf Cuma bercanda kok
TMT7AH12.4.2014PNR
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Vincent disampaikan setelah mendengar
penjelasan narasumber yang hadir pada malam itu perihal isu jangan percaya pada presiden yang suka ingkar janji dengan mengatakan
bahwa narasumber juga pernah ingkar janji dengan menjabat sebagai bupati selama 16 bulan saja.
Pada wacana dialog 40 dan 41 di atas tampak antara panelis Komeng dan panelis Vincent melanggar maksim kebijaksanaan, yaitu memaksimalkan
ketidakhormatan terhadap mitra tutur. Panelis Komeng merendahkan status pekerjaan panelis Akbar dengan menyebutnya sebagai seorang klnining servis
40, sedangkan panelis Vincent merendahkan narasumber Pak Ahok dengan membentaknya
ketika mengetahui
bahwa narasumber
tersebut tidak
menyelesaikan masa jabatannya ketika menjabat sebagai bupati Belitung 41.
4.3.7.2 Mencela dan Mencemooh Mitra Tutur