Informasi Berlebihan Wujud Pelanggaran Maksim Kuantitas

berupa pemberian informasi yang berlebihan dan informasi kurang informatif. Berikut penjelasannya lebih lanjut.

4.3.1.1 Informasi Berlebihan

Informasi berlebihan disebabkan oleh kontribusi yang diberikan melebihi yang dibutuhkan oleh mitra tutur. Penambahan informasi tersebut masih berhubungan dengan masalah pembicaraan, tetapi tidak ada maksud dan tujuan menguatkan informasi yang sudah disampaikan sebelumnya. Tujuan penambahan informasi ini hanya untuk menimbulkan kesan humor semata. Hal ini tampak pada dialog 1, 2, dan dialog 3 berikut ini. Dialog 1 Akbar : Ya Elu kan bintang iklan ya motorlah ya. Nah, misalkan jadi artis berhenti nggak? Rosiana : Karena jadi wakil rakyat? Pejabat publik Akbar : Berhenti? Komeng : Berhenti dong Akbar : Karena jadi wakil rakyat? Komeng : Karena lampu merah. Kan numpak motor. TMT7DY5.4.2014KN Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika panelis laki-laki yang lain Akbar bertanya kepadanya mengenai dirinya apabila menjadi seoarang penajat publik apakah akan berhenti membintangi iklan motor yang selama ini telah digelutinya. Dialog 2 Vincent : Tapi kalau suruh milih, saya Jokowi-Ahok lah. Rosiana : Ha Kenapa? Vincent : Karena tadinya saya nggak rela, jangan Jokowi-Ahok itu tetap mimpin Jakarta. Saya pikir-pikir lihat KTP oo ee KTP saya Tanggerang, ya udah rela-rela aja. Saya bukan orang Jakarta. TMT7AH12.4.2014KN Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Vincent disampaikan ketika mendengar pernyataan pembawa acara perihal lebih memilih mana antara Jokowi-Ahok dan Prabowo-Ahok yang menjadi capres-cawapres. Dialog 3 Rosiana : Lebih ingin jadi capres. Ahok : Iya. Masa nomor dua melulu sih, menghina banget Elu. Rosiana : Apa? Ahok : Masa nomor dua melulu. Rosiana : O iya. Akbar : Harus bisa nomor satu, RI satu. Ahok : Nomor satu dong. Rosiana : He’em. Jadi menurt bapak, bapak jauh lebih baik dari Pak Prabowo? Ahok : Aku nggak bilang begitu. Minimal lebih muda, lari lebih kenceng. TMT7AH12.4.2014KN Konteks tuturan: Tuturan narasumber yang hadir dalam acara Tatap Mata trans 7 Pak Ahok disampaikan ketika pembawa acara bertanya perihal kualitas antara narasumber dengan Pak Prabowo. Wacana dialog 1, 2, dan 3 di atas melanggar maksim kuantitas karena salah satu peserta percakapan melakukan pelanggaran terhadap maksim ini dengan memberikan kontribusi berlebihan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta percakapan lainnya. Seperti yang diketahui, setiap peserta percakapan wajib memberikan kontribusi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mitra tuturnya. Sebab, apabila terjadi pelanggaran, maka akan terjadi kekacauan dalam komunikasi tersebut. Namun dalam upaya menciptakan humor, seperti ketiga dialog di atas, pelanggaran terhadap maksim kuantitas berupa informasi berlebihan sangatlah efektif untuk membuat kelucuan pada tuturannya. Pada dialog 1, seharusnya panelis Komeng ketika menjawab pertanyaan panelis Akbar cukup dengan berujar “Karena lampu merah.” Hal ini dikarenakan ujaran tersebut sudah mewakili pertanyaan yang diajukan oleh panelis Akbar kepadanya. Panelis Vincent juga melakukan hal yang sama seperti panelis Komeng. Panelis Vincent juga memberikan kontribusi yang berlebihan dari apa yang dibutuhkan oleh pembawa acara Rosiana, yaitu hanya alasan ketidaksetujuannya jika Pak Jokowi dan Pak Ahok menjadi capres dan cawapres 2. Begitu pula narasumber Ahok pada dialog 3. Narasumber Ahok memberikan kontribusi berlebihan dengan berujar “Aku nggak bilang begitu. Minimal lebih muda, lari lebih kenceng. ” Seharusnya narasumber Ahok cukup menjawab dengan proposisi kalimat yang pertama, yaitu “Aku nggak bilang begitu.” karena itu sudah mewakili pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara Rosiana.

4.3.1.2 Informasi Kurang Informatif

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA “SENTILAN SENTILUN” DI METRO TV

0 3 14

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN LUM KELAR DI RADIO SAS FM

0 4 87

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA NOVEL HUMOR BUKAN 3 IDIOT KARYA BOIM LEBON Penyimpangan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan pada Novel Humor Bukan 3 Idiot Karya Boim Lebon.

0 3 17

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 3 26

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 2 13

PENDAHULUAN Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 2 4

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DITAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik)

0 2 12

PENDAHULUAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik).

0 2 7

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DI TAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik

1 3 20

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW “EMPAT MATA” DI TRANS 7.

0 1 9