Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika pembawa acara
bertanya kepada patner berlatih beladiri muangtai narasumber perihal berapa lama narasumber sudah menjalani latihan beladiri muangtai
tersebut.
Pada wacana dialog 16 sampai 18 tampak antara panelis Komeng dan panelis Akbar melakukan kesalahan dalam menafsirkan maksud dari pernyataan
mitra tutur. Dalam wacan dialog 16 panelis Komeng menyamakan maksud panelis Zeda tentang sifat panelis Komeng yang jahat dengan tindak kejahatan
mengambil barang orang lain, sedangkan dalam wacana dialog 17 panelis Akbar menyamakan tahun pertama kali pemilu legislatif dilaksanakan dengan waktu
dalam satuan jam. Begitu pula dalam wacana dialog 18, yaitu panelis Komeng menyamakan lama latihan narasumber Dede Yusuf dalam berlatih beladiri
tekawondo dengan orang hamil yang tidak boleh banyak gerak ketika masa hamilnya memasuki usia tiga bulan.
4.3.4.2 Informasi Implisit Tersembunyi
Informasi implisit karena mitra tutur dengan sengaja menyembunyikan informasi yang diberikan agar penutur menemukan sendiri informasi yang
dimaksud. Hal ini dimaksudkan bukan untuk mempermainkan penutur, melainkan hanya untuk menciptakan kesan lucu. Adanya informasi implisit dalam dialog
antarpengisi acara dalam acara Tatap Mata di Trans 7 dapat digunakan untuk menghilangkan ketegangan penonton dalam mendengarkan diskusi yang sedang
berlangsung. untuk lebih jelasnya, perhatikan dialog 19, 20, dan 21 berikut ini.
Dialog 19 Akbar
: Berkaitan dengan pemilu, dengan keadaan Indonesia yang seperti ini makanya jangan sampai salah pilih. Karena apa?
Karena pemilu itu sama dengan rumah tangga. Kalau kita salah pilih bisa jadi masalah. Betul?
Audience : Betul.
Akbar : Tapi juga ada perbedaanya antara pemilu dan rumah
tangga. Kalau Anda pemilu, iya kan, pemilu sekali coblos lima tahun bisa jadi masalah, tapi kalau rumah tangga
masalah itu datang kalau lima tahun cuman sekali coblos.
Komeng : Ahai.
Akbar : Ok Terima kasih dan selamat malam.
TMT7DY5.4.2014P
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Akbar disampaikan ketika diberi kesempatan oleh
pembawa acara Rosiana untuk membukan acara talk show Tatap Mata dengan melakukan interaksi bersama penonton yang ada di studio.
Dialog 20 Akbar
: Yang lain kagak boleh. Zeda
: Nggak ada hubungannya. Komeng
: Iya. Kan dulu ST 12, nggak sanggub bayarnya. Orang segelas aja mahal.
TMT7DY5.4.2014P
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng ketika panelis perempuan Zeda bertanya
kepada narasumber soal kesetiaan dirinya dalam dunia politik.
Dialog 21 Rosiana
: Ya pemirsa, kita sudah sampai dirangkaian perbincangan yang terakhir dan seperti biasa nih kalau diujung acara saya
ajak main nih.
Zeda : Interupsi Interupsi Bu. Pertanyaan belum dijawab Bu.
Rosiana : Yang mana?
Zeda : Konstitusi
– konstituen tadi? Rosiana
: Oo ..... ok. Zeda
: Belum, belum dijawab.
Komeng : Ini kata Ibu sudah diujung acara.
Zeda : Ini pertanyaan politis lho.
Komeng : Udah diujung acara mau diajak main. Biasanya orang
main nyari ujungnye. TMT7DY5.4.2014P
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika pembawa acara
Rosiana bahwa saat ini sudah diujung acara talk show dan ingin mengajak narasumber bermain game.
Wacana dialog 19 sampai 21 melanggar maksim pelaksanaan berupa informasi implisit yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Di dalam rumah tangga
hendaknya dalam melakukan hubungan intim berhubungan badan antara suami- istri jangan hanya sekali dalam kurun waktu lima tahun karena dapat
menimbulkan masalah, seperti perselingkuhan 19. Begitu juga dengan wacana dialog 20 dan 21. Dalam pernyataannya, panelis Komeng ingin mengatakan
bahwa grup band Chearli sudah tidak menggunakan nama ST 12 melainkan Setia Band, serta apabila sudah diujung acara alangkah baiknya cepat diakhiri dan
jangan bermain lagi karena membuang-buang waktu.
4.3.4.3 Kesalahan Menafsirkan Arti Kata Berbahasa Inggris