Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia dan bahasa bisa diibaratkan sebagai laut dan pantai, apabila tidak ada bahasa manusia tidak akan bisa menyampaikan ide, gagasa, perasaan, pengalaman, dan mengidentifikasikan dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bahasa yang mengatakan, bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi bersifat arbriter yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan dirinya Chaer, 2010:30. Bila dilihat dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa definisi tersebut menyiratkan fungsi bahasa dilihat dari segi sosilanya, yaitu bahwa bahasa itu adalah alat interkasi atau alat komunikasi di dalam masyarakat. Manusia menggunakan bahasa tidak hanya untuk menyampaikan ide, gagasa, perasaan, interaksi sosial, dan mengidentifikasikan diri, melainkan juga digunakan sebagai sarana bermain. Bermain menggunakan bahasa meliputi banyak hal, mulai dari bermain tebak kata, pantun, humor, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan bahwa bahasa memiliki potensi yang sangat kuat dalam bermain, terutama sebagai sarana berhumor. Dengan kata lain, humor adalah salah satu bentuk permainan. Allan 1989 menyebutkan bahwa bagi orang dewasa, bermain itu merupakan rekreasi, tetapi bagi anak-anak adalah sebagai sarana proses belajar Wijana, 2004:03. Humor juga dapat dikatakan sebagai aktifitas berbahasa yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Humor meruapakan sarana yang paling kuat untuk mengkritik orang. Hal ini senada dengan pendapat Wuri Sudjatmiko 1991 dalam makalahnya, bahwa humor termasuk dalam salah satu sarana komunikasi seperti menyampaikan informasi, menyatakan rasa senang, marah, jengkel, kritik, simpati, dan sebagainya PELBA ke-5, 1991. Wuri juga menambahkan bahwa sebagai sarana komunikasi, apabila digunakan secara tepat, humor dapat berfungsi macam-macam. Humor dapat berfungsi sebagai penyelamat atau dapat mengendurkan ketegangan. Fungsi humor lainnya adalah sebagai alat kritik yang ampuh, karena yang dikritik tidak merasakannya sebagai suatu konfrontasi. Humor juga bisa dikatakan sebagai penyeimbang jiwa dan kesatuan sosial dalam menghadapi kadaan yang tidak tersangka-sangka atau perpecahan masyarakat. Danandjaja 1989 mengatakan bahwa di dalam situasi masyarakat yang telah memburuk pun humor juga menampakkan peranannya yang sangat besar. Humor dapat mebebaskan diri manusia dari bebean kecemasan, kebingungan, kekejaman, dan kesengsaraan. Dengan humor manusia dapat menghadapi ketimpangan masyarakat dengan canda dan tawa. Jadi, humor sebenarnya dapat dijadikan alat psikoterapi, terutama bagi masyarakat yang sedang berada dalam proses perubahan kebudayaan secara cepat, seperti negara kita, yaitu negara Indonesia dalam Wijana, 2004: 04. Sebagai sarana berkomunikasi, tentunya berhumor memerlukan sebuah alat yang sangat ampuh sebagai pengeksekusinya, dan alat tersebut adalah bahasa. Dan perlu diketahui bahwa bahasa humor berbeda esensinya dengan bahasa nonhumor. Apabila dalam kaidah-kaidah pragmatik yang terjabar dalam berbagai maksim dipatuhi secara ketat oleh bahasa nonhumor, oleh bahasa humor kaidah- kaidah disimpangkan. Munculnya humor seperti ini dapat dijelaskan secara linguis. Secara tekstual dilakukan dengan pelanggaran prinsip kerja sama cooperative principle. Secara interpersonal dilakukan dengan pelanggaran prinsip kesopanan politeness principle. Pelanggaran tersebut dilakukan dengan maksud untuk membebaskan para pembaca atau pendengar dari beban kejenuhan, keseriusan, dan sebagainya Wijana, 2004: 5-6. Melalui pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan itulah sebuah humor tercipta. Dan berdasarkan bahasa pula humor dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti dongeng, teka-teki, puisi rakyat, nyanyian rakyat, julukan, kartun, bahkan nama makanan yang lucu, serta dalam percakapan baik percakapan sehari-hari maupun dalam sebuah acara televisi sekalipun. Dan yang akan menjadi pusat dalam penelitian ini adalah humor dalam acara televisi yang tercipta dari pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Adapun acara televisi yang akan dijadikan sumber dan objek dari penelitian kali ini adalah acara diskusi Tatap Mata pada stasiun televisi trans 7, yaitu periode bulan April sampai dengan bulan Mei 2014. Acara tersebut dipilih karena dalam penayangannya atau penyajiannya terdapat beberapa humor atau lelucon yang dirasa melanggar dari prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Selain itu, tuturan-tuturan dalam acara tersebut sangat unik dan berbeda dari acara humor lainnya. Sebab, acara ini merupakan salah satu acara yang boleh dibilang termasuk dalam acara serius, tetapi pada kenyataanya acara ini lebih mengarah pada acara humor serius. Hal ini dapat dibuktikan dari slogan acara tersebut, yaitu “Menguak Fakta dengan C anda”. Inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menjadikan tuturan dalam acara Tatap Mata di Trans 7 sebagai objek kajiannya dengan judul penelitiannya “Pelanggarann Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan dalam Acara Tatap Mata di Trans 7 sebagai Wahana Menciptakan Humor Verbal Lisan ”.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA “SENTILAN SENTILUN” DI METRO TV

0 3 14

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM PERCAKAPAN LUM KELAR DI RADIO SAS FM

0 4 87

PENYIMPANGAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN PADA NOVEL HUMOR BUKAN 3 IDIOT KARYA BOIM LEBON Penyimpangan Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesopanan pada Novel Humor Bukan 3 Idiot Karya Boim Lebon.

0 3 17

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 3 26

PENGGUNAAN DAN PENYIMPANGAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA HUMOR LENONG REMPONG DI TRANS 7 Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 2 13

PENDAHULUAN Penggunaan dan Penyimpangan Prinsip Kesopanan dalam Acara Humor Lenong Rempong di Trans 7.

0 2 4

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DITAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik)

0 2 12

PENDAHULUAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik).

0 2 7

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESOPANAN DALAM ACARA SHOW_ IMAH DI TRANS TV YANG DI TAYANGKAN Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Acara SHOW_IMAH Di Trans TV Yang Ditayangkan Pada Bulan Februari 2013 (Tinjauan Pragmatik

1 3 20

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW “EMPAT MATA” DI TRANS 7.

0 1 9