Konteks tuturan: Tuturan narasumber yang hadir dalam acara Tatap Mata trans 7 Pak Ahok disampaikan ketika pembawa acara bertanya
perihal kualitas antara narasumber dengan Pak Prabowo.
Pada wacana dialog 47 dan 48 di atas tampak antara panelis Vincent dan narasumber Pak Ahok melanggar maksim ini karena memaksimalkan
kehormatan pada diri sendiri dengan membanggakan kemampuan diri sendiri. Semua orang tahu bahwa untuk menjabat sebagai seorang wakil gubernur tidak
hanya mampu marah-marah semata melainkan harus memiliki kemampuan berorganisasi dan lain sebagainya 47, sedangkan belum tentu Pak Prabowo
kalah dengan Pak Ahok dalam hal berlari apabila belum pernah dicoba 48.
4.3.9 Wujud Pelanggaran Maksim Kecocokan
Maksim kecocokan menggariskan setiap peserta percakapan untuk memaksimalkan kecocokan terhadap keduanya dan minimalkan ketidakcocokan
diantara keduanya. Akan tetapi, dalam acara Tatap Mata di Trans 7, maksim ini diabagaikan guna menciptakan kesan lucu sebagaimana tampak dalam upaya
memberikan informasi berupa hal yang tidak sebenarnya.
4.3.9.1 Informasi Berupa Hal yang Tidak Sebenarnya
Informasi berupa hal yang tidak sebenarnya ini disebabkan oleh adanya informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan dan sumbernya tidak
jelas. Adanya informasi berupa pemberian informasi yang tidak sebenarnya dapat digunakan untuk menciptakan humor sebagaimana tampak pada wacana dialog
49 dan 50 berikut ini,
Dialog 49 Komeng
: Tuh, Bar. Akbar
: Kalah menang itu sudah biasa. Komeng
: Iye, harus begitu. Akbar
: Faktanya ya, kalau mau bertanding jangan dipikirkan kalah menang.
Zeda : Iya apaan?
Akbar : Kalah menang itu biasa, tapi kalau sudah tahu kalah
ngapain bertanding Itu faktanya. TMT7DY5.4.2014KCK
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trasn 7 Akbar disampaikan ketika narasumber tengah
menjelaskan soal kalah dan menang salam sebuah pertandingan itu adalah hal yang wajar, bahkan kalah-menang dalam urusan politik.
Dialog 50 Zeda
: Ngga’, kita trauma aja, ini masih masa-masa kampanye gitu. Kita mengharapkan perubahan yang riel, bukan perubahan suara
sedikit jadi banyak gitu.. Komeng
:
Bu, pertanyaannya ngga’ berbobot nih. Ini gang motor terus, Elu mau jual seperempat kali ya.
TMT7DY5.4.2014KCK
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika panelis perempuan
Zeda sedang bertanya kepada narasumber mengenai permasalahan yang ada di daerah Bandung dan pertanyaannya selalu gang motor.
Berdasarkan wacana dialog 49 dan 50 di atas tampak antara panelis Akbar dan panelis Komeng memaksimalkan ketidakcocokan dengan pernyataan
mitra tutur dengan memberikan informasi yang tidak sebenarnya. Setiap orang tahu bahwa ketika orang yang hendak bertanding dalam sebuah perlombaan selalu
berpikir positif dan tidak menyerah sebelum mengetahui hasil akhirnya 49, sedangkan panelis Zeda bertanya perihal masalah gang motor di kota Bandung
bukan untuk membuka usaha sebagai penjual sperepartnya melainkan ingin mengetahui mengapa masalah itu susah untuk terselesaikan sejak narasumber
Dede Yusuf menjabat sebagai wakil bupati 50.
4.3.10 Wujud Pelanggaran Maksim Kesimpatian