4.3.6.1 Pemanfaatan Ketidaktahuan Mitra Tutur
Informasi yang merupakan pemanfaatan ketidaktahuan mitra tutur ini disebabkan oleh informasi yang diberikan oleh penutur memanfaatkan posisi
mitra tutur yang serba tidak tahu sehingga dapat dengan mudah memberikan informasi sesuai dengan kehendak hati penutur. Adanya informasi pemanfaatan
ketidaktahuan mitra tutur ini digunakan untuk menciptakan kesan humor seperti yang terlihat pada wacana dialog 37 berikut ini,
Dialog 37 Komeng
: Atlet nih pak, atlet lari dari sini ke ....... sekitar 80 Km, lalu dia melanjutkan lagi 40 Km pak, lalu dia lari mundur sekitar
30 Km, berapa jumlah yang dia lalukan? ...... Berapa kilo pak?
Gita : 80, 40, terus 30, jadi 90.
Komeng : Lho bisa kan. Nah ok Sekarang melanjutkan yang kedua,
pak. Gita
: Iya. Komeng
: Ada lagi diikuti pak, dengan pelari yang berikutnya pak, dia lari 70 Km, lalu ditambah lagi lari 30 Km, lalu dia
mundur 10 Km. Berapa ukuran nomor sepatunya, pak?
TMT7GW19.4.2014KMR
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika pembawa acara
sedang bermain game tanya jawab dengan narasumber yang hadir malam itu, dan panelis laki-laki tersebut mengajukan pertanyaan yang
bisa dijawab oleh narasumber. Kemudian panelis tersebut melanjutkan ke pertanyaan keduanya yang masih berkaitan dengan pertanyaan
pertamanya.
Berdasarkan wacana dialog 37 di atas tampak panelis Komeng melanggar maksim kemurahan berupa memanfaatkan ketidaktahun narasumber
Gita Wirjawan mengenai ukuran sepatu dari atlit dalam pertanyaannya sebelumnya.
4.3.6.2 Permintaan Sesuatu Kepada Mitra Tutur
Informasi berupa permintaan sesuatu kepada mitra tutur disebabkan oleh informasi yang diberikan memanfaatkan posisi mitra tutur yang tidak memiliki
kewenangan sehingga dapat diperintah sesuai kehendak hati penutur. Adanya informasi berupa permintaan sesuatu kepada mitra tutur ini digunakan untuk
menciptakan kesan humor seperti yang terlihat pada wacana dialog 38 dan 39 berikut ini,
Dialog 38 Zeda
: Emang bapak tahu gaji saya berapa? Jusuf Kalla : Alah, satu kali tampil besarlah. Kalau sebulan wapres tu
gajinya cuma 40 juta lho. Zeda
: Sebulan 40 Juta? Akbar
: Pak maaf, 40 juta ya pak ya? Daripada kita tukar pendapat, gimana kalau kita tukar pendapatan, pak?
TMT7JK3.5.2014KMR
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Akbar disampaikan ketika panelis perempuan
Zeda bertanya perihal gaji narasumber pada saat menjadi wapres dulu.
Dialog 39 Akbar
: Donor darah dapat kacang ijo ama telor kan pak? Jusuf Kalla : Itu mie.
Akbar : Mie.
Komeng : Saya nggak pake saos, pak.
TMT7JK3.5.2014KMR
Konteks tuturan: Tuturan salah satu Panelis laki-laki dalam acara Tatap Mata trans 7 Komeng disampaikan ketika panelis laki-laki
lainnya Akbar mengatakan bahwa ketika kita donor darah kita akan mendapatkan kacang ijo dan telur, namun pernyataan itu salah dan
kemudian dibenarkan oleh narasumber bahwa yang benar dikasih kacang ijo dan mie, bukan telur.
Pada wacana dialog 38 dan 39 di atas tampak antara panelis Akbar dan panelis Komeng melakukan pelanggaran terhadap maksim kemurahan berupa
meminta sesuatu kepada narasumber, yaitu panelis Akbar meminta bertukar pendapatn dengan narasumber Jusuf Kalla setelah mengetahui jumlah
pendapatannya lebih banyak daripada dirinya 38. Sedangkan panelis Komeng meminta kepada narasumber Jusuf Kalla untuk membuatkan mie tanpa saos ketika
mengetahu bahwa apabila kita melakukan donor darah akan mendapatkan mie instan 39.
4.3.7 Wujud Pelanggaran Maksim Penerimaan