Identifikasi Masalah Batasan Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Pendekatan Problem Solving

Pemecahan masalah problem solving merupakan tipe tertinggi dalam tingkatan belajar. 1 Pemecahan masalah dapat dianggap sebagai manipulasi informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu pemikiran sebagai respon terhadap problema yang dihadapi. 2 Untuk dapat memanipulasi informasi, informasi yang baru harus disatukan dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Jadi proses pemecahan masalah terdiri dari: 1 penyadaran adanya masalah; 2 perumusan masalah; 3 perumusan hipotesis; 4 pengumpulan data atau informasi; 5 pengujian hipotesis-hipotesis; 6 penarikan kesimpulan dan 7 penerapan hasil pemecahan masalah dalam situasi baru. 3 Pada pembelajaran dengan metode pemecahan masalah, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan baik secara individu ataupun secara kelompok. Belajar memecahkan masalah secara permanen mengembangkan kemampuan individu karena pemecahan masalah dapat diterapkan pada situasi lain yang sama. Proses pemecahan masalah memberi kesempatan kepada peserta didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran karena pemecahan masalah menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu. Selain itu, upaya mencari jawaban terhadap persoalan yang dihadapi memerlukan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan menjajaki bidang-bidang baru. 4 Gaigher, dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika, guru biasanya hanya menekankan pada perhitungan dijawaban akhir siswa saja yang 1 Robert M. Gagne, The Conditions of Learning and Theory of Instruction Holt-Saunders Japan, 1977, p. 178. 2 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran Jakarta: Bumi Aksara, 1999, h. 117. 3 Hamalik. Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h. 152. 4 Ibid hanya berupa angka-angka tanpa memperdulikan pemahaman siswa yang cenderung tidak bisa memecahkan masalah fisika diluar kelas. 5 Karena sebenarnya fisika yang dipahami baik oleh siswa akan mampu untuk memecahkan masalah fisika pada kehidupan sehari-hari. Metode itu sangat diperlukan bukan hanya dalam menyelesaikan soal-soal uraian, tetapi juga dalam menyelesaikan soal-soal pilihan ganda, metode ini tidak ditulis, tetapi tetap berlangsung dalam pikiran siswa. Bila metode penyelesaian soal secara sistematis ini dilatihkan secara terus-menerus, maka ketika berhadapan dengan soal, siswa dengan cepat dapat mengidentifikasi konsep apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut dan rumus mana yang terkait dengan konsep tersebut. Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah, yakni: 6 a. Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah. b. Masalah ini diperjelas dan dibatasi. c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan. d. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak. e. Penerapan pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan. Menurut Dewey langkah-langkah dalam pemecahan masalah, yakni: 7 a. Kesadaran akan adanya masalah. b. Merumuskan masalah. c. Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis. d. Menguji hipotesis-hipotesis itu. 5 Gaigher, E J.M. Rogan and M.W.H. Braun, “The Effect Of A Structured Problem Solving Strategy On Performance In Physics In Disadvantaged South African Schools”, African Journal of Research in SMT Education, Vol. X, 2006, pp. 15-26. 6 Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h, 34. 7 Ibid,. h. 35

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

21 139 156

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

0 7 106

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN PhET UNTUK MENINGKATKAN STRATEGI METAKOGNITIF DAN PEMAHAMAN KONSEP

34 161 158

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share Dan Predict Observe Explain Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share Dan Predict Observe Explain Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 15

Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa

0 5 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMA.

0 6 57

Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Topik Cahaya.

4 12 41

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE AND SHARE, DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA.

0 0 1