Makna Pendidikan Makna Dongeng Orong Agu Kode Bagi Masyarakat Manggarai Barat

dan juga sebagai penghibur. Dari kelima fungsi folklor lisan, terdapat dua fungsi folklor lisan yang sesuai dengan tujuan dongeng Orong Agu Kode, yaitu sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pendidik anak, dan sebagai penghibur. Hal itu disebabkan karena tujuan utama sastra lisan untuk menghibur, sebagai ekspresi estetis, dan salah satu sumber kepuasaan estetis bagi khalayaknya Amir, 2013:168. Sebagai alat pengesaan pranata-pranata dan sebagai alat pemaksa dan pengawas norma-norma masyarakat tidak termasuk dalam fungsi dongeng Orong Agu Kode dikarenakan dongeng tersebut diciptakan bukan untuk menjadi suatu ajaran yang harus ditaati masyarakatnya dan dilarang untuk melanggarnya, tetapi untuk dijadikan suatu ajaran yang dapat dikhayati oleh masyarakat. Menurut penulis, selain berfungsi sebagai pendidik dan sebagai hiburan, dongeng Orong Agu Kode juga memiliki fungsi kepercayaan. Berikut penjelasan fungsi-fungsi dongeng OAK bagi masyarakat Manggarai Barat.

5.3.1 Fungsi Pendidik

Menurut Koenjaraningrat, pendidikan dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mempertebal keyakinan kepada warga masyarakat akan kebaikan adat istiadat kelompoknya. Selanjutnya cara yang lain untuk mempertebal keyakinannya anggota masyarakat akan kebaikan adat istiadat kelompoknya itu, ialah dengan apa yang disebut sugesti sosial atau social sugestion. Dalam hal ini kebaikan adat istiadat ditunjukan kepada warga masyarakatnya melalui cerita- cerita rakyat, yaitu dongeng-dongeng, cerita-cerita tentang karya orang-orang besar, cerita tentang pahlawan-pahlawan yang dikisahkan dapat berhasil meraih kebesaran dan keberhasilan berkat kepatuhannya terhadap adat istiadat. Dikatakan oleh Koenjaraningrat, bahwa cara semacam ini memang lazim dalam hampir semua masyarakat di dunia Supanto dkk, 1981:49-50. Pada zaman nenek moyang, masyarakat Manggarai Barat belum menganut agama manapun. Mereka masih mempercayai hal-hal yang mistik atau mempercayai kekuatan alam, sehingga mereka menyembah batu, pepohanan tua, dan lain-lain. Karena belum menganut agama manapun, masyarakat Manggarai Barat menggunakan dongeng untuk mengajarkan atau menasehati anak-anak agar gampang dipahami. Selain itu dongeng difungsikan oleh masyarakat Manggarai Barat untuk melatih imajinasi anak-anak. Melalui dongeng Orong Agu Kode orang tua mengajarkan tentang perbuatan baik dan perbuatan buruk kepada anak- anak, yaitu “da’at pande da’at ita, di’a pande di’a ita” yang artinya “perbuatan jahat akan dibalas dengan keja hatan, perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan”. Mereka mengajarkan bahwa suatu perbuatan baik maupun buruk akan mendapatkan balasannya, seperti yang dilakukan oleh tokoh Orong dan tokoh Kode. Tokoh Orong diceritakan memiliki sifat yang baik hati, tetapi juga pendendam. Hal itu terjadi dikarenakan kebaikannya dibalas dengan kejahatan. Orong membantu Kode mengeluarkan ulat mbahong dari dalam hidung Kode, sesuai perjanjian Kode akan membiarkan Orong memakan mbahong tersebut. Setelah Kode mengetahui ulatnya di makan, ia langsung mencabuti bulu-bulu Orong sampai habis. Karena Orong memiliki hati yang baik, doanya kepada Matahari pun terkabul sehingga bulu-bulunya tumbuh kembali. Tokoh Kode diceritakan memiliki sifat yang buruk. Ia seekor monyet yang egois, penipu, dan juga pengikar janji. Karena ia telah melakukan tindakan kejahatan ia mendapatkan ganjaran dari perbuatannya itu, dimana Orong membalas dendam kepada Kode dan Kode pada akhirnya mati tenggelam. Dengan jalan cerita seperti ini dapat membuka pikiran anak-anak bahwa setiap perbuatan akan mendapatkan balasannya. Orang tua juga berharap dengan mendengarkan cerita ini anak-anak dapat melakukan perbuatan baik, seperti yang dilakukan Orong dan menghindari perbuatan jahat, seperti yang dilakukan Kode. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk selalu menepati janji dan berkata jujur sehingga orang dapat mempercayai kita. Selain itu, mengajarkan pada anak-anak untuk selalu berbuat baik dan selalu menolong orang yang sedang kesusahan tanpa pamrih.

5.3.2 Fungsi Hiburan

Dongeng Manggarai Barat selain berfungsi sebagai pendidik, dongeng juga sebagai penghibur untuk anak-anak. Menurut Bapak Paulus Meso 69 tahun, dahulunya daerah Manggarai belum ada media, seperti media cetak dan media elektronik. Untuk menghilangkan rasa jenuh di malam hari orang tua mendongengkan anak-anak. Selain itu, dongeng juga bermanfaat untuk menenangkan anak-anak yang sedang menangis. Apalagi yang paling disuka anak-anak pada dongeng Orong Agu Kode ialah nyanyiannya, yaitu Weda Wangka yang dinyanyikan oleh Orong. Anak-anak secara bersamaan akan menyanyikan lagu tersebut.