secara geologi tersusun oleh batuan pasir tufa. Bagian atas dari lapisan pasir tufa mengalami pelapukan lanjut hingga rendah sampai ketebalan 10 m, merupakan
material yang digali untuk tanah urug http:manggaraibaratkab.go.id
diunduh pada tanggal 16 April 2014.
2.3 Sejarah Singkat Kabupaten Manggarai barat
Berdasarkan penyelidikan para arkeolog ethnograf di Manggarai termasuk Manggarai Barat telah ditemukan beberapa jejak kehidupan purba,
antara lain dapat dilihat dari pola perkampungan masyarakat purba dan penemuan fosil purba di beberapa tempat di Manggarai dan Manggarai Barat. Dalam
perkampungan purba selalu ditemukan unsur zaman batu. Fenomena tehnologi purba, bagaimana orang zaman dahulu kala membangun mosaik hidup dan
kehidupannya dengan unsur batu sebagai fondasi pola perkampungan, serta khusus untuk Compang yang dihayati sebagai mesbah persembahan.
Masyarakat Manggarai Barat merupakan bagian dari masyarakat Manggarai. Pada zaman reformasi, Manggarai mengalami perubahan dengan
melakukan pemekaran wilayah menjadi Manggarai dan Manggarai Barat. Perubahan ini terjadi pada tahun 2003. Pemekaran wilayah ini bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga secara historis antara masyarakat Manggarai dan Manggarai Barat tidak dapat dipisahkan diantara
keduanya.
Masyarakat Manggarai termasuk masyarakat Manggarai Barat merupakan bagian dari enam kelompok etnis di pulau Flores. Manggarai adalah
bagian dari Manggarai-Riung. Dalam masyarakat tradisional Manggarai termasuk Manggarai Barat terdiri dari 38 kedaluan hameente, yakni: Ruteng, Rahong,
Ndoso, Kolang, Lelak, Wotong, Todo, Pongkir, Pocoleok, Sita, Torokgolo, Ronggakoe, Kepo, Manus, Rimu, Welak, Pacar, Reho, Bari, Pasat, Nggalak, Ruis,
Reo, Cibal, Lambaleda, Congkar, Biting, Pota, Rembong, Rajong, Ngoo, Mburak, Kempo, Boleng, Matawae, Lo’o dan Bajo. Dari setiap kedaluan bersemi mitos
atau kisah kuno mengenai asal usul leluhurnya dengan banyak kesamaan, yaitu bagaimana nenek moyangnya datang dari laut atau seberang, bagaimana nenek
moyangnya turun dari gunung, menyebar dan mengembangkan hidup dan kehidupan purbanya serta titisannya. Seperti daerah lain di NTT, Manggarai juga
mendapat pengaruh pengembaraan dari orang-orang dari seberang, seperti Cina, Jawa, Bugis, Makasar, Belanda dan sebagainya.
Cina
Pengaruh Cina cukup kuat dan merata di seluruh propinsi NTT. Di Manggarai, pengaruh Cina dibuktikan dengan ditemukannya barang-barang Cina
seperti guci, cermin, perunggu, uang cina dan sebagainya. Pengaruh Cina dimulai sejak awal masehi. Dari benda-benda yang ditemukan di Warloka terdapat
sejumlah benda antik dari Dinasti Sung dan Ming, dibuat antara tahun 960 sampai tahun 1644.
Jawa