Teks D Perbandingan Naskah Dongeng Orong Agu Kode

87

BAB IV STRUKTUR MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI PELAKU

DONGENG ORONG AGU KODE

4.1 Pengantar

Pada bab ini akan dipaparkan analisis struktur morfologi dan identifikasi pelaku dongeng Orong Agu Kode menurut teori Vladimir Propp. Propp melakukan penelitian terhadap seratus dongeng Rusia. Hasil penelitiannya dibukukan dengan judul The Morphology of The Folktale. Tujuan penelitiannya bukan sekedar tipologi struktur melainkan melalui struktur dasar. Dengan menggabungkan struktur dan genetiknya struktur mendahului sejarah, maka akan ditemukan proses penyebarannya kemudian Taum, 2011. Propp ingin memanfaatkan hasil tipologi struktur itu untuk penelitian historis juga, seperti pada Mazhab Finlandia. Propp ingin menggabungkan metode struktural dengan penelitian genetik, penelusuran asal-usul dan penyeberan kemudian; berdasarkan analisis struktur dasar dia berharap dapat menentukan bentuk purba dongeng itu, yang kemudian lewat sejumlah transformasi berkembang ke berbagai arah dengan tokoh dan peristiwa yang bermacam- macam, tetapi dengan selalu mempertahankan kerangka struktur fungsi yang sama Teeuw, 2011:223. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab I, bagi Propp semua cerita memiliki pola konstruksi yang tetap. Propp menyimpulkan bahwa jumlah fungsi yang terkandung dalam dongeng yang ditelitinya memiliki 31 fungsi yang dikelompokan ke dalam tujuh ruang tindakan atau peranan, yaitu: 1 penjahat, 2 donor, 3 penolong, 4 putri dan ayahnya, 5 orang yang menyuruh, 6 pahlawan, 7 pahlawan palsu Taum, 2011:123. Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan analisis morfologi dan identifikasi pelaku dongeng Orong Agu Kode menurut teori Vladimir Propp. Dalam skripsi ini, istilah pahlawan tetap digunakan namun dalam arti tokoh protagonis dikarenakan dongeng Orong Agu Kode merupakan dongeng tentang binatang atau yang biasa disebut fabel. Dari beberapa varian dongeng Orong Agu Kode yang berasal dari beberapa narasumber, penulis menggunakan teks A untuk dianalisis ke dalam teori Vladimir Propp karena teks A dongeng Orong Agu Kode memiliki struktur cerita yang lengkap dan versi ini yang sering digunakan orang tua untuk bercerita kepada anak-anak.

4.2 Analisis Morfologi Dongeng Orong Agu Kode

Propp berusaha menemukan aturan yang menguasai atau menentukan struktur alur di dalam dongeng Rusia. Perhatiannya terutama ditujukan pada penggunaan fungsi function pelaku menurut urutan dan peranan character dalam cerita. Tujuan analisis struktur Propp adalah menemukan struktur purba awal, yang kemudian berkembang ke berbagai wilayah lainnya. Ada beberapa pokok pikiran Propp yang penting, yaitu a unsur dongeng yang paling stabil dan tak berubah bukankah tokoh atau motifnya, melainkan fungsi atau peranannya. Sekalipun pelaku dan penderita dalam setiap dongeng berubah, tetapi fungsinya tidak berubah, b fungsi dalam dongeng jumlahnya terbatas dan merupakan satuan pokok dalam alur cerita. Propp menyebut jumlahnya 31 fungsi, c urutan-urutan fungsi di dalam dongeng selalu sama, dan d dari segi sturktur semua dongeng memiliki hanya satu tipe saja Taum, 2011:125-126. Dari ke-31 fungsi yang dijelaskan di atas kemudian dikelompokan ke dalam „lingkaran‟, yaitu lingkaran pertama: pengenalan, lingkaran kedua: isi cerita, lingkaran ketiga: lingkaran donor, dan lingkaran keempat: kembalinya sang pahlawan. Fungsi adalah tindakan tokoh yang dibatasi dari segi maknanya untuk jalan lakonnya.

4.2.1 Dongeng Orong Agu Kode Orong Agu Kode Bangau dan Monyet

”Perbuatan jahat akan dibalas dengan kejahatan. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan”. Dahulu kala makanan yang paling enak adalah ulat mbahong. Kalau digoreng aromanya sangat wangi. Suatu hari Orong dan Kode bersepakat untul mencari mbahong. Kode yang menemukan pertama mbahong itu. Ia pun mencongke ulat itu dari dalam pohon. Ketika ia sedang mencongkel, seeokor mbahong melompat masuk ke dalam hidung si Kode. Si Kode pun menangis