Wilayah Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah kepulauan dengan luas daratan 2.947,50 km2 atau hanya sekitar 6,22 persen dari luas daratan
Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terdiri dari daratan Pulau Flores dan beberapa pulau besar seperti Pulau Komodo, Rinca, Longos, serta beberapa buah
pulau-pulau kecil lainnya. http:manggaraibaratkab.go.id
diunduh tanggal 6 April 2014.
2.2.2 Bahasa dan Budaya Kabupaten Manggarai Barat
Dari aspek kebudayaan, Kabupaten Manggarai Barat memiliki beberapa kekayaan riil yang memerlukan sentuhan program dan pemberdayaan dalam
pembangunan. Masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dewasa ini merupakan hasil dari sebuah proses sosial yang intesif ant
ara ‘orang asli‘ Manggarai dengan pendatang. Jabatan tua-tua adat di Manggarai Barat yang berlaku hingga sekarang
adalah tua kilotua panga, tua Golo, tongka, tua teno. Tua kilotua panga menunjuk pemimpin adat dalam masyarakat yang dipilih berdasarkan
musyawarah bersama. Tua Golo bertugas untuk memimpin sidang warga kampung yang menyangkut kampung. Tua Teno adalah kepala bagi tanah ulayat.
Tongka berfungsi sebagai juru bicara dalam acara perkawinan, antara keluarga kerabat yakni keluarga kerabat anak rona dan keluarga kerabat anak wina.
Bahasa yang digunakan di Kabupaten Manggarai Barat termasuk rumpun bahasa austronesian, malayo-polinesian, central-eastern, central
–malayo- polenesian, Bima-Sumba. Wilayah Kabupaten Manggarai Barat didiami oleh
beberapa suku, baik itu suku asli maupun pendatang, yaitu Suku Manggarai, Bajo,
Bima, Selayar, Komodo dan suku lain seperti Ende, Sikka, Sumba, Timor, Jawa dan lain-lain. Suku asli adalah suku Manggarai yang banyak bermukim di
pedalaman. Suku Bajo dan Bugis menurut sejarah keduanya berasal dari satu keturunan yaitu keturunan Gowa di Sulawesi Selatan. Suku Bajo lebih dahulu
menetap di Labuan Bajo
.
http:manggaraibaratkab.go.id diunduh tanggal 15
April 2014.
2.2.3 Ekonomi Masyarakat Manggarai Barat 2.2.3.1 Pertanian
Berdasarkan PDRB Manggarai Barat 2005 dengan harga konstan 2000 menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar PDRB,
yakni 64,96, disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant sebesar 11,68. Sektor lain yang cukup signifikan adalah sektor bangunan konstruksi
8,29 dan Jasa-jasa sebesar 7,82. Struktur perekonomian yang relatif dominan disangga oleh sumber-sumber dari hasil pertanian atau tepatnya sektor primer,
mengingat hasil yang didapat dari penjualan dalam bentuk mentah, menunjukkan struktur perekonomian daerah yang belum kuat
Pertanian tanaman pangan merupakan sub-sektor pertanian yangt elah memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam tahun 2005, sektor pertanian menyumbang Rp. 210,579 milyar atau sekitar 64,96 dari total PDRB, di dalamnya sub-sektor pertanian pangan menyumbang
Rp. 148 milyar.