Analisis Fungsi Pelaku Dongeng Orong Agu Kode

cerita-cerita yang tidak bertemakan kepahlawanan menjadi agak sukar lihat Taum, 2011:139. Terdapat 9 fungsi pelaku dari 31 fungsi pelaku dalam dongeng Orong Agu Kode, yaitu larangan, pelanggaran terhadap larangan, penyampaian, penipuan, kejahatan, aksi balasan dimulai, resep benda magis, kemenangan, dan perubahan penampilan. Terdapat 4 jenis pelaku dari 7 jenis pelaku dongeng Orong Agu Kode yang telah diidentifikasi, yaitu The villain, the magical helper, the dispatcher and the hero. Akan tetapi, dari fungsi tersebut terdapat fungsi-fungsi pokok dan penting dalam struktur teks cerita. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa cerita dongeng Orong Agu Kode masyarakat Manggarai Barat dapat dipahami dan dikaji menurut perspektif Propp. 100

BAB V MAKNA DAN FUNGSI DONGENG ORONG AGU KODE

BAGI MASYARAKAT MANGGARAI BARAT

5.1 Pengantar

Dalam bab ini akan dijelaskan makna dan fungsi dongeng Orong Agu Kode bagi masyarakat Manggarai Barat. Dalam studi ini, yang dimaksud dalam makna adalah arti intrinsik sedangkan fungsi adalah makna ekstrinsiknya. Penjelasan dalam bab ini diawali dengan makna dongeng Orong Agu Kode, fungsi dongeng Orong Agu Kode, dan diakhiri dengan sebuah rangkuman mengenai makna dan fungsi dongeng Orong Agu Kode.

5.2 Makna Dongeng Orong Agu Kode Bagi Masyarakat Manggarai Barat

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber dan mendapatkan jawaban yang hampir sama, maka terdapat kesimpulan mengenai makna dongeng Orong Agu Kode, yaitu makna sindiran, makna pendidikan, makna religius, dan makna moral. Makna sindiran, makna ini menjelaskan tujuan dongeng ini diciptakan untuk menyindir masyarakat Manggarai Barat yang memiliki sifat egois, penipu, dan pengikar janji. Sifat-sifat tersebut digambarkan ke dalam tokoh-tokoh dongeng Orong Agu Kode. James Dananjaja mengatakan, dongeng diceritakan selain untuk hiburan, melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran, dongeng juga berisikan sindiran Dananjaja, 1984:83. Makna pendidikan menjelaskan dongeng Orong Agu Kode mengajarkan kepada anak- anak untuk tidak bersikap egois, menipu, dan mengingkari janji. Makna religius menjelaskan dongeng OAK mengandung sistem kepercayaan masyarakat Manggarai Barat secara mistis. Makna moral menjelaskan manfaat dongeng OAK bagi masyarakat Manggarai Barat, khususnya anak-anak. Menurut Bapak Adrianus Hamut 57 yahun, dongeng Orong Agu Kode sudah generasi kelima. Ia tidak dapat memastikan tanggal, tahun, dan siapa yang menceritakan dongeng ini karena dongeng ini diceritakan secara turun-temurun oleh nenek moyang Masyarakat Manggarai Barat. Berikut penjelasan makna dongeng Orong Agu Kode bagi masyarakat Manggarai Barat.

5.2.1 Makna Sindiran

Masyarakat Manggarai Barat memiliki beragam sifat manusia dari yang baik sampai yang buruk. Menurut Bapak Theodorus Matung 72 tahun, untuk menggambarkan sifat-sifat tersebut mereka menggunakan cerita-cerita rakyat, salah satunya ialah dongeng. Sehingga terciptalah dongeng Orong Agu Kode. Pemilihan tokohnya pun dilihat dari situasi masyarakat pada zaman nenek moyang masyarakat Manggarai Barat. Cerita Orong Agu Kode lebih ditujukan kepada mereka yang memiliki sifat buruk, seperti egois, penipu, dan pengikar janji. Dongeng ini pun berisikan tindakan kejahatan yang dilakukan seekor binatang, yaitu Monyet atau Kode. Ia menipu dan mengikari janjinya terhadap burung Bangau atau Orong, yang pada akhirnya ia mendapatkan ganjaran dari apa yang telah ia lakukan. Hal ini bertujuan untuk menyindir orang-orang yang memiliki sifat demikian. Sehingga mereka yang memiliki sifat seperti itu mendengarkan cerita ini berharap menyadari keburukan mereka dan merubahnya. Ada dua tokoh penting yang dipilih karena sesuai dengan situasi masyarakat Manggarai Barat pada zaman itu, yang mencerminkan sifat-sifat manusia yang baik dan buruk karena dilihat secara bentuk fisik dan tingkah lakunya. Berikut penggambaran tokoh-tokoh dongeng tersebut.

1. OrongBangau

Burung Bangau atau Orong digambarkan sebagai tokoh yang baik hati. Hal itu dikarenakan dilihat dari fisiknya, ia memiliki bulu-bulu yang berwarna putih yang dianggap memiliki hati yang baik. Ia mencerminkan sifat manusia yang baik, yang suka menolong, tetapi pendendam. Ia juga memiliki paruh yang panjang yang dapat membantu Kode atau Monyet mengeluarkan ulat mbahong dari dalam hidung si Kode. Kemudian burung Bangau dianggap bukanlah musuh manusia, yang tidak merugikan masyarakat Manggarai Barat pada zaman itu. Sehingga burung Bangau menjadi contoh manusia yang memiliki sifat yang baik. Si Orong juga diceritakan mengalami nasib buruk, dimana bulu-bulunya dicabuti oleh Kode atau Monyet. Sehingga Orong dendam terhadap Kode, tetapi sifatnya ini sangat berguna untuk memberikan ganjaran kepada Kode yang melakukan kejahatan.