Wawancara Metode dan Teknik Pengumpulan Data

29

BAB II DONGENG ORONG AGU KODE DALAM KONTEKS

SEJARAH DAN BUDAYA MASYARAKAT MANGGARAI BARAT

2.1 Pengantar

Dongeng Orong Agu Kode tidak hanya tersebar di kabupaten Manggarai Barat tetapi juga di kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur. Dongeng Orong Agu Kode merupakan dongeng yang diceritakan turun-temurun dari nenek moyang masyarakat Manggarai. Dongeng Orong Agu Kode sangat erat kaitannya dengan konteks budaya masyarakat Manggarai. Untuk itu dalam bab ini akan dipaparkan hal-hal mengenai, data demografis Kabupaten Manggarai Barat, sejarah asal-usul kabupaten Manggarai Barat, agama, kesenian daerah Manggarai Barat, sistem kekerabatan, dan bahasa Manggarai Barat. 2.2 Latar Belakang Historis dan Demografis 2.2.1 Letak Geografis Secara astronomis, posisi Kabupaten Manggarai Barat terletak antara 08°14’ LS - 09°00’ LS dan antara 119°21’ BT - 120°20’ BT. Batas-batas wilayah administrative adalah sebelah Selatan dengan laut Sawu, sebelah Utara dengan Laut Flores, sebelah Barat dengan Selat Sape dan sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Manggarai. Wilayah Kabupaten Manggarai Barat merupakan daerah kepulauan dengan luas daratan 2.947,50 km2 atau hanya sekitar 6,22 persen dari luas daratan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang terdiri dari daratan Pulau Flores dan beberapa pulau besar seperti Pulau Komodo, Rinca, Longos, serta beberapa buah pulau-pulau kecil lainnya. http:manggaraibaratkab.go.id diunduh tanggal 6 April 2014.

2.2.2 Bahasa dan Budaya Kabupaten Manggarai Barat

Dari aspek kebudayaan, Kabupaten Manggarai Barat memiliki beberapa kekayaan riil yang memerlukan sentuhan program dan pemberdayaan dalam pembangunan. Masyarakat Kabupaten Manggarai Barat dewasa ini merupakan hasil dari sebuah proses sosial yang intesif ant ara ‘orang asli‘ Manggarai dengan pendatang. Jabatan tua-tua adat di Manggarai Barat yang berlaku hingga sekarang adalah tua kilotua panga, tua Golo, tongka, tua teno. Tua kilotua panga menunjuk pemimpin adat dalam masyarakat yang dipilih berdasarkan musyawarah bersama. Tua Golo bertugas untuk memimpin sidang warga kampung yang menyangkut kampung. Tua Teno adalah kepala bagi tanah ulayat. Tongka berfungsi sebagai juru bicara dalam acara perkawinan, antara keluarga kerabat yakni keluarga kerabat anak rona dan keluarga kerabat anak wina. Bahasa yang digunakan di Kabupaten Manggarai Barat termasuk rumpun bahasa austronesian, malayo-polinesian, central-eastern, central –malayo- polenesian, Bima-Sumba. Wilayah Kabupaten Manggarai Barat didiami oleh beberapa suku, baik itu suku asli maupun pendatang, yaitu Suku Manggarai, Bajo,