ikut mati tenggelam karena
mengikuti ajakan
Kode untuk
pergi memetik buah pisang di pulau Dima.
Setting 1.
Tempat: Di sebuah batu:
“Bangau pun menaiki sebuah batu dan berdoa
kepada Matahari.
” hal.42
Di atas pohon: “Saat
ia sedang
bertengger di
atas pohon...
” hal.43 Pulau
Dima: “.... untuk pergi ke
pulau Bima .” hal.43
1. Tempat:
Di hutan: “.....
berencana mencari
mbahong bersama di hutan..” hal.47
Di sebuah batu: “... ia pun duduk di
sebuah batu
sambil bernyayi.” hal.48.
Pulau seberang:
“..., ayo kita pergi ke pulau
seberang.” hal.48
1. Tempat:
Di bawah
pohon: “Ia menangis di
bawah pohon sambil bernyanyi.” hal.52
Pinggir sungai: “Monyet-monyet
sedang mencari katak di pinggir sungai.”
hal.53 Pulau seberang:
“Di pulau seberang.” hal.53
1. Tempat:
Pulau Dima: “...
dan pergi ke sebuah pulau
yang bernama
pulau Dima.” hal.59 Sungai: “... si
Kode sedang mencari makan
di sungai.
” hal.59
Tengah laut:
“Ketika mereka sampai di tengah laut tiba-tiba
perahu mereka
Tengah laut:
“Sesampainya mereka di tengah laut,.
.” hal. 44
2. Waktu
Beberapa hari
kemudian: “Beberapa hari kemudian, semua
monyet ..” hal.44
Pulau Komodo:
“Perjalanannya seperti pergi
ke pulau
Komodo.” hal.48 Tengah
laut: “Tibalah mereka di
tengah laut,..” hal.48
2. Waktu
Pagi: “Setiap
pagi ia bernyanyi seperti itu.” hal.48
hancur...” hal.59 2.
Waktu: Berbulan- bulan “Setelah itu ia
menghilang berbulan-
bulan lamanya .” hal.58
Alur
Alur yang
terdapat dalam dongeng Orong
Agu Kode ialah alur maju, dimana dongeng
diceritakan tanpa ada flashback. Bagaimana
Orong membalas
SAMA SAMA
SAMA
tindakan jahat Kode.
Sudut Pandang Sudut pandang dalam
cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga.
“Ia pun bernyanyi lagi untuk
mengucap syukur
.” hal.44 Sudut pandang dalam
cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga.
“Setiap pagi
ia bernyanyi seperti itu.”
hal.49 Sudut pandang dalam
cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga.
“Kemudian ia memetik buah
di sebuah
pohon.” hal.54 Sudut pandang dalam
cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga.
“Setelah ia kembali ia membawa serta buah
kenanek di kakinya.” hal.59
3.3.2 Perbandingan Naskah Dongeng Orong Agu Kode
Berikut ini perbandingan naskah dari keempat varian dongeng Orong Agu Kode. Perbandingan naskah yang dilakukan ialah membandingkan antarteks
varian dongeng OAK, dari awal cerita, isi cerita, dan akhir cerita.
3.3.2.1 Teks A
Varian dongeng OAK pada teks A, awal ceritanya dimulai dengan nasehat yang dibuat oleh narasumber Bapak Adrianus Hamut 57 tahun, “Da’at
pande da’at ita. Di’a pande di’a ita”, yang artinya “Perbuatan jahat akan dibalas dengan kejahatan. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan”. Kemudian
diceritakan Orong dan Kode bersama-sama mencari ulat yang rasanya sangat enak, yaitu ulat mbahong. Ketika Kode sedang mencongkel ulat mbahong itu dari
dalam batang kayu, tiba-tiba salah satu dari ulat itu melompat masuk ke dalam lubang hidung si Kode. Si Kode pun menangis kesakitan.
Pada isi cerita menceritakan, tindakan jahat Kode kepada Orong. Diceritakan si Kode meminta bantuan pada Orong yang memiliki paruh panjang
untuk mengeluarkan ulat itu dari dalam hidungnya. Kode juga berjanji akan membiarkan Orong memakan ulat itu, tetapi setelah ia mengetahui ulatnya
dimakan Orong, ia malah memarahi Orong. Saking marahnya ia mencabuti semua bulu Orong sampai habis. Orong pun sedih. Ia pun berdoa kepada Matahari atau
Leso agar bulunya ditumbuhkan kembali. Ia menyanyikan lagu Paro Leso Paro Mai Leso Todo Taung Wulu Gaku, yang artinya terbitlah Matahari dari Timur
tumbuhkan semua buluku. Setelah menyanyikan lagu itu, bulu-bulunya pun
tumbuh kembali. Untuk mengucap syukur karena doanya telah dikabulkan ia bernyanyi kembali Pas Pas Naring Mori Todo Taung Wulu gaku, yang artinya
puji Tuhan semua buluku tumbuh kembali. Lalu ia terbang mencari makan dan menemukan buah kenanek. Ia bertengger di atas pohon sambil memakan buah itu.
Saat sedang makan kulit dari buah kenanek jatuh tepat dekat si Kode. Kode memakan kulit buah itu dan rasanya sangat enak. Kode bertanya pada Orong
dimana buah itu ia temukan. Orong menjawab di pulau Dima. Orong mengajak Kode dan teman-temannya untuk pergi bersamanya memetik buah kenanek di
pulau Dima. Kode dan teman-temannya menyetujui ajakan Orong. Orong membuat perahu yang akan digunakan Kode dan teman-temannya. Inilah
kesempatan Orong untuk membalas dendam terhadap Kode. Ternyata ada seekor monyet betina yang sedang bunting tidak ingin ikut bersama Kode dan monyet
lainnya karena malam sebelumnya ia bermimpi akan niat balas dendam Orong kepada monyet-monyet. Setelah perahunya selesai dibuat, Orong menyuruh Kode
dan teman-temannya untuk menaiki perahu, tetapi Kode dan monyet lainnya tidak mengetahui perahu yang meraka naiki didominasi oleh dan tanah dan hanya
ditahan oleh satu kayu. Untuk memperingati Kode dan monyet lainnya, monyet betina menyanyikan sebuah lagu, yaitu Oe Watu Kode, Adong Par De Orong Leko
Pande Da’at Ite, yang artinya hai para monyet, Bangau hanya berbohong pada kalian untuk melakukan kejahatan. Monyet betina itu bernyanyi sampai tiga kali
tetapi tidak didengarkan oleh Kode dan monyet lainnya. Kode tetap bersikeras untuk pergi.
Pada akhir cerita, menceritakan pembalasan dendam Orong kepada Kode. Sesampainya di tengah laut, Orong melihat perahunya mulai retak. Ia pun
menendang perahu itu hingga hancur. Kode dan monyet lainnnya pun mati tenggelam. Orong pun berkata, “perbuatan jahat akan dibalas dengan kejahatan.
Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan”. Semua monyet mati kecuali monyet betina yang sedang bunting tetap hidup. Itulah mengapa monyet masih
ada sampai sekarang.
3.3.2.2 Teks B
Varian dongeng OAK pada teks B pada awal cerita, diceritakan Orong dan Kode sedang mencari ulat mbahong bersama di hutan. Ketika Kode sedang
memakan ulat itu, tiba-tiba salah satu ulat mbahong melompat masuk ke dalam lubang hidungnya. Kode pun menangis kesakitan. Kemudian ia meminta bantuan
pada kerbau, kambing, dan semua binatang, tetapi tak ada satu pun yang dapat membantunya.
Pada isi cerita dongeng OAK pada teks B menceritakan kejahatan Kode terhadap Orong. Diceritakan Orong pun datang menghampiri Kode yang sedang
kesakitan mencoba mengeluarkan ulat mbahong dari dalam hidungnya. Orong menawarkan bantuan dengan syarat ada bayarannya. Kode menerima tawaran dari
Orong. Orong pun membantu Kode dengan menggunakan paruhnya yang panjang ia mengeluarkan ulat itu. Setelah mengeluarkan mbahong itu, Orong langsung
menelannya. Kode merasa lega, kemudian ia bertanya pada Orong mengenai ulatnya. Orong menjawab ulatnya itu telah dimakan olehnya. Kode yang
mendengar itu sangat marah dan mencabuti semua bulu Orong samapai habis. Sehingga Orong tidak dapat terbang lagi. Ia pun duduk di sebuah batu sambil
bernyanyi, par cenung hau O leso, todo taung wulu gaku, yang artinya terbitlah matahari tumbuhkan semua buluku. Setelah menyanyikan lagu itu, bulu-bulunya
pun tumbuh kembali dan Orong merencakan pembalasan dendam kepada si Kode yang telah mencabuti semua bulunya.
Pada akhir cerita OAK teks B menceritakan pembalasan dendam Orong kepada Kode. Diceritakan Orong mengajak Kode dan teman-temannya pergi ke
sebuah pulau untuk memetik buah kenanek yang rasanya sangat enak. Kode dan teman-temannya membuat perahu yang terbuat dari tanah yang diperintahkan
Orong agar bisa ke pulau itu. Ternyata ada seekor monyet betina yang sedang bunting tidak ikut pergi karena ia memiliki firasat yang buruk terhadap Orong.
Monyet betina ini memperingati Kode dan monyet lainnya agar tidak mengikuti ajakan Orong, tetapi Kode tidak mengindahkan peringatan dari monyet betina itu.
Sesampainya mereka di tengah laut, Orong langsung menendang perahu yang terbuat dari tanah itu hingga hancur. Sehingga Kode dan monyet lainnya mati
tenggelam kecuali monyet betina tetap hidup.
3.3.2.3 Teks C
Pada awal cerita OAK pada teks C menceritakan, bagaimana ulat mbahong masuk ke dalam hidung si Kode. Diceritakan Kode sedang mencari ulat
mbahong. Setelah ia menemukan ulat mbahong yang cukup besar, ia meletakan ulat itu di atas telapak tangannya dan bertanya pada ulat itu dengan sombongnya,
“bagaimana menurut kamu mbahong lewat mulut atau hidung saya memakan kamu?” setelah bertanya demikian, ulat itu bergerak masuk ke dalam lubang
hidung si Kode. Kode berusaha mengeluarkan ulat itu hingga ia merasa kesakitan. Ia melihat Orong yang sedang terbang dan memanggilnya. Ia pun meminta
bantuan pada Orong. Pada isi ceria OAK pada teks C menceritakan tindakan kejahatan Kode
terhadap Orong. Diceritakan Kode meminta bantuan Orong untuk mengeluarkan ulat mbahong dari dalam hidungnya. Kemudian Orong bertanya, apa balasannya
jika ia dapat mengeluarkan ulat itu. Kode menjawab, ia akan membiarkan Orong memakan ulat itu. Orong menggunakan paruhnya yang panjang mengeluarkan
ulat itu dan langsung memakannya. Setelah merasa baikan, Kode menanyakan ulat mbahongnya dan Orong menjawab bahwa ulatnya itu sudah dimakannya.
Kode sangat marah karena ulatnya telah dimakan Orong. Ia pun melanggar janjinya. Kode sangat marah. Saking marahnya ia mencabuti semua bulu Orong
hingga habis tanpa tersisa satupun. Orong hanya bisa menangis. Ia menangis di bawah sebuah pohon sambil bernyanyi, Par Cenung Hau O Leso, yang artinya
terbitlah matahari tumbuhkan semua buluku. Setelah menyanyikan lagu itu, bulu- bulunya pun tumbuh kembali sehingga ia dapat terbang lagi.
Pada akhir cerita OAK pada teks C menceritakan pembalasan dendam Orong terhadap Kode yang telah mencabuti bulu-bulunya. Diceritakan Orong pun
dapat terbang kembali. Ia pun berniat membalas dendam kepada Kode. Orong memetik buah kenanek dan dengan sengaja menjatuhkan buah itu di depan
monyet-monyet yang sedang mencari makan di pinggir sungai. Kode yang
melihat buah itu langsung mencicipinya dan rasanya sangat enak dan manis. Kode pun meminta Orong untuk mengantar dirinya dan monyet lainnya pergi ke pulau
letak buah itu berada. Orong menyuruh mereka untuk membuat perahu dari tanah lodo untuk menyeberangi laut. Setelah semuanya sudah siap untuk berangkat
seekor monyet betina yang sedang bunting tidak ingin ikut bersama mereka. Dalam perjalanan, Orong menyanyikan sebuah lagu, Weda Wangka Tana Bo Tana
Lodo, yang artinya tendang perahu yang terbuat dari tanah lodo. Setelah menyanyikan lagu itu, Orong langsung menendang perahu yang terbuat dari tanah
itu hingga hancur. Kode dan monyet lainnya mati tenggelam kecuali monyet betina itu tetap hidup.
3.3.2.4 Teks D
Diawal cerita OAK pada teks D menceritakan ulat mbahong masuk ke dalam hidung Kode dan Orong membantunya. Diceritakan seorang Raja
menyuruh Kode mencari ulat mbahong di hutan. Setelah mendapatkan ulat tersebut, Kode malah hendak memakannya dan bertanya pada ulat itu, “mbahong,
lewat mulut atau hidung saya memakan kamu?” Ulat itu melompat masuk ke dalam lubang hidung si Kode. Si Kode pun merasa kesakitan.
Pada isi cerita dongeng OAK pada teks D menceritakan tindak kejahatan Kode terhadap Orong yang ternyata telah menolongnya. Diceritakan Kode merasa
kesakitan pada hidungnya. Ia pun memanggil Orong yang sedang terbang di atasnya. Ia meminta bantuan pada Orong untuk mengeluarkan ulat dari dalam
hidungnya. Kode berjanji jika Orong dapat mengeluarkan ulat itu, ia akan