Makna Religius Makna Dongeng Orong Agu Kode Bagi Masyarakat Manggarai Barat

monyet yang egois, penipu, dan juga pengikar janji. Karena ia telah melakukan tindakan kejahatan ia mendapatkan ganjaran dari perbuatannya itu, dimana Orong membalas dendam kepada Kode dan Kode pada akhirnya mati tenggelam. Dengan jalan cerita seperti ini dapat membuka pikiran anak-anak bahwa setiap perbuatan akan mendapatkan balasannya. Orang tua juga berharap dengan mendengarkan cerita ini anak-anak dapat melakukan perbuatan baik, seperti yang dilakukan Orong dan menghindari perbuatan jahat, seperti yang dilakukan Kode. Dongeng ini mengajarkan anak-anak untuk selalu menepati janji dan berkata jujur sehingga orang dapat mempercayai kita. Selain itu, mengajarkan pada anak-anak untuk selalu berbuat baik dan selalu menolong orang yang sedang kesusahan tanpa pamrih.

5.3.2 Fungsi Hiburan

Dongeng Manggarai Barat selain berfungsi sebagai pendidik, dongeng juga sebagai penghibur untuk anak-anak. Menurut Bapak Paulus Meso 69 tahun, dahulunya daerah Manggarai belum ada media, seperti media cetak dan media elektronik. Untuk menghilangkan rasa jenuh di malam hari orang tua mendongengkan anak-anak. Selain itu, dongeng juga bermanfaat untuk menenangkan anak-anak yang sedang menangis. Apalagi yang paling disuka anak-anak pada dongeng Orong Agu Kode ialah nyanyiannya, yaitu Weda Wangka yang dinyanyikan oleh Orong. Anak-anak secara bersamaan akan menyanyikan lagu tersebut. Menurut Ibu Bernadetha Liun 52 tahun, fungsi dongeng Orong Agu Kode sebagai hiburan bagi masyarakat Manggarai Barat ialah menghibur anak- anak saat sedang belajar di sekolah. Dahulunya guru-guru akan bercerita, baik itu dongeng maupun legenda kepada murid-muridnya agar tidak merasa bosan dan ngantuk pada saat jam mata pelajaran. Pada zaman sekarang, khususnya anak- anak yang tinggal di kota, jika diceritakan dongeng mereka mulai kurang tertarik. Hal ini diakibatkan perubahan zaman yang semunya serba instan. Walaupun demikian, anak-anak yang tinggal di pedesaan masih antusias mendengarkan dongeng setiap kali orang tua mereka bercerita.

5.3.3 Fungsi Kepercayaan Folk Believe

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, kepercayaan merupakan anggapan atau keyakinan bahwa yang dipercayai atau nyata. Kepercayaan juga merupakan sebutan bagi sistem religi masyarakat Indonesia yang tidak termasuk salah satu dari kelima agama yang resmi. Masyarakat Manggarai Barat juga merupakan masyarakat animistik, yaitu mempercayai roh-roh yang mendiami semua benda batu, pohon, sungai, gunung, dsb. Seperti yang telah dijelaskan di atas, masyarakat Manggarai Barat dahulunya belum menganut agama, tetapi mereka percaya bahwa Tuhan itu ada. Menurut Ibu Bernadetha Liun 52 tahun, Masyarakat Manggarai dahulunya percaya bahwa Tuhan itu ada, yang biasa mereka sebut Mori. Karena mereka tidak mendapatkan ajaran agama manapun mereka pun percaya bahwa Mori mendiami benda-benda, seperti bebatuan, pepohanan tua dan lain-lain. Mereka