Makna Moral Makna Dongeng Orong Agu Kode Bagi Masyarakat Manggarai Barat

Menurut Ibu Bernadetha Liun 52 tahun, fungsi dongeng Orong Agu Kode sebagai hiburan bagi masyarakat Manggarai Barat ialah menghibur anak- anak saat sedang belajar di sekolah. Dahulunya guru-guru akan bercerita, baik itu dongeng maupun legenda kepada murid-muridnya agar tidak merasa bosan dan ngantuk pada saat jam mata pelajaran. Pada zaman sekarang, khususnya anak- anak yang tinggal di kota, jika diceritakan dongeng mereka mulai kurang tertarik. Hal ini diakibatkan perubahan zaman yang semunya serba instan. Walaupun demikian, anak-anak yang tinggal di pedesaan masih antusias mendengarkan dongeng setiap kali orang tua mereka bercerita.

5.3.3 Fungsi Kepercayaan Folk Believe

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, kepercayaan merupakan anggapan atau keyakinan bahwa yang dipercayai atau nyata. Kepercayaan juga merupakan sebutan bagi sistem religi masyarakat Indonesia yang tidak termasuk salah satu dari kelima agama yang resmi. Masyarakat Manggarai Barat juga merupakan masyarakat animistik, yaitu mempercayai roh-roh yang mendiami semua benda batu, pohon, sungai, gunung, dsb. Seperti yang telah dijelaskan di atas, masyarakat Manggarai Barat dahulunya belum menganut agama, tetapi mereka percaya bahwa Tuhan itu ada. Menurut Ibu Bernadetha Liun 52 tahun, Masyarakat Manggarai dahulunya percaya bahwa Tuhan itu ada, yang biasa mereka sebut Mori. Karena mereka tidak mendapatkan ajaran agama manapun mereka pun percaya bahwa Mori mendiami benda-benda, seperti bebatuan, pepohanan tua dan lain-lain. Mereka juga memberi sesajian sebagai bentuk ucapan syukur jika hasil panen mereka berhasil dan memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit. Mereka juga mengadakan upacara-upacara untuk menyembah benda-benda tersebut, seperti upacara Teing Hang, yaitu memberikan makan roh-roh nenek moyang yang mendiami sebuah benda. Sehingga mereka bukannya memuji Tuhan yang sebenarnya tetapi malah menyembah berhala. Pada dongeng Orong Agu Kode terdapat kepercayaan masyarakat Manggarai Barat akan kekuatan alam, yaitu Matahari atau Leso. Mereka menganggap Matahari adalah bentuk kuasa dari Tuhan atau Mori. Mereka percaya bahwa sinar matahari merupakan bentuk dari kekuatan Mori. Di dalam cerita, si Kode mencabuti semua bulu Orong burung Bangau sampai habis. Karena tidak memiliki bulu lagi, si Orong pun berdoa kepada Mori sambil menghadap ke arah Leso Matahari agar bulu-bulunya yang indah dapat tumbuh kembali. Ia berdiri menghadap Leso sambil bernyanyi. Lagunya ialah Paro Leso Mai Sale Mai Leso Todo Taung Wulu Gaku atau E par lau mai todo suan wulu gaku yang terdapat pada keempat transkripsi dongeng Orong Agu Kode. Kedua lagu ini memiliki arti yang sama, yaitu si Orong memohon kepada Leso karena dipercaya bahwa Leso adalah bentuk dari kekuatan Mori agar bulu-bulunya ditumbuhkan kembali. Lagu ini dipercaya bukan hanya sebuah doa tetapi dapat dikatakan sebuah mantra. Setelah si Orong menyanyikan lagu tersebut, bulu-bulunya pun tumbuh kembali. Selain kepercayaan secara mistik, masyarakat Manggarai Barat juga mempercayai akan mitos. Mereka percaya bahwa seorang ibu hamil memiliki firasat yang kuat. Hal itu di karenakan mereka percaya bahwa bayi yang ada