Dari tinjauan pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa kajian terhadap dongeng pada umumnya telah banyak dilakukan dengan berbagai metode
pendekatan. Akan tetapi, kajian secara khusus mengenai dongeng OAK dengan pendekatan Vladimir Propp belum pernah dilakukan.
1.6 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini akan dipaparkan sastra lisan dan folklor, transkripsi dan penerbitan teks, teori struktur morfologi cerita rakyat Vladimir
Propp, dan teori tentang makna dan fungsi.
1.6.1 Sastra Lisan dan Folkbelieve
Sastra lisan oral literature adalah bagian dari tradisi lisan oral tradition atau yang biasanya dikembangkan dalam kebudayaan lisan oral
culture berupa pesan-pesan, cerita-cerita, atau kesaksian-kesaksian ataupun yang diwariskan secara lisan dari suatu generasi ke generasi lainnya Vansina dalam
Taum, 2011:10. Teeuw mengatakan, masalah struktur kesastraan dapat kita telusuri
dengan sangat baik berdasarkan sastra lisan, dari bentuk yang paling sederhana seperti dalam cerita rakyat tertentu sampai bentuk yang sangat njilimet, dengan
persyaratan puitik yang kompleks. Konsepsi mengenai apakah struktur karya sastra dapat kita cerahkan atas dasar hasil penelitian sastra rakyat 2013: 231.
Penelitian sastra lisan Orong Agu Kode merupakan dongeng atau cerita rakyat folklor lisan. Kata folklor adalah pengindonesian kata Inggris folklore.
Kata itu berasal dari dua kata dasar folk dan lore. Folk yang sama artinya dengan kata kolektif. Folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal
fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok lainnya. Lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya yang diwariskan
secara turun-temurun secara lisan atau atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat Danandjaja, 1984: 2-3.
Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-temurun , diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional
dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat Danandjaja, 1984:2.
1.6.2 Transkripsi dan Perbandingan Teks
Transkripsi ialah pengubahan dari bentuk wicara lisan menjadi bentuk tertulis. Transkripsi dapat dilakukan dengan menggunakan setiap bunyi atau
fonem dengan satu lambang aksara. Untuk memudahkan pembacaan teks, dapat digunakan jenis transkripsi kasar, yakni transkripsi fonetis yang mempergunakan
lambang terbatas berdasarkan analisi fonemis yang dipergunakan sebagai sistem aksara yang mudah dibaca Kridalaksana dalam Yapi Taum, 2011:243.
Mempertahankan dengan utuh bentuk asli sebuah teks yang ingin disalin ternyata sangatlah sulit, seperti diketahui oleh setiap pelajar atau mahasiswa yang
pernah menyalin diktat seorang teman pasti akan terjadi kesalahan dan penyimpangan dari contoh yang hendak disalin. Teks yang paling suci bagi
manusia pun seringkali mengalami perubahan dalam sejarah penurunannya,