Fungsi Pendidik Fungsi Dongeng Orong Agu Kode Bagi Masyarakat Manggarai Barat

dalam kandungan masih suci sehingga memiliki firasat yang kuat akan bahaya yang akan menimpa keluarganya. Firasatnya itu akan dirasakan oleh ibunya. Biasanya melalui mimpi. Dalam dongeng Orong Agu Kode kepercayaan mitos tersebut tergambar dalam tokoh monyet betina yang sedang bunting. Diceritakan ketika Orong berniat untuk membalas dendam terhadap Kode, malam sebelum kejadian itu si monyet betina bermimpi akan niat balas dendam Orong. Karena si monyet betina ini mengetahui niat jahat Orong, ia memperingati Kode dan monyet lainnya untuk tidak mengikuti perintah Orong, yaitu memetik buah kenanek di pulau Dima. Peringatan monyet betina ini tidak dihiraukan oleh Kode dan monyet lainnya. Mereka lebih tergiur dengan ajakan Orong. Sehingga si Kode dan teman- temannya mati tenggelam, sedangkan monyet betina satu-satunya monyet yang hidup. Dipercaya bahwa monyet betina inilah yang kemudian berkembang biak sehingga monyet tetap ada di Manggarai Barat.

5.4 Rangkuman

Makna dongeng Orong Agu Kode bagi masyarakat Manggarai Barat ialah makna sindiran, makna pendidikan, makna religius, dan makna moral. Makna sindiran menjelaskan tujuan dongeng ini ialah untuk menyindir orang-orang yang memiliki sifat buruk, seperti penipu, egois, dan pengingkar janji yang kemudian digambarkan pada tokoh hewan, yaitu Monyet atau Kode. Makna pendidikan menjelaskan bahwa dongeng Orong Agu Kode mengajarkan kepada anak-anak untuk tidak bersikap egois, menipu, dan mengingkari janji. Makna religius menjelaskan dongeng OAK mengandung sistem kepercayaan masyarakat Manggarai Barat secara mistis. Makna moral menjelaskan manfaat dongeng OAK bagi masyarakat Manggarai Barat, khususnya anak-anak. Fungsi yang terdapat pada dongeng Orong Agu Kode ialah fungsi pendidik, fungsi hiburan, dan fungsi kepercayaan. Fungsi sebagai alat pendidik anak, dongeng ini bermanfaat untuk memberi nasehat kepada anak-anak agar tidak melakukan perbuatan jahat, melainkan melakukan perbuatan baik. Fungsi sebagai hiburan, dongeng ini biasa diceritakan kepada anak-anak pada malam hari agar tidak merasa jenuh. Fungsi kepercayaan, masyarakat Manggarai Barat merupakan masyarakat animistik, yaitu mempercayai roh-roh yang mendiami benda-benda, seperti bebatuan, pepohonan, gunung, dan lain-lain. Karena mereka percaya bahwa Tuhan atau Mori mendiami benda-benda seperti itu. Kepercayaan semacam itu tergambar dalam dongeng Orong Agu Kode ialah kepercayaan kekuatan alam. Kepercayaan kekuatan alam ini merupakan kepercayaan akan kekuatan Matahari atau Leso, yang dianggap sebagai sebagai bentuk dari kekuatanTuhan atau Mori. 115

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Penelitian yang berjudul “Dongeng Orong Agu Kode Masyarakat Manggarai Barat: Transkripsi, Kajian Struktur, Makna dan Fungsi” ini memaparkan tiga masalah utama, yaitu: 1 mentranskripsikan dan menganaslisis perbandingan teks dongeng Orong Agu Kode; 2 menganaslisis struktur morfologi dan identifikasi pelaku dongeng Orong Agu Kode; 3 menganalisis makna dan fungsi dongeng Orong Agu Kode bagi masyarakat Manggarai Barat. Dari tiga permasalahan utama tersebut, kesimpulan yang didapat penulis di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masalah pertama berkaitan dengan varian dongeng Orong Agu Kode yang kemudian ditranskripsikan, yaitu pengubahan dari bentuk wicara lisan menjadi bentuk tertulis. Karena terdapat empat varian dongeng Orong Agu Kode, maka dilakukan perbandingan teks antarvarian. Perbandingan yang dilakukan adalah perbandingan struktur dan perbandingan naskah. Perbandingan struktur antarvarian dongeng tersebut ialah tema, tokohpenokohan, setting, alur, dan sudut pandang. Tema dari teks A-D dongeng Orong Agu Kode memiliki kesamaan, yaitu pembalasan dendam. Tokoh dari keempat varian dongeng Orong Agu Kode memiliki perbedaan, yakni tokoh dongeng teks A ialah