elusi yang telah kering. Perubahan warna pada pelat KLT tersebut dapat terjadi 12 jam pada suhu ruang atau diletakkan dibawah sinar UV 366 nm. Senyawa aktif
ditunjukkan dengan bercak kuning hingga jingga pada latar putih Marston, 2011.
b. Metode inhibition of bleaching of
�-carotene induced by autooxidation of linoleic acid
Metode ini menggunakan reagen semprot campuran antara linoleic acid dalam etanol dan
�-karoten dalam kloroform, yang akan disemprotkan pada pelat KLT kering hasil elusi. Setelah dijemur di bawah sinar matahari, aktivitas
antioksidan akan ditunjukkan dengan adanya bercak jingga pada latar putih Marston, 2011.
D. Antibakteri
1. Definisi antibakteri
Antibakteri merupakan substansi yang menghambat atau membunuh bakteri atau mikroorganisme lain organisme mikrospik termasuk bakteri, jamur,
virus, protozoa, riketsia, dll. Secara teknik, istilah antibiotik mengacu pada suatu zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang menghambat atau membunuh
mikroorganisme yang lain Kee, 1993. Bakteriostatis merupakan penghambatan pertumbuhan atau multiplikasi
suatu bakteri, sedangkan bakterisidal bersifat membunuh bakteri tertentu. Kaitan dengan istilah tersebut, terdapat istilah kadar hambat minimum KHM yaitu
kadar minimum yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba, dan kadar bunuh minimum KBM yaitu kadar minimum yang diperlukan untuk
membunuh mikroba Nugroho, 2012.
2. Metode bioautografi
Metode bioautografi dapat digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri dan antikapang sekaligus mendeteksi golongan senyawa. Bioautografi dibedakan
menjadi bioautografi kontak, bioautografi agar overlay, dan bioautografi langsung. Bioautografi kontak dilakukan dengan menempelkan kromatogram
pada media padat berisi bakteri uji. Senyawa dengan aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan daerah jernih Kusumaningtyas, 2008.
Metode bioautografi merupakan suatu metode yang serupa dengan metode difusi agar. Pada kontak bioautografi, pelat KLT hasil elusi yang telah kering
akan ditempatkan pada agar yang telah diinokulasikan bakteri selama beberapa menit atau jam untuk meperkenankan terjadinya proses difusi. Selanjutnya pelat
KLT tersebut akan dilepaskan dan dilakukan proses inkubasi agar Choma dan Grzelak, 2011.
Metode bioautografi dapat mendeteksi komponen aktif pada ekstrak tanaman. Teknik bioautografi dapat menunjukkan secara visual bahwa adanya
penghambatan ditandai dengan daerah jernih pada pertumbuhan bakteri, inilah yang mampu digunakan sebagai pemandu adanya senyawa aktif pada ekstrak.
KLT hasil elusi yang telah kering, kemudian dilapisi diatas agar yang telah dikulturkan bakteri dan ditinggal selama 1 malam pada suhu 37°C. Pelat KLT
dibuat duplikat: satu digunakan sebagai acuan kromatogram dan satunya
digunakan untuk bioautografi. Area penghambatan kemudian dibandingkan dengan Rf dari bercak pelat KLT acuan Chomnawang, Surassmo, Wongsariya,
Bunyapraphatsara, 2009. Bioautografi pada pelat kromatografi lapis tipis KLT dimaksudkan untuk
mendeteksi aktivitas biologi dari sampel yang bermigrasi pada pelat KLT dengan menggunakan fase gerak yang cocok. Metode ini hanya membutuhkan jumlah
sampel yang sedikit dan cocok untuk pengujian komponen tanaman dan dapat digunakan untuk mengarahkan target isolasi pada komponen tersebut Marston,
2011.
3. Metode difusi