Hasil ekstraksi kacang hijau

atau sampai berat konstan, yang dinyatakan dalam nilai prosen. Metode susut pengeringan identik dengan kadar air, dalam keadaan apabila bahan tidak mengandung minyak menguap dan sisa pelarut organik menguap. Berdasarkan uji susut pengeringan yang telah dilakukan didapatkan kadar air simplisia kacang hijau yaitu 9,05 bb dengan hasil perhitungan terlampir lampiran 3. Kadar air tersebut sudah sesuai dengan ketentuan kadar air ≤ 10 bb dalam Keputusan Mentri Kesehatan RI NOMOR : 661IMENKESSKVII1994 tentang persyaratan obat tradisional. Dalam penelitian ini pembuatan simplisia kulit kacang hijau dan keping biji kacang hijau juga dilakukan, proses diawali dengan pemisahan kulit kacang hijau dengan isi keping biji kacang hijau. Kulit kacang hijau dan keping bijinya kemudian melewati proses pembuatan simplisia yang sama dengan proses simplisia kacang hijau, diawali dengan sortasi basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering, penyerbukan dan penyimpanan menggunakan wadah tertutup yang telah diberi silika penyerap lembab.

C. Hasil Ekstraksi

1. Hasil ekstraksi kacang hijau

Ekstraksi merupakan proses perpindahan massa aktif yang awalnya berada didalam sel, kemudian ditarik keluar dengan menggunakan cairan penyari, sehingga terbentuk larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut. Simplisia yang telah diserbuk tersebut kemudian di ekstraksi menggunakan etanol 90 vv, alasan penggunaan etanol 90 vv karena berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia edisi IV, cairan penyari yang diperbolehkan adalah air, etanol, etanol-air atau eter. Proses penyarian pada industri obat tradisional saat ini masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanol-air. Selain itu, etanol tergolong pelarut yang cenderung universal digunakan, walaupun polar tetap dapat menyari senyawa- senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi, proses ekstraksi yang dilakukan dengan cara merendam simplisia selama beberapa waktu, umumnya 24 jam dalam suatu wadah tertentu dengan menggunakan satu atau campuran pelarut. Metode maserasi dipilih karena proses ekstraksi berlangsung tanpa adanya proses pemanasan, sehingga kemungkinan adanya senyawa flavonoid yang rusak akibat teroksidasi pada suhu tinggi dapat dihindari. Selain itu, proses maserasi baik untuk isolasi senyawa bahan alam karena dengan adanya proses perendaman bahan tumbuhan dapat menyebabkan pemecahan dinding sel dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dengan pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan maksimal. Proses maserasi dilakukan dengan diawali dengan memasukkan etanol 90 vv sebagai cairan penyari pada labu erlenmeyer, dilanjutkan dengan memasukkan serbuk simplisia, bertujuan agar seluruh permukaan serbuk simplisia terbasahi secara merata tanpa terjadi pengendapan dibagian bawah labu. Maserasi ini dilakukan juga dengan bantuan energi mekanik berupa shaker, bertujuan untuk mengoptimalkan kontak antara pelarut dengan serbuk, sehingga serbuk terbasahi merata dan akan mencegah terjadinya pengendapan. Adanya pengendapan akan mengurangi daya untuk menyari senyawa pada serbuk, hal ini karena kontak partikel dengan pelarut semakin kecil. Seusai proses maserasi dilakukan tahap penyaringan, proses penyaringan dilakukan dalam 2 tahap, diawali penyaringan menggunakan kain mori, dilanjutkan penyaringan menggunakan kertas saring whatman no: 41, penyaringan bertujuan agar cairan hasil maserasi terpisah dari serbuk simplisia. Proses penguapan selanjutnya dilakukan dengan vaccuum rotary evaporator, alat ini berperan menguapkan pelarut dan mengkondensikannya kembali sehingga pelarut yang telah menguap dapat diperoleh kembali dalam keadaan terpisah, alat ini juga disertai dengan adanya pompa vakum yang berfungsi menurunkan tekanan dalam labu alas bulat sehingga pelarut dapat menguap dibawah titik didihnya. Hasil akhir dari proses penguapan ini yaitu ekstrak kacang hijau yang telah tidak mengandung pelarut etanol lagi dan selanjutnya dihitung kadar air ekstrak kacang hijau menggunakan metode susut pengeringan.

2. Hasil ekstraksi kulit dan keping biji kacang hijau