Model Struktur ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
oleh variabel
Internet Marketing,
sedangkan sisanya 86 dijelaskan oleh konstruk lain diluar model penelitian.
b Variabel
Intention to Buy
Nilai R
2
untuk variabel
Intention to Buy
Minat Beli adalah sebesar 0.431 yang berarti 43.1 konsumen potensial
Starbucks memiliki niat untuk melakukan pembelian produk Starbucks dimasa mendatang, dijelaskan oleh variabel
Internet Marketing,
dan
Brand Awareness
Kesadaran Merek sedangkan sisanya 56.9 dijelaskan oleh konstruk lain diluar
model penelitian. c
Variabel
Buying Decision
Nilai R
2
untuk variabel
Buying Decision
Keputusan Pembelian adalah sebesar 0.330 yang berarti 33 konsumen
potensial memutuskan Starbucks sebagai merek yang akan dibeli, dijekaslah oleh variabel
Brand Awareness
Kesadaran Merek
, Internet Marketing,
melalui
Intention to Buy
Minat Beli, sedangkan sisanya 67 dijelaskan oleh konstruk lain
diluar model penelitian. 2.
Pengujian Hipotesis Hubungan antar konstruk laten dalam model penelitian dapat
dilihat dari hasil estimasi koefisien jalur
path coeficients
dan tingkat signifikansinya
p-value
.
Gambar 5.1 Pengujian Model Penelitian
Untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya
p-value
. Apabila besarnya niali
p-value
lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak atau terdapat pengaruh
yang signifikan. Hasil estimasi
path coefficients
untuk menguji kekuatan pengaruh antar variabel dan hubungan antar arah
variabel dapat dilihat pada tabel 5.17 sebagai berikut. Tabel 5.21
Hasil Estimasi
Path Coefficients Hipotesis
Path Coefficients
Std. Errors
P-Value Ket
IM BA
0.374 0.090
0.001 Sig.
IM ITB
0.424 0.089
0.001 Sig.
IM BD
0.322 0.092
0.001 Sig.
BA ITB
0.390 0.090
0.001 Sig.
BA BD
0.214 0.094
0.013 Sig.
ITB BD
0.181 0.095
0.030 Sig.
Sumber : Data diolah dengan WarpPLS 5.0
Pengujian hipotesis sebagai berikut : 1
Variabel
internet marketing
terhadap
brand awareness
a. Merumuskan hipotesis :
H :
Internet marketing
tidak secara langsung berpengaruh positif terhadap
brand awareness
. H
a
:
Internet marketing
secara langsung berpengaruh positif
terhadap
brand awareness
. b.
Menerima atau menolak hipotesis : Dasar pengambilan keputusan
P-value
0.05 maka H ditolak
dan H
a
diterima, berdasarkan tabel 5.21 menunjukan
P-value
= 0.001
0.05, maka H ditolak dan H
a
diterima, berarti
internet marketing
secara langsung berpengaruh positif terhadap
brand awareness.
Artinya, semakin menarik
internet marketing
dikelola oleh Starbucks, maka semakin tinggi
brand awareness
yang terbentuk didalam benak konsumen potensial, dan sebaliknya dengan tingkat keyakinan 95.
2 Variabel
internet marketing
terhadap
intention to buy
a. Merumuskan hipotesis :
H :
Internet marketing
tidak secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy
. H
a
:
Internet marketing
secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy.
b. Menerima atau menolak hipotesis :
Dasar pengambilan keputusan
P-value
0.05 maka H ditolak
dan H
a
diterima, berdasarkan tabel 5.21 menunjukan
P-value
= 0.001
0.05, maka H ditolak dan H
a
diterima, berarti
internet marketing
secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy.
Artinya, semakin menarik informasi yang
internet marketing
yang dikelola oleh pihak Starbucks, maka semakin besar
intention to buy
yang terbentuk dalam benak konsumen potensial dan sebaliknya dengan tingkat
keyakinan 95. 3
Variabel
internet marketing
terhadap
buying decision
a. Merumuskan hipotesis :
H :
Internet marketing
tidak secara langsung berpengaruh positif terhadap
buying decision
. H
a
:
Internet marketing
secara langsung berpengaruh positif terhadap
buying decision
. b.
Menerima atau menolak hipotesis : Dasar pengambilan keputusan
P-value
0.05 maka H ditolak
dan H
a
diterima, berdasarkan tabel 5.21 menunjukan
P-value
= 0.001
0.05, maka H ditolak dan H
a
diterima, berarti
internet marketing
secara langsung berpengaruh positif terhadap
buying decision.
Artinya, semakin menarik informasi
internet marketing
yang berikan pihak Starbucks, maka semakin yakin konsumen potensial dalam melakukan
buying decision
dan sebaliknya dengan tingkat keyakinan 95. 4
Variabel
brand awareness
terhadap
intention to buy
a. Merumuskan hipotesis :
H :
Brand awareness
tidak secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy
. H
a
:
Brand awareness
secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy
. b.
Menerima atau menolak hipotesis : Dasar pengambilan keputusan
P-value
0.05 maka H ditolak
dan H
a
diterima, berdasarkan tabel 5.21 menunjukan
P-value
= 0.001
0.05, maka H ditolak dan H
a
diterima, berarti
brand awareness
secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy.
Artinya, semakin tinggi
brand awareness
konsumen potensial terhadap produk Starbucks, maka semakin besar
intention to buy
terhadap produk Starbucks dan sebaliknya dengan tingkat keyakinan 95.
5 Variabel
brand awareness
terhadap
buying decision
a. Merumuskan hipotesis :
H :
Brand awareness
tidak secara langsung berpengaruh positif terhadap
nuying decision
.
H
a
:
Brand awareness
secara langsung berpengaruh positif
terhadap
buying decision
. b.
Menerima atau menolak hipotesis : Dasar pengambilan keputusan
P-value
0.05 maka H ditolak
dan H
a
diterima, berdasarkan tabel 5.21 menunjukan
P-value
= 0.013
0.05, maka H ditolak dan H
a
diterima, berarti
brand awareness
secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy.
Artinya, semakin tinggi
brand awareness
konsumen potensial terhadap produk Starbucks, maka semakin yakin konsumen potensial melakukan
buying decision
dan sebaliknya dengan tingkat keyakinan 95.
6 Variabel
intention to buy
terhadap
buying decision
a. Merumuskan hipotesis :
H :
Intention to buy
tidak secara langsung berpengaruh positif terhadap
buying decision
. H
a
:
Intention to buy
secara langsung berpengaruh positif
terhadap
buying decision
. b.
Menerima atau menolak hipotesis : Dasar pengambilan keputusan
P-value
0.05 maka H ditolak
dan H
a
diterima, berdasarkan tabel 5.21 menunjukan
P-value
= 0.030
0.05, maka H ditolak dan H
a
diterima, berarti
brand awareness
secara langsung berpengaruh positif terhadap
intention to buy.
Artinya, semakin besar
intention to buy
terhadap produk Starbucks, maka semakin yakin konsumen potensial melakukan
buying decision
dan sebaliknya dengan tingkat keyakinan 95.
Pengujian pengaruh variabel mediasi atau disebut juga pengujian pengaruh tidak langsung bertujuan untuk mengetahui kedudukan variabel
mediasi. Prosedur pengujian variabel mediasi dilakukan dengan cara sebagai berikut .
i. Melakukan estimasi
direct effect
anatara variabel independen terhadap variabel dependen.
ii. Melakukan estimasi
indirect effect
secara simultan dengan
triangle
PLS SEM Model yaitu anatara variabel independen terhadap variabel dependen, variabel
independen terhadap variabel mediasi, dan variabel mediasi terhadap variabel dependen Sholihin dan
Ratmoko,2013:56. Persyaratan efek mediasi yang harus dipenuhi adalah :
i. Koefisien jalur antara variabel independen terhadap
variabel dependen signifikan. ii.
Koefisien jalur antara variabel independen terhadap variabel mediasi signifikan dan koefisien jalur variabel
mediasi terhadap variabel dependen harus signifikan Sholihin dan Ratmoko,2013:56.
Pengambilan kesimpulan tentang mediasi adalah : i.
Jika koefisien jalur antara variabel independen terhadap variabel dependen tetap signifikan dan tidak berubah
maka hipotesis mediasi tidak terdukung. ii.
Jika koefisien jalur antara variabel independen terhadap variabel dependen nilainya turun tetapi tetap signifikan
maka bentuk mediasi adalah mediasi sebagian
partial mediation
. iii.
Jika koefisien jalur antara variabel independen terhadap variabel dependen nilainya turun dan menjadi tidak
signifikan maka bentuk mediasi adalah mediasi penuh
full mediation
.
Gambar 5.2 Hasil Pengujian Model
Direct Effect
Sumber : Data diolah denagn WarpPLS 5.0 Hasil pengujian model
direct effect
pada gambar 5.2 menunjukkan pengaruh langsung
internet marketing
terhadap
buying decision
sebesar 0.42 dan pengaruh langsung
brand awareness
terhadap
buying decision
sebesar 0.24 . Variabel
internet marketing
dan
brand awareness
terhadap
buying decision
signifikan secara statistika 0.01. Berarti ada efek mediasi antar variabel
internet marketing
dan
brand awareness
terhadap
buyingdecision
. Selanjutnya, mengestimasi model
indirect effect
dengan hasil sebagai berikut .
Gambar 5.3 Hasil Pengujian Model
Indirect Effect
Sumber : Data diperoleh dengan WarpPLS 5.0 Hasil pengujian model
indirect effect
pada gambar 5.3 menunjukkan pengaruh langsung
internet marketing
terhadap
buying decision
tetap signifikan dengan koefisien jalur turun menjadi 0.32. Pengaruh langsung
brand awareness
terhadap
buying decision
tetap signifikan meski koefisien jalur turun menjadi 0.21.
Berikut pengujian hipotesis untuk variabel mediasi : 7
Intention to buy
memediasi pengaruh
internet marketing
terhadap
buying decision
a Merumuskan hipoteis :
H :
Intention to buy
tidak memediasi pengaruh
internet marketing
terhadap
buying decision
.
H
a
:
Intention to buy
memediasi penagruh
internet marketing
terhadap
buying decision
. b
Menerima atau menolak hipotesis : Dasar pengambilan keputusan adalah
P-value
0.05 maka H
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan gambar 5.3 nilai
P-value internet marketing
terhadap
buying decision
0.01 maka H ditolak dan H
a
diterima. Berarti
intention to buy
memediasi pengaruh
internet marketing
terhadap
buying decision
. Pengujian hipotesis mediasi, koefisien jalur anatara
internet marketing
ke
buying decision
turun nilainya dari 0.42
derect
menjadi 0.32
indirect
tetapi tetap signifikan, maka bentuk mediasi sebagian
partial mediation
. Bentuk mediasi sebagian menunjukkan bahwa
intention to buy
bukan satu-satunya pemediasi hubungan
internet marketing
terhadap
buying decision
, namun terdapat faktor pemediasi lain.
8
Intention to buy
memediasi pengaruh
brand awareness
terhadap
buying decision
c Merumuskan hipoteis :
H :
Intention to buy
tidak memediasi pengaruh
brand awareness
terhadap
buying decision
.
H
a
:
Intention to buy
memediasi pengaruh
brand awareness
terhadap
buying decision
. d
Menerima atau menolak hipotesis : Dasar pengambilan keputusan adalah
P-value
0.05 maka H
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan gambar 5.3 nilai
P-value
internet marketing terhadap buying decision 0.01 maka H
ditolak dan H
a
diterima. Berarti
intention to buy
memediasi pengaruh
brand awareness
terhadap
buying decision
. Pengujian hipotesis mediasi, koefisien jalur anatara
brand awareness
ke
buying decision
turun nilainya dari 0.24
derect
mendaji 0.21
indirect
tetapi tetap signifikan, maka bentuk mediasi sebagian
partial mediation
. Bentuk mediasi sebagian menunjukkan bahwa
intention to buy
bukan satu-satunya pemediasi hubungan
brand awareness
terhadap
buying decision
, namun terdapat faktor pemediasi lain.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyajikan ringkasan pengujian hipotesis secara keseluruhan,
sebagai berikut.
Tabel 5.22 Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan
No Hipotesis Hasil
1 H1
Terdukung Data 2
H2 Terdukung Data
3 H3
Terdukung Data 4
H4 Terdukung Data
5 H5
Terdukung Data 6
H6 Terdukung Data
7 H7
Terdukung Data 8
H8 Terdukung Data
Sumber : Dibuat oleh peneliti 2017