menurunkan posisi gambar siren sehinga yang terlihat hanya wajah dengan sedikit badan Siren.
Pihak Starbucks melakukan modifikasi kembali pada logo awal yang bertuliskan “Starbucks Coffee Tea Spices” diganti menjadi “Starbucks Coffee”
saja. Seiring berkembangnya Starbucks, pihak Starbucks hanya menjadikan gambar sosok perempuannya saja Siren. Alasan pihak Starbuck menghapus
tulisan “Starbucks Coffee” pada logo karena Starbucks mulai memperkenalkan produk baru non-kopi seperti teh,
smoothies
, makanan, dan juga bisnis musik.
E. Manajemen Sumber Daya Manusia Starbucks
Starbucks telah menyatakan diri sebagai dealer terkemuka di dunia,
roaster
dan merek kopi special dengan lebih 13.000 gerai di 39 negara. Hal ini menciptakan bisnis dari karyawan berkualitas, koneksi kemitraan yang andal,
keterlebitan masyrakat, tanggung jawab publik dan layanan
superior.
Starbucks hanya memperkejakan karyawan yang baik. Bagi Starbucks karyawan sangat penting, mereka bisa mematahkan atau membuat perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan hanya merekrut orang yang tepat, melatih mereka dengan baik, memotivasi mereka untuk mencoba yang terbaik dan
mempertahankannya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Manajemen Starbucks menekankan petingnya memuaskan pelanggan, maka dari itu
Starbucks memperlakukan karyawannya layaknya raja. Mereka percaya kepuasan karyawan sesungguhnya merupkan kunci dari kepuasan pelangan.
Tanpa
happy employees,
Anda pasti tidak mampu menciptakan
happy cutumer.
Maka Starbucks menerapkan lima prinsip ini kepada para karyawannya : 1.
Achievement Factor
Starbucks dalam menjalankan bisnisnya berorientasi pada kepuasan karyawanm
sehingga dalam
menjalankan bisnis
karyawannya menjalankan bisnis seuai dengan cara mereka sendiri, dengan harapan
konsumen akan puas dan akan kembali. Keuntungan lain yang diperoleh oleh karyawan adalah mendapatkan bonus untuk libur dan diskon pada
saat membeli Starbucks bagi karyawan yng bekerja lebih dari 20 jam, pembagian hasil keuntungan melalui saham kepada karyawannya sebagai
reward
atas kerja mereka terhadap perusahaan, 2.
Recognition
Karyawan diberikan kebebasan dalam memberikan saran dan kritik terhadap perusahaan. Perusahaan menghargai kritikan dan saran lalu
menyikapi untuk kemajuan perusahaan. Starbucks menghargai karyawan sebagai mitra .
3.
Work Itself
Karyawan Starbucks dalam menjalani rutinitas kerjanya memunculkan kebersamaan sebagai tim. Manajer adalah pimpinan tetapi karyawan bisa
melakukan pengambilan keputusan sejauh itu menguntungkan pelanggan dan berdampak pada kepuasan pelanggan. Karyawan dalam menjalankan
bisisnya harus berpatokan bahwa semua aspek di Starbucks adalah penting