mempromosikan  merek  dan
brand
suatu  perusahaan.
Social  media
merupakan  tempat  berkumpulnya  orang –orang  yang  ingin  berbagi
informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi dengan teman lainnya secara online.
Saat  ini  banyak  perusahaan,
brand
yang  menggunakan  media  sosial
internet marketing
untuk melakukan penetrasi pemasaran. Alasan merek membutuhkan
social  media  marketing
adalah  membangun  hubungan yang  riil  dengan  konsumen,  konsumen  mudah  menerima  pesan,
memungkinkan
targeting
dan
retargeting
,  memecahkan  masalah  dengan segera,  membangun  loyalitas  merek,  merebut  pelanggan
competitor
,  dan efisiensi biaya Markerteers, Agustus 2016.
5. Brand Awareness
a. Definisi
Brand Awareness
Brand  awareness
adalah kondisi dimana seorang konsumen tahu dan  sadar  mengenai  keberadaan  sebuah  produk  di  pasaran  dengan
sendirinya  tanpa  diberi  pancingan-pancingan  tertentu  mengenai sebuah  kategori  sebuah  merek.  Kesdaran  merek  adalah  kemampuan
dari  konsumen  potensial  untuk  mengenali  atau  mengingat  bahwa suatu  merek  termasuk  ke  dalam  kategori  produk  tertentu  Aaker
dalam Handayani,2010:62.
Brand  awareness
adalah  kesanggupan  seorang  calon  pembeli untuk  mengenali,  mengingat  kembali  suatu  merek  sebagai  bagian
dari  suatu  kategori  produk  tertentu  Durianto,dkk,2004:30. Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat merek suatu
produk  berbeda  tergantung  tingkat  komunikasi  merek  atau  presepsi konumen terhadap merek produk yang ditawarkan.
b. Tingkatan
Brand Awareness
Tingkat
brand  awareness
dapat  diukur  dengan  melihat bagaimana  sebuah  merek  tersebut  dapat  degan  mudah  dikenali  dan
diingat  kembali  oleh  seorang  konsumen.  Biasanya  untuk mendapatkan tingkat
brand  awareness
yang tinggi maka perusahaan harus  dapat  mengiat  emosi  konsumen  dengan  berbagai  komunikasi
pemasaran,  atribut  dan  nilai  dari  produk  tersebut  yang  berkenaan secara emosional dengan konsumen.
Terdapat  empat  tingkatan  untuk  dapat  membentuk  suatu  nilai didalam  benak  calon  konsumen.  Menurut  Aaker  dalam  Haryanto
1991 ada empat tingkatan yaitu : 1
Tidak menyadari merek
Brand Unaware
. Pada  tingkat  ini  konsumen  tidak  sadar  akan  keberadaan  merek-
merek  di  pasaran,  dan  didalam  benaknya  semua  merek  adalah sama dengan tidak mempedulikan kualitas dari merek tersebut.
2 Pengenalan merek
Brand Recognition
Pada tingkat ini konsumen mampu untuk mngenali merek dan memberikan  nama  merek  sebagai  petunjuk  dengan  diberikan
ransangan  yang  cukup  besar  mengenai  mengenai  suatu kategori produk tertentu.
3 Pengingatan kembali merek
Brand Recall
Pada  tingkat  ini  konsumen  tidak  perlu  diberikan  suatu ransangan  untuk  menyebutkan  merek-merek  tertentu  didalam
pasaran. 4
Puncak pikiran
Top of Mind
Merek  yang  pertama  kali  muncul  didalam  benak  seorang konsumen  dan  disebutkan  ketika  ditanya  mengenai  sebuah
kategori produk yang ada dipasaran. Tingkat  kesadaran  konsumen  terhadap  suatu  merek  dapat
ditingkatkan melalui
beberapa upaya
sebagai berikut
Durianto,dkk,2004:57 : 1
Suatu  merek  harus  dapat  menyampaikan  pesan  yang  mudah diingat oleh konsumen. Pesan yang disampaikan harus berbeda
dibandingkan merek lainnya. 2
Perusahaan  disarankan  menggunakan
jingle
lagu  dan  slogan yang menarik agar merek lebih mudah diingat oleh konsumen.
3
Symbol
yang  digunakan  perusahaan  sebaiknya  memiliki hubungan dengan mereknya.
4 Perusahaan  dapat  menggunakan  merek  untuk  melakukan
perluasan  produk,  sehingga  merek  tersebut  akan  semakin diingat oleh konsumen.
5 Perusahaan  harus  selalu  melakukan  pengulangan  untuk
mengingatkan ingatan konsumen terhadap merek.
c. Indikator
Brand Awareness
Terdapat  empat  indikator  yang  dapat  digunakan  untuk mengetahui  seberapa  jauh  konsumen
aware
terhadap  suatu  merek,
antara lain sebagai berikut Simamora,2000 :
1
Recall
,  yaitu  seberapa  jauh  konsumen  dapat  mengingat  ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2
Recognition
,  yaitu  seberapa  jauh  konsumen  dapat  mengenali merek terebut termasuk dalam kategori tertentu.
3
Purchase
,  yaitu  seberapa  jauh  konsumen  akan  memasukkan suatu  merek  kedalam  alternatif  pilihan  ketika  akan  membeli
produk atau jasa. 4
Consumption
,  yaitu  seberapa  jauh  konsumen  dapat  mengenali merek ketika sedang menggunakan produk atau jasa pesaing.
6. Intention to Buy
a. Definisi
Intention to Buy
Minat  adalah  kecenderungan  seseorang  untuk  merasa  tertarik pada objek tertentu yag dianggap paling penting. Sedangkan
need for achievement
adalah  kebutuhan  untuk  mencapai  prestasi  tertentu Weiner,  1985  dalam  Arifin,  2003.  Minat  beli  dapat  diartikan
sebagai keinginan untuk membeli yang merupakan bagian dari proses menuju  kearah  tindakan  pembelian  yang  dilakukan  oleh  seorang
konsumen. Sebelum  pembelian,  konsumen  mulai  dengan  mengumpulkan
infomasi  produk  berdasarkan  pengalaman  pribadi  dan  lingkungan eksternal.  Ketika  jumlah  informasi  mencapai  tingkat  tertentu,
konsumen  mulai  menilai  dan  proses  evaluasi,  dan  membuat keputusan  pembelian  setelah  perbandingan  dan  penilaian.  Niat  beli
sering digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dalam studi terkait.  Niat  beli  konsumen  berarti  kecenderungan  subjektif  untuk
memiliki  produk  tertentu,  dan  telah  terbukti  menjadi  faktor  kunci untuk memprediksi perilaku konsumen Fishbein dan Ajzen,  1975,
et al
.,2007 Menurut  Farida  dan  Dini  2009,  Minat  beli  adalah  tahap
kecenderungan  responden  untuk  bertindak  sebelum  keputusan membeli  benar
–  benar  dilaksanakan.  Terdapat  perbedaan  antara
pembelian  aktual  dengan  minat  beli.  Pembelian  aktual  adalah pembelian yang memang dilakukan oleh pelanggan, sedangkan minat
beli  yaitu  niat  untuk  melakukan  pembelian  pada  waktu  yang  akan datang  walaupun  minat  beli  merupakan  pembelian  yang  tidak  pasti
akan  benar-benar  dilakukan  pada  waktu  yang  akan  datang  tetapi pengukuran  terhadap  pembelian  aktual  itu  sendiri  Kinnear  dan
Taylor, 1995 dalam Farida dan Dini, 2009.
b. Indikator
Intention to Buy
1 Minat  transaksional  yaitu  kecenderungan  seseorang  untuk
membeli produk. 2
Minat  refrensial  yaitu  kecenderungan  seseorang  untuk merefrensikan produk kepada orang lain.
3 Minat  preferensial  yaitu  minat  yang  menggambarkan  perilaku
seseorang  yang memliki  preferensi  utama pada produk tersebut. Preferensi  ini  hanya  dapat  diganti  jika  terjadi  sesuatu  dengan
produk preferennya. 4
Minat  eksploratif  yaitu  minat  yang  menggambarkan  perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang
diminatinya  dan  mencari  informasi  untuk  mendukung  sifat-sifat positif dari produk tersebut.
7.
Buying Decision a.
Definisi
Buying Decision
Keputusan  pembelian  adalah  keputusan  sebagai  pemilihan suatu  tindakan  dari  dua  pilihan  alernatif  atau  lebih,  Schiffman  dan
Kanuk dalam Sangadji dan Sopiah 2013:120. Setiadi dalam Sangadji dan Sopiah 2013:121 mendefinisikan
bahwa  inti  dari  pengambilan  keputusan  konsumen  adalah  proses pengintegrasian
yang mengombinasikan
pengetahuan untuk
mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di antaranya.
Keputusan  pembelian  adalah  proses  dimana  konsumen memutuskan  merek  mana  yang  akan  dibeli.  Keputusan  pembelian
dilakukan  dengan melibatkan keyakinan pada suatu produk, sehingga timbul  rasa  percaya  diri  atas  kebenaran  tindakan  yang  diambil.
Konsumen  akan  membeli  merek  yang  paling  disukai,  tetapi  dapat dipengaruhi  oleh  dua  faktor  yang  berada  antara  niat  pembelian  dan
keputusan  pembelian  yaitu  sikap  orang  lain  dan  situasi  yang  tidak diharapkan.  Niat  pembelian  dapat  berubah  apabila  situasi  yang
dihadapi  konsumen  menghambat  atau  memaksa  untuk  membatalkan pembelian atau beralih alternatif pilihan yang lain. Preferensi dan niat
membeli  tidak  selalu  menghasilkan  pembelian  yang  aktual Kotler,2009:181.
b. Definisi perilaku konsumen.
Perilaku  konsumen  adalah  studi  tentang  bagaimana  individu, kelompok,  organisasi  memilih,  membeli,  menggunakan,  dan
bagaimana  barang,  jasa,  ide  atau  pengalaman  untuk  memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka Kotler dan Keller,2009:166.
Menurut  Mowen  dan  Minor  dalam  buku  Sangaji  dan  Sopiah 2003:7 mendefinisikan perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan
proses  pembuatan  keputusan  yang  terlibat  dalam  penerimaan, pengunaan dan pembelian, dan penentuan barang, jasa dan ide.
Schiffman dan Kanuk dalam buku Sangaji dan Sopiah 2003:7 mendefinisikan perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan
konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan  produk  dan  jasa  yang  mereka  harapkan  akan
memuaskan kebutuhan mereka.
c. Tahap-tahap keputusan pembelian
Menurut Sunyoto 2013:85 keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen memiliki struktur. Struktur keputusan pembelian antara lain:
1 Keputusan tentang jenis produk
Konsumen  dapat  mengambil  keputusan  untuk  membeli  sebuah produk.  Konsumen  memiliki  minat  untuk  membeli  produk  dan
mempertimbangkan alternatif produk lain.
2 Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen  akan  mempertimbangkan  ukuran,  mutu,  corak,  dan sebagainya.  Perusahaan  harus  memperhatikan  kesukaan  konsumen
terhadap  produk  yang  bersangkutan  agar  dapat  memaksimumkan daya merek produk.
3 Keputusan tentang penjual
Konsumen  akan  memutuskan  dimana  produk  tersebut  akan  dibeli sehingga  perusahaan  harus  memperhatikan  bagaimana  konsumen
memilih penjual tertentu. 4
Keputusan tentang jumlah produk Konsumen  dapat  mengambil  keputusan  tentang  berapa  banyak
produk  yang  harus  dibeli  pada  suatu  waktu.  Perusahaan  perlu mempersiapkan jumlah  produk sesuai dengan keinginan konsumen
yang berbeda. 5
Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan produk harus
dibeli  sehingga  perusahaan  harus  mengetahui  faktor  yang mempengaruhi  keputusan  konsumsi  dalam  penentuan  waktu
pembelian.
d. Peran keputusan pembelian
Lima  peran  dalam  keputusan  pembelian  menurut  Suryani 2008:13, antara lain :
1 Pencetus
Initiator
Orang  yag  pertama  menyarankan  atau  memikirkan  gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
2 Pemberi Pengaruh
Influencer
Seseorang  yang memberikan pengaruh, orang  yang pandangannya atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
3 Pembuat Keputusan
Decider
Seseorang  yang  pada  akhirnya  menentukan  sebagian  besar  atau keseluruhan  keputusan  membeli,  terlaksananya  pembelian,  apa
yang  dibeli  saat  pembelian,  bagaimana  proses  pembeliannya  atau tempat membeli.
4 Pembeli
Buyer
Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5
Pemakai
User
Seseorang  atau  beberapa  orang  yang  menikmati  atau  memakai produk  atau  jasa.  Sebuah  perusahaan  perlu  mengenali  peranan-
peranan  tersebut  karena  hal  terebut  mempengaruhi  dalam kaitannya
merancang produk,
menentukan peran
dan mengalokasikan biaya anggaran promosi.
e. Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen Kotler dan Keller, 2009:166-175:
1
Faktor Budaya Budaya
culture
adalah  determinan  dasar  keinginan  dan perilaku  seseorang.  Setiap  budaya  terdiri  dari  beberapa
subbudaya
subculture
yang  lebih  kecil  yang  memberikan identifikasi  dan  sosialisasi  yang  lebih  spesifik  untuk  anggota
mereka. Dalam kelompok sering terdapat kelas sosial yaitu divisi
yang  relatif  homogen  dan  bertahan  lama  dalam  sebuah masyarakat,  tersusun  secara  hierarki,  dan  mempunyai  anggota
yang  berbagi  nilai,  minat  dan  perilaku  yang  sama.  Kelas  sosial memperlihatkan  berbagai  prefensi  produk  dan  merek  dibanyak
bidang,  mencakup  pakaian,  peralatan  rumah,  kegiatan  santai,  dan mobil.
2 Faktor Sosial
Kelompok  refrensi
refrence  group
adalah  semua  kelompok yang  mempunyai  pengaruh  langsung  tatap  muka  atau  tidak
langsung  terhadap  sikap  atau  perilaku  orang  tersebut.  Kelompok yang memiliki pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan
membership  group
.  Beberapa  dari  kelompok  ini  merupakan kelompok  primer
primary  group
seperti  :  keluarga,  teman,
tetangga,  dan  rekan  kerja.  Serta  terdapat  kelompok  sekunder
secondary  group
seperti:  agama,  profesional  dan  kelompok
persatuan dagang yang cenderung lebih resmi. Keluarga  adalah  organisasi  pembelian  konsumen  yang
paling  penting  dalam  masyarakat  dan  anggota  keluarga memprsentasikan
kelompok refrensi
utama yang
paling berpengaruh.
Ada  dua    keluarga  dalam  kehidupan  pembeli  yaitu keluarga orientasi terdiri dari orangtua dan saudara kandung. Dari
orangtua,  seseorang  mendapatkan  orientasi  terhadap  agama, politik,  dan  ekonomi  serta  ambisi  pribadi,  harga  diri,  dan  cinta.
Keluarga  proyeksi  adalah  pasangan  dan  anak-anak.  Suami-istri dalam pembelian sangat beragam berdasarkan kategori produk.
Peran  dan  status.  Orang  berpartisipasi  dalam  banyak
kelompok,  kelurga,  klub,  dan  organisasi.  Kelompok  menjadi sumber  informasi  penting  dan  membantu  mendefinisikan  norma
perilaku. Peran
role
teridiri dari kegiatan yang diharapkan dapat
dilakukan seseorang. Setiap peran menyadang status. 3
Faktor Pribadi Usia  dan  tahap  siklus  hidup.  Selera  konsumen  dalam
makanan,  pakaian,  perabot  dan  rekreasi  sering  berhubungan
dengan  usia.  Serta  bentuk  konsumsi  dibentuk  oleh  siklus  hidup keluarga dan jumlah usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah
tangga pada satu waktu tertentu. Pekerjaan  dan  keadaan  ekonomi.  Pekerjaan  juga
mempengaruhi  pola  konsumsi.  Pekerja  kerah  biru  akan  membeli baju  kerja,  sepatu,  dan  kotak  makan.  Pilihan  produk  sangat
dipengaruhi  oleh  keadaan  ekonomi,  penghasilan  yang  dapat dibelanjakan  ,  tabungan,  dan  aset,  utang,  kekuatan  pinjaman,  dan
sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.
Kepribadian  dan  konsep  diri.  Kepribadian  adalah
sekumpulan  sifat  psikologis  manusia  yang  menyebabkan  respons yang  relatif  konsisten  dan  tahan  lama  terhadap  ransangan
lingkungan
Gaya  hidup  adalah  pola  hidup  seseorag  di  dunia  yang
tercermin  dalam  kegiatan,  minat  dan  pendapat.  Gaya  hidup memotret interaksi seseorang secara utuh dengan lingkungannya.
f. Proses keputusan pembelian Kotler dan Keller, 2009:184-186
1 Pengenalan Masalah
Proses  pembelian  dimulai  ketika  knsumen  menyadari  suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau
eksternal.  Dengan  ransangan  internal,  salah  satu  dari  kebutuhan
normal  seseorang  naik  ke  tingkat  maksimun  dan  menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul karena dorongan eksternal
2 Pencarian Informasi
Konsumen  dapat  membedakan  antara  dua  tingkat  keterlibatan dengan  pencarian.  Keadaan  pencarian  yang  lebih  rendah  disebut
perhatian  tajam.  Pada  tingkat  ini  seseorang  hanya  menjadi  lebih reseptif  terhadap  informasi  tentang  sebuah  produk.  Pada  tingkat
berikutnya  orang  akan  masuk  pada  tahap  pencarian  informasi aktif. Sumber informasi utama dibagi menjadi empat :
a. Pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan.
b. Komersial  :  iklan,  situs  web,  wiraniaga,  penyalur,  kemasan,
tampilan. c.
Publik :   media massa, organisasi pemeringkat konsumen. d.
Eksperimental  :  penanganan,  pemeriksaaan,  penggunaan produk.
3 Evaluasi Alternatif
Konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian  nilai  akhir  dengan  proses  evaluasi:  1  konsumen
berusaha  memuaskan  sebuah  keputusan.  2  konsumen  mencari manfaat tertentu dari solusi produk. 3 konsumen melihat masing-
masing  produk  sebagai  sekelompok  atribut  dengan  berbagai
kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.
4 Keputusan Pembelian
Tahap  dalam  proses  pengambilan  keputusan  pembelian  sampai konsumen  benar-benar  membeli  produk.  Biasanya  pembelian
konsumen adalah pembelian merek yang paling disuka. 5
Perilaku Pasca pembelian Tahap  dalam  proses  pengambilan  keputusan  pembelian  dimana
konsumen  mengambil  tindakan  lebih  lanjut  setelah  membeli berdasarkan  kepuasan  atau  ketidak  puasan  yang  mereka  rasakan.
Hubungan  antara  harapan  konsumen  dengan  kinerja  yang dirasakan dai  produk merupakan  faktor  yang menentukan apakah
pemebeli puas atau tidak  Sangaji dan Sopiah,2013:37-38.
g. Indikator Buying Decision
Terdapat  tiga  indikator  yang  dapat  digunakan  untuk  mengetahui tingkat  keputusan  pembelian  yang  dilakukan  konsumen  sebelum
membeli Hawkins,2010: 1.
Product selection
yaitu para konsumen atau pengguna melakukan evaluasi  pemilihan  produk  sebelum  membeli.  Hal  ini  berarti
beberapa  produk  yang  dievaluasi  oleh  konsumen  sebelum melakukan keputusan pembelian.
2.
Brand  selection
yaitu  dimana  konsumen  atau  pengguna melakukan  keputusan  pembelian  berdasarkan  pertimbangan
suatu merek. 3.
Store selection
yaitu  tempat  atau  letak  yang  dapat mempermudah  para  konsumen  dalam  mencari  produk
kemudahan dalam mencari suatu produk.
8.
Hubungan antara
Internet Marketing
dengan
Brand Awareness
Internet  marketing
merupakan  segala  bentuk  usaha  yang  dilakukan perusahaan  untuk  mempromosikan  produk  atau  jasa  mereka  melalui
internet. Internet yang berkembang sangat pesat dapat dijadikan sisi positif perusahaan untuk memasarkan produk secara cepat dan efisien. Dalam hal
ini
internet  marketing
berperan  penting  dalam
brand  awareness
konsumen.  Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ricard  dan  Jony 2010  dengan  judul  “
Analisis  Pengaruh  Internet  Marketing  terha dap Pembentukan  Word  of  Mouth  dan  Brand  Awareness  untuk  Memunculkan
Intention  to  Buy
”    menyatakan  bahwa
internet  marketing
berpengaruh positif terhadap
brand awareness
.
9. Hubungan antara
Internet Marketing
dengan
Intention to Buy
Internet  marketing
merupakan  segala  bentuk  usaha  yang  dilakukan perusahaan  untuk  mempromosikan  produk  atau  jasa  mereka  melalui
internet. Internet yang berkembang sangat pesat dapat dijadikan sisi positif perusahaan untuk memasarkan produk secara cepat dan efisien. Dalam hal
ini
internet  marketing
berperan  penting  dalam
intention  to  buy
pada konsumen.  Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Albert  Joshua
2014  yang  berjudul  “
Pengaruh  Internet  Marketing,  Media  Sosial  dan Experiental  Marketing  dalam  Minat  Beli  Es  Krim  Magnum
” mengatakan bahwa
internet marketing
berpengaruh positif terhadap
intention to buy
.
10. Hubungan antara
Internet Marketing
dengan
Buying Decision
Internet  marketing
merupakan  segala  bentuk  usaha  yang  dilakukan perusahaan  untuk  mempromosikan  produk  atau  jasa  mereka  melalui
internet. Internet yang berkembang sangat pesat dapat dijadikan sisi positif perusahaan untuk memasarkan produk secara cepat dan efisien. Dalam hal
ini
internet  marketing
berperan  penting  dalam
buying  decision
pada konsumen.  Berdasarkan  peneliatian  ang  dilakukan  oleh  Singgih
Nurgiyanto  2014  yang  berjudul  “
Pengaruh  Strategi  Promosi  Melalui Social  Media  terhadap  Keputusan  Pembelian  Garskin  yang  Dimediasi
Word  of  Mouth  Marketing
”  mengatakan  bahwa
internet  marketing
berpengaruh positif terhadap
buying decision
.
11. Hubungan antara
brand awareness
dengan
intention to buy
Kesadaran merek
berperan penting
bagi konsumen
dalam memunculkan  niat  beli  akan  suatu  produk  dari  merek  tertentu.  Karena
ketika  konsumen  sadar  akan  keberadaan  suatu  merek  maka  konsumen akan  mencari  informasi  lebih  lanjut  mengenai  produk  tersebut.
Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Ricard  dan  Jony  2010
dengan  judul  “
Analisis  Pengaruh  Internet  Marketing  terhadap Pembentukan  Word  of  Mouth  dan  Brand  Awareness  untuk  Memunculkan
Intention  to  Buy
”    menyatakan  bahwa
brand  awareness
berpengaruh positif terhadap
intention to buy
.
12. Hubungan anatara
brand awareness
dengan
buying decision
Kesadaran  merek  berperan  penting  bagi  konsumen  ketika  mengambil sebuah  keputusan  pembelian  karena  ketika  konsumen  sadar  akan
keberadaan  suatu  merek  maka  konsumen  akan  mencari  informasi  lebih lanjut  mengenai  produk  tersebut  sebelum  memutuskan  untuk  membeli
atau  tidak.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Favian  Firwan  2015  yang berjudul  “
Pengaruh  Kesadaran  Merek,  Presepsi  Kualitas  dan  Promosi Periklanan  Terhadap  Keputusan  Pembelian  Handphone  Samsung
” mengatakan bahwa brand awareness  berpengaruh positif terhadap buying
decision. Sementara itu penelitian dilakukan oleh Ricard dan Jony 2010 dengan  judul  “
Analisis  Pengaruh  Internet  Marketing  terhadap Pembentukan  Word  of  Mouth  dan  Brand  Awareness  untuk  Memunculkan
Intention  to  Buy
”    menyatakan  bahwa
brand  awareness
berpengaruh positif terhadap
buying decision
.