mempromosikan merek dan
brand
suatu perusahaan.
Social media
merupakan tempat berkumpulnya orang –orang yang ingin berbagi
informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi dengan teman lainnya secara online.
Saat ini banyak perusahaan,
brand
yang menggunakan media sosial
internet marketing
untuk melakukan penetrasi pemasaran. Alasan merek membutuhkan
social media marketing
adalah membangun hubungan yang riil dengan konsumen, konsumen mudah menerima pesan,
memungkinkan
targeting
dan
retargeting
, memecahkan masalah dengan segera, membangun loyalitas merek, merebut pelanggan
competitor
, dan efisiensi biaya Markerteers, Agustus 2016.
5. Brand Awareness
a. Definisi
Brand Awareness
Brand awareness
adalah kondisi dimana seorang konsumen tahu dan sadar mengenai keberadaan sebuah produk di pasaran dengan
sendirinya tanpa diberi pancingan-pancingan tertentu mengenai sebuah kategori sebuah merek. Kesdaran merek adalah kemampuan
dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk tertentu Aaker
dalam Handayani,2010:62.
Brand awareness
adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian
dari suatu kategori produk tertentu Durianto,dkk,2004:30. Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat merek suatu
produk berbeda tergantung tingkat komunikasi merek atau presepsi konumen terhadap merek produk yang ditawarkan.
b. Tingkatan
Brand Awareness
Tingkat
brand awareness
dapat diukur dengan melihat bagaimana sebuah merek tersebut dapat degan mudah dikenali dan
diingat kembali oleh seorang konsumen. Biasanya untuk mendapatkan tingkat
brand awareness
yang tinggi maka perusahaan harus dapat mengiat emosi konsumen dengan berbagai komunikasi
pemasaran, atribut dan nilai dari produk tersebut yang berkenaan secara emosional dengan konsumen.
Terdapat empat tingkatan untuk dapat membentuk suatu nilai didalam benak calon konsumen. Menurut Aaker dalam Haryanto
1991 ada empat tingkatan yaitu : 1
Tidak menyadari merek
Brand Unaware
. Pada tingkat ini konsumen tidak sadar akan keberadaan merek-
merek di pasaran, dan didalam benaknya semua merek adalah sama dengan tidak mempedulikan kualitas dari merek tersebut.
2 Pengenalan merek
Brand Recognition
Pada tingkat ini konsumen mampu untuk mngenali merek dan memberikan nama merek sebagai petunjuk dengan diberikan
ransangan yang cukup besar mengenai mengenai suatu kategori produk tertentu.
3 Pengingatan kembali merek
Brand Recall
Pada tingkat ini konsumen tidak perlu diberikan suatu ransangan untuk menyebutkan merek-merek tertentu didalam
pasaran. 4
Puncak pikiran
Top of Mind
Merek yang pertama kali muncul didalam benak seorang konsumen dan disebutkan ketika ditanya mengenai sebuah
kategori produk yang ada dipasaran. Tingkat kesadaran konsumen terhadap suatu merek dapat
ditingkatkan melalui
beberapa upaya
sebagai berikut
Durianto,dkk,2004:57 : 1
Suatu merek harus dapat menyampaikan pesan yang mudah diingat oleh konsumen. Pesan yang disampaikan harus berbeda
dibandingkan merek lainnya. 2
Perusahaan disarankan menggunakan
jingle
lagu dan slogan yang menarik agar merek lebih mudah diingat oleh konsumen.
3
Symbol
yang digunakan perusahaan sebaiknya memiliki hubungan dengan mereknya.
4 Perusahaan dapat menggunakan merek untuk melakukan
perluasan produk, sehingga merek tersebut akan semakin diingat oleh konsumen.
5 Perusahaan harus selalu melakukan pengulangan untuk
mengingatkan ingatan konsumen terhadap merek.
c. Indikator
Brand Awareness
Terdapat empat indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen
aware
terhadap suatu merek,
antara lain sebagai berikut Simamora,2000 :
1
Recall
, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2
Recognition
, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek terebut termasuk dalam kategori tertentu.
3
Purchase
, yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek kedalam alternatif pilihan ketika akan membeli
produk atau jasa. 4
Consumption
, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek ketika sedang menggunakan produk atau jasa pesaing.
6. Intention to Buy
a. Definisi
Intention to Buy
Minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa tertarik pada objek tertentu yag dianggap paling penting. Sedangkan
need for achievement
adalah kebutuhan untuk mencapai prestasi tertentu Weiner, 1985 dalam Arifin, 2003. Minat beli dapat diartikan
sebagai keinginan untuk membeli yang merupakan bagian dari proses menuju kearah tindakan pembelian yang dilakukan oleh seorang
konsumen. Sebelum pembelian, konsumen mulai dengan mengumpulkan
infomasi produk berdasarkan pengalaman pribadi dan lingkungan eksternal. Ketika jumlah informasi mencapai tingkat tertentu,
konsumen mulai menilai dan proses evaluasi, dan membuat keputusan pembelian setelah perbandingan dan penilaian. Niat beli
sering digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dalam studi terkait. Niat beli konsumen berarti kecenderungan subjektif untuk
memiliki produk tertentu, dan telah terbukti menjadi faktor kunci untuk memprediksi perilaku konsumen Fishbein dan Ajzen, 1975,
et al
.,2007 Menurut Farida dan Dini 2009, Minat beli adalah tahap
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar
– benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara
pembelian aktual dengan minat beli. Pembelian aktual adalah pembelian yang memang dilakukan oleh pelanggan, sedangkan minat
beli yaitu niat untuk melakukan pembelian pada waktu yang akan datang walaupun minat beli merupakan pembelian yang tidak pasti
akan benar-benar dilakukan pada waktu yang akan datang tetapi pengukuran terhadap pembelian aktual itu sendiri Kinnear dan
Taylor, 1995 dalam Farida dan Dini, 2009.
b. Indikator
Intention to Buy
1 Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk. 2
Minat refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan produk kepada orang lain.
3 Minat preferensial yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk preferennya. 4
Minat eksploratif yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang
diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
7.
Buying Decision a.
Definisi
Buying Decision
Keputusan pembelian adalah keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alernatif atau lebih, Schiffman dan
Kanuk dalam Sangadji dan Sopiah 2013:120. Setiadi dalam Sangadji dan Sopiah 2013:121 mendefinisikan
bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian
yang mengombinasikan
pengetahuan untuk
mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di antaranya.
Keputusan pembelian adalah proses dimana konsumen memutuskan merek mana yang akan dibeli. Keputusan pembelian
dilakukan dengan melibatkan keyakinan pada suatu produk, sehingga timbul rasa percaya diri atas kebenaran tindakan yang diambil.
Konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yang berada antara niat pembelian dan
keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan situasi yang tidak diharapkan. Niat pembelian dapat berubah apabila situasi yang
dihadapi konsumen menghambat atau memaksa untuk membatalkan pembelian atau beralih alternatif pilihan yang lain. Preferensi dan niat
membeli tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual Kotler,2009:181.
b. Definisi perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan
bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka Kotler dan Keller,2009:166.
Menurut Mowen dan Minor dalam buku Sangaji dan Sopiah 2003:7 mendefinisikan perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan
proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam penerimaan, pengunaan dan pembelian, dan penentuan barang, jasa dan ide.
Schiffman dan Kanuk dalam buku Sangaji dan Sopiah 2003:7 mendefinisikan perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan
konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan
memuaskan kebutuhan mereka.
c. Tahap-tahap keputusan pembelian
Menurut Sunyoto 2013:85 keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen memiliki struktur. Struktur keputusan pembelian antara lain:
1 Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. Konsumen memiliki minat untuk membeli produk dan
mempertimbangkan alternatif produk lain.
2 Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen akan mempertimbangkan ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Perusahaan harus memperhatikan kesukaan konsumen
terhadap produk yang bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya merek produk.
3 Keputusan tentang penjual
Konsumen akan memutuskan dimana produk tersebut akan dibeli sehingga perusahaan harus memperhatikan bagaimana konsumen
memilih penjual tertentu. 4
Keputusan tentang jumlah produk Konsumen dapat mengambil keputusan tentang berapa banyak
produk yang harus dibeli pada suatu waktu. Perusahaan perlu mempersiapkan jumlah produk sesuai dengan keinginan konsumen
yang berbeda. 5
Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan produk harus
dibeli sehingga perusahaan harus mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan konsumsi dalam penentuan waktu
pembelian.
d. Peran keputusan pembelian
Lima peran dalam keputusan pembelian menurut Suryani 2008:13, antara lain :
1 Pencetus
Initiator
Orang yag pertama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
2 Pemberi Pengaruh
Influencer
Seseorang yang memberikan pengaruh, orang yang pandangannya atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
3 Pembuat Keputusan
Decider
Seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli, terlaksananya pembelian, apa
yang dibeli saat pembelian, bagaimana proses pembeliannya atau tempat membeli.
4 Pembeli
Buyer
Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5
Pemakai
User
Seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa. Sebuah perusahaan perlu mengenali peranan-
peranan tersebut karena hal terebut mempengaruhi dalam kaitannya
merancang produk,
menentukan peran
dan mengalokasikan biaya anggaran promosi.
e. Faktor yang mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen Kotler dan Keller, 2009:166-175:
1
Faktor Budaya Budaya
culture
adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari beberapa
subbudaya
subculture
yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota
mereka. Dalam kelompok sering terdapat kelas sosial yaitu divisi
yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki, dan mempunyai anggota
yang berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama. Kelas sosial memperlihatkan berbagai prefensi produk dan merek dibanyak
bidang, mencakup pakaian, peralatan rumah, kegiatan santai, dan mobil.
2 Faktor Sosial
Kelompok refrensi
refrence group
adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung tatap muka atau tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan
membership group
. Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer
primary group
seperti : keluarga, teman,
tetangga, dan rekan kerja. Serta terdapat kelompok sekunder
secondary group
seperti: agama, profesional dan kelompok
persatuan dagang yang cenderung lebih resmi. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat dan anggota keluarga memprsentasikan
kelompok refrensi
utama yang
paling berpengaruh.
Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli yaitu keluarga orientasi terdiri dari orangtua dan saudara kandung. Dari
orangtua, seseorang mendapatkan orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri, dan cinta.
Keluarga proyeksi adalah pasangan dan anak-anak. Suami-istri dalam pembelian sangat beragam berdasarkan kategori produk.
Peran dan status. Orang berpartisipasi dalam banyak
kelompok, kelurga, klub, dan organisasi. Kelompok menjadi sumber informasi penting dan membantu mendefinisikan norma
perilaku. Peran
role
teridiri dari kegiatan yang diharapkan dapat
dilakukan seseorang. Setiap peran menyadang status. 3
Faktor Pribadi Usia dan tahap siklus hidup. Selera konsumen dalam
makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering berhubungan
dengan usia. Serta bentuk konsumsi dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah
tangga pada satu waktu tertentu. Pekerjaan dan keadaan ekonomi. Pekerjaan juga
mempengaruhi pola konsumsi. Pekerja kerah biru akan membeli baju kerja, sepatu, dan kotak makan. Pilihan produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, penghasilan yang dapat dibelanjakan , tabungan, dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan
sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.
Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian adalah
sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap ransangan
lingkungan
Gaya hidup adalah pola hidup seseorag di dunia yang
tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi seseorang secara utuh dengan lingkungannya.
f. Proses keputusan pembelian Kotler dan Keller, 2009:184-186
1 Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika knsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau
eksternal. Dengan ransangan internal, salah satu dari kebutuhan
normal seseorang naik ke tingkat maksimun dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul karena dorongan eksternal
2 Pencarian Informasi
Konsumen dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut
perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat
berikutnya orang akan masuk pada tahap pencarian informasi aktif. Sumber informasi utama dibagi menjadi empat :
a. Pribadi : keluarga, teman, tetangga, rekan.
b. Komersial : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan,
tampilan. c.
Publik : media massa, organisasi pemeringkat konsumen. d.
Eksperimental : penanganan, pemeriksaaan, penggunaan produk.
3 Evaluasi Alternatif
Konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir dengan proses evaluasi: 1 konsumen
berusaha memuaskan sebuah keputusan. 2 konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. 3 konsumen melihat masing-
masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai
kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.
4 Keputusan Pembelian
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya pembelian
konsumen adalah pembelian merek yang paling disuka. 5
Perilaku Pasca pembelian Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidak puasan yang mereka rasakan.
Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dai produk merupakan faktor yang menentukan apakah
pemebeli puas atau tidak Sangaji dan Sopiah,2013:37-38.
g. Indikator Buying Decision
Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keputusan pembelian yang dilakukan konsumen sebelum
membeli Hawkins,2010: 1.
Product selection
yaitu para konsumen atau pengguna melakukan evaluasi pemilihan produk sebelum membeli. Hal ini berarti
beberapa produk yang dievaluasi oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian.
2.
Brand selection
yaitu dimana konsumen atau pengguna melakukan keputusan pembelian berdasarkan pertimbangan
suatu merek. 3.
Store selection
yaitu tempat atau letak yang dapat mempermudah para konsumen dalam mencari produk
kemudahan dalam mencari suatu produk.
8.
Hubungan antara
Internet Marketing
dengan
Brand Awareness
Internet marketing
merupakan segala bentuk usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasa mereka melalui
internet. Internet yang berkembang sangat pesat dapat dijadikan sisi positif perusahaan untuk memasarkan produk secara cepat dan efisien. Dalam hal
ini
internet marketing
berperan penting dalam
brand awareness
konsumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ricard dan Jony 2010 dengan judul “
Analisis Pengaruh Internet Marketing terha dap Pembentukan Word of Mouth dan Brand Awareness untuk Memunculkan
Intention to Buy
” menyatakan bahwa
internet marketing
berpengaruh positif terhadap
brand awareness
.
9. Hubungan antara
Internet Marketing
dengan
Intention to Buy
Internet marketing
merupakan segala bentuk usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasa mereka melalui
internet. Internet yang berkembang sangat pesat dapat dijadikan sisi positif perusahaan untuk memasarkan produk secara cepat dan efisien. Dalam hal
ini
internet marketing
berperan penting dalam
intention to buy
pada konsumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Albert Joshua
2014 yang berjudul “
Pengaruh Internet Marketing, Media Sosial dan Experiental Marketing dalam Minat Beli Es Krim Magnum
” mengatakan bahwa
internet marketing
berpengaruh positif terhadap
intention to buy
.
10. Hubungan antara
Internet Marketing
dengan
Buying Decision
Internet marketing
merupakan segala bentuk usaha yang dilakukan perusahaan untuk mempromosikan produk atau jasa mereka melalui
internet. Internet yang berkembang sangat pesat dapat dijadikan sisi positif perusahaan untuk memasarkan produk secara cepat dan efisien. Dalam hal
ini
internet marketing
berperan penting dalam
buying decision
pada konsumen. Berdasarkan peneliatian ang dilakukan oleh Singgih
Nurgiyanto 2014 yang berjudul “
Pengaruh Strategi Promosi Melalui Social Media terhadap Keputusan Pembelian Garskin yang Dimediasi
Word of Mouth Marketing
” mengatakan bahwa
internet marketing
berpengaruh positif terhadap
buying decision
.
11. Hubungan antara
brand awareness
dengan
intention to buy
Kesadaran merek
berperan penting
bagi konsumen
dalam memunculkan niat beli akan suatu produk dari merek tertentu. Karena
ketika konsumen sadar akan keberadaan suatu merek maka konsumen akan mencari informasi lebih lanjut mengenai produk tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ricard dan Jony 2010
dengan judul “
Analisis Pengaruh Internet Marketing terhadap Pembentukan Word of Mouth dan Brand Awareness untuk Memunculkan
Intention to Buy
” menyatakan bahwa
brand awareness
berpengaruh positif terhadap
intention to buy
.
12. Hubungan anatara
brand awareness
dengan
buying decision
Kesadaran merek berperan penting bagi konsumen ketika mengambil sebuah keputusan pembelian karena ketika konsumen sadar akan
keberadaan suatu merek maka konsumen akan mencari informasi lebih lanjut mengenai produk tersebut sebelum memutuskan untuk membeli
atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Favian Firwan 2015 yang berjudul “
Pengaruh Kesadaran Merek, Presepsi Kualitas dan Promosi Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung
” mengatakan bahwa brand awareness berpengaruh positif terhadap buying
decision. Sementara itu penelitian dilakukan oleh Ricard dan Jony 2010 dengan judul “
Analisis Pengaruh Internet Marketing terhadap Pembentukan Word of Mouth dan Brand Awareness untuk Memunculkan
Intention to Buy
” menyatakan bahwa
brand awareness
berpengaruh positif terhadap
buying decision
.