Penelitian ini melibatkan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas XB, yaitu Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih sebagai pelaksana pembelajaran guru. Peneliti dan guru
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin memecahkan masalah pembelajaran menulis karangan argumentasi yang ada di kelas tersebut. Peneliti bertindak sebagai
observer yang mengumpulkan temuan-temuan selama pembelajaran berlangsung.
Peneliti juga dibantu rekan peneliti, Theresia Banik Putriana, yang berperan sebagai observer
dalam data nontes dokumentasi aktivitas siswa. Dari hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan masalah yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat melakukan perbaikan- perbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan.
B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian terhadap kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
tahun ajaran 20122013. Pada subbab hasil penelitian ini, yang dipaparkan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes, yaitu berupa karangan argumentasi siswa dan
instrumen nontes yang berupa hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa. Data tes disajikan dalam bentuk data kuantitatif,
sedangkan data nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian hasil penelitian berbentuk tabel, grafik, dan analisis yang berupa tafsiran
terhadap isi tabel dan grafik, serta verbal untuk data nontes.
Penerapan Teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus, Siklus 1, dan
Siklus 2 a.
Prasiklus 1
Hasil Tes Tertulis Siswa pada Prasiklus
Sebelum diterapkan siklus untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi, peneliti terlebih dahulu mengadakan tes kemampuan awal yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 09 Maret 2013. Tes kemampuan awal prasikklus dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Jumlah siswa yang terlibat
adalah 28 orang, tetapi yang disajikan sebagai subjek penelitian hanya 25 orang. Tes ini bertujuan agar peneliti mengetahui kemampuan awal siswa sebelum tindakan pada
siklus 1 dan siklus 2. Berikut disajikan grafik yang merupakan gambaran hasil prasiklus yang dilakukan peneliti.
Grafik 4.1 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Prasiklus
2 2
1 1
6 4
4 5
1 7
6 9
8 6
5 10
8 10
9 5
3 3
1 9
2 4
6 8
10 12
Isi Karangan
Organisasi Karangan
Tata Bahasa
Diksi Pilihan
Kata Ejaan
Ju m
lah S
is w
a
Aspek Penilaian
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
Sangat Kurang
Berdasarkan pedoman penilaian yang telah ditetapkan, ada lima aspek yang dinilai pada hasil tes tertulis siswa, yaitu aspek isi karangan, organisasi karangan, tata
bahasa, diksi pilihan kata, dan ejaan. Setiap aspek diberi skor dengan menggunakan skala 1-5. Skala 1 mewakili skor terendah, sedangkan skala 5 mewakili skor tertinggi.
Masing-masing aspek memiliki bobot yang berbeda-beda, yaitu aspek isi karangan memiliki bobot 10, aspek organisasi karangan memiliki bobot 4, aspek tata bahasa
memiliki bobot 2, aspek diksi pilihan kata memiliki bobot 2, dan aspek ejaan memiliki bobot 2. Skor yang diperoleh siswa untuk masing-masing aspek akan
dikalikan dengan bobot masing-masing aspek dan dijumlah keseluruhannya. Data tes kemampuan awal yang telah diperoleh menunjukkan bahwa pada aspek
isi karangan terdapat 2 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 6 orang. Siswa yang
mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 7 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 5 orang. Sebanyak 5 orang siswa mendapat
skor yang termasuk dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa dilihat dari aspek isi karangan, kemampuan siswa cukup baik
tetapi masih kurang memuaskan. Pada aspek organisasi karangan, 2 orang siswa mendapat skor dalam kategori
sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 6 orang. Siswa yang
mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang, dan 3 orang siswa
mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar siswa masih kesulitan dalam mengorganisasikan karangan.
Untuk aspek tata bahasa, hanya ada 1 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4
orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 8 orang, dan siswa
yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 3 orang. Untuk aspek diksi pilihan kata, seorang siswa mendapat skor yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 5 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 8 orang.
Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 10 orang, dan seorang siswa lagi mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Berdasarkan
data tersebut, siswa masih kurang baik dalam hal memilih kata-kata yang akan digunakan untuk menyusun sebuah karangan argumentasi.
Ejaan dalam karangan siswa adalah aspek yang masih sangat membutuhkan perhatian. Dalam aspek ini, tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori
sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik hanya sebanyak 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 6 orang. Siswa yang
mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 9 orang. Berdasarkan hasil tersebut,
banyak siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik.
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan tindakan pada siklus 1, karangan argumentasi siswa masih dalam kategori kurang baik, bahkan
beberapa berada dalam kategori sangat kurang baik. Hal seperti ini dapat dilihat dari masing-masing aspek yang dikaji dan dinilai dari karangan yang dihasilkan siswa.
Rendahnya kemampuan siswa ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya siswa belum memahami apa yang disebut karangan argumentasi dan bagaimana bentuk
perihal karangan tersebut. Meskipun demikian, ada sebagian kecil siswa yang sudah mampu dan termasuk dalam kategori sangat baik dan baik ketika diminta menulis
sebuah karangan argumentasi. Keberagaman ini merupakan akibat dari kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan
argumentasi.
2 Hasil Nontes pada Prasiklus
Pada pelaksanaan prasiklus ini, peneliti berusaha mencari temuan-temuan awal berkaitan dengan suasana kelas dan pengetahuan siswa mengenai keterampilan
menulis karangan argumentasi. Selain itu, peneliti juga berusaha menggali informasi dari guru berkaitan dengan kemampuan dan sikap siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Hambatan, masalah, dan keadaan sebenarnya yang ditemukan dalam tahap prasiklus ini ditemukan melalui kegiatan wawancara dan observasi.
a Hasil Observasi Pembelajaran pada Prasiklus
Observasi dilakukan selama kegiatan prasiklus berlangsung tanpa menggunakan pedoman yang terdapat dalam lembar observasi siklus 1 dan 2. Pada observasi
prasiklus ini, peneliti berusaha menemukan masalah-masalah dan situasi yang tergambar selama aktivitas pembelajaran. Kegiatan prasiklus berlangsung sebanyak
satu kali pertemuan yang difokuskan pada kegiatan menulis karangan argumentasi. Pada pertemuan ini, guru masuk ke dalam kelas dan memberikan sedikit
pengantar mengenai pengertian karangan argumentasi. Siswa kurang dapat memahami dan terlihat asing ketika guru menjelaskan pengertian karangan
argumentasi, bahkan terlihat beberapa siswa yang sibuk dengan urusan pribadinya. Penjelasan hanya berlangsung selama kurang lebih lima menit. Selanjutnya, siswa
diminta menuliskan satu buah karangan argumentasi dengan topik yang dibebaskan. Guru dibantu peneliti membagikan kertas sebagai lembar kerja siswa. Suasana kelas
yang masih cukup ramai membuat beberapa siswa yang duduk di bangku depan merasa terganggu.
Waktu yang diberikan kepada siswa untuk membuat sebuah karangan argumentasi adalah selama 70 menit. Guru bersikap tegas ketika meminta siswa
untuk tenang dan berkonsentrasi mengerjakan tugas yang diberikan. Suasana kelas kembali tenang dan siswa mulai mencari topik beserta ide-ide kalimat yang akan
dituliskan dalam karangan argumentasi. Pada kegiatan menulis, beberapa siswa membuka buku paket bahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat materi dan contoh
mengenai karangan argumentasi. Banyak siswa yang tidak tahu apa yang harus dikerjakannya, sehingga mereka hanya menulis sebuah karangan yang tidak jelas
jenis dari karangan tersebut.
Beberapa siswa yang duduk di bangku bagian depan menyelesaikan karangan argumentasi mereka dengan lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama.
Karangan yang telah selesai ditulis mulai dikumpulkan dan hal ini menyebabkan situasi kembali ramai. Pada situasi tersebut, guru mulai berpindah posisi, berjalan
mengelilingi siswa dan memberikan motivasi kepada siswa yang masih mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi. Beberapa siswa yang telah selesai mengerjakan
tugasnya mulai beralih mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Ketika waktu yang tersisa masih dua puluh menit, semua siswa telah selesai membuat karangan
argumentasi. Akhirnya, guru mengakhiri pembelajaran yang berlangsung.
b Hasil Wawancara Guru pada Pelaksanaan Prasiklus
Wawancara dengan guru dilakukan pada prasiklus untuk mengetahui kondisi awal siswa selama pembelajaran menulis karangan argumentasi dan kesulitan-kesulitan
yang selama ini dialami oleh siswa. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru 1 bagaimana aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X; 2
apakah guru menggunakan media, metode, dan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran; 3 bagaimana guru melihat tanggapan siswa terhadap pembelajaran
yang berlangsung; 4 bagaimana penilaian atau evaluasi yang digunakan selama dan setelah akhir pembelajaran; 5 apakah siswa dapat mencapai KKM; 6 materi apa
yang kadang menjadi kesulitan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia; 7 bagaimana gambaran kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia; dan 8 bagaimana guru berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa selama ini.
Dari analisis hasil wawancara peneliti terhadap guru bidang studi bahasa Indonesia, dapat diketahui bahwa selama ini siswa senang mengikuti pelajaran bahasa
Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia terkadang dilakukan di luar kelas, seperti pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. Guru berusaha menerapkan teknik
yang bervariasi sehingga siswa tertarik mengikuti pelajaran tersebut. Selama ini, kesulitan yang sering dialami siswa adalah ketika diminta menulis sebuah karangan
argumentasi, sebuah karangan yang bersifat semi ilmiah. Siswa akan merasa sangat senang apabila diminta menulis karangan yang bersifat abstrak, seperti puisi, cerpen,
drama, dll. Siswa sulit untuk dapat melewati batas KKM 75 ketika diminta menulis
karangan argumentasi. Mereka kurang bisa menyampaikan gagasannya secara baku; masih ditemukan bahasa SMS yang masuk, baik dalam tulisan maupun ketika lisan
dalam pembelajaran; dan dari hasil tulisan siswa diketahui bahwa kesalahan ejaan masih banyak ditemukan. Meskipun telah mengalami kesulitan tersebut, siswa tetap
sulit untuk diatur atau diberi pengarahan ngeyelan. Siswa bertindak semaunya sendiri selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru telah berusaha mengadakan
pembelajaran dengan teknik yang bervariasi dan guru berusaha menciptakan situasi pembelajaran yang harmonis sehingga siswa tidak merasakan kebosanan yang
mendalam selama pembelajaran berlangsung.
3 Hasil Refleksi Pelaksanaan Prasiklus
Peneliti mengadakan tes tertulis pada prasiklus untuk mengetahui kemampuan awal siswa berkaitan dengan kemampuan menulis karangan argumentasi. Pada tahap
prasiklus ini, peneliti dan guru menetapkan nilai 60 sebagai batas ketuntasan KKM. Penetapan batas KKM tersebut dilakukan atas berbagai pertimbangan sudut pandang,
meliputi tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik, serta ketersediaan sarana dan prasarana Uno, 2012:44. Selama
dua jam pelajaran, siswa diminta menulis sebuah karangan argumentasi dengan topik yang dibebaskan. Kebebasan topik tersebut dilakukan untuk melihat atau menggali
kemampuan siswa dalam berpikir secara luas. Dari kegiatan prasiklus ini, peneliti dan guru mendapatkan hasil sebanyak 25
karangan argumentasi. Pengolahan yang berupa pemberian nilai dilakukan oleh peneliti sesuai dengan aspek-aspek penilaian yang telah ditetapkan sebelum penelitian
dilaksanakan. Dari hasil penilaian tersebut, sebanyak 11 siswa tuntas atau dapat melewati batas KKM 60 dan sebanyak 14 siswa tidak tuntas atau tidak dapat
melewati batas KKM 60. Banyaknya siswa yang tidak tuntas ini disebabkan oleh beberapa faktor atau temuan, yaitu siswa belum memahami materi mengenai
karangan argumentasi, siswa merasa bosan ketika diminta menulis karangan argumentasi tanpa didukung teknik pembelajaran yang menarik, siswa tidak bisa
secara langsung mencurahkan gagasannya ke dalam sebuah karangan, dan siswa tidak terlalu memahami penggunaan aturan kebahasaan yang ada.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, guru dan peneliti bermaksud mengadakan rancangan pembelajaran dengan sebuah teknik yang mendukung. Peneliti memilih
teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat sebagai alternatif pemecahan masalah berkaitan dengan menulis karangan argumentasi. Rencana
pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang terdapat dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
b. Siklus 1
1 Hasil Tes Tertulis Siswa pada Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama berisi pemberian materi oleh guru mengenai pengertian karangan argumentasi, ciri
karangan argumentasi, struktur karangan argumentasi, dan contoh karangan argumentasi. Pada pertemuan kedua, guru menerapkan teknik PAK Pusatkan
Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam kegiatan menulis karangan argumentasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini menghasilkan produk sebuah
karangan argumentasi yang dinilai berdasarkan aspek yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut grafik hasil tes menulis karangan argumentasi siswa pada siklus 1.
Grafik 4.2 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 1 Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat 5 orang siswa yang mendapat skor
dalam kategori sangat baik untuk aspek isi karangan. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 15 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori
cukup baik sebanyak 5 orang dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dilihat dari aspek isi
karangan, kemampuan siswa dalam menulis sebuah karangan argumentasi dengan topik yang dibebaskan mengalami peningkatan dari hasil prasiklus.
Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik, yaitu dari 2 orang menjadi 5 orang. Jumlah siswa
yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 6 orang pada prasiklus menjadi 15 orang pada siklus 1. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori
cukup baik berkurang dari 7 orang pada prasiklus menjadi 5 orang pada siklus 1. Pada siklus 1 ini tidak ada lagi siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik
5 1
1 15
8 4
8 9
5 8
19 13
8 8
2 3
5 3
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Isi Karangan
Organisasi Karangan
Tata Bahasa Diksi
Pilihan Kata
Ejaan
Ju m
lah S
is w
a
Aspek Penilaian
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
dan sangat kurang baik, padahal pada saat prasiklus terdapat 5 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik. Dilihat dari
kualitas isi karangan, karangan argumentasi yang ditulis siswa pada siklus 1 secara umum dinilai baik.
Pada aspek organisasi karangan, terdapat 1 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Sebanyak 8 siswa mendapat skor dalam kategori baik.
Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 8 orang dan tidak ada siswa
yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide atau gagasannya ke dalam sebuah
karangan argumentasi mengalami peningkatan dan juga penurunan. Pada prasiklus, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 2
orang dan pada siklus 1 turun menjadi 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 4 orang menjadi 8 orang. Peningkatan juga terjadi pada
siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu dari 6 orang menjadi 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik berkurang dari 10
orang menjadi 8 orang. Pada prasiklus, 3 orang siswa mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, sedangkan pada siklus 1 tidak ada siswa yang masuk dalam
kategori sangat kurang baik. Pada aspek tata bahasa, tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori
sangat baik dan sangat kurang baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 19
orang. Siswa yang mendapat skor yang termasuk dalam kategori kurang baik sebanyak 2 orang. Berdasarkan hasil tersebut, dilihat dari aspek tata bahasanya, siswa
mengalami peningkatan skor dari prasiklus. Peningkatan yang terjadi adalah pada skor yang termasuk dalam kategori cukup baik, yaitu dari 9 siswa pada prasiklus
menjadi 19 siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik menurun dari 8 siswa pada prasiklus menjadi 2 siswa pada siklus 1. Siswa yang
mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik juga menurun, yaitu 3 siswa pada prasiklus menjadi tidak ada siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik
tidak mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 4 siswa pada prasiklus dan siklus 1. Peningkatan pada aspek diksi atau pilihan kata terjadi dalam siklus 1 ini. Untuk
aspek diksi atau pilihan kata pada siklus 1 ini, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 1 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori
baik sebanyak 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 13 orang dan 3 siswa mendapat skor dalam kategori kurang baik. Tidak ada
siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik pada siklus 1 ini. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik tidak mengalami
peningkatan, yaitu 1 siswa. Siswa yang mendapat skor baik meningkat dari 5 siswa pada prasiklus menjadi 8 siswa pada siklus 1. Jumlah siswa yang mendapat skor
dalam kategori cukup baik meningkat dari 9 orang pada prasiklus menjadi 13 orang pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik berkurang dari
8 siswa pada saat prasiklus menjadi 3 siswa pada saat siklus 1. Pada siklus 1 tidak ada
siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, padahal pada saat prasiklus terdapat 3 siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik.
Untuk aspek ejaan, pada siklus 1 ini tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 9
orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah sebanyak 8 orang. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik adalah
sebanyak 5 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik adalah sebanyak 3 orang.
Berkaitan dengan aspek ejaan, tidak terjadi peningkatan yang berarti pada saat prasiklus dan siklus 1 sehingga tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori
sangat baik. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 1 siswa pada saat prasiklus menjadi 9 siswa pada siklus 1. Pada prasiklus, jumlah siswa
yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah 6 orang dan pada siklus 1 jumlah siswa meningkat menjadi 8 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori
kurang baik turun dari 9 orang pada prasiklus menjadi 5 orang pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik mengalami penurunan dari 9
orang pada prasiklus menjadi 3 orang pada siklus 1. Setelah siklus 1 dilaksanakan, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis
karangan argumentasi siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan pada siklus 1 ini siswa telah mengetahui perihal karangan
argumentasi dan siswa dapat lebih mudah menuliskan karangan argumentasi dengan adanya bantuan peta pikiran dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat yang diterapkan. Siswa dapat mencurahkan seluruh gagasan yang ada di pikirannya, mengatur gagasan-gagasan berkaitan dengan topik yang akan ditulis
dengan strategi peta pikiran, membuat kerangka karangan, membuat karangan, dan berusaha meninjau kembali karangan yang ditulisnya untuk diadakan perbaikan
apabila ditemukan kesalahan-kesalahan. Karangan argumentasi yang dihasilkan siswa sudah menunjukkan adanya usaha meyakinkan pembaca dengan menghadirkan fakta-
fakta yang mendukung meskipun masih sederhana, antarkalimat dan antarparagraf yang dituliskannya sudah koheren sehingga tidak menimbulkan makna yang ambigu,
dan mampu membuat karangan argumentasi dengan disesuaikan sistematika penulisan karangan argumentasi yang tepat.
Aspek yang masih kurang dan dirasa belum mengalami peningkatan secara signifikan adalah aspek organisasi isi karangan, aspek tata bahasa, dan ejaan. Hal ini
dilihat dari jumlah siswa yang tidak meningkat, namun justru turun setelah diadakannya siklus 1. Untuk aspek organisasi isi karangan, siswa yang mendapat skor
dalam kategori sangat baik berkurang dari 2 orang pada saat prasiklus menjadi 1 siswa pada saat siklus 1. Untuk aspek tata bahasa, siswa yang mendapat skor dalam
kategori sangat baik berkurang dari 1 siswa pada saat prasiklus dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik pada saat siklus 1. Banyak hal yang
menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Siswa merasa belum menguasai mengenai tata bahasa yang baik dan benar, baik artinya sesuai dengan situasi kondisi dan benar
artinya sesuai dengan kaidah atau aturan kebahasaan Indonesia.
2 Hasil Nontes pada Siklus 1
Pada penelitian ini, peneliti selain ingin meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi juga mengamati bagaimana keterlibatan
dan respon siswa terhadap teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas. Peneliti berusaha mencari temuan-temuan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran
berlangsung. Data mengenai keterlibatan dan respon siswa diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa.
a Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1
Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat. Dari hasil pengamatan observer peneliti berperan sebagai observer
, sebagian besar siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semangat, serius, dan santai. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi
aktivitas guru secara umum, aktivitas siswa, dan situasi kelas. Siklus 1 ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, guru
dan siswa mempelajari materi mengenai karangan argumentasi pengertian, ciri, struktur karangan, dan contoh paragraf argumentasi. Sebelum mengawali
pembelajaran, guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, media pembelajaran, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Pertama kali, guru
mengadakan kilas balik pengumpulan tugas pertemuan yang lalu, materi sebelumnya adalah mengenai puisi dan dalam kesempatan ini guru mengingatkan kepada siswa
perihal pengumpulan tugas. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali itu yaitu mengenai menulis karangan argumentasi.
Kegiatan apersepsi berkaitan dengan karangan argumentasi yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan tanya jawab. Guru mengingatkan mengenai tugas
prasiklus tes kemampuan awal yang telah dikerjakan siswa. Pertanyaan yang dilontarkan guru adalah seputar topik yang dipilih siswa dan hal-hal terkait topik
yang dituliskan dalam karangan tersebut. Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka lupa dengan apa yang telah mereka tulis pada saat prasiklus beberapa waktu yang
lalu. Pada kegiatan apersepsi ini, ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri, ramai, sehingga tidak memperhatikan apa yang guru sampaikan
di depan kelas. Dari jawaban-jawaban siswa, guru berusaha menggiring siswa untuk dapat masuk ke dalam materi mengenai argumentasi dan kegiatan inti pembelajaran.
Guru kembali melakukan diskusi berupa tanya jawab mengenai pengertian karangan argumentasi. Guru menghimpun jawaban-jawaban yang disampaikan siswa berkaitan
dengan pengertian karangan argumentasi dan bersama-sama dengan siswa menyimpulkan sekaligus menegaskan pengertian karangan argumentasi dan kegunaan
karangan argumentasi. Kegunaan karangan argumentasi yang disampaikan oleh guru dikaitkan dengan kenyataan yang ada di sekitar siswa.
Ketika masuk ke dalam manfaat dan contoh karangan argumentasi, guru menggunakan media pembelajaran yaitu buku paket bahasa Indonesia untuk kelas X.
Siswa diminta untuk membuka buku paket dan memahami sekilas salah satu bab mengenai menulis karangan argumentasi. Selama kegiatan tersebut, guru berkeliling
kelas untuk mengecek apakah siswa aktif membuka buku paket dan membacanya atau tidak. Dalam pembahasan mengenai manfaat dan contoh karangan argumentasi,
guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca manfaat karangan argumentasi dan pada setiap akhir siswa membaca nyaring, guru memberikan penjelasan dan
penegasan berkaitan dengan materi yang telah dibaca oleh siswa. Penyampaian materi bisa dikatakan secara suksesif, artinya satu per satu materi disajikan langsung secara
mendalam. Separuh awal pembelajaran yang berlangsung, sudah ditemukan ada seorang siswa yang mengantuk, padahal sebagian besar siswa aktif menanggapi isi
pembelajaran dan aktif mencatat setiap penjelasan dari guru. Bagian inti dari apa yang guru jelaskan dituliskannya di papan tulis. Dalam
pembelajaran ini, guru menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulis dengan baik, benar, dan jelas. Penjelasan mengenai ciri karangan argumentasi dikaitkan dengan
adanya kejadian handphone salah satu siswa yang jatuh ke lantai, sehingga hal itu dapat lebih memperjelas penyampaian materi untuk siswa. Siswa kembali dituntut
menemukan tujuan karangan argumentasi dengan cara guru menyampaikan contoh- contoh paragraf argumentasi. Terkadang dalam penyampaian contoh karangan
argumentasi, guru menyisipkan contoh-contoh yang bersifat santai dan jenaka, sehingga tercipta situasi kelas yang serius dan santai. Dari contoh yang disampaikan,
guru mengulas satu per satu secara mendalam dan siswa menanggapi dengan serius dan antusias. Siswa dan guru juga membahas sebuah contoh paragraf yang bukan
merupakan paragraf argumentasi, sehingga siswa dapat memahami perbedaan karangan argumentasi dengan jenis karangan lain. Siswa dan guru kembali
mendiskusikan mengenai struktur karangan argumentasi, jumlah fakta yang ideal, dan menegaskan apakah tulisan yang siswa tulis ketika prasiklus itu benar atau masih
kurang benar. Dalam pembelajaran ini, posisi guru berpindah-pindah, guru berusaha menjalin
interaksi yang harmonis dengan siswa, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan secara acak dan bergilir sehingga tidak monoton. Hubungan
yang santai ketika kegiatan inti berlangsung tidak mengubah posisi guru sebagai pendidik yang harus tegas menegur ketika ada siswa yang melontarkan kata-kata
tidak formal dan kurang sopan. Ketika diskusi materi sudah selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar materi pembelajaran dan ada
seorang siswa yang menanyakan apakah dalam karangan argumentasi boleh apabila hanya memaparkan sisi positifnya saja tanpa memaparkan sisi negatifnya. Guru
memberikan jawaban yang tegas dan dapat meyakinkan siswa. Mendekati akhir pelajaran, situasi kelas ramai, tetapi guru mampu menghadapi
hambatan tersebut dengan meminta siswa menuliskan sebuah paragraf argumentasi dengan topik bebas. Di papan tulis, guru memberikan beberapa contoh judul karangan
argumentasi. Siswa mulai tenang dan mengerjakan latihan tersebut. Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa, guru sempat berhenti dan duduk di bangku kosong
di samping siswa untuk menunjukkan hubungan yang dekat dengan siswa. Beberapa siswa terlihat ramai ketika mengerjakan latihan menulis paragraf argumentasi. Ketika
waktu untuk mengerjakan latihan telah selesai, siswa diminta maju ke depan kelas secara bergantian untuk membacakan hasil tulisannya dan siswa lain diminta
memberikan tanggapan serta penilaian dari tulisan topikn yang membacakan di depan kelas. Memang tidak semua siswa mendapat kesempatan maju ke depan kelas
membacakan pekerjaannya, namun ketika pembelajaran berakhir, guru melakukan kegiatan akhir pembelajaran dengan bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari
seluruh rangkaian pembelajaran yang telah berlangsung. Secara keseluruhan, pada pertemuan pertama ini guru berhasil mengadakan
aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dengan berusaha tidak terlalu sering
melihat ke buku acuan. Guru telah menyampaikan rangkaian aktivitas pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan dan telah melaksanakan pembelajaran
yang bersifat kontekstual dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif dari siswa. Siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan pertama ini telah berhasil
pula mengikuti pembelajaran dan keramaian siswa masih bisa diatasi dengan sikap tegas dari guru. Secara keseluruhan siswa antusias mengikuti pembelajaran ini.
Pada pertemuan kedua, guru mulai menerapkan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam latihan menulis karangan argumentasi. Pada awal
pembelajaran, guru memeriksa kesiapan siswa, ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru menyampaikan materi bahasan yang akan dipelajari dan mengadakan kegiatan
apersepsi pada awal pembelajaran. Kegiatan apersepsi yang dilakukan guru adalah mereview
kegiatan pada pertemuan sebelumnya dengan teknik tanya jawab. Kegiatan apersepsi diikuti oleh siswa dengan semangat dan antusias meskipun hanya
berlangsung beberapa menit. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan kepada siswa
bahwa pelajaran kali itu mereka akan berpraktik menulis karangan argumentasi dengan teknik baru yang menarik. Keempat langkah dalam teknik PAK Pusatkan
Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat disatukan dalam satu bendel lembar kerja yang diberikan kepada siswa. Dalam hal ini, tugas guru adalah sebagai fasilitator yang
memberikan instruksi atau penjelasan berkaitan dengan langkah apa yang harus dikerjakan siswa.
Pada langkah pertama, yaitu pusatkan pikiran, siswa masih terlihat kurang konsentrasi sehingga curahan gagasan yang dituliskan siswa dalam lembaran kertas
kosong kurang maksimal. Beberapa siswa masih ramai dan seenaknya sendiri dalam membuat gagasan-gagasan awal. Pada langkah kedua, yaitu atur, siswa mengerjakan
dengan strategi peta pikiran. Pada langkah ini beberapa siswa bertanya kepada guru karena merasa kurang jelas dengan instruksi yang disampaikan. Guru dengan sabar
menjelaskan bahwa pada langkah kedua ini siswa diminta membuat peta pikiran. Beberapa siswa belum memahami apa yang dinamakan peta pikiran, sehingga guru
menjelaskan bahwa mereka diminta menuliskan topik atau judul pada tengah kertas dan menuliskan ide-ide yang terkait dengan topik atau judul tersebut. Setelah
penjelasan dari guru tersebut, beberapa siswa mulai paham dan ikut membantu menjelaskan pada teman mereka yang belum paham. Pada langkah ketiga, sebagian
besar siswa telah dengan mandiri dan konsentrasi membuat karangan argumentasi. Topik karangan pada siklus 1 ini adalah bebas, tetapi hal ini ternyata membuat siswa
bingung karena siswa tidak tahu atau belum mempunyai gambaran topik-topik karangan pada umumnya. Guru berusaha memberikan motivasi kepada siswa ketika
siswa mulai bermalas-malasan. Ketika berlangsungnya kegiatan ini, guru berkeliling kelas untuk mengecek, mendampingi, dan memberikan penjelasan secara personal
kepada siswa yang belum memahami secara pasti langkah yang harus dikerjakannya. Terlihat beberapa siswa yang ramai dan kurang serius mengikuti aktivitas
pembelajaran. Celetukan gurauan beberapa kali muncul selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga membuat konsentrasi siswa kadang terganggu
dan memunculkan adanya kegaduhan di kelas. Kegiatan akhir diisi dengan bersama- sama menyimpulkan isi pembelajaran dan siswa diminta merefleksikan apa yang
telah mereka dapatkan selama pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan, guru berhasil melaksanakan siklus 1 ini. Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Melalui
pembelajaran ini, teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat yang dipilih dapat memudahkan siswa dalam mengerjakan tugasnya secara individu dan
teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat ini sebagian besar dirasa efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Setiap langkah dalam teknik PAK
Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat yang dipilih dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan siswa secara maksimal. Bahasa lisan dan tulis yang guru
gunakan selama aktivitas pembelajaran sudah baik, benar, dan jelas. Dalam pembelajaran ini, siswa memahami proses pelaksanaan pembelajaran dengan teknik
PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, tetapi siswa masih kurang bisa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses pembelajaran yang berlangsung.
Siswa aktif menanggapi setiap pembahasaan dalam pembelajaran, baik itu karena siswa tidak paham dengan teknik pembelajaran yang berlangsung maupun karena
siswa memang aktif dan senang dengan pembelajaran yang berlangsung. Pada siklus 1 ini tercipta situasi kelas yang santai, serius, dan hubungan yang harmonis antara
guru dan siswa.
b Hasil Wawancara Siswa setelah Pembelajaran Siklus 1
Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah akhir pelaksanakan siklus 1, yaitu setelah siswa melakukan tes menulis karangan argumentasi. Wawancara ini dilakukan
terhadap siswa guna mengetahui respon dan tanggapan siswa berkaitan dengan kegiatan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur,
Karang, dan Hebat. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara siswa ini adalah 1 apakah Anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan argumentasi
secara individu, 2 apa yang selama ini membuat Anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, 3 apakah Anda tertarik dan merasa senang mengikuti
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, 4 apakah Anda merasa kesulitan Anda selama ini bisa
teratasi, 5 apakah Anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia, 6 bagaimana kesan dan pesan Anda berkaitan dengan pembelajaran
bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya. Berdasarkan hasil analisis jawaban wawancara yang dihimpun dari tiga orang
siswa, siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah mengatakan bahwa
mereka merasa senang dengan adanya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Hal
ini disebabkan dalam teknik tersebut ada strategi peta pikiran dan siswa bisa membuat sejenis kerangka karangan melalui gambar-gambar yang mendukung serta
berstrategi peta. Siswa merasa senang karena permasalahan kebosanan selama ini dapat teratasi dengan hadirnya teknik pembelajaran yang baru, yang lebih memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif. Siswa hanya merasa waktu yang disediakan kurang jika hanya 2 jam pelajaran dan masih ada siswa yang masih kurang
paham dengan langkah pusatkan pikiran dan atur strategi peta pikiran dari teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Berdasarkan hasil wawancara ini,
peneliti dan guru akan melakukan perbaikan untuk siklus 2, sehingga siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM bisa berkurang.
c Hasil Wawancara Guru setelah Pembelajaran Siklus 1
Wawancara dengan guru dilakukan setelah akhir siklus 1 guna mengetahui tanggapan dan respon guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK Pusatkan
Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru 1
bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung, 2 apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa
indonesis, 3 apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar, 4 apakah teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi, 5 apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini, 6 bagaimana
kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, 7 bagaimana rencana
perbaikan untuk siklus 2. Dari analisis hasil wawancara terhadap guru yang telah dilakukan, diketahui
bahwa persiapan dan kondisi siswa pada saat pembelajaran kurang maksimal dan siswa terlihat kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Hal itu
dimungkinkan karena pelaksanaan siklus pada jam terakhir jam ke 7-8, sehingga siswa sudah merasa letih dan sudah bosan mengikuti pelajaran. Teknik PAK
Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi yaitu berkaitan dengan menulis karangan argumentasi, hanya saja
belum telihat 100 karena kondisi siswa yang kurang konsentrasi dan kurang bersemangat. Rencana perbaikan yang mungkin bisa dilakukan adalah topik
ditentukan oleh guru, pemberian lembar kerja tidak satu bendel tetapi bertahap pada tiap-tiap langkah, sehingga waktu yang digunakan untuk mengerjakan dapat lebih
teratur dan serempak, serta ada baiknya apabila siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, saat pelajaran bahasa Indonesia berada di jam 1-2.
d Hasil Kuesioner setelah Pembelajaran Siklus 1
Kuesioner merupakan lembar penilaian siswa terhadap proses pembelajaran. Lembar penilaian ini dikerjakan siswa pada tahap refleksi di setiap akhir siklus.
Kuesioner ini digunakan untuk menilai seberapa efektif dan berhasilnya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat yang diterapkan dalam pembelajaran
menulis karangan argumentasi siswa kelas XB. Berikut grafik penilaian siswa terhadap penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siklus 1.
Grafik 4.3 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Penerapan Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
Keterangan: 1.
Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
2. Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur,
Karang, dan Hebat. 3.
Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
4. Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan
diterapkannya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. 5.
Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar.
24 8
4 12
12 56
84 60
64 48
16 4
20 12
24 4
4 16
12 12
4
10 20
30 40
50 60
70 80
90
1 2
3 4
5
J u
m la
h S
is w
a
Butir Penilaian
Sangat Setuju Setuju
Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan data tersebut, siswa yang menyatakan sangat tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat sebanyak 24. Siswa yang menyatakan setuju dengan pernyataan
„saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟ sebesar 56. Siswa yang merasa netral dengan adanya pernyataan
„saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang,
dan Hebat ‟ sebesar 16. Siswa yang tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis
karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat adalah sebesar 4 dan tidak ada siswa yang sangat tidak tertarik mengikuti
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Siswa yang menyatakan sangat memahami prosedur
pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat adalah 8. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan bahwa
„saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟ adalah 84. Siswa yang netral dengan adanya pernyataan
„saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟ sebesar 4. Begitu pula dengan siswa yang tidak memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK
Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat adalah sebesar 4. Berkaitan dengan pernyataan
„saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat ‟, 4 siswa menyatakan sangat setuju, 60 siswa menyatakan setuju, 20
siswa menyatakan netral, dan 16 siswa menyatakan tidak setuju. Tidak ada siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Siswa yang merasa
sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya merasa bisa menulis karangan
argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟ adalah sebesar 12. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan tersebut adalah 64, siswa yang menyatakan netral
sebesar 12, dan siswa yang menyatakan tidak setuju bahwa dengan diterapkannya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat mereka bisa dengan mudah
menulis karangan argumentasi sebanyak 12. Siswa yang memberi pendapat sangat setuju dengan pernyataan bahwa mereka
mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar adalah adalah 12, siswa yang setuju
sebesar 48, siswa yang netral sebesar 24, siswa yang tidak setuju sebesar 12, dan siswa yang sangat tidak setuju sebesar 4. Berdasarkan uraian di atas, dapat
diketahui bahwa rata-rata siswa menjawab setuju dengan adanya penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi. Siswa setuju bahwa dengan penerapan teknik ini dapat membantu atau mempermudah siswa dalam menulis sebuah karangan argumentasi.
Rata-rata siswa memberikan kesan bahwa pembelajaran dengan teknik baru ini dapat menciptakan suasana baru sehingga pembelajaran berlangsung dengan lebih
menyenangkan. Hal yang masih harus ditingkatan untuk pembelajaran pada siklus berikutnya adalah berkaitan dengan instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan
penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Dapat dilihat bahwa siswa masih kurang jelas dengan instruksi atau penjelasan pelaksanaan teknik
yang benar dan siswa pun masih merasa kurang mampu menulis karangan argumentasi apabila harus memperhatikan bahasa yang baku serta sesuai dengan
ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar. Di bawah ini akan disajikan pula grafik perhitungan data berkaitan dengan
keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran.
Grafik 4.4 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran
Keterangan: 1.
Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. 2.
Saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
3. Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang
menurut saya kurang jelas. 4.
Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran. 5.
Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik.
44 24
20 16
16 40
60 52
60 56
12 4
4
10 20
30 40
50 60
70
1 2
3 4
5
Ju m
lah S
is w
a
Butir Penilaian
Sangat Setuju Setuju
Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan grafik di atas, dapat ditafsirkan bahwa siswa yang sangat setuju dengan adanya pernyataan
„saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran
‟ adalah 44, siswa yang setuju dengan pernyataan tersebut sebesar 40, siswa yang netral sebesar 12, dan siswa yang sangat tidak setuju dengan
penyataan tersebut sebesar 4. Berkaitan dengan penyataan „saya memperhatikan
penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟, siswa yang menyatakan sangat setuju sebesar 24, siswa yang menyatakan setuju sebesar 60, siswa yang menyatakan
netral sebesar 12, dan siswa yang menyatakan tidak setuju dengan penyataan itu sebesar 4. Siswa yang sangat setuju dengan adanya pernyataan
„saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang
jelas ‟ sebesar 20, siswa yang menyatakan setuju sebesar 52, siswa yang
menyatakan netral sebesar 24, dan siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 4. Berkaitan dengan penyataan
„saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran
‟, siswa yang menjawab sangat setuju sebanyak 16, siswa yang menjawab setuju sebanyak 60, siswa yang menjawab netral sebanyak 16, siswa
yang menjawab tidak setuju sebanyak 4, dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4. Siswa yang sangat setuju dengan pernyataan
„saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik
‟ adalah 16. Siswa yang setuju dengan pernyataan tersebut adalah 56 dan siswa yang netral mengenai pernyataan
itu adalah 28. Dari hitungan persentase tersebut, sebagian besar siswa senang dan bersemangat ketika mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Hal yang harus ditingkatkan untuk pembelajaran siklus selanjutnya adalah berkaitan dengan mencatat
hal-hal pokok dalam pembelajaran dan keaktifan dalam menanggapi setiap pertanyaan atau bahasan dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih dilibatkan lagi dalam
hal perhatian terhadap penjelasan materi pembelajaran dan menanggapi suatu topik bahasan. Berdasarkan tulisan kesan dan pesan siswa, siswa mengharapkan adanya
dorongan motivasi dari guru dan siswa mengharapkan kesabaran yang lebih dari guru, sehingga siswa dapat merasa lebih senang serta nyaman dalam mengikuti
pembelajaran menulis karangan argumentasi.
e Dokumentasi Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus 1
Dokumentasi merupakan salah satu data pendukung yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menulis karangan
argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan
observasi. Pendokumentasian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 berlangsung. Proses pendokumentasian kegiatan pembelajaran
mengacu pada pedoman dokumentasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berikut adalah hasil dokumentasi aktivitas siswa pada siklus 1.
Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Mengenai Karangan Argumentasi
Gambar 1 tersebut diambil ketika awal pelaksanaan siklus 1 pertemuan 1. Gambar tersebut adalah situasi guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai karangan
argumentasi, mulai dari pengertian, ciri-ciri, struktur karangan, dan contoh karangan argumentasi. Dalam menjelaskan materi, guru menggali sebanyak-banyaknya
pengetahuan siswa mengenai karangan argumentasi melalui kegiatan tanya jawab. Pembelajaran ini menuntut adanya partisipasi aktif dari siswa sehingga seluruh
jawaban materi dihimpun dari siswa dan ditegaskan atau diteguhkan oleh guru. Dalam gambar tersebut, dapat terlihat pula situasi kelas yang tenang di bagian
depan dan siswa yang duduk di barisan belakang seperti sedang asyik bergurau dengan temannya. Pandangan siswa ada yang fokus ke depan, tempat guru berdiri
menjelaskan materi pelajaran, tetapi ada pula siswa yang kurang fokus dengan membalikkan badannya ke belakang. Aktivitas diskusi yang berupa tanya jawab ini
berhasil dengan baik ditandai dengan terciptanya interaksi yang harmonis, tidak
hanya guru yang aktif bertanya, dan banyak jawaban berupa pendapat yang muncul dari setiap pikiran siswa. Siswa diminta menuliskan contoh paragraf argumentasi
dalam aktivitas pembelajaran ini dan diminta maju ke depan kelas untuk membacakan hasilnya. Dari aktivitas ini, guru juga melatih siswa untuk belajar memberi penilaian
atas apa yang telah dikerjakan temannya.
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Langkah 1, yaitu Pusatkan Pikiran
Gambar 2 ini diambil ketika pelaksanaan siklus 1, pertemuan yang kedua. Pada pertemuan ini, fokus perhatian guru dan peneliti adalah pada kegiatan menulis
karangan argumentasi dengan diterapkannya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Gambar di atas merupakan langkah pertama teknik PAK
Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat yaitu pusatkan pikiran. Dalam langkah ini, siswa diminta memusatkan pikirannya pada topik karangan yang akan dituliskan
dan mencurahkan seluruh gagasan yang ada dalam pikirannya ke dalam kertas HVS
yang diletakkan secara horizontal. Diperlukan ketenangan yang tinggi dalam langkah ini, sehingga siswa dapat berkonsentrasi dalam memusatkan dan mencurahkan isi
pikirannya. Ketika siswa diminta menentukan topik yang akan dituliskan di tengah kertas HVS, banyak siswa yang masih bingung dan tidak mengerti topik apa yang
akan ditulis. Gambar tersebut memperlihatkan siswa yang sudah menentukan topik karangan
dan menuliskannya pada tengah kertas, kemudian diberi lingkaran sehingga memperjelas keberadaan topik karangan. Siswa terlihat sedang menuliskan ide-ide
yang terkait dengan topik yang akan ditulisnya. Pada langkah ini, ide apapun yang ada dalam pikiran siswa bisa disebar dan dituliskan pada sekitar topik karangan.
Siswa tidak perlu memikirkan apakah ide tersebut penting atau tidak, mendukung atau tidak, karena yang terpenting adalah siswa mencurahkan seluruh gagasan atau
idenya ke dalam kertas. Siswa yang merasa bingung tersebut hanya membiarkan kertasnya kosong tanpa satu huruf pun. Untuk menanggulangi hal tersebut, guru
berkeliling dan memberikan motivasi serta penjelasan kepada masing-masing siswa secara personal. Guru juga memberikan pancingan-pancingan pilihan topik untuk
membantu siswa menemukan topik karangan yang akan ditulisnya.
Gambar 4.3 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 1, pertemuan kedua. Siswa melakukan langkah kedua teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat,
yaitu atur. Dalam langkah ini, siswa diminta melihat kembali curahan gagasan yang dilakukan pada langkah pertama dan memperjelas tatanan gagasannya dengan strategi
peta pikiran. Siswa membuat peta pikiran, seperti yang terlihat pada gambar. Pada langkah atur ini, banyak siswa yang mulai bingung dan kurang paham maksud dari
langkah ini. Siswa kurang jelas akan perbedaan langkah atur ini dengan langkah pusatkan pikiran yang telah dilakukannya pertama kali. Guru dengan sabar
menjelaskan bahwa peta pikiran ini merupakan hasil perbaikan atau pemadatan dari tumpahan gagasan di langkah pertama.
Gambar tersebut memperlihatkan bahwa siswa sudah dapat memahami mengenai peta pikiran. Siswa dapat membuat peta pikiran dengan sekreatif mungkin pada
langkah atur ini, misalnya dengan memberikan bentuk yang bervariasi, memberikan gambar yang memperjelas ide, menggunakan pensil warna untuk mempertebal
tulisan, dll. Pada langkah atur ini, siswa diminta menyeleksi ide-ide yang sekiranya kurang penting atau kurang mendukung topik karangan dan menambah ide yang
mendukung. Siswa membuat garis penghubung antara topik karangan, ide pokok, dan ide pendukung. Cabang garis-garis yang menghubungkan tersebut harus dibuat
sedemikian rupa sehingga peta pikiran dapat dibaca dengan jelas. Setelah peta pikiran selesai dibuat, siswa diminta membuat kerangka karangan berdasarkan peta pikiran
yang ada. Pada langkah ini, siswa dapat bekerja dengan mandiri karena kerangka karangan yang dimaksud adalah kerangka karangan pada umumnya. Siswa membuat
kerangka karangan dengan berpedoman pada peta pikiran yang dibuatnya, sehingga kerangka karangan seolah hanya berisi tatanan atau urutan dari ide-ide dalam peta
pikiran.
Gambar 4.4 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4, yaitu Karang dan Hebat
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua. Gambar ini merupakan gambar saat siswa melakukan langkah ketiga dan keempat dari teknik
PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, yaitu langkah karang dan hebat. Siswa mulai membuat karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat
pada langkah kedua. Dalam membuat karangan, siswa menggunakan bahasa yang sifatnya aktif, sederhana, dan efektif. Dalam gambar tersebut, terlihat siswa sedang
menuliskan karangan. Hal yang kurang benar pada gambar tersebut adalah siswa tidak membuat garis batas tepi atas dan samping, sehingga tulisan yang dihasilkan
kurang rapi. Pada pelaksanaan langkah 3 dan 4 ini, siswa sudah mulai konsentrasi dan bekerja
secara mandiri. Hanya sedikit siswa yang gaduh dalam kegiatan ini karena waktu yang sudah hampir habis. Langkah karang dan hebat pada siklus 1 ini hanya
mendapatkan waktu sedikit karena siswa sangat fokus pada langkah-langkah awal, yaitu langkah pusatkan pikiran dan atur. Pembagian waktu yang kurang baik juga
mempengaruhi kinerja siswa. Hasil yang akan dinilai adalah karangan argumentasi yang dibuat siswa, bukan peta pikiran. Peta pikiran hanya sebagai bantuan untuk
siswa dapat lebih mudah membuat sebuah karangan argumentasi. Akan tetapi, yang terjadi pada siklus 1 ini adalah siswa lebih memfokuskan pada peta pikiran dan dapat
dikatakan sebagian besar waktu habis digunakan untuk mencurahkan gagasan dan membuat peta pikiran. Hal ini menyebabkan karangan yang dihasilkan kurang
maksimal. Apabila siswa telah selesai membuat karangan, mereka diminta melihat
kembali karangan tersebut secara keseluruhan, membaca dengan saksama, dan memperbaiki jika terdapat kesalahan-kesalahan.
3 Hasil Refleksi Pelaksanaan Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Siklus 1 ini merupakan pelaksanaan pembelajaran dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat untuk memperbaiki masalah pembelajaran berkaitan dengan menulis karangan argumentasi. Pada pertemuan pertama, guru dan siswa mengulas tuntas mengenai
karangan argumentasi, mulai dari pengertian, stuktur karangan, ciri, dan contoh karangan argumentasi. Guru berusaha meyakinkan siswa dan mengajak siswa untuk
lebih memahami karangan argumentasi. Pada pertemuan kedua, siswa berlatih menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang,
dan Hebat. Hasil karangan argumentasi siswa dinilai berdasarkan aspek penilaian yang telah dipersiapkan.
Pada siklus 1 ini, peneliti dan guru menetapkan batas ketuntasan KKM sebesar 70. Penetapan batas KKM dilakukan atas berbagai pertimbangan sudut pandang,
meliputi tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik, serta ketersediaan sarana dan prasarana Uno, 2012:44. Dari
penilaian yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat sebanyak 18 siswa yang memenuhi batas ketuntasan 60. Peningkatan yang terjadi dari hasil prasiklus adalah
sebanyak 7 siswa. Peningkatan ini terjadi karena siswa telah mengetahui dan memahami perihal karangan argumentasi dan adanya teknik yang membantu siswa
dalam mencurahkan gagasannya secara bertahap, yaitu mulai dari pemikiran topik, pencurahan gagasan, pembuatan peta pikiran, pembuatan kerangka karangan,
penulisan karangan, dan perbaikan atas kesalahan-kesalahan yang ada. Secara umum, kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini lancar dan menghasilkan
peningkatan yang berarti. Dari hasil refleksi guru dan siswa secara langsung pada akhir pembelajaran dan berdasarkan hasil kuesioner tanggapan siswa, secara umum
siswa merasa senang dan dapat lebih mudah menulis karangan argumentasi. Siswa terlihat senang dengan adanya teknik yang baru, yaitu teknik PAK Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat. Kreativitas siswa terbangun atas adanya strategi peta pikiran dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Kekurangan
yang terdapat dalam pelaksanaan siklus 1 ini adalah berkaitan dengan pembagian dan penjelasan lembar kerja siswa, serta penentuan topik karangan. Pada siklus pertama
ini, lembar kerja diberikan dalam satu bendel, meliputi langkah pertama hingga langkah terakhir. Siswa kurang sistematis dalam pengerjaannya dan itu menjadikan
siswa merasa bingung akan perbedaan setiap langkahnya. Topik karangan pada siklus 1 ini dibebaskan, sehingga waktu pengerjaan sebagian besar habis untuk memikirkan
topik apa yang hendak ditulis oleh siswa. Pada siklus 1 ini, beberapa siswa masih merasa bingung dan belum memahami langkah 1, yaitu pusatkan pikiran dan langkah
2, yaitu atur. Dari hasil refleksi dan temuan-temuan tersebut, guru dan peneliti melakukan
perbaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2. Perbaikan yang akan dilaksanakan yaitu pada siklus 2, guru akan memberikan dua topik karangan yang
akan dibagi sesuai dengan nomor urut siswa. Selain itu, pembagian lembar kerja siswa akan dilakukan secara bertahap dan waktu untuk mengerjakan setiap langkah
dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat akan dibatasi dan ditentukan oleh guru. Guru akan lebih menjelaskan setiap langkah yang ada dengan
lebih baik dan memberikan instruksi dengan lebih jelas kepada seluruh siswa. Perbaikan ini diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi kegiatan
pembelajaran pada siklus 2.
c. Siklus 2
1 Hasil Tes Tertulis Siswa pada Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yang merupakan proses perbaikan terkait penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berikut adalah grafik hasil tes kemampuan menulis karangan argumentasi siswa pada siklus 2.
Grafik 4.5 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 2 Data dalam grafik tersebut menunjukkan bahwa pada aspek isi karangan, jumlah
siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik adalah 11 orang. Siswa yang mendapat skor
dalam kategori cukup baik sebanyak 5 orang. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang baik dan sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan
yang cukup signifikan dari data yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 1. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori
sangat baik dari 5 orang siswa pada siklus 1 menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik menurun dari 15 orang menjadi 11
orang siswa. Terjadi kestabilan jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik, yaitu 5 orang siswa. Pada siklus 2 ini tidak ada siswa yang mendapat skor
dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik, sama seperti pada saat siklus 1.
9
3 2
11 15
13 14
13
5 7
9 11
9
3 1
2 4
6 8
10 12
14 16
Isi Karangan
Organisasi Karangan
Tata Bahasa
Diksi Pilihan
Kata Ejaan
Ju m
lah S
is w
a
Aspek Penilaian
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat Kurang
Dilihat dari aspek organisasi karangan pada siklus 2 ini, terdapat 3 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam
kategori baik sebanyak 15 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 7 orang siswa. Tidak ada siswa yang mendapat skor kurang baik
dan sangat kurang baik. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan yang signifikan antara data siklus 1 dan siklus 2. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam
kategori sangat baik mengalami peningkatan dari 1 orang siswa pada saat siklus 1 menjadi 3 orang siswa pada saat siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori
baik meningkat dari 8 orang siswa pada siklus 1 menjadi 15 orang siswa pada saat siklus 2. Pada siklus 2 ini terjadi penurunan siswa yang mendapat skor dalam kategori
cukup baik, yaitu dari 8 siswa menjadi 7 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik pada siklus 1 sebanyak 8 orang, sedangkan pada siklus 2
ini sudah tidak terdapat lagi siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik.
Untuk aspek tata bahasa, berdasarkan data dalam grafik tersebut tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam
kategori baik adalah 13 siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah 9 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik adalah 3
orang siswa dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Paparan data tersebut menjelaskan bahwa terjadi peningkatan dan penurunan
berkaitan dengan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa jika dilihat dari aspek tata bahasa. Peningkatan dan penurunan tersebut terlihat dalam hal jumlah
siswa yang mendapatkan skor di masing-masing kategori. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 4 orang siswa pada siklus 1
menjadi 13 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik mengalami penurunan dari 19 orang siswa pada siklus 1 menjadi 9 orang
siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik meningkat dari 2 orang siswa pada siklus 1 menjadi 3 orang siswa pada siklus 2.
Tidak terdapat siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, baik di siklus 1 maupun siklus 2.
Pada aspek diksi atau pilihan kata, tidak terdapat siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 14
orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik sebanyak 11 orang. Tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik dan sangat kurang
baik. Terjadi peningkatan dan penurunan pada aspek diksi atau pilihan kata ini yang dapat terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh skor. Siswa yang memperoleh skor
dalam kategori sangat baik menurun dari 1 orang siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa yang mendapat skor tersebut. Siswa yang mendapat skor dalam kategori
baik meningkat dari 8 orang siswa pada siklus 1 menjadi 14 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik menurun dari 13 siswa pada
siklus 1 menjadi 11 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik menurun dari 3 orang siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada
siswa pada siklus 2.
Untuk aspek ejaan, siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik sebanyak 2 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 13
orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik adalah 9 orang siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 1 orang siswa
dan tidak ada siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik. Data tersebut memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan kemampuan
menulis karangan argumentasi siswa ditinjau dari aspek ejaannya. Peningkatan ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang memperoleh skor dalam tiap kategori.
Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik meningkat dari tidak adanya siswa menjadi 2 siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik
meningkat dari 9 siswa pada siklus 1 menjadi 13 siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik meningkat dari 8 orang siswa menjadi 9
orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik mengalami pengurangan dari 5 orang siswa pada siklus 1 menjadi 1 orang siswa pada
siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik mengalami pengurangan dari 3 siswa pada siklus 1 menjadi tidak ada siswa pada siklus 2.
2 Hasil Nontes pada Siklus 2
Siklus 2 ini diadakan selain karena peneliti memperbaiki apa yang terjadi pada siklus 1 yaitu berkaitan dengan usaha meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi, juga dikarenakan peneliti ingin mengamati kembali bagaimana keterlibatan dan respon siswa terhadap teknik
pembelajaran yang diterapkan di kelas. Peneliti kembali berusaha mencari temuan- temuan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran siklus 2 berlangsung. Data
mengenai keterlibatan dan respon siswa diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa.
a Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2
Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat. Dari hasil pengamatan observer, sebagian besar siswa mengikuti proses pembelajaran dengan serius. Observasi dilakukan dengan cara
mengisi lembar observasi aktivitas guru secara umum dan aktivitas siswa dan situasi kelas.
Siklus 2 ini dilaksanakan selama satu kali pertemuan. Pada siklus 2, peneliti dan guru telah mengadakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus 1.
Perbaikan yang dimaksud adalah pada siklus 2 ini topik karangan telah ditentukan oleh guru, sehingga menghindari adanya rasa bingung pada diri siswa akan topik
yang hendak dituliskannya. Guru mempersiapkan dua topik yang akan dibagikan kepada siswa, yaitu siswa no. absen 1-15 mendapat topik
“Pentingnya atau pengaruh pendidikan seks b
agi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu” dan siswa no. absen 16-33 mendapat topik
“Ekstrakurikuler dalam pengembangan kepribadian siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu”. Selain perbaikan topik, guru dan peneliti juga melakukan
perbaikan pada pengerjaan setiap langkah dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Pada siklus 1, guru membagikan satu bendel lembar kerja siswa
langkah 1,2,3, dan 4 secara serempak. Pada siklus 2 ini, guru membagikan lembar kerja siswa satu per satu sesuai dengan langkah yang harus dikerjakan, sehingga
pengerjaan langkah pertama sampai langkah keempat dapat serempak dan dalam waktu yang dibatasi setiap langkahnya. Hal ini menghindari terjadinya kesalahan
fokus siswa seperti pada saat siklus 1, yaitu waktu yang diberikan lebih banyak habis untuk mencurahkan gagasan dan membuat peta pikiran.
Siklus 2 dilaksanakan pada pagi hari, berbeda dengan siklus 1 yang dilakukan pada jam terakhir. Pada siklus 2 ini, guru tetap berperan sebagai guru, dan peneliti
berperan sebagai observer sekaligus membantu guru ketika membagikan lembar kerja siswa. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru memeriksa kesiapan ruang, alat,
dan media pembelajaran. Guru menyampaikan mengenai materi dan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung. Pembelajaran diawali dengan adanya kegiatan
apersepsi dari guru meskipun hanya sekilas, yaitu tanya jawab guna mereview materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Terjadi interaksi yang baik antara guru
dan siswa pada kegiatan apersepsi ini, guru bertanya kepada siswa dan siswa dengan aktif menanggapi setiap pertanyaan ataupun sampaian guru. Pertanyaan yang
disampaikan guru berkaitan dengan pengertian karangan argumentasi, tujuan karangan argumentasi, dan struktur atau sistematika karangan argumentasi. Pada
kegiatan apersepsi ini, tidak ada pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa, sehingga guru dapat langsung masuk ke kegiatan ini. Guru menunjukkan penguasaan materi
dengan tidak melihat catatan dan guru juga masih berusaha mengaitkan materi pembelajaran dengan aspek kehidupan lain atau pengetahuan lain yang relevan.
Keterkaitan antara karangan argumentasi dengan kehidupan sehari-hari yang relevan tersebut dijelaskan pada bagian tujuan karangan argumentasi. Pada bagian ini, guru
memberikan gambaran bahwa dengan menulis kita bisa mendapatkan tambahan uang saku. Hal ini tentu membuat siswa banyak berkomentar, ada yang berkomentar terkait
dengan ekspresi kagum, tetapi ada juga yang berkomentar mengenai hal lain. Setelah kegiatan apersepsi dilakukan, guru menjelaskan langkah-langkah yang
akan diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dan membagikan lembar kerja siswa. Beberapa siswa aktif
menanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai langkah dalam teknik PAK yang akan mereka laksanakan. Guru menyampaikan perihal dua topik yang akan ditulis
dan pembagian topik tersebut. Guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan dan waktu yang telah dialokasikan untuk pembelajaran
siklus 2. Pelaksanaan pembelajaran yang bersifat kontekstual ini dibuat untuk memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif siswa.
Setelah lembar kerja dan penjelasan dicukupkan, siswa mulai melakukan langkah pertama hingga langkah keempat sesuai dengan instruksi dari guru. Guru
mengalokasikan waktu yang baik dalam pelaksanaan teknik PAK ini, sehingga terdapat perbedaan waktu antara langkah 1, 2, 3, dan 4. Ketika kegiatan inti sudah
mulai, siswa dengan tenang mengerjakan tugasnya, meskipun ada beberapa siswa yang terlihat kebingungan dan mencoba bertanya kepada guru ataupun kepada
temannya. Pertanyaan yang dilontarkan siswa masih seputar lengkah PAK, seperti apa perbedaan langkah 1 dan langkah 2, bagaimana sistematika penulisannya, apakah
boleh menggunakan pensil, apa maksud topik itu, apakah judul harus berbeda dari topik. Pertanyaan tersebut dijawab guru secara personal, sehingga tidak mengganggu
siswa lain yang sudah jelas dan tengah mengerjakan. Saat langkah pertama ini berlangsung, tampak perubahan pada siswa. Dengan langkah pertama ini, siswa
tampak lebih mudah mendapatkan inspirasi dan berani menuliskan gagasan- gagasannya. Selain itu, muncul pula motivasi yang baik dalam diri siswa pada
langkah berikutnya. Ketika waktu dicukupkan untuk mengerjakan langkah pertama dan akan dilanjutkan ke langkah berikutnya, siswa mulai ramai karena ada pekerjaan
mereka yang belum selesai. Guru memberi sedikit waktu tambahan, berusaha memotivasi dan membantu siswa menyelesaikan tugasnya.
Langkah demi langkah dilakukan siswa dengan serius dan pada kegiatan akhir dilakukan adanya penyimpulan secara bersama berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran yang telah dilakukan. Secara keseluruhan, teknik PAK dinilai bisa mengembangkan kompetensi siswa dengan brainstorming dan memotivasi siswa
bahwa kegiatan menulis karangan argumentasi itu mudah untuk dikerjakan. Setiap langkah dalam teknik yang dipilih ini dapat terlaksana dengan baik dan melibatkan
siswa secara maksimal. Secara keseluruhan guru menyampaikan seluruh isi pembelajaran dengan suara yang jelas dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Siswa yang merupakan subjek penelitian ini mengikuti pembelajaran dengan lebih tenang dan berbeda dengan siklus 1. Pada siklus 2 ini siswa terlihat
dapat lebih konsentrasi dan tenang memahami proses pembelajaran dengan teknik PAK. Sebagian besar siswa memahami instruksi guru berkaitan dengan proses
pembelaran yang berlangsung. Sebaliknya, sebagian kecil siswa yang duduk di belakang pojok tetap sisbuk dengan urusannya sendiri, entah itu mengerjakan tugas
lain atau mengganggu temannya. Siswa aktif menanggapi setiap pembahasaan pada pembelajaran. Pada siklus 2 ini,
tercipta suasana kelas yang santai, serius, dan ada hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa. Hal ini terlihat dengan aktivitas guru yang berkeliling dan
mengecek hasil kerja siswa. Waktu yang terbagi dengan baik turut serta melancarkan kegiatan pembelajaran dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat ini. Pada siklus 2 ini, waktu dapat lebih banyak difokuskan pada langkah karang dan hebat, meskipun terkadang ada siswa yang masih kembali memperbaiki
apa yang telah dihasilkannya pada langkah pusatkan pikiran dan atur.
b Hasil Wawancara Siswa setelah Pembelajaran Siklus 2
Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah akhir pelaksanakan siklus 2, yaitu setelah siswa melakukan aktivitas menulis karangan argumentasi. Wawancara ini
dilakukan terhadap siswa guna mengetahui respon dan tanggapan siswa berkaitan dengan kegiatan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan
Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara siswa ini adalah 1 apakah Anda mengalami kesulitan saat diberi tugas menulis karangan
argumentasi secara individu, 2 apa yang selama ini membuat Anda bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, 3 apakah Anda tertarik dan merasa senang mengikuti
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran,
Atur, Karang, dan Hebat, 4 apakah Anda merasa kesulitan Anda selama ini bisa teratasi, 5 apakah Anda masih merasa kesulitan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia, 6 bagaimana kesan dan pesan Anda berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini dan ke depannya.
Berdasarkan hasil analisis jawaban wawancara yang dihimpun dari tiga orang siswa, siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah, mereka mengatakan
tidak mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Indonesia. Siswa yang mendapatkan hasil tertinggi mengatakan bahwa siswa tersebut cinta bahasa Indonesia karena
menyenangkan dan mudah. Berbeda dengan siswa yang mendapat nilai terendah yang mengatakan bahwa dirinya mengalami kesulitan dalam menulis karena terkadang
tidak mempunyai inspirasi sama sekali. Pelajaran bahasa Indonesia kadang terlalu serius sehingga menjadikan suasana mengantuk dan materi tidak masuk ke otak.
Ketiga siswa yang diwawancarai mengaku senang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat. Mereka berpendapat bahwa teknik ini berbeda dari teknik pembelajaran yang biasanya dan dapat memudahkan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Selama
ini mereka merasa bosan karena selalu diberi tugas yang monoton, yaitu membaca dan mereka mengharapkan tugas yang lebih bervariasi.
Beberapa siswa mengatakan bahwa pada awal pembelajaran mereka merasa bosan karena harus mengikuti pembelajaran yang sama dengan proses pembelajaran yang
pernah dialaminya. Namun, mereka senang ketika lembar kerja diberikan satu per satu dan itu menyimpan rahasia tersendiri bagi siswa mengenai pebelajaran yang
sedang dilakukan. Penentuan topik juga berpengaruh terhadap motivasi yang ada pada diri siswa. Siswa merasa sudah tidak mengalami kesulitan dalam belajar bahasa
Indonesia dan mereka merasa mungkin kesulitan yang akan terus dialami adalah kesulitan mengenai ejaan karena membutuhkan ketelitian. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa siswa senang dengan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dan
mereka berharap pada pertemuan-pertemuan berikutnya guru dapat mengadakan pembelajaran dengan teknik-teknik lain yang menarik dan bervariasi, misalnya
permainan. Pembelajaran diharapkan bisa terjadi di luar ruangan sehingga suasana belajar juga dapat berbeda dari sebelumnya.
c Hasil Wawancara Guru setelah Pembelajaran Siklus 2
Wawancara dengan guru dilakukan setelah akhir siklus 2 guna mengetahui tanggapan dan respon guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK Pusatkan
Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru 1
bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung, 2 apakah siswa terlihat mempunyai motivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa
indonesis, 3 apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar, 4 apakah teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat ini dirasa bisa mengatasi masalah yang selama ini terjadi, 5 apakah materi dapat tersampaikan dengan baik melalui teknik yang diterapkan ini, 6 bagaimana
kondisi kelas ketika dilakukan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, 7 bagaimana pengaruh
perbaikan dalam siklus 2 ini, apakah membawa dampak yang positif. Dari analisis hasil wawancara terhadap guru, diketahui bahwa dari segi persiapan
dan motivasi dari diri siswa sudah menunjukkan adanya perbedaan dari siklus 1. Siswa sudah lebih siap dalam mengikuti pembelajaran ini dan mereka sudah
mengetahui materi pembelajaran berdasarkan siklus 1. Siswa lebih mempunyai semangat pada siklus ini, entah karena waktu di pagi hari atau karena hal lain. Pada
siklus 2 ini, siswa lebih bersemangat dalam mengerjakan setiap langkah dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dan jarang sekali terjadi
kebingungan pada diri siswa. Siswa sudah lebih memahami perintah-perintah berkaitan dengan langkah teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
yang disampaikan guru satu per satu. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa lebih sedikit daripada pertanyaan dan ketidakjelasan yang terjadi pada siklus 1. Siswa
terlihat senang mengikuti pembelajaran dan dapat dilihat bahwa dengan adanya perbaikan akan langkah pembagian lembar kerja siswa perbaikan yang mungkin
dikatakan sepele, siswa juga dapat berubah menjadi lebih konsentrasi dan rapi dalam mengerjakan setiap tugas-tugasnya. Perbaikan akan penentuan topik juga menjadi hal
penting terbaruinya kondisi pelaksanaan siklus 2 ini. Siswa terlihat mudah dalam mengerjakan dengan adanya bantuan topik yang diberikan oleh guru.
Berkaitan dengan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, hal ini tergantung dari siswa. Apabila siswa mempunyai motivasi mengikuti pembelajaran
dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, memang mereka akan dapat lebih maju. Akan tetapi, sebagian siswa terlihat masa bodoh dengan
adanya perbaikan aktivitas pembelajaran ini. Hal ini menyebabkan belum tampak jelas apakah siswa tersebut memahami dengan benar materi pembelajaran ataukah
tidak. Teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dirasa bisa membantu kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi untuk siswa-siswa
tertentu. Semua itu kembali tergantung pada tipe belajar siswa. Teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat ini sangat cocok untuk siswa-siswa yang
mempunyai tipikal pendiam dan juga untuk siswa-siswa perempuan karena teknik ini menuntut adanya konsentrasi dan tidak banyak bergerak.
Pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat pada siklus 2 ini membawa perubahan dalam bentuk peningkatan dari siklus 1. Pada siklus 2 ini,
kondisi kelas lebih baik dan hasilnya juga lebih baik daripada siklus 1. Hal ini dipengaruhi oleh upaya perbaikan yang telah dirancang oleh guru dan peneliti.
Teknik ini cukup dapat mengaktifkan beberapa siswa dan membuat pelajaran tidak membosankan dengan hadirnya langkah kerja yang baru.
d Hasil Kuesioner setelah Pembelajaran Siklus 2
Kuesioner berupa angket yang digunakan ini adalah untuk menilai seberapa efektif dan berhasilnya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Lembar penilaian yang dikerjakan siswa dilakukan pada tahap refleksi di setiap akhir siklus. Berikut
merupakan grafik penilaian siswa terhadap penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada
siklus 2.
Grafik 4.6 Persentase Penilaian Siswa terhadap Penerapan Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
Keterangan: 1.
Saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
2. Saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur,
Karang, dan Hebat. 3.
Saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
4. Saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan
diterapkannya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. 5.
Saya mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan sistematika penulisan karangan yang benar.
12 12
4 8
72
44 56
44 40
16 36
24 24
36
8 16
20 24
4
10 20
30 40
50 60
70 80
1 2
3 4
5
Ju m
lah S
is w
a
Butir Penilaian
Sangat Setuju Setuju
Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan data tersebut, siswa yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan
„saya tertarik mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟ sebesar 12. Siswa yang setuju dengan ketertarikannya mengikuti pembelajaran menulis karangan
argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat sebesar 72. Siswa yang netral akan ketertarikannya mengikuti pembelajaran menulis
karangan argumentasi dengan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat sebanyak 16. Siswa yang menyatakan sangat memahami prosedur
pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat adalah 12 siswa. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan
„saya memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟ sebanyak 44. Siswa yang netral dalam menanggapi pernyataan memahami prosedur
pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat sebanyak 36. Begitu pula dengan siswa yang tidak memahami prosedur pelaksanaan teknik PAK
Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat sebesar 8. Berkaitan dengan pernyataan
„saya mengerti semua instruksi yang diberikan guru berkaitan dengan penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan
Hebat ‟, 4 siswa menyatakan sangat setuju, siswa yang menyatakan setuju sebesar
56, siswa yang menyatakan netral sebesar 24, dan siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 16. Siswa yang merasa sangat setuju dengan adanya pernyataan
„saya merasa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah dengan diterapkannya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat
‟ adalah
sebesar 8. Siswa yang menyatakan setuju dengan adanya pernyataan tersebut adalah 44, siswa yang menyatakan netral sebesar 24, dan siswa yang menyatakan tidak
setuju bahwa dengan diterapkannya teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat mereka bisa dengan mudah menulis karangan argumentasi sebesar 20.
Siswa yang menyatakan sangat tidak setuju dengan adanya pernyataan tersebut adalah 4.
Siswa yang memberi pendapat setuju dengan pernyataan mengenai siswa yang mampu menulis karangan argumentasi dengan bahasa baku, sesuai dengan ejaan dan
sistematika penulisan karangan yang benar sebesar 40, siswa yang netral sebesar 36, dan siswa yang tidak setuju sebesar 24.
Berdasarkan paparan persentase di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa rata-rata setuju dengan adanya penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur,
Karang, dan Hebat dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Tidak berbeda jauh dengan kuesioner atau penilaian pada tahap refleksi siklus 1, masih
terdapat beberapa siswa yang tidak punya pendapat mengenai pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Hal yang kurang dapat diatasi pada siklus 2 ini adalah
berkaitan dengan siswa bisa menulis karangan argumentasi dengan mudah. Keadaan seperti ini dimungkinkan karena beberapa faktor yang berasal baik dari siswa sendiri
ataupun dari pembelajaran yang berlangsung. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah karena masih kurang kejelasan mengenai karangan argumentasi yang
berkaitan dengan pemilihan bahasa, ejaan, dan sistematika yang berlaku.
Di bawah ini akan disajikan pula grafik kedua perhitungan data berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran.
Grafik 4.7 Persentase Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran Keterangan:
1. Saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
2. Saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur
pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. 3.
Saya aktif menanggapi suatu topik bahasan dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas.
4. Saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran.
5. Saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik.
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa 20 siswa sangat setuju dengan adanya pernyataan
„saya siap dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran
‟, siswa yang setuju sebesar 68, siswa yang netral sebesar 8, dan siswa yang tidak setuju dengan penyataan tersebut sebesar 4. Berkaitan dengan
20 20
8 4
8 68
52 40
32 64
8 28
44 28
24 4
8 36
4
10 20
30 40
50 60
70 80
1 2
3 4
5
Ju m
lah S
is w
a
Butir Penilaian
Sangat Setuju Setuju
Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
penyataan „saya memperhatikan penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur
pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat ‟, siswa yang
menyatakan sangat setuju sebesar 20, siswa yang menyatakan setuju sebesar 52, siswa yang menyatakan netral dengan pernyataan itu sebanyak 28. Siswa yang
sangat setuju dengan adanya pernyataan „saya aktif menanggapi suatu topik bahasan
dan menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas ‟ sebesar 8, siswa yang
menyatakan setuju sebesar 40, siswa yang menyatakan netral sebesar 44, dan siswa yang menyatakan tidak setuju sebesar 8. Berkaitan dengan penyataan
„saya mencatat hal-hal pokok dari materi pembelajaran
‟, siswa yang menjawab sangat setuju sebesar 4, siswa yang menjawab setuju sebesar 32, siswa yang menjawab
netral sebesar 28, dan siswa yang menjawab tidak setuju sebesar 36. Siswa yang sangat setuju dengan pernyataan
„saya mengerjakan tugas menulis karangan argumentasi dengan baik
‟ adalah 8. Siswa yang setuju dengan pernyataan tersebut adalah 64, siswa yang netral mengenai pernyataan itu sebesar 24, dan siswa yang
menyatakan tidak setuju sebesar 4. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa setuju dan
menyadari akan partisipasi mereka dalam pembelajaran. Siswa siap dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal yang terlihat meningkat dari siklus 1 adalah
berkaitan dengan perhatian siswa terhadap penjelasan tentang materi pembelajaran dan prosedur pelaksanaan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.
Siswa masih sedikit kurang terlihat perbedaannya pada hal mencatat pokok-pokok
dalam materi pembelajaran. Namun, secara keseluruhan keterlibatan siswa pada siklus 2 ini lebih baik dan lebih terlihat dibandingkan pada siklus 1.
Dilihat dari tulisan kesan dan pesan siswa pada kolom terakhir, siswa banyak mengatakan bahwa mereka terkesan senang mengikuti pembelajaran dengan teknik
PAK ini. Meskipun tidak sepenuhnya dapat mengatasi kesulitan dalam hal memahami materi pembelajaran, siswa merasa senang karena hadirnya teknik
pembelajaran yang baru. Siswa berharap muncul teknik-teknik lain yang lebih baik dan kreatif sehingga pembelajaran bahasa Indonesia terasa menyenangkan, tidak
membosankan, dan tidak membuat mengantuk.
e Dokumentasi Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus 2
Dokumentasi aktivitas siswa merupakan salah satu data pendukung yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menulis
karangan argumentasi dengan teknik PAK. Pendokumentasian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung. Proses pendokumentasian kegiatan
pembelajaran mengacu pada pedoman dokumentasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berikut adalah hasil dokumentasi kegiatan siswa pada siklus 2.
Gambar 4.5 Guru Mengecek Pekerjaan Siswa
Gambar 1 ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Pada gambar tersebut, terlihat guru sedang berkeliling mengecek pekerjaan siswa, yaitu mengerjakan langkah
pertama teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Sebagian siswa dengan posisi duduknya masing-masing sedang berkonsentrasi mencurahkan gagasan
yang ada dalam pikirannya. Terlihat siswa yang masing harus kembali membuka contoh pekerjaan yang lalu untuk meyakinkan bahwa apa yang dibuatnya tersebut
benar. Pada langkah ini, guru hanya memberikan waktu selama kurang lebih tujuh menit, sehingga siswa harus dapat bekerja dengan cepat tanpa bisa membuat
kegaduhan di kelas. Peneliti melihat tidak ada siswa yang masih sibuk menentukan topik karangan
karena topik tersebut sudah didapatkan dari guru. Siswa hanya memikirkan ide-ide apa saja yang melintas di pikirannya untuk kemudian dituliskan dalam kertas HVS.
Beberapa siswa yang belum jelas dan enggan bertanya kepada guru memutuskan
untuk melihat pekerjaan temannya dan bertanya kepada teman di sampingnya. Guru terlihat memotivasi siswa dan menunjukkan hubungan yang memang harmonis antara
guru dan siswa. Guru berkeliling dan sesekali bertanya kepada siswa apakah ada hal yang kurang dimengerti ataukah tidak.
Gambar 4.6 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Siswa melakukan langkah kedua teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, yaitu atur. Dalam langkah
ini, siswa diminta melihat kembali curahan gagasan yang dilakukan pada langkah pertama dan memperjelas tatanan gagasannya dengan strategi peta pikiran. Siswa
membuat peta pikiran, seperti yang terlihat pada gambar. Siswa ini sedang memperbaiki hasil dari pekerjaannya pada langkah pertama. Siswa membuat garis
penghubung yang jelas antara topik, ide pokok, dan ide penunjang. Ide-ide yang sekiranya tidak terlalu mendukung tidak dicantumkan kembali pada peta pikiran ini.
Suasana kelas pada langkah ini tenang dan tidak begitu gaduh karena siswa mengerjakan langkah kedua ini dalam waktu yang dibatasi. Siswa diberi waktu
kurang lebih tujuh menit untuk menyelesaikan pekerjaan di langkah kedua ini.
Gambar 4.7 Siswa Melakukan Langkah 2 Bagian Kedua
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Gambar ini merupakan gambaran aktivitas langkah dua bagian kedua, yaitu siswa membuat kerangka karangan
berdasarkan peta pikiran yang telah dibuatnya. Siswa membuat kerangka karangan seperti pada umumnya disesuaikan dengan struktur karangan argumentasi yang
meliputi pendahuluan, isi, dan penutup. Posisi kertas yang digunakan berbeda dengan dua langkah sebelumnya, meskipun langkah membuat kerangka karangan ini menjadi
satu dengan langkah atur. Pada saat membuat kerangka karangan seperti yang terlihat pada gambar di atas,
siswa tidak banyak memunculkan pertanyaan karena ini merupakan hal biasa. Peneliti
menemukan beberapa siswa menyepelekan langkah membuat kerangka karangan ini. Waktu untuk membuat kerangka karangan ini digabung dengan waktu untuk
membuat peta pikiran. Pada kerangka karangan ini, siswa hanya mengurutkan dengan baik ide-ide yang tertulis pada peta pikiran. Sebagian besar siswa membuat judul
karangan sama dengan topik karangan yang diberikan oleh guru. Mereka menganggap bahwa topik sama halnya dengan judul karangan, sehingga hal seperti
pada gambar inilah yang terjadi, yaitu siswa membuat judul karangan dengan sangat panjang.
Gambar 4.8 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4
Gambar ini diambil ketika pelaksanaan siklus 2. Gambar ini merupakan gambar aktivitas siswa mengerjakan langkah ketiga dan keempat teknik PAK Pusatkan
Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat, yaitu membuat karangan dan memperbaiki karangan apabila terdapat kesalahan-kesalahan. Siswa menuliskan karangan
disesuaikan dengan apa yang ada dalam lembar kerja langkah pertama dan kedua, jadi
setiap langkah yang ada dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat itu berhubungan dan tidak dapat dilakukan dalam pertemuan yang berbeda.
Siswa yang ada dalam gambar tersebut terlihat sedang menulis sebuah karangan argumentasi dengan tulisan yang rapi. Lembar sebelah kiri merupakan kerangka
karangan yang dibuat siswa pada langkah kedua, sedangkan lembar sebelah kanan merupakan lembar untuk menulis karangan argumentasi.
Langkah ketiga dan keempat ini merupakan langkah yang mendapat alokasi waktu paling lama, yaitu 50 menit. Dari kedua langkah ini, fokus terpenting adalah
pada langkah karang. Siswa telah dapat bekerja secara mandiri dalam langkah ini, sehingga kondisi kelas lebih tenang. Meskipun begitu, ditemukan beberapa siswa
yang tidak serius dalam mengerjakan. Siswa tersebut memang telah mengerjakan langkah sampai pada karang, namun pada bagian atur dirinya belum menyelesaikan
tugas tersebut. Hal ini membuat tahapan langkah teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat tidak maksimal dilakukan oleh siswa tersebut. Siswa yang duduk
di pojok belakang adalah siswa yang melakukan hal tersebut, berbeda dengan siswa yang duduk di depan, yang ada dalam gambar tersebut. Siswa melakukan langkah
keempat, yaitu hebat, setelah karangan dihasilkannya. Langkah hebat merupakan langkah melihat kembali karangan yang telah ditulis, membaca ulang keseluruhan
secara cermat, dan memperbaiki apabila ada kesalahan-kesalahan.
3 Hasil Refleksi Setelah Pembelajaran Siklus 2
Pembelajaran pada siklus 2 merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, penerapan teknik PAK Pusatkan
Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi berlangsung dengan lebih baik dibandingkan pembelajaran pada siklus 1. Pada siklus
2 ini, siswa dapat lebih tenang dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Hal ini disebabkan siswa telah lebih memahami mengenai langkah-langkah dalam teknik
PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat dan mengenai karangan argumentasi. Beberapa siswa mengaku dapat lebih lancar mengerjakan tugas yang
diberikan karena tugas pada siklus 2 ini merupakan pengulangan dari tugas pada siklus 1. Namun, bagi beberapa siswa yang lain, pembelajaran pada siklus 2 ini
diikuti dengan rasa bosan karena untuk kedua kalinya mereka dikenai teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Rasa bosan ini menjadikan siswa
bermalas-malasan mengerjakan tugas. Topik karangan pada siklus 2 ini ditentukan oleh guru, sehingga pada
pelaksanaannya manajemen waktu dapat diatur dengan baik dan siswa tidak kehabisan waktu karena harus memikirkan topik apa yang akan ditulis. Pada siklus 2
ini, pembagian lembar kerja siswa juga dilakukan secara berahap sesuai dengan langkah-langkah pada teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Hal
ini menjadikan beberapa siswa mengaku seperti mendapat „kejutan‟ apa yang akan mereka dapatkan setelah langkah pertama, langkah kedua, dst. Hasil dari
pembelajaran pada siklus 2 ini sama dengan siklus 1, yaitu karangan argumentasi.
Karangan argumentasi yang dihasilkan oleh siswa dinilai oleh peneliti sesuai dengan aspek penilaian yang telah ditentukan. Pada siklus 2 ini terdapat 19 siswa yang tuntas
dan ini berarti terjadi peningkatan sebanyak 1 orang siswa dari siklus 1. Peningkatan ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu siswa sudah lebih memahami mengenai
karangan argumentasi, siswa lebih memahami aturan penggunaan bahasa dan ejaan dalam bahasa Indonesia, siswa menuliskan karangan dengan topik yang telah
ditentukan oleh guru, dan siswa sudah lebih memahami langkah-langkah yang ada dalam teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Peningkatan yang
terjadi hanya sebanyak 1 orang karena beberapa siswa mengaku bosan diminta menulis karangan argumentasi. Penerapan teknik PAK Pusatkan Pikiran, Atur,
Karang, dan Hebat yang dilakukan sebanyak dua kali juga membuat beberapa siswa merasa bosan.
Secara umum pelaksanaan siklus 2 ini berlangsung dengan lancar, tertib, dan lebih baik. Namun, ini hanya untuk sebagian besar siswa karena sebagian kecil siswa
masih ada yang kurang memahami dan ada yang merasa bosan. Dari hasil refleksi bersama dengan siswa yang diketahui dari kuesioner penilaian, untuk topik yang
dipilihkan, siswa mengaku merasa senang karena topik tersebut dekat dengan kehidupan mereka di sekolah dan mereka alami dengan sungguh-sungguh. Siswa
menyukai teknik yang diterapkan oleh guru dan siswa memberikan saran agar pada pembelajaran bahasa Indonesia selanjutnya dibuat dengan teknik-teknik lain yang
keratif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil kuesioner, siswa mengaku dapat lebih bisa mengungkapkan gagasannya dengan lebih sistematis karena adanya teknik PAK
ini. Guru dan peneliti merasa lebih puas dari pelaksanaan siklus 2 ini. Meskipun peningkatan yang terjadi hanya minimal, 19 orang siswa telah mampu melewati batas
KKM 75 dengan nilai yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan hasil pada prasiklus dan siklus 1.
C. Pembahasan Hasil Penelitian