Aspek Tata Bahasa Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa dengan

c. Aspek Tata Bahasa

Grafik 4.10 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga Siklus 2 untuk Aspek Tata Bahasa Data tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan siswa pada aspek tata bahasa. Komponen yang dinilai dalam aspek tata bahasa adalah 1 struktur kalimat minimal terdiri dari 1 SP Subyek Predikat, artinya sesuai dengan kaidah kebahasaan bahwa sebuah kalimat tunggal sekurang-kurangnya terdiri dari satu SP dan lebih dari satu SP apabila berupa kalimat majemuk, 2 antarkalimat mempunyai hubungan yang koheren, artinya antara kalimat yang satu dan kalimat selanjutnya berkaitan sehingga mudah dipahami oleh pembaca, 3 bahasa baku, artinya bahasa yang digunakan untuk menulis sebuah karangan argumentasi adalah bahasa baku yang menonjolkan ciri keilmiahannya. Bahasa baku adalah bahasa yang formal dan sesuai dengan kaidah ketatabahasaan. Data tersebut menunjukkan bahwa pada prasiklus hanya ada 1 siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik 1 4 4 13 8 2 3 3 9 19 9 5 10 15 20 Pra Siklus Sikllus 1 Siklus 2 Ju m lah S is w a Tahap Penelitian Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang sebanyak 9 orang. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik sebanyak 8 orang, dan siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan tata bahasanya dapat dikatakan sebagian besar cukup baik. Siswa bisa membuat kalimat yang hanya terdiri dari 1 SP sekurang-kurangnya dan meskipun antarkalimatnya kurang koheren, kalimat-kalimat yang mereka tuliskan masih bisa untuk dipahami maksudnya. Hal kurang baik yang masih harus diperhatikan adalah dalam penggunaan bahasa baku. Siswa masih lebih banyak menggunakan bahasa yang kurang baku dan kurang beragam formal, padahal telah diketahui bersama bahwa karangan argumentasi merupakan jenis karangan semi ilmiah yang sewajarnya menggunakan bahasa baku dan formal. Faktor yang mungkin menyebabkan hal seperti ini adalah 1 siswa belum mengetahui aturan tata bahasa secara kompleks, 2 guru belum menjelaskan mengenai ciri karangan argumentasi yang berhubungan dengan bahasa baku yang dipergunakannya. Berikut adalah salah satu hasil karangan siswa pada prasiklus yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik. Narkoba Data No. 12I Siapa yang tidak mengenal narkoba? Tentu saja semua orang telah mengetahuinya. Narkoba itu bentuknya bermacam-macam, bisa berupa pil, bubuk, cairan, tablet, minuman dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan narkoba, kita harus bersiap mental, karena membeli narkoba taruhannya berat. Rata-rata orang yang mengkonsumsi narkoba, baik yang sedang dalam proses atau yang ingin mencoba narkoba adalah orang-orang yang kehidupannya tidak jelas, dikarenakan mendapat masalah yang tidak bisa menemukan jalan keluar, sehingga pelariannya ke narkoba . Karangan di atas merupakan karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Baik dilihat dari aspek tata bahasanya. Peneliti tidak menganalisis dari aspek lain selain aspek tata bahasa. Karangan No. 12I ini berdasarkan kondisi siswa secara umum pada saat prasiklus mendapat skor 5 karena struktur kalimat yang ada dalam karangan tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari satu subyek predikat. Peneliti pada aspek ini lebih menekankan pada penggunaan bahasa baku dan penggunaan kalimat. Antarkalimat dalam masing-masing paragraf sudah koheren dan tidak menimbulkan rasa bingung bagi pembaca. Karangan ini menggunakan kalimat yang sederhana dan hanya sedikit ditemukan penggunaan kalimat yang kurang tepat, seperti pada paragraf kedua yang menghadirkan induk-induk kalimat yang mempunyai inti sendiri-sendiri. Akan lebih baik apabila pada paragraf kedua ini penulis mengembangkan kalimat yang ada dengan beberapa inti yang ada dalam paragraf tersebut. Bahasa yang digunakan dalam karangan No. 12I ini sudah cukup baku untuk ukuran seorang anak SMA. Bahasa yang baku menjadikan karangan ini sebuah karangan yang bersifat semi ilmiah dan bernilai rasa. Berikut adalah karangan yang mendapat skor dalam kategori Sangat Kurang pada aspek tata bahasa. Global Warming Data No. 10I Saat ini dunia Kita sedang mengalami pemanasan Global. banyak Gunung- Gungung es di kutub utara dan selatan Hancur karna panasnya bumi ini. Peningkatan suhu yg sangat extreme, membuat banyak negara negara di Dunia mengalami peningkatan suhu dan percepatan masa Gravitasi bumi. Contohnya di Indonesia: pada pukul 5 sore WIB sudah seperti pukul 7 malam. dan pada pukul 05.00 pagi di jakarta sudah seperti pukul 06.30 pagi. dan banyak kota lainnya juga yg seperti itu. Global warmingpemanasan Global juga dapat disebabkan Oleh lapisan Atmosfer di bumi yang mulai menipis adajuga yang bolong. belum tahu apa yang menyebabkan lapisan Atmosfer di bumi menipis. tapi menurut kabar yang beredar, tipisnya lapisan Atmosfer disebabkan oleh konsumsi bahan bakar yang melebihi batas sehingga udara jadi kotor dan lapisan atmosfer menipis Di Tokyo jepang sering terjadi Gempa Hampir setiap Hari Gempa. Baru baru ini di tokyo ditemukan lubang besar di tengah kota. berdiameter 32 meter dan berkedalaman 100 meter tidak ada korban jiwa namun membuat warga tokyo resah. Kejadian ini juga terjadi di Canada amerika. mari kita rawat bumi kita dengan cara mengurangi konsumsi bahan bakar kendaraan, bersepedalah di pagi yang cerah dan berjalan kakilah dimalam hari. Karangan dengan No. 10I tersebut merupakan karangan yang mendapat skor 1 dan termasuk dalam kategori Sangat Kurang pada tes prasiklus. Dilihat dari aspek tata bahasa yang digunakan penulis, struktur kalimat yang ada kurang jelas dan akan menimbulkan makna ganda sesuai persepsi pembaca. Dalam karangan tersebut, kurang ada koherenitas antarkalimat dan bahasa yang digunakan kurang menunjukkan bahasa yang baku. Kalimat-kalimat yang disusun dalam karangan tersebut justru mencirikan penulis bukanlah seorang pelajar SMA yang menulis karangan argumentasi. Bahasa dalam kalimat-kalimat tersebut adalah bahasa sehari- hari yang dipaksakan untuk digunakan dalam menuliskan karangan yang bersifat semi ilmiah dan formal. Struktur kalimat yang kurang tepat terlihat pada setiap paragraf. Kalimat tersebut tidak dapat diartikan dan diketahui maknanya jika tidak dibaca berulang kali. Tata bahasa pada karangan ini dikatakan sangat kurang dan sangat kurang cocok digunakan dalam sebuah karangan argumentasi. Setelah tindakan pada siklus 1, peningkatan yang terjadi adalah pada skor yang termasuk dalam kategori cukup baik, yaitu dari 9 orang siswa pada prasiklus menjadi 19 orang siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik menurun dari 8 orang siswa pada prasiklus menjadi 2 orang siswa pada siklus 1. Siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik juga menurun, yaitu 3 orang siswa pada prasiklus menjadi tidak ada siswa. Siswa yang mendapat skor dalam kategori baik stabil yaitu sebanyak 4 orang siswa pada prasiklus dan siklus 1. Faktor yang mempengaruhi adanya peningkatan ini adalah 1 guru telah menjelaskan mengenai karangan argumentasi beserta cirinya, 2 guru memberikan contoh sebuah karangan argumentasi, 3 guru menjelaskan mengenai kalimat yang efektif. Berikut adalah salah satu karangan argumentasi siswa yang mendapat skor 4, yaitu skor dalam kategori Baik untuk aspek tata bahasa. Cinta Seni jadi Awet Muda Data No. 19II Kesenian, itulah sebuah kata yang taka sing didengar oleh kita. Kesenian atau lebih singkatnya seni merupakan suatu bentuk karya yang indah. Hampir semua orang tahu tentang seluk beluk kesenian. Tetapi, tak jarang pula yang tidak tahu tentang kesenian, mungkin tidak tertarik. Seni itu pula merupakan warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Tak kenal maka tak saying. Begitu kata pepatah. Kita perlu mengenal sebuah kesenian, termasuk di Indonesia. Di samping itu, kesenian juga mempunyai beberapa manfaat. Di antaranya yaitu membuat awet muda seseorang, misalnya jika kita selalu bermain musik akan selalu terhibur dan lupa segala masalah hidup kita. Selain itu, membuat seseorang lebih terampil dan dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. Salah satu contoh kesenian adalah gamelan. Gamelan memang banyak disukai oleh masyarakat Jawa. Suaranya yang khas membuat orang senang untuk mendengarnya. Gamelan yang terkenal biasanya di Jawa dan di Bali. Gamelan terdiri dari saron, gong, demung, kenong, dan masih banyak lagi. Selain itu, ada juga akustikan yang terdiri dari piano, gitar, biola, dsb. Zaman sekarang banyak anak yang sering akustikan. Jenis kesenian ada dua, yaitu tradhisional dan modern. Alat musik tradisional, misalnya angklung, kolintang, kecapi, dsb. Sedangkan alat musik modern yaitu gitar, piano, biola, dsb. Kesenian juga berpengaruh bagi kita. Dampak positifnya yaitu menjadi salah satu hiburan, sedangkan dampak negatifnya yaitu misalnya jika suasana belajar ada jam kosong kita bermain musik dan mengganggu kelas lain. Terkadang ada kesenian yang berbau mistis jadi berlebihan. Oleh karena itu, kita wajib melestarikan kesenian Indonesia dan menjaganya. Jangan sampai kesenian yang merupakan warisan budaya asli Indonesia diakui oleh Negara lain. Kalau perlu kita juga harus belajar tentang senin agar lebih terampil dalam bermusik. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesenian itu adalah warisan budaya asli Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Kita juga harus belajar mengenai kesenian agar dapat diwariskan pada anak cucu kita. Berdasarkan hasil analisis melihat salah satu karangan argumentasi di atas, karangan tersebut diberi skor 4. Skor 4 adalah skor yang termasuk dalam kategori Baik . Karangan ini diberi skor 4 karena telah sesuai dengan kesepakatan aspek penilaian, yaitu antarkalimatnya mempunyai hubungan yang koheren, artinya antara kalimat yang satu dengan kalimat selanjutnya berkaitan sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Struktur kalimat yang digunakan minimal telah terdiri dari 1 subyek predikat, artinya sesuai dengan kaidah kebahasaan bahwa sebuah kalimat tunggal sekurang-kurangnya terdiri dari satu SP dan lebih dari satu SP apabila berupa kalimat majemuk. Bahasa yang digunakan cukup baku. Hal ini yang menjadi ciri tambahan karangan argumentasi, bahwa karangan ini merupakan karangan yang bersifat semi ilmiah, sehingga kata-kata yang digunakan untuk menyusun karangan argumentasi adalah kata-kata yang berbahasa baku. Berikut adalah salah satu karangan yang mendapat skor 4, yang termasuk dalam kategori Kurang. Ketergantungan Miras Data No. 14II miras menyebar luas di daerah Indonesia ini, diperkirakan dalam bulan ini mencapai 1000,25 dari orang tua, pemuda, sampai-sampai anak-anak pun banyak yang minum. taukah anda tentang miras? miras adalah minuman keras, yang untuk menambah badan seger dan fit tetapi kalau kebanyakan bisa membuat emosi yang tinggi dan merugikan orang lain. Miras memiliki jenis-jenis yang banyak, contoh dibuat dari air tape yang udah lama atau lebih dari 4 hari, atau buatan , contoh ciu, vodka, topi miring, anggur, seker, dan masih banyak jenis lain. Miras mengandung alkohol yang membuat emosi tidak terkontrol bahkan hanya itu miras bisa merusak alat pencernaan antara lain lambung dan hati, miras tersebut terpengaruh dari orang lain atau keluarga dan cara menghindari itu dapat kita lakukan dengan menganti miras dengan makanan atau permen dan minum akua. Miras dapat dihindari dengan cara mengonsumsi minuman cadangan. Berdasarkan analisis dari aspek tata bahasa, karangan dengan No. 14II mendapat skor 2, yaitu skor yang termasuk dalam kategori Kurang. Struktur kalimat dalam karangan di atas kurang jelas dan menghadirkan kalimat-kalimat yang berbelit-belit, seperti pada kalimat ketiga paragraf pertama. Pada kalimat tersebut dikatakan bahwa miras adalah minuman keras dan peneliti berpikiran bahwa tanpa dijelaskan pun pembaca pasti sudah tahu bahwa miras adalah minuman keras, padahal yang dimaksud penulis adalah dirinya ingin menjelaskan pengertian mirasnya, bukan kepanjangan dari miras. Dalam karangan ini, antarkalimat pada masing-masing paragraf dirasa kurang koheren. Bahasa yang digunakan dalam karangan ini lebih banyak bercampur dengan bahasa tidak baku, sehingga tidak memunculkan kesan bahwa karangan ini merupakan karangan argumentasi yang bersifat semi ilmiah atau ilmiah. Setelah tindakan pada siklus 2, peningkatan dan penurunan tersebut terlihat dalam hal jumlah siswa yang mendapatkan skor di masing-masing kategori. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik meningkat dari 4 orang siswa pada siklus 1 menjadi 13 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup baik mengalami penurunan dari 19 orang siswa pada siklus 1 menjadi 9 orang siswa pada siklus 2. Siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang baik meningkat dari 2 orang siswa pada siklus 1 menjadi 3 orang siswa pada siklus 2. Tidak terdapat siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat kurang baik, baik di siklus 1 maupun siklus 2. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam aspek tata bahasa dikatakan baik dan cukup baik. Struktur kalimat yang digunakan sekurang-kurangnya sudah mengandung satu subyek dan predikat, sudah ada hubungan antarkalimat dalam karangan tersebut meskipun masih kurang koheren, dan bahasa yang digunakan untuk menyusun kalimat masih kurang baku padahal karangan argumentasi menuntut karangan dengan bahasa yang baku dan formal karena bersifat ilmiah. Faktor yang menyebabkan peningkatan yang cukup signifikan ini adalah 1 siswa telah memahami mengenai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, 2 guru menegaskan kepada siswa mengenai struktur kalimat yang efektif. Berikut adalah salah satu karangan yang jika dinilai dari aspek tata bahasanya mendapat skor dalam kategori Baik. Ekstrakurikuler adalah salah satu kunci pembentuk kepribadian siswai SMA PANGUDI LUHUR, Sedayu Data No. 23III Ekstrakurikuler pembentuk kepribadian siswa-siswi SMA PANGUDI LUHUR, Sedayu. Hal ini dibuktikan dengan sikap dan perilaku siswai SMA ini. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diadakan oleh pihak sekolah terhadap siswa-siswinya untuk menambah kreativitas dan pengetahuan siswa-siswinya. Untuk dapat mendalami dan mendapat manfaat dari kegiatan ini, siswai harus aktif dan berperan langsung dalam kegiatan ini. Pihak sekolah mengadakan kegiatan ini, bukan sekedar untuk memperlihatkan bahwa sekolah ini memiliki kegiatan wajib yang sama seperti sekolah lainnya, tetapi untuk membentuk kepribadian siswai menjadi lebih baik . Kegiatan ekstrakurikuler di SMA PANGUDI LUHUR, Sedayu ini sudah cukup berjalan sesuai keinginan, tetapi ada beberapa hal yang menghambat kegiatan ini seperti; fasilitas dan tempat pelatihan yang tidak memadai, alat-alat yang digunakan pun terbatas. Hal ini tidak menjadi masalah bagi siswa-siswa SMA Pangudi Luhur, terbukti dari presentasi siswa yang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan utama seperti PMR, TONTI, PA memiliki peminat yang cukup banyak. Kegiatan PMR: 45 peminat, TONTI: 25 peminat, PA: 15 peminat, selain dari itu adalah siswai yang tidak mengikuti kegiatan. Adapun kegiatan tambahan yang dimiliki sekolah ini seperti: LV Paduan Suara, Cheers, Jurnal, Karawitan, Tari, Basket, Futsal, dll. Dampak positif yang didapat oleh siswai dalam lingkungan masyarakat adalah bisa lebih bersosialisasi dengan masyarakat, dampak positif dalam lingkungan keluarga adalah menjadi pribadi yang disiplin terhadap waktu, sedangkan dampak positif dalam lingkungan sekolah adalah nilai keaktifan siswai dalam sekolah menjadi lebih baik. Adapun dampak negatif dari kegiatan ekstrakurikuler ini terhadap siswa- siswi seperti gangguan kesehatan akibat kecapekan dan tertinggal banyak pelajaran sehingga nilai keakademikan siswa menurun . SMA Pangudi Luhur ini telah memiliki siswasiswi yang memiliki mental, fisik dan perilaku yang baik, meskipun ada beberapa anak yang belum mengerti dan mendapat manfaat dari kegiatan ini. Perilaku seperti membuang sampah pada tempatnya adalah salah satu contoh pembentukan kepribadian siswa terhadap lingkungan karena salah satu kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Banyak tanggapan yang dimiliki oleh siswai SMA Pangudi Luhur, Sedayu ini seperti “Mengasyikan” adalah salah satu tanggapan positif dan “melelahkan” adalah salah satu tanggapan negatif. Demikian uraian saya tentang “Ekstrakurikuler sebagai pembentuk kepribadian siswa”. Dari ringkasan di atas, dapat digambarkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian siswa. Proses pembentukan kepribadian akan lebih baik jika didorong oleh motivator-motivator yang ada di sekitar kita. Karangan di atas merupakan karangan yang mendapat skor 4 dan termasuk dalam kategori Baik dari aspek tata bahasanya. Karangan ini dinilai dan dianalisis berdasarkan kondisi siswa secara umum pada siklus 2. Pada siklus 2, tingkat kemampuan siswa sudah lebih tinggi karena sudah mengetahui perihal karangan argumentasi dan teknik-teknik penulisan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, karangan di atas mendapat skor 4 dalam kategori baik karena struktur kalimat yang ada terdiri dari satu subyek predikat, antarkalimat sudah menunjukkan adanya peningkatan dalam hubungannya atau dikatakan bahwa antarkalimat sudah koheren, dan bahasa yang digunakan cukup baku serta mengalami peningkatan daripada hasil pada prasiklus dan siklus 1. Kebakuan bahasa yang digunakan dalam karangan di atas menjadikan karangan ini disebut karangan argumentasi yang bersifat semi ilmiah. Di bawah ini disajikan salah satu karangan yang mendapat skor 2, yang termasuk dalam kategori Kurang. Pengaruh pentingnya Pendidikan Seks bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Data No. 13III Pembelajaran seks merupakan pembelajaran yang wajib diketahui pembelajaran ini merupakan ilmu yang berkaitan dengan reproduksi manusia. mengapa harus dipelajari? karena agar bisatidak menyalah gunakan beberapa hal yang dipelajari dalam pelajaran seks. Manfaat pendidikan seks untuk mengetahui dan tidak salah dalam berkehidupan pendidikan seks juga membentuk harga diri kepada seseorang yang mempelajarinya maka dari itu pendidikan seks sangatlah penting bagi kita . Akibat seks merupakandibagi menjadi dua + dan - dan kita harus mengetahui keduanya karena jika kita hanya mengetahui salah satu bagian itu kita bisa salah pengertian dan kita melakukan hal yang salah. Karangan di atas mendapatkan skor 2 dan masuk dalam kategori Kurang dari aspek tata bahasanya. Hal ini terjadi karena dalam karangan tersebut penulis menghadirkan struktur kalimat yang kurang jelas dan cenderung berbelit-belit. Kalimat yang berbelit-belit tersebut dimasukkan dalam satu tatanan kalimat dalam satu paragraf, seperti pada paragraf kedua dan ketiga. Dalam karangan No. 13III, antarkalimat memang berhubungan, tetapi hubungan tersebut menjadikan kata-kata yang ada menjadi kurang koheren dan kurang pas, misalnya kalimat pada paragraf terakhir. Pada kalimat tersebut, kata-kata diurutkan dengan tatanan yang kurang pas dan sulit untuk diketahui intinya. Dari segi bahasa yang digunakan, karangan No. 13III tersebut lebih banyak menggunakan bahasa tidak baku.

d. Aspek Diksi atau Pilihan Kata

Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan penggunaan media gambar : penelitian tindakan kelas XI sma yapisa nagrak gunung putri bogor

0 8 82

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang

6 42 92

Peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan metode field trip pada siswa kelas IX di SMP Dwiguna Depok

0 7 58

Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang

2 14 109

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2013/2014

3 35 174