Peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan pikiran, atur, karang, dan hebat) pada siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

(1)

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih

091224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh: Christiana Tri Jatuningsih

091224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

ii SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

Disusun oleh

Christiana Tri Jatuningsih 091224004

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing I

Dr. Yuliana Setiyaningsih Tanggal 18 Juli 2013

Dosen Pembimbing II


(4)

iii SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013 Dipersiapkan dan Disusun Oleh

Christiana Tri Jatuningsih 091224004

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 24 Juli 2013

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Yogyakarta, 24 Juli 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Universitas Sanata Dharma Dekan,

Rohandi, Ph.D.

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Yuliana Setiyaningsih

Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. Anggota 1 : Dr. Yuliana Setiyaningsih

Anggota 2 : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. Anggota 3 : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.


(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu, janganlah memilihnya dengan asal tetapi duduklah dan tungguhlah sesaat. Lalu ketika hatimu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke

mana hati membawamu… (Susanna Tamaro)

Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus

Orang tua saya (Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm) dan Ibu Pudentiana Sulastri) yang selalu mendoakan, memberi dorongan, dan bekerja keras demi saya,

Kakak-kakak yang tidak pernah lelah memberikan semangat agar saya dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini dengan baik,

Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan warna, dukungan, dan semangat

Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih yang mendalam atas segala semangat dan pengorbanan yang telah diberikan kepada saya selama ini.


(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christiana Tri Jatuningsih

Nomor Mahasiswa : 091224004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK PAK (PUSATKAN PIKIRAN, ATUR, KARANG,

DAN HEBAT) PADA SISWA KELAS XB SEMESTER II SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Juli 2013 Yang menyatakan


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, dan perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakaprodi PBSID Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bantuan, motivasi, kritik, dan saran selama skripsi ini dikerjakan.

3. Para dosen PBSID yang telah memberikan seluruh ilmu dan pengalamannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

4. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat PBSID atas pelayanan dan kerja samanya selama ini.

5. Kedua orang tua penulis, Bapak Nicolas T. Tri Harjo Saputro (alm.) dan Ibu Pudentiana Sulastri, B.A., yang telah berjuang dengan keras, memberikan dukungan, dan doa yang tak ada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

6. Kakak-kakak, Yuliana Prasiwi Tri Harjanti, S.Pd. dan Bernardia Prastiwi Haryuningsih, S.Pd. yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC., selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.


(9)

viii

8. Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih, selaku guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, atas kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

9. Segenap guru di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah menerima kehadiran penulis dengan ramah sehingga penulis merasa nyaman ketika melakukan penelitian.

10.Siswa-siswi kelas XB SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang telah berpartisipasi aktif selama penelitian dilaksanakan.

11.Theresia Banik Putriana, Aurelia Rani Wijayanti, Fransisca Ayu Krisnasari, Natalia Staffiany, Gabriella Amerentiana Nurhayati, Eduardus Sateng Tanis, Reinardus Aldo, Tofan Gustyawan, Fajari Revyanto, Yohanes Rizky, Andreas Adit, Roni Prabowo, dan Mikael Jati Kurniawan yang telah banyak memberikan warna, kegembiraan, dan semangat selama pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

12.Teman-teman PBSID angkatan 2009, atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang membantu penulis dengan berbagai hal demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

Seperti ungkapan ‘tak ada gading yang tak retak’, penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan

Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis


(10)

ix

ABSTRAK

Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa siswa kurang berminat menulis karangan bersifat ilmiah dan karangan argumentasi yang dihasilkan kurang bisa mencapai KKM yang ditetapkan (bahasa tidak baku dan banyak kesalahan ejaan). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi.

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. Data dalam penelitian ini berupa transkrip wawancara, catatan selama observasi, pendapat siswa dalam kuesioner, foto, dan skor hasil tes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik nontes dan teknik tes. Aspek kemampuan menulis karangan argumentasi dianalisis menggunakan kriteria penilaian yang mencakup (1) isi karangan, (2) organisasi karangan, (3) tata bahasa, (4) diksi, dan (5) ejaan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa teknik PAK dapat memudahkan siswa mendapatkan inspirasi, menjadikan siswa berani dan termotivasi ketika menulis, membantu siswa untuk berpikir secara sistematis, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Terkait dengan peningkatan kemampuan menulis secara terperinci dapat dilihat dari hasil prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus sebesar 53.60, pada siklus 1 meningkat menjadi 70.88, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 78.16. Tingginya peningkatan dinyatakan dalam persentase selisih nilai rata-rata siswa dari prasiklus hingga siklus 2, yaitu sebesar 24,56%. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada prasiklus hanya 11 siswa atau 44% dan pada siklus 1 meningkat menjadi 18 siswa atau 72%. Pada siklus 2, terdapat 19 siswa atau 76% siswa yang tuntas. Apabila digolongkan menurut kriteria ketuntasan belajar siswa, peningkatan ini termasuk dalam kategori tinggi, yaitu 76%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 11.595 lebih besar dari nilai t-tabel 1.711. Artinya, teknik PAK dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak, yaitu menjadi bahan masukan bahwa pembelajaran menulis dapat dilaksanakan dengan teknik PAK dan dapat dijadikan sebagai model serta bahan informasi untuk penelitian sejenis.


(11)

x ABSTRACT

Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. The Enhancement of Argumentative Essay Writing Ability by Using CSW (Concentrate, Set, Write, and Great) Technique for The Tenth Grade Students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. Thesis S1. Yogyakarta: Indonesia Education and Art Study Program. Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research is aimed to examine students' ability in argumentative essay writing. The background of this study deals with the students' less willingness to write a scientific essay and the fact that most of students' essays do not achieve completeness limit (the language used is not a standard language and the spelling is mostly incorrect). The aim of this research is to know the implementation of CSW technique in writing argumentative essays learning process and to improve the students' writing ability.

This is a classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 25 tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St.

Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. The data collection consists of five

aspects, namely, the interview transcripts, notes during the observations, the students' opinion as recorded in form of questionnaires, photographs, and the results of the tests. The data gathering technique were non-test and test technique. The analysis of students' ability was based on the assessment indicators, namely, (1) the content of the essay, (2) the organization of the essay, (3) the language structure, (4) the diction, and (5) the spelling.

The results of the classroom action research showed that the CSW technique could help the students get inspired easily, make the students more courageous and motivated when they were writing, help students systematize their way of thinking, and improve the students' ability in writing argumentative essays. This can be seen from the students' average score in the pre-cycle condition, which was 53.60. The score then increased up to 70.88 in the first cycle and increased again up to 78.16 in the second cycle. Height difference expressed as a percentage increase in the average value of prasiklus students to cycle 2, is equal to 24.56%. The students who passed the task in the pre-cycle condition were only 11 or 44 percent. In the first cycle, it became 18 students or 72 percent. In the second cycle, it increased and became 19 students or 76 percent. If it’s have classificated according to the criteria, the enhacement belongs to high, namely 76%. The results of hypothesis test showed that the number of t-count (11.595) is larger than the number of t-table (1.711). It’s means that the technique can increase argumentative essay writing ability for the tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. This research provides many benefits for many sides, namely provide information that writing essays can be done by using CSW technique and can be the model and an information source for future researchers who are interested in the same issue.


(12)

xi DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Istilah ... 7

F. Sistematika Penyajian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 10


(13)

xii

1. Keterampilan Menulis ... 13

2. Karangan Argumentasi ... 17

a. Pengertian Karangan Argumentasi ... 17

b. Ciri Karangan Argumentasi ... 19

c. Kerangka Karangan Argumentasi ... 23

d. Contoh Karangan Argumentasi ... 25

3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ... 27

4. Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 31

C. Kerangka Berpikir ... 33

D. Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 37

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Teknik Tes ... 38

2. Teknik Nontes ... 39

E. Instrumen Penelitian ... 40

F. Teknik Analisis Data... 54

G. Prosedur Penelitian ... 56

1. Siklus 1 ... 57

2. Siklus 2 ... 60

H. Indikator Keberhasilan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ... 64

1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 64

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 dan Siklus 2 ... 65


(14)

xiii

Penerapan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus, Siklus 1, dan

Siklus 2 ... 67

a. Prasiklus ... 67

b. Siklus 1 ... 75

c. Siklus 2 ... 105

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132

1. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) ... 132

a. Aspek Isi Karangan ... 133

b. Aspek Organisasi Karangan ... 146

c. Aspek Tata Bahasa ... 157

d. Aspek Diksi atau Pilihan Kata ... 168

e. Aspek Ejaan ... 177

2. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa ... 189

3. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa berdasarkan Ketuntasan Belajar ... 191

4. Uji Hipotesis ... 193

a. Uji Normalitas ... 194

b. Uji-t ... 198

BAB V PENUTUP ... 204

A. Simpulan ... 204

B. Saran ... 208

DAFTAR PUSTAKA ... 210


(15)

xiv DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Karangan Argumentasi ... 40

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Aspek Isi Karangan ... 41

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Aspek Organisasi Karangan ... 42

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Aspek Tata Bahasa ... 42

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Aspek Diksi (Pilihan Kata) ... 43

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Aspek Ejaan ... 43

Tabel 3.7 Instrumen Observasi untuk Guru Aktivitas Guru di Kelas secara Umum ... 50

Tabel 3.8 Instrumen Observasi Situasi Kelas Aktivitas Siswa dan Situasi di Kelas ... 52

Tabel 3.9 Lembar Penilaian Siswa terhadap Pembelajaran ... 53

Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ... 55

Tabel 3.11 Indikator Keberhasilan ... 63

Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ... 191

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Prasiklus ... 194

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Siklus 1 ... 195

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Siklus 2 ... 196

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Prasiklus dan Siklus 2 ... 197

Tabel 4.6 Uji-T Data Prasiklus dan Siklus 2 ... 199


(16)

xv

DAFTAR GRAFIK

Hal. Grafik 4.1 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Prasiklus ... 67 Grafik 4. 2 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 1 ... 76 Grafik 4.3 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Penerapan Teknik

PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 91 Grafik 4.4 Persentase Penilaian Siswa Berkaitan dengan Keterlibatan Siswa

dalam Aktivitas Pembelajaran ... 94 Grafik 4.5 Nilai Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus 2 ... 106 Grafik 4.6 Persentase Penilaian Siswa terhadap Penerapan Teknik PAK dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi ... 119 Grafik 4.7 Persentase Keterlibatan Siswa dalam Aktivitas Pembelajaran ... 122 Grafik 4.8 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Isi Karangan ... 133 Grafik 4.9 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Organisasi Karangan ... 146 Grafik 4.10 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Tata Bahasa ... 157 Grafik 4.11 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Diksi atau Pilihan Kata ... 168 Grafik 4.12 Data Peningkatan Skor yang Diperoleh Siswa dari Prasiklus hingga

Siklus 2 untuk Aspek Ejaan ... 177 Grafik 4.13 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis


(17)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Hal.

Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus ... 191 Diagram 4.2 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 1 ... 192 Diagram 4.3 Persentase Ketuntasan Siswa pada Siklus 2 ... 193


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal. Gambar 4.1 Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Mengenai Karangan

Argumentasi ... 97

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Langkah 1, yaitu Pusatkan Pikiran ... 98

Gambar 4.3 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ... 100

Gambar 4.4 Siswa Melakukan Langkah 3 dan 4, yaitu Karang dan Hebat ... 101

Gambar 4.5 Guru Mengecek Pekerjaan Siswa ... 125

Gambar 4.6 Siswa Melakukan Langkah 2, yaitu Atur ... 126

Gambar 4.7 Siswa Melakukan Langkah 2 Bagian Kedua ... 127


(19)

xviii DAFTAR BAGAN

Hal. Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ... 35 Bagan 3.1 Desain PTK Kemmis dan MC Taggart ... 57


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Silabus Pembelajaran ... 214

RPP Siklus 1 ... 218

RPP Siklus 2 ... 236

Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 246

Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 252

Pedoman Dokumentasi Foto Siklus 1 dan Siklus 2 ... 260

Pedoman Wawancara Guru pada Prasiklus... 261

Pedoman Wawancara Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 263

Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 264

Pedoman Pengamatan pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 265

Pedoman Kuesioner pada Siklus 1 dan Siklus 2 ... 268

Catatan Lapangan Siklus 1 ... 270

Catatan Lapangan Siklus 2 ... 278

Hasil Kuesioner ... 282

Hasil Refleksi Siklus 1 ... 288

Hasil Refleksi Siklus 2 ... 290

Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 1 ... 293

Hasil Wawancara Siswa pada Siklus 2 ... 298

Hasil Wawancara Guru pada Prasiklus ... 303

Hasil Wawancara Guru pada Siklus 1 ... 306

Hasil Wawancara Guru pada Siklus 2 ... 308

Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus ... 310

Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 1 ... 312

Nilai Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus 2 ... 314

Surat Ijin ... 316


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Selain itu, mengembangkan kemampuan siswa menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu berpikir, bernalar, dan bertindak. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, maka tidak heran apabila bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditempuh mulai dari bangku pendidikan dasar.

Keterampilan berbahasa bukanlah keterampilan yang mudah diraih, sehingga dalam pencapaian tujuannya memerlukan usaha dan proses penataan pembelajaran yang menarik dan kreatif. Empat keterampilan berbahasa yang dimaksud meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan jenis keterampilan yang bersifat produktif. Menulis, sesuai dengan urutan pemerolehannya, merupakan keterampilan yang paling akhir untuk dikuasai dan merupakan tingkat tertinggi dari aspek keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini disebabkan keterampilan menulis tidak hanya dapat ditingkatkan dengan aktivitas menulis saja, tetapi keterampilan menulis juga menuntut adanya penalaran (dalam mengolah kata, kalimat, dan bahasa), pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, dan keterampilan-keterampilan khusus yang harus dimiliki penulis.


(22)

Pada era modern saat ini, kebanyakan orang mengukur atau menilai kecendekiaan seseorang dari karya tulis yang telah dihasilkannya. Menulis merupakan suatu keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif yang tidak akan datang secara otomatis namun memerlukan praktik atau latihan yang terkonsep atau terstruktur.

Meskipun telah diketahui bahwa menulis merupakan hal penting dalam kehidupan saat ini, dalam bingkai pendidikan di sekolah terkadang ditemukan kendala atau hambatan ketika seorang siswa diberi tugas menulis sebuah karangan. Pembelajaran menulis kurang diminati oleh para siswa karena dirasa sulit dan menjadi beban bagi mereka, terlebih pada tulisan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah, seperti menulis karangan argumentasi. Karangan argumentasi merupakan karangan yang berusaha membuktikan kebenaran suatu pendapat. Di dalam karangan argumentasi berisi pernyataan, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti atau data yang logis.

Peneliti telah melakukan wawancara dengan Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih, salah satu guru bidang studi bahasa Indonesia di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Wawancara tersebut berlangsung pada Rabu, 21 November 2012 di ruang tamu SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Wawancara dilakukan guna menganalisis kebutuhan berkaitan dengan judul skripsi yang diangkat, sehingga dapat sebagai landasan penyusunan latar belakang masalah dalam skripsi ini. Selain itu, wawancara ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa berkaitan dengan kesulitan-kesulitan dalam kegiatan menulis. Melalui wawancara


(23)

tersebut, Ibu Dra. C. Sri Purwaningsih mengatakan bahwa melihat keakademisan karangan argumentasi, siswa jelas merasa akan lebih mudah dan senang ketika diberi tugas menulis puisi atau karangan yang bersifat abstrak. Hal tersebut terbukti dengan adanya fakta bahwa siswa kelas XA, XB, dan XD yang beliau ampu kurang dapat mencapai nilai KKM bahasa Indonesia (75) apabila diminta menulis sebuah karangan argumentasi.

Menulis merupakan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan menulis adalah sulitnya menemukan ide atau kalimat pertama untuk mengawali tulisan. Ketika mengadakan analisis kebutuhan di sekolah tersebut, penulis mengetahui bahwa siswa kesulitan untuk menulis tulisan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah; siswa kurang bisa menyampaikan gagasannya secara baku; masih ditemukan bahasa SMS yang masuk, baik dalam tulisan maupun ketika lisan dalam pembelajaran; dan dari hasil tulisan siswa diketahui bahwa kesalahan ejaan masih banyak ditemukan. Meskipun telah mengalami kesulitan tersebut, siswa tetap sulit untuk diatur atau diberi pengarahan

(ngeyelan). Siswa bertindak semaunya sendiri selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kompetensi dasar “menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf (karangan) argumentatif” merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa. Penguasaan kompetensi dasar ini dapat dilihat dari hasil tes menulis karangan argumentasi siswa, yaitu nilai hasil tes berada di atas KKM bahasa Indonesia.


(24)

Karena itu, peneliti memandang perlunya dilakukan perbaikan terhadap hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu sekolah swasta di Yogyakarta yang siswanya heterogen, yaitu laki-laki dan perempuan. Sekolah ini merupakan lembaga yang menggunakan kurikulum sesuai dengan standar nasional pada aktivitas akademiknya. Sekolah ini tetap mempertahankan pendidikan yang berkarakter dan dalam pembelajarannya tidak tertinggal dari perkembangan zaman serta perkembangan teknologi yang ada, meskipun letaknya tidak di tengah kota. Kemampuan guru dalam pengajaran (pemilihan teknik dan penggunaan media yang menarik) di sekolah sangatlah penting untuk disoroti karena merupakan dasar agar siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan yang diajarkan dan termotivasi mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan uraian situasi di atas, kegiatan menulis akan menjadi menarik, bermakna, dan kemampuan siswa akan meningkat ketika siswa diajak terlibat dalam pembelajaran yang terstruktur atau sistematis dan menarik. Pembelajaran yang terstruktur atau sistematis merupakan pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan tahapan yang telah dipersiapkan, mulai dari pemberian teori, contoh, hingga latihan yang bertahap. Salah satu contohnya adalah pembelajaran menulis karangan argumentasi. Siswa dapat menguasai keterampilan menulis, entah jenis apapun, apabila siswa mempunyai niat yang besar untuk menulis, banyak berlatih dan belajar, dan tidak boleh malu serta ragu untuk membaca bermacam tulisan yang telah ada (Wiyanto, 2004:8-9). Dengan adanya pembelajaran terstruktur atau


(25)

sistematis ini, siswa diharapkan akan merasa lebih berani dan termotivasi ketika pembelajaran menulis karangan argumentasi karena karangan ini termasuk dalam karangan yang bersifat ilmiah atau semi ilmiah.

Salah satu teknik yang dekat dengan pembelajaran yang terstruktur/sistematis adalah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Peneliti tertarik menerapkan teknik ini untuk membantu meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan suatu teknik pembelajaran yang memadukan strategi-strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis. Strategi-strategi tersebut terlihat pada langkah-langkah yang ada dalam teknik ini, meliputi Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Teknik ini tidak hanya memberi semangat kepada siswa untuk berani mengeluarkan ide tetapi juga menawarkan cara tertentu yang unik, misalnya strategi gugus untuk menuangkan ide apapun yang ada di pikiran penulis. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013.”


(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013? 2. Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah 1. Mendeskripsikan penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan

Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. 2. Mendeskripsikan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan

argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau referensi bagi guru untuk mengembangkan teknik-teknik pembelajaran yang kreatif,


(27)

terstruktur/sistematis, dan inovatif, sehingga teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat menjadi salah satu alternatif untuk memajukan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Penerapan teknik ini diharapkan dapat sebagai perbaikan proses kegiatan belajar mengajar, serta masukan untuk menggunakan berbagai variasi teknik pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat mengurangi kejenuhan dan membantu siswa memahami isi pembelajaran yang berlangsung, menumbuhkan suasana belajar yang variatif, efektif, efisien, dan terstruktur/sistematis. Siswa dapat termotivasi dan berani untuk menuangkan ide-idenya ke dalam tulisan sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat).

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan positif terhadap kemajuan sekolah dalam bidang akademik.

E. Batasan Istilah

1. Menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat memahami gagasannya.

2. Karangan argumentasi adalah suatu tulisan berjenis argumentasi yang berisi pendapat atau gagasan dengan disertai alasan, contoh, serta bukti-bukti yang


(28)

kuat dan meyakinkan, sehingga orang yang membacanya akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis.

3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)

Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah teknik menulis karangan argumentasi yang bertujuan untuk melatih siswa agar dapat membuat karangan argumentasi dengan baik. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) terdiri dari empat langkah, yaitu (1) penggunaan strategi gugus untuk mengumpulkan dan menemukan ide terbaik; (2) menstrukturkan apa yang ingin dituliskan dengan menggunakan strategi peta pikiran dan kerangka karangan; (3) kegiatan mengarang; dan (4) pengoptimalan tulisan, penambahan daya tarik tulisan, dan membaca kembali dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa.

F. Sistematika Penyajian

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metodologi penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V penutup. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II memuat penelitian terdahulu yang relevan, teori mengenai keterampilan menulis, karangan argumentasi, teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat), teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bab III berisi metode penelitian yang memuat cara dan


(29)

prosedur yang akan dilakukan peneliti, yaitu jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan indikator keberhasilan. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi deskripsi data pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran.


(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan kemampuan menulis karangan argumentasi pernah digunakan dalam penelitian-penelitian yang terdahulu. Namun, penelitian-penelitian tersebut lebih banyak berorientasi pada pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pembelajaran menulis karangan argumentasi yang menjadi objek penelitian dikembangkan atau ditingkatkan dengan berbagai macam teknik atau metode pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Wellius Yasin (2007) dengan judul “Kemampuan Menulis Paragraf dalam Karangan Argumentasi Mahasiswa PBSID Angkatan 2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” menemukan adanya ukuran tingkatan rata-rata kemampuan mahasiswa dalam menulis karangan argumentasi, yaitu kategori cukup dengan rata-rata 71,43 dari 53 karangan mahasiswa. Pada karangan-karangan tersebut, ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh subjek penelitian (mahasiswa PBSID angkatan 2004 Universitas Sanata Dharma), yaitu kesalahan pada penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital, kesalahan penulisan kata, dan hubungan koherensi yang kurang baik.

Penelitian lain yang berorientasi pada kemampuan menulis karangan argumentasi dilakukan oleh Maria Henderina Hajon (2011) dengan judul


(31)

XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.” Temuannya adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan kemampuan menulis tulisan argumentasi antara siswa kelas XI IPA dan siswa kelas XI IPS. Siswa di kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan menulis tulisan argumentasi hampir sedang.

Penelitian serupa dilakukan pula oleh Erika Nurhandayani (2007) dengan judul “Keefektifan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Menulis Rangkuman Karangan Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Nanggulan Kulon Progo.” Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan sebuah pendekatan dalam pembelajaran. Temuan dari penelitian ini adalah pendekatan komunikatif dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Nilai-nilai kemampuan menulis kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan komunikatif menunjukkan peningkatan nilai yaitu dari 60 menjadi 70. Pendekatan komunikatif dalam pengajaran keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Nanggulan Kulon Progo lebih efektif dibanding pendekatan tradisional. Hal ini dibuktikan dengan t-observasi > t-tabel pada taraf signifikan 5%, yaitu 13,36 > 1,99, dan nilai rata-rata pada kemampuan menulis kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, yaitu 70 > 62,85.

Penelitian milik Dena Silvia (2010) dengan judul “Teknik PAK! (Pusat, Atur, Karang, Hebat!) dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandung” berisi bahwa berdasarkan hasil analisis data secara deskriptif, terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi antara hasil pretes siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandung semester II tahun ajaran


(32)

2009/2010 sebelum diberikan perlakuan berupa teknik PAK dengan hasil postes siswa setelah diberikan perlakuan berupa teknik PAK. Rata-rata nilai pretes adalah 63 dan postes adalah 77, ini membuktikan adanya peningkatan karena ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretes dan postes. Hal ini dibuktikan pula dari hasil uji hipotesis, diperoleh t-hitung (10,68) yang lebih besar dari t-tabel (2,66), dan ini berarti hipotesis dapat diterima. Berdasarkan pengolahan angket untuk mengetahui respon siswa dalam pembelajaran, diketahui bahwa presentase rata-rata sikap siswa terhadap penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi sebanyak 81,25% siswa memberi jawaban ya dan 18,75 % menjawab tidak. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa merasa cocok dan setuju dengan penggunaan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Penelitian tersebut memiliki perbedaan masing-masing dengan penelitian yang telah dilakukan ini. Penelitian Wellius Yasin menggunakan satu kelas sebagai subjek penelitian dan mengukur tingkat kemampuan menulis karangan argumentasi yang dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Maria Henderina Hajon menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian, berusaha mengetahui perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi dari kedua kelas tersebut, dan dilakukan dalam satu tahapan penelitian. Penelitian Erika Nurhandayani menggunakan dua kelas sebagai subjek penelitian untuk melihat keefektifan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, sedangkan penelitian Dena Silvia hanya menggunakan satu kelas untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan


(33)

argumentasi dengan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dan penelitiannya dilakukan selama dua kali, yaitu tahap prates dan postes.

Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian ini menggunakan satu kelas, yaitu kelas XB sebagai subjek penelitian untuk mengetahui penerapan dan keefektifan penggunaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus untuk mengetahui bagaimana penerapan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa. Penelitian yang diadakan dalam tiga tahapan, yaitu prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 ini dilakukan dengan langkah yang berbeda pada tiap tahapannya. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbaikan langkah pembelajaran pada setiap tahap dalam penelitian yang didasarkan pada hasil refleksi setiap tahap.

B. Teori

1. Keterampilan Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Proses pengiriman dan penerimaan pesan atau komunikasi terjadi melalui sebuah media, yaitu tulisan. Tulisan adalah rekaman peristiwa, pengalaman, pengetahuan, ilmu, serta pemikiran manusia, yang artinya, tulisan dapat dibaca oleh orang yang berada di berbagai tempat pada waktu sekarang dan yang akan datang (Wiyanto,


(34)

2004:4). Dengan adanya tulisan, masyarakat lain yang tinggal di tempat yang jauh dapat menangkap dan memahami pengetahuan serta pemikiran tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1497), menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis ialah kegiatan menggambarkan lambang-lambang grafik hingga tersusun menjadi sebuah bahasa tulis yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang tersebut dapat menerima dan mengerti maksud atau pesan dari bahasa tulis tersebut (Tarigan, 2008:15). Kegiatan menulis adalah mengungkapkan gagasan atau ide melalui simbol-simbol yang berupa tulisan. Hal ini berarti bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menghasilkan suatu produk.

Menulis merupakan salah satu kegiatan yang aktif, produktif, dan memerlukan cara berpikir secara teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman merupakan ciri suatu keterampilan berbahasa yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan berbahasa produktif lainnya, yaitu keterampilan berbicara dan keterampilan reseptif, yaitu keterampilan membaca, menyimak, serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca.

Sutarno (2008:10) mengatakan bahwa pada dasarnya menulis adalah salah satu cara yang tepat untuk mewujudkan, menjabarkan, dan menuangkan ide, konsep, gagasan, dan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Keterampilan menulis memiliki peran yang sangat penting bagi siswa karena setiap tugas yang diberikan


(35)

oleh guru akan dapat ternilai dengan baik apabila hasil tulisan itu berbobot dan mempunyai substansi yang menarik.

Menulis dapat dikatakan sebagai sebuah proses yang menghasilkan tulisan bermuatkan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Keterampilan menulis telah diajarkan ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar, sehingga keterampilan ini dimiliki anak sejak dini. Keterampilan menulis memerlukan latihan yang konsisten agar tulisan yang dihasilkan semakin berkualitas. Kemampuan menulis yang baik kadang menjadi ukuran suatu keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia.

Kegiatan menulis mengandung beberapa tujuan, tergantung pada jenis tulisan yang dihasilkan oleh penulis. Beberapa tujuan dari kegiatan menulis tersebut beraneka ragam dan sebagai seorang penulis yang masih pemula diharapkan untuk selalu memperhatikan tujuan menulis, yaitu memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan mengekpresikan perasaan atau emosi dalam diri penulis. Dalam semua tujuan tersebut, penulis memegang peranan penting dalam tulisannya dan mengandung nada yang sesuai dengan maksud dan tujuannya.

Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang membutuhkan tahapan dalam pelaksanaannya. Zainurrahman (2011:15-28) mengatakan bahwa dalam kegiatan menulis, ada beberapa hal yang harus dijaga oleh penulis, yakni pertama, fokus, yaitu seorang penulis harus fokus terhadap ide yang ingin disampaikan agar tulisannya tidak melebar ke arah yang tidak direncanakan. Kedua, konsistensi, yaitu penulis harus konsisten dengan kata-kata yang digunakan dalam tulisan. Ketiga, pengembangan ide yang menarik, yaitu ide yang dikembangkan dan


(36)

ditulis harus bisa menarik perhatian dan memancing motivasi membaca para pembaca. Tulisan yang baik harus bersifat „hidup‟ dan sarat dengan informasi yang masih segar, pilihan kata yang menarik, penggunaan sinonim yang lazim tetapi unik, ilustrasi yang menggembirakan, dan struktur yang rapi serta mudah diikuti pembaca. Keempat, pembacaan model, yaitu jika seorang penulis menulis laporan penelitian, penulis harus membaca laporan penelitian yang lain, jika menulis novel, ia harus membaca novel yang lain. Itu semua merupakan sumber inspirasi yang berharga dalam proses menulis. Kelima, pertahankan diri sebagai penulis, yaitu bahwa setiap penulis mempunyai nada tersendiri yang merupakan ciri khasnya. Jangan pernah mengubah identitas diri penulis pada penceramah dalam tulisan anda. Keenam, kejelasan, yaitu sebuah tulisan tidak meninggalkan tanda tanya bagi pembaca akibat keterbatasan informasi dan ketidaksesuaian dalam tulisan. Ketujuh, nada, yaitu sesuatu yang penulis tampilkan sesuai dengan situasi emosi yang ada. Kedelapan, pengembangan paragraf, yaitu paragraf dikembangkan dengan mendeskripsikan secara dalam entitas yang ada dalam latar ide pokok.

Berkaitan dengan beberapa teori mengenai menulis di atas, secara singkat definisi menulis adalah suatu proses menuangkan ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran dengan menggunakan bahasa tulis sehingga orang lain dapat memahami gagasannya. Menulis dimaknai sebagai suatu keterampilan berbahasa yang paling unggul karena keberadaannya yang membutuhkan penalaran, praktik, dan latihan-latihan yang intensif. Hal itulah yang menjadikan sebuah tulisan yang


(37)

dihasilkan dari kegiatan ini berbobot tinggi, berkualitas, dan dapat sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar.

2. Karangan Argumentasi

a. Pengertian Karangan Argumentasi

Karangan adalah suatu produk yang dihasilkan dari sebuah kegiatan menulis. Karangan merupakan bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam kesatuan tema yang utuh. Secara singkat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:624), karangan adalah hasil mengarang, cerita, buah pena. Terdapat bermacam jenis karangan, yaitu narasi, deskripsi, persuasi, eksposisi, dan argumentasi. Setiap karangan memiliki tujuan dan ciri tersendiri.

Keraf (2010:3) mengatakan bahwa argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Tujuan penulisan karangan argumentasi adalah menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca disertai dengan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah, sehingga dapat meyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar (Wiyanto, 2004:67). Melalui argumentasi, penulis berupaya merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Kebenaran pendapat atau suatu hal harus dapat dikuatkan oleh penulis melalui karangan argumentasi sehingga pembaca


(38)

akan mempunyai keyakinan yang tinggi akan kebenaran pendapat atau suatu hal tersebut.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:85), argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai karangan dan argumentasi, dapat diringkaskan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang berjenis argumentasi. Jenis karangan yang mengemukakan alasan, contoh, bukti-bukti yang kuat, dan meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, sikap, gagasan, dan keyakinan penulis.

Karangan argumentasi sering dikatakan sebagai jenis karangan yang sulit untuk ditulis atau dibuat karena karangan ini melibatkan semua jenis karangan atau tulisan lainnya. Karangan argumentasi kerap diintegrasikan dengan karangan persuasi, karena keduanya menampilkan adanya fakta dan pendapat. Bila seorang pengarang mempergunakan nada mendebat atau nada argumentatif, maka hasilnya adalah tulisan yang bersifat meyakinkan atau tulisan persuasif (Tarigan, 2008:108).

Wiyanto (2004:68) berpendapat bahwa perbedaan mendasar antara karangan persuasi dan karangan argumentasi adalah pada sasaran yang ingin dibidik oleh karangan. Karangan argumentasi menitikberatkan sasaran pada logika pembaca, sedangkan karangan persuasi lebih pada emosi atau perasaan pembaca walaupun tidak melepaskan logika. Logika pembaca dioptimalkan ketika seseorang membaca karangan argumentasi karena keilmiahan bahasa dan isi karangan. Seorang pembaca harus bisa berpikir secara kritis ketika menghubungkan antara


(39)

pendapat atau gagasan dengan fakta yang mendukungnya, sehingga pembaca mengetahui kebenaran suatu pendapat. Berbeda dengan karangan persuasi. Dalam membaca karangan persuasi, seseorang lebih memaksimalkan emosi atau perasaannya ketika memutuskan untuk mengikuti atau menolak ajakan penulis. Hal ini tidak terlepas pula dari permainan logika. Seorang pembaca karangan persuasi menggunakan sedikit logikanya untuk mengetahui kebenaran suatu hal, sehingga pada akhirnya ia akan ikut tertarik dengan ajakan penulis. Dengan kata lain, yang dikerjakan karangan argumentasi adalah benar salahnya gagasan atau pendapat, sedangkan karangan persuasi lebih pada bagaimana mempengaruhi pembaca agar tertarik mengikuti kehendak penulis. Keduanya saling berhubungan karena pembaca tidak mudah dipengaruhi dan diajak apabila belum diyakinkan.

Karangan argumentasi mempunyai daya argumentasi karena dalam karangan tersebut memuat adanya data, fakta, dan kesaksian. Bukti-bukti berupa data, fakta, dan kesaksian ini akan membantu penulis untuk menjadikan pembaca percaya pada hal yang dibicarakan dalam karangan. Begitu pula dengan karangan persuasi. Karangan persuasi merupakan karangan berdaya persuasi, tetapi di dalamnya terdapat pula daya argumentasi. Daya argumentasi dalam karangan persuasi mempengaruhi daya persuasi yang ada, sehingga karangan persuasi mengandung fakta-fakta yang berusaha meyakinkan pembaca hingga pembaca mengikuti ajakan yang ditawarkan penulis.

b. Ciri karangan argumentasi

Karangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan dari kegiatan menulis. The Liang Gie (2002:83-86) mengatakan bahwa ada enam asas dalam karang


(40)

mengarang, yaitu kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan pengharkatan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing asas tersebut.

1) Kejelasan

Suatu karangan akan dipahami oleh pembaca jika mempunyai maksud yang jelas dan tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca karena setiap gagasan dipaparkan secara jelas. Ciri karangan yang jelas adalah (a) mudah dimengerti oleh pembaca; (b) menggunakan kalimat yang sederhana; (c) karangan tidak berbelit-belit; (d) dapat melukiskan secara benar ide yang terdapat dalam pikiran penulis.

2) Keringkasan

Pengarang tidak perlu mengulang-ulang ide, tidak bertele-tele dalam menyampaikan gagasannya, dan tidak berlebih-lebihan dengan kata (redundan) sehingga asas keringkasan dapat terpenuhi.

3) Ketepatan

Suatu karangan dapat menyampaikan maksud kepada pembaca sesuai dengan maksud dari pengarang itu sendiri (tidak ambigu). Supaya karangan tepat, pengarang harus menaati berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman memakai bahasa tulis yang ada.

4) Kesatupaduan

Sebuah karangan yang baik adalah karangan yang dibuat dari sebuah topik utama. Setiap paragraf harus saling berhubungan sehingga tidak menyimpang dari pembicaraan sebelumnya. Sebuah paragraf yang baik adalah paragraf yang hanya


(41)

memuat satu gagasan pokok yang didukung dengan beberapa penjelasan yang terpadu.

5) Pertautan

Dalam suatu karangan, antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain harus saling terkait, baik dalam satu paragraf maupun antarparagraf yang lain. 6) Pengharkatan

Setiap gagasan yang penting diungkapkan dengan penonjolan tertentu sehingga pembaca dapat mengingat informasi tersebut dengan baik.

Berkaitan dengan keenam asas di atas, karangan argumentasi termasuk dalam jenis karangan yang memiliki beberapa ciri khas. Ciri karangan argumentasi terkandung dalam pengertian karangan argumentasi, yaitu (1) menjelaskan pendapat agar pembaca merasa yakin terhadap tulisan tersebut; (2) memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar, grafik, atau data lainnya; (3) penutup berupa simpulan yang diambil penulis dari hasil mengkaji data dan fakta yang dicantumkan; (4) data dan fakta yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan; dan (5) penjelasan yang disampaikan bersifat logis dan sesuai dengan data dan fakta yang dimiliki.

Hal serupa dikatakan Keraf (2007:4-5). Menurutnya, ciri karangan argumentasi adalah (1) berusaha membuktikan kebenaran masalah; (2) mengajak dan mempengaruhi pembaca untuk mengikuti jalan pikiran penulis; (3) gaya penulisan yang meyakinkan; dan (4) adanya fakta-fakta yang digunakan untuk membuktikan kebenaran. Ciri karangan argumentasi berkaitan dengan tujuannya yaitu menerima atau menolak suatu ide. Pernyataan pendapat ini nantinya akan


(42)

dipaparkan dengan fakta yang akurat baik secara induktif maupun deduktif. Pamaparan secara induktif adalah pemaparan dari hal-hal yang khusus dan akhirnya diambil simpulan yang bersifat umum. Sementara itu, pemaparan deduktif diambil dari sebuah pernyataan yang bersifat umum dan digunakan untuk mengamati hal-hal khusus sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Seorang penulis karangan argumentasi harus dapat membatasi persoalan yang dikemukakannya dan menetapkan di mana terletak titik atau sasaran ketidaksesuaian pendapat antara pengarang dan pembaca. Dengan demikian ia dapat mengubah keyakinan dan mempengaruhi tindakan pembaca. Keraf (2007:103-104) menjelaskan bahwa untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian, maka sasaran yang harus ditetapkan untuk diamankan oleh setiap pengarang argumentasi adalah (1) argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan; (2) pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu; (3) tujuan argumentasi adalah menghilangkan ketidaksepakatan, maka penulis harus membatasi istilah yang digunakan pada awal penulisan; dan (4) sejak awal penulisan, penulis harus mengungkapkan dengan jelas di mana terletak perbedaan-perbedaan yang akan diargumentasikan itu.

Karangan argumentasi merupakan karangan yang bersifat semi ilmiah, maka dalam tulisannya disajikan fakta atau data yang dapat teruji dari segi kosistensi (tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan evidensi lain) dan koherensi (semua fakta harus koheren dengan pengalaman dan pandangan yang


(43)

berlaku). Seorang penulis karangan argumentasi harus menuliskan hal-hal yang tidak boleh mengandung prasangka (autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data eksperimentalnya). Baik tidaknya karangan argumentasi dinilai dari bobot argumen atau pendapat yang disajikannya, ada tidaknya fakta atau data, kebakuan bahasa yang digunakan, penggunaan ejaan yang disempurnakan, keterikatan atau relevansi antarkalimat dan paragraf, dan sistematika penyajian karangan.

c. Kerangka karangan argumentasi

Karangan argumentasi merupakan jenis tulisan yang mempunyai struktur atau kerangka sama dengan karangan lain pada umumnya. Struktur karangan argumentasi menurut Keraf (2007:104-107) ada tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Berikut uraian masing-masing bagian karangan argumentasi. 1) Pendahuluan

Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca terhadap argumen yang akan disampaikan atau dikemukakan dalam tulisan tersebut. Bagian pendahuluan juga dapat berfungsi untuk mengarahkan pembaca ke masalah yang akan disampaikan dan memberi gambaran umum mengenai masalah yang akan disampaikan penulis.

Bahan-bahan untuk menarik perhatian pembaca dan fakta-fakta pendahuluan harus benar-benar diseleksi supaya pengarang tidak melakukan hal-hal yang justru bersifat argumentatif. Hal-hal yang bersifat argumentatif ini akan dikemukakan oleh penulis dalam tubuh argumentasi. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang diperlukan dalam bagian pendahuluan, penulis harus (1) menegaskan


(44)

mengapa persoalan itu dibicarakan pada saat ini dan seberapa pentingnya masalah itu dibicarakan; (2) menjelaskan latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan, sehingga pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut; (3) menjelaskan argumen-argumen yang hendak disampaikan dan terdapat kejelasan pembedaan antara hal-hal yang berhubungan dengan selera dan hal-hal yang bertalian dengan fakta, sehingga dengan mempergunakan dasar tersebut penulis karangan dapat bergerak maju dengan mempergunakan fakta tersebut.

2) Tubuh karangan

Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis dan dihubungkan secara logis serta kritis dengan semua fakta yang ada. Dalam bagian ini, kekuatan argumen harus dimiliki oleh penulis agar dapat meyakinkan pembaca. Bagian tubuh karangan merupakan penjelasan mengenai masalah dan bukti-bukti yang ada, sehingga gagasan dan bukti itu perlu disampaikan sedalam dan sekonkret mungkin.

Banyaknya paragraf dalam karangan berkaitan erat dengan luas sempitnya masalah yang disampaikan penulis. Apabila masalahnya cukup sederhana, jumlah paragraf yang disajikan tidak terlalu banyak, sebaliknya apabila masalah yang disampaikan cukup kompleks, jumlah paragraf dalam bagian ini akan cukup banyak. Penulis tidak perlu menyampaikan argumen dan fakta yang sekiranya tidak menunjang tulisan, artinya penulis tidak perlu berlebih-lebihan dalam menyajikan evidensi dalam bagian tubuh karangan argumentasi.


(45)

3) Kesimpulan dan ringkasan

Bagian ini berisi kesimpulan seperti halnya ringkasan, diberikan penekanan pada bagian-bagian tertentu, dan memberikan prediksi berkaitan dengan karangan. Pada bagian kesimpulan, penulis harus bisa meyakinkan pembaca agar melakukan apa yang ditulisnya. Penulis juga harus menjaga agar konklusi yang disampaikan tetap memelihara tujuan, menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai, dan mengapa konklusi-konklusi (simpulan) itu diterima sebagai sesuatu yang logis. Sebagai bagian penutup, paragraf-paragraf yang disajikan hendaknya dibuat sedemikian rupa seolah-olah memberi isyarat kepada pembaca bahwa karangan akan segera berakhir (Wiyanto, 2004:75).

d. Contoh karangan argumentasi

Berikut disajikan contoh karangan argumentasi dan penjelasan bagian-bagiannya.

Narkotika dalam Kekelaman

Kapan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dapat menunjukkan hasil yang memuaskan, rasanya masih sulit diperkirakan. Hampir semua negara di dunia merasa khawatir dengan penyalahgunaan narkotika yang semakin merajalela ke wilayah yang lebih luas. Kehancuran hari depan bangsa dapat terjadi bila masalah ini tidak ditangani dengan sunguh-sunguh.

Narkotika merupakan istilah terjemahan dari narcotic atau narcoses. Menurut Kamus Bahasa Inggris tulisan W.Y.S Poerwodarminto, Cs, narkotika diartikan sebagai obat yang menidurkan atau obat bius. Bila digunakan semestinya, sesungguhnya narkotika mempunyai banyak manfaat, seperti yang tergolong narkotika Amphetamine. Dalam bidang kedokteran, narkotika dipakai sebagai obat penghilang rasa sakit pada waktu pembedahan (operasi) serta memperbaiki kestabilan tekanan darah waktu pembedahan berlangsung.  bagian pendahuluan

Di dunia ini terhitung banyak jenis narkotika. Yang termasuk dalam narkotika alamiah menurut undang-undang adalah opium/candu atau madat yang diperoleh dari getah tanaman, kokain yang berasal dari tanaman koka, dan ganja yang berasal dari tanaman ganja dari semua tanaman jenis Cannabis, termasuk biji dan buahnya.


(46)

Bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, semua jenis narkotika itu akan membuat petaka. Baik catatan di buku-buku kriminalitas, berbagai surat kabar dan majalah, maupun dari informan yang dapat dipercaya, kesemuanya dapat menggambarkan bahwa akibat penyalahgunaan narkotika sangat menakutkan. Beberapa data yang dapat diketengahkan, antara lain yang dikemukakan oleh Prof. dr. G.T. Stewart dari Universitas Glasgow, Skotlandia. Beberapa pernyataan tersebut adalah

1. Narkotika mempunyai pengaruh buruk terhadap organ-organ tubuh yang ada dalam tubuh manusia, yaitu berupa kemunduran daya pikir, lemah ingatan, pelupa, menjadi dungu, dan memberi dampak besar untuk keturunannya. 2. Pengaruhnya terhadap sistem saraf, yaitu timbulnya halusinasi atau

penghayatan semu.

3. Narkotika berpengaruh terhadap urat nadi dan jantung, pengotoran darah dalam pembuluh darah, meningkatkan kerja jantung, dan meningkatkan denyut jantung sebagai akibat penyempitan pembuluh darah.

4. Pengaruhnya terhadap alat-alat pencernaan terutama kerusakan fungsi hati sehingga data mengakibatkan korban menderita penyakit hati sebagai dampak pengotoran darah oleh narkotika.

5. Seseorang yang semula bersusila, sopan santun, terhormat dalam masyarakat, dan melakukan ibadat menurut agama serta keyakinannya dengan kuat akan menjadi liar dan, ganas, merampok, bahkan membunuh apabila sudah melakukan penyalahgunaan narkotika dalam dosis yang berlebihan.  bagian isi/tubuh karangan

Dari semua gambaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penyalahgunaan narkotika benar-benar telah mengganggu ketentraman masyarakat. Peranan terpenting yang diharapkan dapat mencegah penyalahgunaan narkotika justru dalam lingkungan keluarga. Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan agar penyalahgunaan narkotika dapat ditanggulangi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah rumah tangga harus dapat menciptakan situasi keakraban antara ayah, ibu, dan anak. Selain itu, dalam sebuah keluarga, orang tua harus selalu memberikan teladan yang baik, dan menciptakan situasi hidup keagamaan dengan melakukan ibadah sesuai dengan ketentuan.

Demikianlah, secara ringkas telah diuraikan tentang penyalahgunaan narkotika. Dari tulisan di atas tergambar dengan jelas bahwa penyalahgunaan narkotika mempunyai akibat yang sangat fatal. Penanggulangan penyalahgunaan narkotika akan efektif bila dilakukan di tengah keluarga dan didukung oleh masyarakat.  bagian penutup

Sumber:http://tiaraizni.blogspot.com/2011/01/contoh-karanganargumentasi.html. diakses pada 15 Desember 2012. pk 10:56.

Karangan di atas merupakan karangan berjenis argumentasi yang mempunyai topik narkotika dalam kemajuan zaman masa ini. Struktur atau kerangka karangan


(47)

berjudul „Narkotika dalam Kekelaman‟ di atas adalah pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan karangan di atas berisi tentang pengertian narkotika, manfaat narkotika, dan bahaya narkotika. Bagian pendahuluan tersebut berperan menarik minat pembaca, mengarahkan pembaca, menjelaskan secara singkat ide pokok topik karangan, dan menjelaskan kapan dan bagaimana suatu hal diperbincangkan. Bagian isi atau tubuh karangan menjelaskan tentang jenis-jenis narkotika, pengaruh bagi pecandu narkotika, dan bahaya yang mengancam masyarakat berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dalam kehidupan. Bagian penutup karangan berisi mengenai usaha pencegahan adanya penyalahgunaan narkotika di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penulis berusaha menegaskan kembali kepada pembaca bahwa narkotika akan berakibat fatal apabila digunakan secara salah sehingga kegiatan pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin sebelum harus sampai ke lingkup hukum, yaitu mulai dari keluarga hingga masyarakat.

3. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1422), teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu. Teknik penelitian merupakan penjabaran metode penelitian, sistem atau metode penelitian dengan meneliti langsung objeknya. B. Widharyanto, dkk. (2003:20) mengatakan bahwa teknik dimaknai sebagai implementasi praktis dan terperinci berbagai kegiatan yang disarankan dalam pendekatan dan metode. Secara sederhana, teknik dalam pembelajaran


(48)

merupakan cara penyampaian informasi pembelajaran yang melibatkan, baik guru maupun siswa.

Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan teknik yang diperkenalkan oleh Bobbi DePorter. Teknik PAK merupakan penggabungan dari beberapa strategi yang tampak dalam langkah teknik pembelajaran, yaitu Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.

a. Pusatkan Pikiran

Pada langkah awal, siswa dilatih memusatkan pikiran dan tidak merasa ragu untuk menuangkan ide yang ada di pikiran mereka ke dalam bentuk tulisan. Strategi yang digunakan dalam kegiatan pusatkan pikiran adalah strategi gugus.

Strategi gugus merupakan cara menuliskan ide-ide yang terlintas di benak kita dalam bentuk gugus (DePorter, 2009:18). Strategi ini dilakukan dengan cara: 1) Ambil selembar kertas kosong

2) Letakkan kertas dalam posisi horizontal dan tuliskan topik utama dalam bentuk kata kunci atau kalimat di tengah. Beri lingkaran di sekitarnya.

3) Tuliskan semua ide terkait yang terpikirkan oleh siswa, sebar disekitar pikiran utama. Buatlah lingkaran di setiap kata atau ide yang siswa tuliskan, dan gambar garis yang menghubungkan dengannya dengan pikiran utama.

4) Tuliskan ide kedua yang muncul akibat kata-kata ini dan kembali beri lingkaran, kali ini buat garis yang menghubungkannya dengan kata pemicu. Ulangi ketiga langkah pertama ini sampai siswa kehabisan ide dan lingkaran di gugus dibiarkan tersebar bebas.


(49)

b. Atur

Setelah menuliskan ide-ide terbaik di atas kertas, langkah selanjutnya adalah menata tulisan agar bisa terbaca oleh pembaca dengan jelas dan akurat. Saat ini, kita perlu mundur, lihat kembali curahan gagasanmu dan strukturkan apa saja yang ingin kita tuliskan dengan menggunakan dua strategi menata, yaitu peta pikiran dan kerangka (DePorter, 2009:31).

Pada langkah kedua ini, siswa dilatih untuk menuangkan dan menata ide-idenya melalui dua strategi. Strategi pertama yaitu peta pikiran. Pada strategi peta pikiran ini, siswa dapat melingkari ide utama, menebalkan huruf-hurufnya, bahkan memberi gambar untuk menonjolkan maknanya. Peta pikiran akan membantu menata ide dan membuat hubungan di antara semua ide.

Strategi kedua yaitu strategi kerangka. Strategi kerangka ini digunakan untuk membantu membangun sebuah paragraf yang tersusun atas ide-ide yang ada. Sebuah paragraf mengandung ide utama, detail, contoh, dan kesimpulan.

c. Karang

Karang merupakan langkah ketiga dari teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat). Pada langkah ini, siswa sudah mulai mengarang. Ada lima teknik mengedit draf dalam teknik ini, yaitu

1) Bahasa yang terkesan alami, maksudnya tuliskan seperti orang berpikir dan berbicara. Contoh: Penelitian menyebutkan banyak siswa Amerika Serikat akan berprestasi lebih baik di sekolah jika mereka menguasai keterampilan dasar membaca.


(50)

2) Suara aktif, artinya buat tulisan “bertindak” atau mewujudkan sesuatu. Contoh: Penyanyi itu memainkan gitar.

3) Kata kerja aktif, artinya gunakan kata kerja kuat untuk menghidupkan tulisan. Contoh: Saya menargetkan belajar ke luar negeri tahun ini.

4) Bahasa spesifik, artinya tambahkan sentuhan personal dengan detail seperti nama dan angka. Contoh: Rama, Dara, dan Fifi mendapatkan hadiah masing-masing sebesar Rp 10.000.000,00

5) Jelas, singkat, sederhana, serta buat semua kata dan kalimat penting. Contoh: Berbagi file di internet, memperbaiki industri musik.

d. Hebat

Langkah ini merupakan langkah gabungan dari langkah sebelumnya, yaitu karang. Pada langkah terakhir ini, siswa dilatih untuk mengoptimalkan tulisannya dan menambah daya tarik tulisannya, serta membaca dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa. Berikut teknik membaca dengan saksama

1) Baca secara keseluruhan dari awal karangan hingga akhir karangan, sehingga siswa dapat melihat koherensi setiap kata, kalimat, dan paragraf dalam karangan tersebut.

2) Baca dari belakang, maksudnya, siswa membaca setiap kata dari akhir kalimat tanpa menyatukan semuanya menjadi kalimat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan penggunaan huruf dan tanda baca secara lebih detail. 3) Gunakan bahan referensi, seperti kamus, buku EYD, dan panduan gaya


(51)

Kelebihan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) adalah dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan menulis, membebaskan penulis dari sugesti bahwa menulis harus langsung jadi, memusatkan gagasan-gagasan penulis, dan mampu menuangkan gagasan yang ada dalam pikiran penulis. Teknik PAK dapat membantu siswa menemukan inspirasi ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan. Teknik ini dapat menambah motivasi siswa dalam pembelajaran menulis. Kekurangan teknik PAK adalah terlalu banyak tahapan yang dilakukan, banyak gagasan yang tidak sesuai dengan topik, perlu dilakukan perbaikan yang berulang-ulang, dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan tahapan demi tahapan.

4. Teknik PAK dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi

Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) merupakan sebuah teknik menulis karangan argumentasi yang bertujuan untuk melatih siswa agar dapat membuat karangan argumentasi dengan baik dan mudah. Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat digunakan pada semua jenis tulisan, entah itu narasi, persuasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, tulisan yang bersifat semi ilmiah dan dirasa banyak menimbulkan kesulitan pada diri siswa. Langkah-langkah teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah


(52)

a. Pusatkan pikiran

Siswa diajak memusatkan pikiran untuk menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan yang bersifat argumentatif. Strategi gugus digunakan dalam langkah ini dengan cara (1) berikan kertas kosong pada masing-masing siswa; (2) letakkan kertas dalam posisi horizontal dan tuliskan topik utama dalam bentuk kalimat atau kata di tengah; (3) tuliskan semua ide terkait di sekitar topik utama tadi, beri lingkaran di setiap ide, dan beri garis yang menghubungkan dengan topik utama karangan argumentasi itu.

b. Atur

Pada langkah atur ini, siswa diajak mengatur ide-ide yang telah dituliskannya. Fakta yang mendukung kebenaran ide atau pendapat dalam karangan argumentasi dituliskan pula ketika langkah ini berlangsung. Strategi peta pikiran digunakan dalam langkah atur ini. Siswa melingkari ide utama, menebalkan garis penghubungnya, atau memberi gambar untuk menonjolkan maknanya, sehingga terlihat hubungkan dari setiap ide yang ada. Strategi karang mulai digunakan dengan berpedoman pada peta pikiran yang telah dibuat. Kerangka yang sederhana dibuat dengan komponen ide utama, detail, fakta, contoh, dan kesimpulan.

c. Karang

Siswa diminta mulai mengarang sebuah karangan argumentasi dari ide-ide yang telah dikumpulkan. Karangan yang dibuat harus memperhatikan bahasa baku, pilihan kata baku, dan sistematika karangan argumentasi yang benar.


(53)

d. Hebat

Hebat merupakan langkah terakhir yang harus dilakukan siswa bersamaan dengan langkah karang. Pada langkah ini, siswa dilatih untuk mengoptimalkan tulisannya dan menambah daya tarik tulisannya, kemudian membaca dengan saksama detailnya, seperti ejaan, kata sambung, dan tata bahasa. Siswa diharapkan dapat membuat karangan argumentasi yang luar biasa dan hebat, sehingga sesuai dengan ciri-ciri karangan argumentasi.

C. Kerangka Berpikir

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Menulis mempunyai tujuan yang bermacam-macam, tergantung jenis tulisan yang dihasilkan, yaitu narasi, persuasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Menulis karangan argumentasi merupakan sebuah kegiatan yang menghasilkan sebuah produk berupa tulisan yang bersifat semi ilmiah. Keilmiahan karangan ini menjadikan gaya bahasa yang digunakan haruslah baku dan logis. Karangan ini berusaha membuktikan adanya kebenaran pendapat dan meyakinkan pembaca pada sebuah pendapat tersebut. Tulisan yang bersifat semi ilmiah dengan segala kebakuannya ini memang sulit dibuat oleh siswa sehingga dibutuhkan sebuah teknik yang dapat mempermudah kesulitan tersebut.

Teknik PAK merupakan satu teknik yang menggabungkan beberapa strategi langkah yang dapat memudahkan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Langkah dalam teknik PAK yaitu Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat.


(54)

Melalui teknik ini, siswa dapat memusatkan pikirannya untuk menemukan topik karangan, berusaha mencari ide-ide atau fakta yang terkait dengan topik, menyusun menjadi sebuah peta pikiran dan kerangka karangan, menulis karangan, dan meneliti dengan saksama detailnya, mulai dari ejaan, tata bahasa, hingga pada sistematika penulisan karangan. Teknik ini sederhana tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama. Dengan diterapkannya teknik ini, siswa diharapkan dapat lebih berani, termotivasi, dan meningkat kemampuannya dalam menulis karangan argumentasi.


(55)

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Siswa kurang berminat menulis karangan semi ilmiah atau ilmiah sehingga dalam karangan yang dihasilkan kurang bisa mencapai KKM yang ditetapkan (bahasa kurang baku dan banyak kesalahan ejaan)

Karangan argumentasi merupakan tulisan berjenis argumentasi yang berisi pendapat atau gagasan dengan disertai fakta berupa alasan, contoh, dan data yang konkret. Karangan argumentasi berusaha membuktikan adanya kebenaran pendapat sehingga gaya bahasa yang digunakan harus meyakinkan dan bersifat logis. Karangan ini bersifat semi ilmiah, maka bahasa yang digunakan yaitu bahasa baku yang ditulis sesuai dengan ejaan yang tepat. Penyusunan karangan ini memerlukan waktu yang cukup lama, mulai dari pemunculan topik, ide, fakta pendukung, dan penelitian secara keseluruhan terhadap susunan tata bahasa dan ejaan yang salah.

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013.

Teknik yang dapat melatih seseorang untuk dapat menulis dengan baik adalah teknik PAK. Teknik ini memadukan strategi-strategi yang tampak dalam langkah teknik PAK, yaitu Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat. Siswa memusatkan pikirannya untuk menemukan topik karangan, berusaha mencari ide-ide atau fakta yang terkait dengan topik, menyusun menjadi sebuah peta pikiran dan kerangka karangan, menulis karangan, dan meneliti dengan saksama detailnya, seperti ejaan, tata bahasa, dan sistematika penulisan karangan.


(56)

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013.


(57)

37 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas. Disebut penelitian tindakan kelas karena penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, dkk., 2003:6). Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah melalui suatu perbuatan nyata, bukan hanya mencermati fenomena tertentu kemudian mendeskripsikan apa yang terjadi dengan fenomena yang bersangkutan.

Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap. Tahap pertama adalah perencanaan, yaitu rencana tindakan yang dipersiapkan ketika akan memulai tindakan. Kedua, pelaksanaan (tindakan), yaitu implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Ketiga, pengamatan, yaitu proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Keempat, refleksi, yaitu mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan untuk membuat perbaikan pada siklus berikutnya.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013. Siswa kelas XB berjumlah 33 orang, terdiri dari 18 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Namun dalam penelitian


(1)

326

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

327

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

328

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

BIOGRAFI PENULIS

Christiana Tri Jatuningsih lahir di Sleman pada tanggal 17 Januari 1992. Pendidikan dasar ditempuh di SD Kanisius Klepu, Sendang Mulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta tahun 1997–2003. Pendidikan menengah ditempuh di SMP Pangudi Luhur Moyudan, Sleman, Yogyakarta pada tahun 2003–2006. Pada tahun 2006–2009 melanjutkan sekolah di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul, Yogyakarta.

Seusai menempuh jenjang SMA, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2009. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana.


(5)

ix

ABSTRAK

Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik PAK (Pusatkan Pikiran, Atur, Karang, dan Hebat) pada Siswa Kelas XB Semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX

Sedayu Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP,

USD.

Penelitian ini mengkaji kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa siswa kurang berminat menulis karangan bersifat ilmiah dan karangan argumentasi yang dihasilkan kurang bisa mencapai KKM yang ditetapkan (bahasa tidak baku dan banyak kesalahan ejaan). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknik PAK dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi.

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. Data dalam penelitian ini berupa transkrip wawancara, catatan selama observasi, pendapat siswa dalam kuesioner, foto, dan skor hasil tes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik nontes dan teknik tes. Aspek kemampuan menulis karangan argumentasi dianalisis menggunakan kriteria penilaian yang mencakup (1) isi karangan, (2) organisasi karangan, (3) tata bahasa, (4) diksi, dan (5) ejaan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa teknik PAK dapat memudahkan siswa mendapatkan inspirasi, menjadikan siswa berani dan termotivasi ketika menulis, membantu siswa untuk berpikir secara sistematis, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Terkait dengan peningkatan kemampuan menulis secara terperinci dapat dilihat dari hasil prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus sebesar 53.60, pada siklus 1 meningkat menjadi 70.88, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 78.16. Tingginya peningkatan dinyatakan dalam persentase selisih nilai rata-rata siswa dari prasiklus hingga siklus 2, yaitu sebesar 24,56%. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada prasiklus hanya 11 siswa atau 44% dan pada siklus 1 meningkat menjadi 18 siswa atau 72%. Pada siklus 2, terdapat 19 siswa atau 76% siswa yang tuntas. Apabila digolongkan menurut kriteria ketuntasan belajar siswa, peningkatan ini termasuk dalam kategori tinggi, yaitu 76%. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 11.595 lebih besar dari nilai t-tabel 1.711. Artinya, teknik PAK dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XB semester II SMA Pangudi Luhur St. Louis Sedayu tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak, yaitu menjadi bahan masukan bahwa pembelajaran menulis dapat dilaksanakan dengan teknik PAK dan dapat dijadikan sebagai model serta bahan informasi untuk penelitian sejenis.


(6)

x ABSTRACT

Jatuningsih, Christiana Tri. 2013. The Enhancement of Argumentative Essay Writing Ability by Using CSW (Concentrate, Set, Write, and Great) Technique for The Tenth Grade Students of SMA Pangudi Luhur St. Louis

IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. Thesis S1. Yogyakarta: Indonesia

Education and Art Study Program. Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research is aimed to examine students' ability in argumentative essay writing. The background of this study deals with the students' less willingness to write a scientific essay and the fact that most of students' essays do not achieve completeness limit (the language used is not a standard language and the spelling is mostly incorrect). The aim of this research is to know the implementation of CSW technique in writing argumentative essays learning process and to improve the students' writing ability.

This is a classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of this research were 25 tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. The data collection consists of five aspects, namely, the interview transcripts, notes during the observations, the students' opinion as recorded in form of questionnaires, photographs, and the results of the tests. The data gathering technique were non-test and test technique. The analysis of students' ability was based on the assessment indicators, namely, (1) the content of the essay, (2) the organization of the essay, (3) the language structure, (4) the diction, and (5) the spelling.

The results of the classroom action research showed that the CSW technique could help the students get inspired easily, make the students more courageous and motivated when they were writing, help students systematize their way of thinking, and improve the students' ability in writing argumentative essays. This can be seen from the students' average score in the pre-cycle condition, which was 53.60. The score then increased up to 70.88 in the first cycle and increased again up to 78.16 in the second cycle. Height difference expressed as a percentage increase in the average value of prasiklus students to cycle 2, is equal to 24.56%. The students who passed the task in the pre-cycle condition were only 11 or 44 percent. In the first cycle, it became 18 students or 72 percent. In the second cycle, it increased and became 19 students or 76 percent. If it’s have classificated according to the criteria, the enhacement belongs to high, namely 76%. The results of hypothesis test showed that the number of t-count (11.595) is larger than the number of t-table (1.711). It’s means that the technique can increase argumentative essay writing ability for the tenth grade students of SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu batch 2012/2013 semester II. This research provides many benefits for many sides, namely provide information that writing essays can be done by using CSW technique and can be the model and an information source for future researchers who are interested in the same issue.


Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan penggunaan media gambar : penelitian tindakan kelas XI sma yapisa nagrak gunung putri bogor

0 8 82

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang

6 42 92

Peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan metode field trip pada siswa kelas IX di SMP Dwiguna Depok

0 7 58

Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang

2 14 109

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2013/2014

3 35 174