Prosedur Perlakuan. METODE PENELITIAN

96 d Menentukan batas bawah mean level dikurangi setengah dari rentang stabilitas e Menentukan kecenderungan stabilitas data point menghitung banyaknya data sesi yang berada dalam rentang batas atas dan batas bawah, dibagi banyaknya sesi. Jika presentase mencapai 85-90 dinyatakan stabil sedangkan dibawah itu dinyatakan stabil variabel. 4 Jejak data Menetukan kecenderungan jejak data, sama dengan kecenderungan arah, oleh karena itu masukkan hasil yang sama seperti kecenderungan arah. 5 Level stabilitas dan rentang Menentukan level stabilitas dan rentang adalah dengan cara memasukkan masing-masing kondisi angka terkecil dan angka terbesar. 6 Perubahan level Menentukan level perubahan dengan cara menandai data pertama hari ke-1 dan terakhir, hitung selisih kedua data tersebut data terakhir dikurangi data pertama dan tentukan arahnya + atau turun -. b. Analisis visual antar kondisi 1 Jumlah variabel yang diubah 97 Jumlah variabel yang diubah adalah pada data rekaan variabel yang diubah pada kondisi baseline 1 A1 ke intervensi B adalah 1. 2 Perubahan kecenderungan efeknya Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil data pada analisis dalam kondisi di atas naik, tetap, turun yaitu untuk melihat perubahan perilaku. 3 Perubahan kecenderungan stabilitas Perubahan kecenderungan stabilitas adalah untuk melihat stabilitas perilaku subjek dalam masing-masing kondisi baik baseline maupun intervensi. 4 Perubahan level Untuk melihat perubahan antara akhir sesi pada baseline 1 A1 dan awal sesi pada intervensi B yaitu dengan cara tentukan data poin pada kondisi baseline A1 pada sesi terakhir dan sesi pertama pada kondisi intervensi B, kemudian berapa selisihnya dan tandai + nila naik, dan = tidak ada perubahan dan - bila turun. Baik buruknya kondisi sesuai dengan tujuan penelitian. 5 Presentase overlap Overlap adalah kesamaan kondisi antara baseline 1 A1 dengan intervensi B, dengan kata lain semakin kecil 98 presentase overlap yaitu 0 maka semakin baik pengaruh intervensi terhadap target. a Overlap tahap baseline A1 dan intervensi B adalah untuk mengetahui apakah dalam tahap intervensi ada skor yang masuk ke dalam batas atas dan batas bawah baseline 1. b Overlap tahap intervensi B dan baseline 2 A2 adalah untuk mengetahui apakah dalam tahap baseline 2 A2 ada skor yang masuk ke batas atas dan bawah intervensi. 99

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas TKLB SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta yang merupakan lembaga pendidikan khusus bagi anak yang mengalami permasalahan gangguan mental atau disebut anak Tunagrahita. Berdasarkan ketetapan pemerintah, SLB tersebut diwajibkan untuk menerima anak berkebutuhan khusus lainnya seperti anak autistik. SLB Dharma Rena Ring Putra II ini berdiri atas inisiatif sekelompok ibu-ibu pada tanggal 5 November 1963, dengan akkte Notaris UU No. 28 Tahun 2004, UU No. 16 tahun 2001 tentang Yayasan dan dengan akte Notaris R. Murjiyanto No. 08 tanggal 20 September 2008, UU no. 16 tahun 2001. SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta terletak di Jalan Kusumanegara 105-B Yogyakarta. Sekolah terletak di lingkungan perkotaan yang cukup strategis sehingga mudah dijangkau. SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta memberikan layanan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus lainnya mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak TKLB, Sekolah Dasar SDLB, Sekolah Menengah Pertama SMPLB dan Sekolah Menengah Atas SMALB. Pembagian ruang kelas disesuaikan dengan jenjang pendidikan anak dengan dibimbing oleh satu guru tiga subjek. 100

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu anak autistik kelas TKLB di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Deskripsi mengenai subjek yaitu sebagai berikut: 1. Identitas Subjek Subjek Tiko samaran, jenis kelamin laki-laki, berusia 8 tahun, subjek tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Subjek merupakan anak kedua dari dua bersaudara. 2. Karakteristik Subjek a. Kemampuan awal yang dimiliki Subjek mampu memahami perintah sederhana pada kegiatan sehari-hari di sekolah, mampu membedakan benda-benda di sekitar kelas, melakukan aktivitas sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa bantuan misalnya menginginkan minum, subjek segera ke kelas untuk mengambil botol air minum di dalam tas. b. Karakteristik kelainan Subjek merupakan penyandang autisme dengan tipe pasif dan cenderung menyendiri serta tidak dapat berkomunikasi secara verbal dan nonverbal, susah berbicara dan sulit berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. c. Karakteristik pemahaman komunikasi nonverbal Pemahaman komunikasi nonverbal yang dimiliki oleh subjek terbatas. Subjek belum mampu mengungkapkan kegiatan sehari-hari 101 di sekolah misalnya kegiatan belajar keterampilan menolong diri seperti mencuci tangan, buang air kecil maupun besar, membaca menggambar, senam dan berdoa. Keterbatasan kemampuan terhadap komunikasi nonverbal dalam kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut dikarenakan kurangnya media yang dapat memberikan gambaran yang nyata dalam mengungkapkan kegiatan sehari-hari secara nonverbal. Sedangkan kemampuan komunikasi verbal tidak dapat dilakukan subjek, karena untuk berkomunikasi verbal dibutuhkan kemampuan berbicara yang baik namun subjek tidak dapat berbicara dan artikulasinya juga kurangjelas. d. Karakteristik akademik Subjek belum cukup baik dalam bidang akademik, itu disebabkan kurangnya pemusatan perhatian yang mampu membuat subjek tertarik pada materi yang diberikan oleh guru. Subjek merupakan subjekyang pasif, kurang percaya diri, dan kurang memiliki rasa ingin tahu dan subjek sering tidak berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran. Kemampuan mengikuti instruksi subjek sudah cukup baik. Daya tangkap subjek terhadap materi kurang baik, hal ini karena subjek sering tidak memperhatikan penjelasan dari guru. e. Karakteristik sosial Subjek memiliki sifat penyendiri, pemalu, dan kurang percaya diri. Subjek tidak pernah terlihat bermain dengan teman sebaya tetapi lebih sering menyendiri dan bermain sendiri dengan koran. Subjek 102 mengisi waktu saat jam istirahat hanya berkeliling ruang kelas untuk mencari koran setiap harinya.

C. Deskripsi Kemampuan Tentang Komunikasi Nonverbal

1. Deskripsi Baseline 1 kemampuan komunikasi non verbal subjek

sebelum diberikan intervensi Data tentang kemampuan awal sebelum diberikan tindakan anak autistik mengenai pemahaman komunikasi nonverbal gerak tubuh atau dengan menunjuk gambar kegiatan yang terdapat pada media sehingga dapat mempertegas atau mengganti pesan atau ucapan secara verbal untuk menyampaikan kegiatan sehari-hari kepada orang lain diperoleh dari hasil tes kemampuan awal. Tes kemampuan awal ini dilakukan dengan memberikan soal tes perbuatan kepada subjekyang berbentuk 10 soal dengan kriteria keberhasilan harus mencapai skor 40. Selain pengukuran keterampilan menggunakan tes perbuatan, juga dilakukan observasi dengan memberikan skor kepada subjek yang terdiri dari tiga aspek penilaian yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif dengan jumlah 22 poin penilaian. Pelaksanaan kegiatan pada fase baseline 1 sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama

Materi: pembelajaran di kelas sesuai dengan tema yaitu kegiatan kemandirian aktivitas mencuci tangan, memakai sepatu dan memakai baju. Pelaksanaan dalam pembelajaran yakni:

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 15

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 2 13

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 38

PENUTUP IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 61

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SLB C1 DHARMA RENA RING PUTRA 1.

0 0 208

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189