Deskripsi data hasil Baseline 1

112 mencuci tangan harus dengan bantuan verbal dan fisik. Bantuan verbal dilakukan supaya subjek mengenal peristiwa yang sedang dilakukan dan bantuan fisik untuk membantu subjek melakukan aktivitas dengan benar. Kemampuan subjek merespon kegiatan mengimitasi gerakan ditunjukkan dengan diberikannya instruksi verbal saja subjek mampu melakukan tanpa bantuan penuh. Setelah kemampuan mengimitasi gerakan, peneliti meminta anak keluar kelas untuk melakukan aktivitas yang pertama yaitu mencuci tangan. Kemampuan subjek pada aktivitas mencuci tangan dari sesi pertama, kedua dan ketiga subjek mampu melakukan aktivitas tersebut, namun pada sesi pertama tidak semua kegiatan dilakukan seperti tidak memakai sabun dan mengeringkan tangan. Untuk itu, peneliti memberikan bantuan verbal dan fisik. Kegiatan yang kedua pada baseline 1 yaitu aktivitas memakai sepatu. Aktivitas yang dilakukan pertama yaitu pengenalan sepatu dan perlengkapan yang lain yaitu kaos kaki. Subjek belum memahami benda kaos kaki karena subjek tidak menggunakannya dalam bersepatu. Subjek hanya mengenal benda sepatu tanpa mengerti cara memakainya. Peneliti mengetahui kemampuan subjek dalam memakai sepatu terlihat dari cara subjek memakai sepatu, subjek belum mampu memakai sepatu secara mandiri. Ketika diminta untuk memakai sepatu, subjek langsung memasukkan kaki ke sepatu tanpa membuka perekat dan menarik bagian atas sepatu pada punggung kaki dan bagian belakang sepatu pada 113 pergelangan kaki.Subjek meminta bantuan hanya dengan menarik tangan dan menggumam tidak ada artinya. Pada kegiatan memakai sepatu, subjek diminta untuk mendahulukan memakai kaos kaki, respon subjek ketika diberikan kaos kaki dan diminta untuk memakai baik, karena pemahamannya pada benda kaos kaki harus dipakai dikaki terlebih dahulu dapat ia lakukan. Namun, subjek masih belum mampu cara memakai kaos kaki dengan baik, ia hanya memasukkan ujung kaki ke lubang kaos kaki tanpa menariknya. Aktivitas yang ketiga yaitu memakai baju berkancing.Subjek mengenal benda baju adalah pakaian yang berkancing, kemampuan awal subjek mengenal baju adalah pakaian yang berkancing. Tahap aktivitas memakai baju, subjek diminta untuk memakai baju berkancing ketika selesai berolahraga dan berganti pakaian seragam sekolah yang berkancing. Kemampuan subjek terlihat ketika memasukkan tangan ke lengan baju masih sangat kesulitan, sehingga perlu dibantu penuh. Subjek juga belum mampu mengancingkan kancing ke lubang kancing, terlihat ketika diminta untuk memasukkan ke lubang kancing subjek tidak berhasil dengan waktu yang sangat lama tanpa mampu memasukkan kancing. Hasil yang didapat pada kemampuan awal anak pada fase baseline 1 sesi pertama, kedua dan ketiga masih sangat rendah walaupun dapat dikatakan stabil mengalami keajegan setiap sesi ada peningkatan namun tidak signifikan dan masih dibawah kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yakni sebesar 65. 114

3. Deskripsi Pelaksanaan Intervensi saat pemberian treatment

Peneliti memberikan media pictograph setelah dilakukan pre-test sebanyak 3 tiga kali, kemampuan komunikasi anak diuji pada pre-test dan akan dicatat sebagai baseline 1 A1. Kemudian diberikan tindakan atau intervensi sebanyak 5 lima kali. Fase intervensi peneliti menggunakan media pictograph sebagai alat yang digunakan untuk membantu anak autistik lebih mudah melakukan komunikasi dalam ketrampilan berkomunikasi non verbal. Fase terakhir adalah menentukan baseline 2 yaitu melakukan post-test sebanyak 3 tiga kali. Satu kali pertemuan terdiri dari 1 jam pelajaran dilaksanakan selama 35 menit. Pada saat intervensi atau penggunaan media pictograph, dilakukan setiap aktivitas kegiatan yang dilakukan akan berlangsung. Inti pelaksanaan intervensi B sebagai berikut: 1 Kegiatan Awal Kegiatan awal dilakukan pada kegiatan 1 satu yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian kegiatan mencuci tangan dengan perintah mengambil air dari kran air menggunakan baskom untuk dituangkan ke dalam bak air yang telah disediakan di sekolah sebagai sarana mencuci tangan. Kegiatan 2 dua yaitu memakai baju dengan perintah mengambil baju seragam sekolah yang sudah disediakan oleh peneliti. Kegiatan 3 tiga yaitu kegiatan memakai sepatu dengan perintah mengambil sepatu yang ada di rak sepatu. Kemampuan anak 115 dalam melakukan perintah sudah baik, jadi dalam penerapannya peneliti menggunakan perintah sederhana pada tahap pre-test seperti perintah “ambil”. 2 Pada Kegiatan Inti Kegiatan inti dilakukan didalam kelas terlebih dahulu untuk mengenalkan media pictograph yang digunakan sebagai sarana komunikasi secara nonverbal penggunaan bahasa objek dengan menunjuk gambar, menyamakan gambar kegiatan yang dimintai guru, foto kegiatan pembelajaran terdapat dilampiran. Setelah dilakukan pengenalan selanjutnya keluar kelas untuk mencoba melakukan kegiatan yang dimaksud subjek setelah mampu menyampaikan kepada orang lain dengan menunjuk gambar yang terdapat pada media pictograph dan peneliti memberikan informasi penjelasan. 3 Kegiatan Akhir Subjek bersama dengan peneliti kembali ke dalam kelas untuk melakukan imitasi gerakan mengenai kegiatan apa yang dilakukan pada jam istirahat dan kegiatan kemandiran tanpa menggunakan media gambar. Pelaksanaan tersebut dapat dijelaskan lebih terperinci dalam pembelajaran sebagai berikut: 116

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat adalah fase intervensi yaitu mengenalkan media pictograph aktivitas mencuci tangan. Masing-masing komponen diperkenalkan seperti gambar mencuci tangan dengan media pictograph yaitu kedua telapak tangan dibawah kran yang airnya keluar. Kemudian dikenalkan gambar mencuci tangan dengan sabun yaitu media pictographnya adalah kedua tangan mengeluarkan busa sabun. Pertemuan ini akan digunakan media pictograph untuk melihat kemampuan subjek melakukan kegiatan dengan bantuan media gambar untuk memanfaatkan media gambar sebagai sarana komunikasi non verbal, maka perlu diberikan tindakan untuk mengetahui kemampuan subjek terhadap kemampuan menunjuk gambar kegiatan dari materi yang diterima. Tes yang dilakukan yaitu berupa tes perbuatan yang terdiri dari beberapa kegiatan subjekdi sekolah seperti: mengamati gerakan yang diperagakan oleh peneliti dan kemudian mengimitasi gerakan, menunjuk gambar kegiatan, mengambil gambar kegiatan tersebut secara nonverbal. Apabila sudah terlaksana maka subjek diberikan waktu sebentar untuk beristirahat, kemudian dilanjutkan dengan tahap berikutnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari munculnya perilaku menyimpang seperti: marah dan bosan, sehingga harus disesuaikan dengan kondisi emosional anak. 117 Setelah pengenalan media pictograph sudah mampu dipahami oleh subjek, peneliti mengenalkan media pictograph mencuci tangandengan benda nyatanya yaitu kran air, media pictograph menyabun tangan dengan mengenalkan benda nyatanya yaitu sabun pencuci tangan. Setelah waktu untuk pengenalan media pictograph dengan benda nyata diberikan tindakan selesai, kemudian peneliti memperlihatkan media pictograph mencuci tangan yaitu dengan gambar kedua telapak tangan dibawah kran yang air nya keluar. Subjek harus melaksanakan serangkaian aktivitas mencuci tangan yang diawali dari tahap membuka kran air, membasuh air, menekan sabun pencuci tangan, menggosokkan tangan supaya sabun berbusa, membilas tangan, menutup kran dan yang terakhir mampu mengeringkan tangan dengan handuk.

e. Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima yaitu mengenalkan media pictograph aktivitas memakai baju berkancing. Masing-masing komponen diperkenalkan seperti gambar baju dengan jenis hem yaitu pakaian seragam sekolah yang berkancing. Kemudian dikenalkan gambar kancing baju. Pertemuan ini akan digunakan media pictograph untuk melihat kemampuan subjek melakukan kegiatan dengan bantuan media gambar, maka perlu diberikan tindakan untuk mengetahui kemampuan subjek terhadap kemampuan menunjuk gambar kegiatan dari materi yang diterima.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 15

IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 2 13

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 38

PENUTUP IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I YOGYAKARTA.

0 4 61

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan.

0 1 191

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMASAK BAGI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK DI SLB-C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA.

5 15 134

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SLB C1 DHARMA RENA RING PUTRA 1.

0 0 208

Pemanfaatan program geogebra dalam membantu kesulitan siswa kelas III di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta dalam memahami bentuk-bentuk bangun datar : studi kasus siswa tunagrahita ringan - USD Repository

0 1 189