Hipotesis penelitian KAJIAN PUSTAKA
73
Baseline A2
: periode dilakukannya pengukuran perilaku atau keadaan subjek penelitian tanpa disertai dengan
pemberian perlakuan seperti pada periode A. periode ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kondisi subjek saat diberi perlakuan atau intervensi dan setelah diberikan perlakuan.
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa Baseline adalah kondisi dimana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural
sebelum diberikan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi dimana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior diukur di
bawah kondisi tersebut. Penelitian dengan desain A-B-A perlu diperhatikan hal-hal tertentu
agar terwujud validitas penelitian yang baik. Hal-hal yang harus diperhatikan menurut Juang Sunanto, dkk 2006 : 45:
1. Mendefinisikan perilaku sasaran target behavior dalam
perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat. 2.
Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline A1 secara bersambung sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai
kecenderungan arah dan level data menjadi stabil. 3.
Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi baseline stabil.
4. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi B
dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil. 5.
Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi B stabil mengulang kondisi baseline A2.
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa dengan desain A-B-A perlu adanya perubahan kecenderungan yang stabil namun tidak terlalu
signifikan. Perubahan perilaku bersifat relatif permanen. Karena pada
74
dasarnya perubahan yang stabil dapat dikategorikan ke dalam taraf yang lebih baik daripada data yang didapat cenderung naik dan turun.
Kestabilan pada baseline 1 dan intervensi akan mempengaruhi kestabilan pada kondisi baseline 2.
Pengukuran variabel terikat dalam penelitian subjek tunggal ini dilakukan secara berulang-ulang dengan periode waktu sebelas kali
pertemuan, tiga sesi berturut-turut pada minggu pertama sebagai fase baseline
-1, lima sesi pertemuan berturut-turut pada minggu kedua sebagai fase intervensi, dan dilanjutkan pada minggu ketiga sebagai pengulangan
kondisi baseline-1 selama tiga sesi berturut-turut sebagai evaluasi intervensi yang diberikan berpengaruh pada anak. Perbandingan ini
dilakukan terhadap subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda, kondisi yang dimaksud adalah kondisi baseline dan ekspreimen intervensi. Pada
penelitian ini, tujuan digunakannya pola desain A-B-A yaitu untuk mengetahui efektivitas penggunaan pictograph sebagai media komunikasi
non verbal anak autistik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pola desain A-B-A:
1. A-1 Baseline-1 adalah lambang dari data garis baseline dasar.
Baseline merupakan suatu kondisi awal kemampuan anak dalam komunikasi awal sebelum diberikan perlakuanintervensi. Pengukuran
pada fase ini dilakukan sebanyak 3 sesi dengan durasi waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan 45 menit. Pengukuran pada fase
baseline-1 dilakukan sampai data stabil. Data tentang kemampuan